Hudal Fajriah, 2016, Pemanfaatan Media Gambar Kartun Strip dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Esai Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menulis esai bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar.
Latar Belakang
Salah satu media yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran menulis esai adalah media komik kartun. Penelitian mengenai penggunaan media kartun strip dalam meningkatkan keterampilan menulis esai telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (CRA) dengan judul penggunaan media kartun strip dalam meningkatkan keterampilan menulis esai bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar.
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru untuk memperhatikan metode pengajaran dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Mengetahui hasil penelitian ini diharapkan sekolah bersedia menyiapkan sarana dan prasarana agar siswa dapat belajar secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kajian Pustaka
Keterampilan Menulis Karangan a. Pengertian Menulis Karangan
Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat dan paragraf, dan dapat juga dinyatakan dalam bentuk karangan lengkap (Suparno dan Yunus, 2008). Dalam keterampilan menulis esai terdapat jenis-jenis esai yang dikutip dari Tarigan (2009:74), yaitu: “naratif (cerita), eksposisi (eksposisi), deskripsi (lukisan), persuasi (undangan), dan argumentasi (pendapat)”.
Contoh media gambar yang cukup unik untuk mengkomunikasikan ide adalah gambar kartun. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alur atau prosedur pembelajaran dengan menggunakan media kartun terbagi dalam enam tahap.
Hubungan penggunaan media gambar kartun strip dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan
Dengan demikian, kegiatan menulis karangan akan lebih bermakna jika digunakan media pembelajaran, dalam hal ini komik. Selain itu, siswa tidak lagi menganggap menulis esai sebagai kelas yang sulit dan membosankan, tetapi sebagai kelas yang menyenangkan dan mudah.
Kerangka Pikir
Kemampuan menulis esai bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar rendah. Keterampilan menulis esai bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar mengalami peningkatan.
Hipotesis Tindakan
Jenis penelitian
Fokus Penelitian
Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Rancangan Tindakan
Hal-hal yang kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus II sehingga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang dilakukan pada siklus I, telah terjadi perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik tes berisi soal-soal pelajaran bahasa Indonesia keterampilan komposisi untuk mengukur hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota. Kegiatan dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data jumlah siswa kelas IV SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar, foto-foto kegiatan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan komposisi dengan menggunakan media komik kartun, dan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres. Hartaco Indah Kota Makassar.
Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
Keberhasilan dari segi proses pembelajaran adalah apabila aktivitas belajar guru dan aktivitas belajar siswa dengan persentase 80% melakukan langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis karangan menggunakan komik berada pada kategori baik. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Esai Bahasa Indonesia Peserta Didik IV. kelas di SD Inpres Hartaco Indah Kota Makassar adalah.
Hasil Penelitian 1. Siklus I
Hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus 1 Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus 1
Hasil observasi aktivitas mengajar guru meliputi aspek pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media kartun pada Siklus I, Pertemuan I dan II. Guru menjelaskan media gambar komik strip kepada siswa, namun guru tidak memberikan contoh karangan yang menggunakan media gambar komik strip. Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan, namun tidak membimbing siswa dalam mengerjakan LKS berbasis komik dan tidak membimbing siswa dalam menulis karangan.
Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan, mengarahkan siswa mengerjakan LKS yang berbasis media kartun, namun tidak membimbing siswa dalam menulis karangan. e) Guru memberikan kesimpulan.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I
Sedangkan pada pertemuan II terdapat 6 siswa yang berada pada kategori K (kurang) karena siswa hanya mendengar penjelasan guru tentang pengertian menulis karangan, namun siswa belum mendengar cara membuat kerangka karangan. berdasarkan foto dan belum pernah mendengar menulis esai berdasarkan foto. Siswa yang berada pada kategori C (cukup) sebanyak 13 orang karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian menulis karangan, mendengar cara membuat kerangka karangan. berdasarkan gambar, namun siswa belum mendengar untuk menulis karangan berdasarkan gambar, dan terdapat 21 siswa yang berkategori B (baik) karena siswa mendengarkan. Pada pertemuan pertama dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdapat 13 orang siswa yang berada pada kategori K (kurang), hal ini dikarenakan siswa hanya memperhatikan gambar yang ditunjukkan oleh guru, namun tidak mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian gambar kartun. media. . Sedangkan pada pertemuan II terdapat 6 siswa yang berada pada kategori K (kurang), karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang cara menentukan topik berdasarkan gambar, namun belum memperhatikan contoh pembuatan karangan. . berdasarkan gambar dan mendengarkan penjelasan guru tentang cara mengembangkan kerangka karangan dalam karangan ada 26 yang masuk kategori C (cukup) karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang cara menentukan suatu topik berdasarkan gambar, memperhatikan contoh pembuatan kerangka karangan berdasarkan gambar, namun belum mendengarkan penjelasan guru tentang cara mengembangkan kerangka karangan dalam karangan, terdapat 8 siswa yang masuk kategori B (baik), karena siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara menentukan suatu topik berdasarkan gambar, memperhatikan contoh pembuatan kerangka karangan.
