Volume 1 No. 1 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai) Siswa Kelas Vi Sdn 06 Seluma Tahun Ajaran 2023/2024
Abstrak: Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan nilai moral siswa. Namun, seringkali siswa menghadapi tantangan dalam memahami dan mengingat konsep-konsep yang diajarkan dalam PAI. Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikap akibat pengalaman dan latihan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media puzzle sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas VI di SDN 06 Seluma.Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklusnya terdiri dari 1 pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, Observasi , tes dan Dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa. Pada siklus pertama, persentase siswa yang mencapai hasil belajar yang memadai adalah sebesar 60%. Namun, setelah penerapan media puzzle pada siklus kedua, terjadi peningkatan yang signifikan, dengan 85%
siswa mencapai hasil belajar yang memadai. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dalam pembelajaran PAI dapat membantu siswa untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan secara signifikan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi PAI.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Puzzle, Hasil Belajar PAI
1. Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bagian integral dalam kurikulum pendidikan dinegara kita, yang bertujuan untuk membentuk karakter dan moral siswa serta memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama. Meskipun begitu, terkadang siswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep-konsep agama dan kurangnya minat mereka dalam pembelajaran PAI dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Tujuan dari Pendidikan Agama adalah untuk membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara,
2
(Euharini, dkk. 1977:25). Tujuan pendidikan Agama tersebut adalah merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena itu dalam mendidikan agama yang perlu ditanamkan terlebih dahuilu adalah keimanan yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang teguh itu maka akan menghasilakn ketaatan menjalankan kewajiban agama. Meskipun pentingnya Pendidikan Agama Islam diakui, banyak siswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep- konsep agama, terutama jika pembelajaran dilakukan secara konvensional.
Pembelajaran yang monoton dan kurang interaktif dapat mengurangi minat siswa dan memengaruhi hasil belajar siswa.
Media pembelajaran menjadi salah satu kunci untuk memecahkan tantangan ini. Penggunaan media yang tepat dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif, serta membantu siswa dalam memahami konsep-konsep agama dengan lebih baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media pembelajaran adalah "alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membantu guru dalam menjelaskan bahan pelajaran dan membantu siswa dalam memahami pelajaran."( Djamarah, 2015 : 67)
Media puzzle adalah salah satu media yang menarik untuk digunakan dalam pembelajaran PAI karena dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Secara umum, para ahli pendidikan melihat puzzle sebagai cara untuk mempromosikan pemikiran kritis, analitis, dan pemecahan masalah siswa. Penggunaan puzzle dalam konteks pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan kognitif dan kecerdasan yang penting dalam proses pembelajaran dan perkembangan intelektual mereka.Dengan menggali lebih dalam tentang efektivitas penggunaan media puzzle dalam pembelajaran PAI, penelitian ini juga memberikan kontribusi pada pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik dalam konteks pendidikan agama Islam di sekolah. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru PAI dan pengajar lainnya untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Melalui Media Puzzle pada siswa Kelas VI SD N 06 Seluma Tahun Ajaran 2023/2024”
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
3
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharisimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI SDN SDN 06 Seluma Kec. Lubuk Sandi Tahun Ajaran 2023/2024. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian. Dalam kegiatan ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan lancer dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini meliputi: (1) kajian pustaka, (2) penyusunan rancangan penelitian, (3) orientasi lapangan, dan (4) penyusunan instrumen penelitian. Tahap Pelaksanaan: Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan persiklus, (2) diskusi dengan pengamat untuk memecahkan kekurangan dan kelemahan selama proses belajar mengajar persiklus, (3) menganalisi data hasil penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama- sama dengan pengamat menentukan langkah perbaikan untuk siklus berikutnya. Tahap Penyelesaian: Dalam tahap penyelesaian, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) menyusun draf laporan penelitian, (2) mengkonsultasikan draf laporan penelitian, (3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan penelitian, dan (5) menggandakan laporan penelitian.
