BAKTIMAS
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Vol. 4, No. 2, Juni 2022
eISSN 2685-113x pISSN 2685-0303
77
Penggunaan Model ADDIE dalam Pengembangan Bahan Ajar
Zulkarnaini1, Cut Megawati2, Dewi Astini3, Ichsan Syahputra4
1 DosenProdi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Abulyatama,
2,3 Dosen Fakultas Hukum Universitas Abulyatama.
4Dosen Fakultas Teknik Prodi Sipil Universitas Abulyatama.
*Email korespondensi : [email protected]
Abstract: The purpose of developing complementary teaching materials is to increase students' knowledge and/or experience, as well as assist students in critically analyzing and understanding each topic raised in each given course. The ADDIE model, which stands for Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation, is structured as a preparation for teaching materials by following and carrying out the necessary steps in developing teaching materials based on the ADDIE Model using practical criteria.
Thus, it can be concluded that the development of teaching materials carried out by Abulyatama University lecturers is to ensure the quality of teaching materials in supporting the effectiveness of learning in each running semester.
Keywords: ADDIE Model, Development of Teaching Materials
Abtrak: Tujuan suplemen pengembangan bahan ajar ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman mahasiswa, disamping untuk membantu para mahasiswa dalam menganalisis dan memahami secara kritis dari setiap topik yang diangkat dalam setiap mata kuliah yang diberikan. Model ADDIE, merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation yang disiapkan sebagai penyiapan bahan ajar dengan mengikuti dan menerapkan langkah- langkah yang diperlukan dalam pengembangan bahan ajar yang berbasis Model ADDIE dengan menggunakan kriteria kepraktisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh para dosen Universitas Abulyatama adalah untuk memastikan kualitas bahan ajar dalam menunjang efektifitas pembelajaran di setiap semester berjalan.
Kata kunci: Model ADDIE, Pengembangan Bahan Ajar
PENDAHULUAN
Penggunaan Model ADDIE sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar. Oleh karena itu, kita sebagai dosen harus selalu kreatif menciptakan ide-ide dalam merancang sistem pembelajaran baru yang mampu membuat peserta didik dapat mencapai tujuan belajarnya dengan penuh rasa puas.
Untuk memperoleh sistem pembelajaran baru tersebut diperlukan penguasaan suatu model, salah satunya adalah Model ADDIE.
Zulkarnaini, dkk.
78
Model ADDIE merupakan singkatan dari (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) (McKenney, 2001).1 Oleh sebab itu, model ini sangat cocok digunakan oleh para dosen dalam berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Namun, pengabdian pada tulisan ini, difokuskan terkait pada pengembangan bahan ajar sebagai suplemen bagi mahasiswa dalam mempelajari berbagai buku teks yang merupakan buku wajib mahasiswa pada semester yang sedang diikutinya.
Selain itu, model ADDIE juga dapat melatih mahasiswa untuk melakukan pekerjaan tertentu dan juga diterapkan pada pengembangan kurikulum antar layanan aktivitas. Tidak hanya itu, model ADDIE ini sangat dinamis dan interaktif serta paling popular. Model ADDIE juga disiapkan sebagai penyiapan bahan ajar yang biasanya digunakan secara elektronik, guna mendukung proses pengajaran secara umum.
Selanjutnya, model ADDIE juga sebagai sebuah model yang digunakan untuk bahan pengajaran elektronik dan online serta paling populer yang digunakan untuk kreasi dari bahan pembelajaran.2 Sementara, bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh dosen atau mahasiswa untuk memudahkan proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman peserta didik.3
METODE KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yang dikemas dalam bentuk yang bagus dan dibuat dalam secara matriks agar mudah dipahami oleh para Dosen di Universitas Abulyatama dengan mengambil tempat pada Aula lantai dua Universitas Abulyatama yang dilengkapi peralatan mengajar secara lengkap seperti infokus, spidol, lampu penerang yang cukup, ruangan yang dingin, papan tulis berwarna putih, kertas ubi dan lain-lain.