Pada pertemuan pertama sebanyak 40 siswa, terdapat 18 siswa yang masuk kategori K (kurang) karena siswa hanya menentukan tema berdasarkan gambar, namun belum mampu membuat kerangka karangan berdasarkan gambar, dan belum aktif dalam mengerjakan soal. penentuan tema, terdapat 22 siswa yang masuk dalam kategori C (Cukup).
Hasil keterampilan menulis karangan siswa siklus I
Pada tahap ini guru dan peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan dan diamati melalui lembar observasi guru dan siswa serta lembar penilaian tes keterampilan menulis karangan pada siklus I. Hasil observasi guru pada pertemuan I dan II berada pada kategori cukup (C) dengan persentase kinerja sebesar 66,67% dan 76,19%. Pada hasil keterampilan menulis esai, ketuntasan klasikal yang dicapai siswa sebesar 60%. dari ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 80%.
Dari segi hasil belajar, hasil tes keterampilan menulis esai yang dicapai pada siklus I mempunyai tingkat ketuntasan klasikal sebesar 62,5%.
Siklus II
Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengertian menulis karangan, kemudian guru memperlihatkan gambar kartun kepada siswa. Guru menjelaskan kepada siswa cara menulis karangan berdasarkan gambar strip kartun, kemudian guru bersama siswa membuat tema dan kerangka karangan berdasarkan gambar kartun yang ditampilkan. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang langkah-langkah kegiatan yang menggunakan media komik.
Guru memberikan pesan/pesan terkait materi yang telah dipelajari siswa dan mengajak siswa berdoa sebelum pulang.
Hasil observasi aktivitas mengajar guru
Guru menjelaskan tentang media komik kepada siswa, namun guru tidak memberikan contoh karangan yang menggunakan media komik. Guru menginstruksikan siswa dalam menulis karangan, membimbing siswa dalam mengerjakan LKS berbasis media komik kartun, namun tidak membimbing siswa dalam menulis karangan. Guru menjelaskan media gambar kartun strip kepada siswa, dan memberikan contoh karangan yang menggunakan media gambar kartun strip.
Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan, mengarahkan siswa mengerjakan LKS yang berbasis media kartun, namun tidak membimbing siswa dalam menulis karangan.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa
Sedangkan pada pertemuan II tidak ada siswa yang masuk dalam kategori K (kurang), ada 12 siswa yang masuk dalam kategori C (cukup), karena hanya siswa. Sedangkan pada pertemuan II tidak ada siswa yang berkategori K (kurang baik), ada 18 siswa yang berkategori C (cukup) karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang cara menentukan tema berdasarkan gambar, memperhatikan melihat contoh pembuatan. membuat kerangka karangan berdasarkan gambar, namun tidak mendengarkan penjelasan guru tentang caranya. Pada pertemuan pertama sebanyak 40 siswa, tidak terdapat siswa yang berkategori K (kurang baik), terdapat 28 siswa yang berkategori C (cukup) karena siswa hanya dapat menentukan tema berdasarkan gambar, dapat membuat kerangka karangan berdasarkan gambar, namun tidak dapat menentukan tema. aktif dalam menentukan tema. , siswa yang berada pada kategori B (baik) berjumlah 12 orang karena siswa dapat menentukan tema berdasarkan gambar, dapat membuat kerangka karangan berdasarkan gambar dan aktif dalam menentukan tema.