4
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat mengahsilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Car perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Merekapitulasi hasil tes.
Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing- masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
2. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3. Hasil
3.1. Siklus 1
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2023 di Kelas VI dengan jumlah siswa 20 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah Kepala Sekolah SDN 06 Seluma Kec.
Lubuk Sandi.
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan media Puzzle sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1 hasil tes Formatif Siklus 1
No. Nama Nilai Keterangan
T TT
1 Agnesa Putri Ramadhani 80 √
5
2 Ahmad Mundzakir 70 √
3 Al-Farizi Agustian 70 √
4 ALIF MAULANA 60 √
5 Apredho Akbar 80 √
6 Azizah Khaira Wilda 60 √
7 Baqiyatus Shalihah 80 √
8 Dafa Nia Sahira 80 √
9 Dhova Dwi Romadhan 80 √
10 Giandita ZIZI 60 √
11 Lathifah Rahma 80 √
12 M.Fa'iz 60 √
13 M.Ferli Al-Zikri 70 √
14 Muhammad Al Fachri 70 √
15 Muhammad Nizam 80 √
16 Prettyzha Dikta Ladiestya 90 √
17 Rifky Ramadhan 50 √
18 Salsabila Nur Safani 70 √
19 Yesika Aliya Putri 60 √
20 Randi 60 √
Jumlah 1467 12 8
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 2
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
70,49 12
6
3 Persentase ketuntasan belajar 60%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media Puzzle diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 70,49 dan ketuntasan belajar mencapai 60 % atau ada 12 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 60% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
3.2. Siklus 2
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 November 2023 di Kelas VI dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah Kepala Sekolah dan wali kelas VI. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Nama Nilai Keterangan
T TT
1 Agnesa Putri Ramadhani 90 √
2 Ahmad Mundzakir 70 √
3 Al-Farizi Agustian 80 √
4 ALIF MAULANA 60 √
5 Apredho Akbar 80 √
6 Azizah Khaira Wilda 70 √
7
7 Baqiyatus Shalihah 80 √
8 Dafa Nia Sahira 80 √
9 Dhova Dwi Romadhan 80 √
10 Giandita ZIZI 70 √
11 Lathifah Rahma 60 √
12 M.Fa'iz 80 √
13 M.Ferli Al-Zikri 70 √
14 Muhammad Al Fachri 70 √
15 Muhammad Nizam 80 √
16 Prettyzha Dikta Ladiestya 60 √
17 Rifky Ramadhan 90 √
18 Salsabila Nur Safani 70 √
19 Yesika Aliya Putri 60 √
20 Randi 60 √
Jumlah 1580 17 3
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 2 3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
78 17 85%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78 dan ketuntasan belajar mencapai 85% atau ada 17 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
8
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan media puzzle sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
4. Pembahasan
a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguanaan media puzzle memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) yaitu masing-masing 73% pada siklus 1. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu 85%.
b. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media puzzle dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata- rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
c. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada pada pokok bahasan sholat dengan metode demonstrasi yang paling dominan adalah Bekerja dengan sesama teman sebangku, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan media puzzle dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
9
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam II siklus msebanyak dua kali pertemuan, pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle pada kelas VII di SDN 06 Seluma dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi Zakat Fitrah . Dari data yang didapatkan, membuktikan bahwa persentase hasil belajar siswa meningkat pada akhir siklus. Perbandingan Hasil belajar yang terus meningkat pada siklus I, dan siklus II yaitu mencapai nilai rata- rata 78 dan Persentasi ketuntasan meningkat 85 % .Dengan Demikian Penggunaan Media Puzzle pada pembelajaran PAI dinyatakan berhasil.
Sehingga penelitian ini bisa dijadikan rujukan dan pedoman untuk perbaikan pembelajaran bagi guru, sekolah maupun siswa
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta:
Usaha Nasional
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Depdiknas. (2008). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Ramayulis, 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
10