Pada pertemuan pertama sebanyak 40 siswa, tidak ada siswa yang berkategori K (kurang), terdapat 18 siswa yang berkategori C (cukup) karena siswanya hanya sedikit.
Hasil keterampilan menulis karangan siswa
Secara klasikal skor hasil belajar siswa pada Siklus II memenuhi indikator keberhasilan tindakan karena jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu 33 siswa memperoleh skor 70 − 100 dengan tingkat ketuntasan 80%. Sedangkan pada siklus II terdapat 7 siswa dengan kategori cukup baik dengan persentase 17,5%, 15 siswa dalam kategori baik dengan persentase 37,5%, dan 18 siswa dalam kategori sangat baik dengan persentase 45%. Untuk siklus II jumlah siswa yang tuntas pada siklus sebanyak 33 siswa dengan persentase 82,5%. Artinya memenuhi kriteria ketuntasan klasik dan masuk dalam kategori baik.
Rencana tindakan yang dilaksanakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II difokuskan pada peningkatan aktivitas guru dan siswa, oleh karena itu diharapkan keterampilan menulis karangan siswa juga dapat meningkat.
Pembahasan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai agar siswa mengetahui apa yang akan dicapainya ketika belajar menulis karangan dengan menggunakan media komik. Kemudian guru memberikan kegiatan latihan menulis karangan sesuai dengan media gambar kartun yang tersedia pada siswa pada LKS. Pada kegiatan ini guru memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa melalui kegiatan latihan menulis karangan dengan menggunakan media kartun strip.
Pembelajaran menulis esai dengan menggunakan komik dapat meningkatkan kemampuan mengarang bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Saran
Disarankan kepada guru dalam memilih gambar kartun strip, pilihlah gambar yang rangkaian kejadiannya benar-benar runtut sehingga memudahkan siswa dalam menulis karangan. Disarankan kepada guru untuk menggunakan media kartun dalam keterampilan menulis karangan agar dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar iwa. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media kartun strip dalam pembelajaran keterampilan menulis esai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan kelas yang berbeda.
Nama Sekolah : SD Inpres Hartaco Indah Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV/2. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
PERTEMUAN I Nama Sekolah : SD Inpres Hartaco Indah
- KOMPETENSI DASAR
- INDIKATOR
- MATERI PEMBELAJARAN Karangan anak: Peduli Lingkungan
- LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
- SUMBER BELAJAR
Guru menjelaskan cara menentukan tema, kerangka karangan, dan menulis karangan berdasarkan media komik strip. Guru memberikan lembar kerja kepada siswa untuk menentukan tema, kerangka karangan dan menulis karangan berdasarkan media komik strip.
PERTEMUAN II Nama Sekolah : SD Inpres Hartaco Indah
MATERI PEMBELAJARAN
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
- Siswa memperhatikan media gambar kartun strip ditampilkan oleh guru
- Siswa mengerjakan LKS menulis karangan berdasarkan media gambar kartun strip
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
- Siswa memperhatikan media gambar kartun strip ditampilkan oleh guru
- Siswa mengerjakan LKS menulis karangan berdasarkan media gambar kartun strip
4 Guru menjelaskan cara menulis esai. berdasarkan media komik strip. menjelaskan cara menentukan tema berdasarkan Berikan contoh pembuatan kerangka karangan berdasarkan gambar. Menjelaskan cara mengembangkan kerangka esai untuk sebuah esai.
PERTEMUAN I Nama Sekolah : SD Inpres Hartaco Indah
MATERI PEMBELAJARAN Karangan anak: Lingkungan
PERTEMUAN II Nama Sekolah : SD Inpres Hartaco Indah
MATERI PEMBELAJARAN Karangan anak: Tamasya
METODE PEMBELAJARAN
Aspek Guru) Nama Guru : Reni Astuty L., S.Pd Siklus/Pertemuan : Siklus II Pertemuan I. No Aspek yang diamati Observasi Nilai Kualifikasi Ya Tidak B C K. 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4 Guru menjelaskan cara menulis esai. berdasarkan media komik strip. Jelaskan cara menentukan tema dari gambar.