PROSES PENDAMPINGAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen sekarang mempunyai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, yakni berasal dari ilmu Pendidikan dan dua orang dari ilmu Hukum. Ketiga orang dari kami ini akan memberikan beberapa bentuk konsep dan materi terkait lainnya, guna memahami secara mendalam penggunaan model ADDIE dalam pengembangan bahan ajar sebagai materi kelanjutan dari buku teks yang ada sesuai dengan kurikulum yang diwujudkan dalam bentuk SAP. Apalagi buku atau bahan pelajaran tersebut berfungsi sebagai sumber belajar yang krusial dalam menanamkan kognitif bagi peserta didik.4
1Mulyatiningsih, E. (2016). Pengembangan model pembelajaran. Diakses dari http://staff. uny.
ac. id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model- pembelajaran. pdf. pada September.
2 Drljača, D., Latinović, B., Stanković, Ž., & Cvetković, D. (2017). ADDIE model for development of e-courses. In Documento procedente de la International Scientific Conference on Information Technology and Data Related Research SINTEZA [Internet] (pp. 242-247).
3 Rizal, E. Y. (2015). Pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul pada materi matriks SMA.
4Lau, K. H., Lam, T., Kam, B. H., Nkhoma, M., Richardson, J., & Thomas, S. (2018). The role of textbook learning resources in e-learning: A taxonomic study. Computers & Education, 118, 10-24.
BAKTIMAS
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Vol. 4, No. 2, Juni 2022
eISSN 2685-113x pISSN 2685-0303
79 Adapun tahapan selanjutnya dapat dipahami seperti uraian berikut ini:
1. Para Dosen diberikan materi atau konsep terkait model ADDIE dalam bentuk pdf dan ppt, dua hari sebelum acara berlangsung berupa pertemuan tatap muka di Aula lantai dua Universitas Abulyatama.
2. Tahap selanjutnya, pada hari “H” tim kami memperkenalkan Model ADDIE dalam pengembangan bahan ajar, seperti terlihat pada gambar 1 di bawah ini.
3. Kajian selanjutnya dapat memahami dan menerapakan beberapa langkah, seperti analisis (Analysis) kebutuhan dan konteks, kajian literatur, dan pengembangan kerangka konseptual. Kedua, hasilnya akan digunakan untuk merancang (Design) Prototipe 1 buku, yaitu berupa daftar isi. Ketiga, rancangan yang sudah ada dilanjutkan dengan pengembangan menjadi Prototipe 2, dan Prototipe 3. Keempat, Prototipe 4 diuji implementasikan (Implementation). Langkah terakhir adalah mengevaluasi (Evaluation) buku.
Namun evaluasi formatif dan partisipatif dilakukan pada setiap tahapan. Dalam mengevaluasi setiap prototipe suplemen buku pengayaan literatur mahasiswa, dengan kriteria kepraktisan dari tiga kriteria yang ada, yaitu validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Kepraktisan yang dimaksud di sini adalah apakah buku literatur mahasiswa tersebut praktis ketika digunakan dalam proses belajar mengajar.
Analisis Design Development Evaluation
Gambar 1. Model ADDIE dalam pengembangan suplemen Fisika HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan selama dua hari yang diperuntukkan bagi Dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP dan
Identifikasi Tujuan Pembelajaran
Conduct instructi
onal analysis
Analiyz e leaners
and contexts
Write performan
ce objectives
Develop assessm
ent instrum
ents
Develop instructio nal strategy
Develop &
select instructional
materials
Design &
conduct formative evaluation of
instruction
Design &
conduct summative
evaluation Revise
instruction
Implementation
Zulkarnaini, dkk.
80
beberapa orang Dosen yang berasal dari Fakultas Hukum Universitas Abulyatama Lampoh Keudee Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar boleh dikatakan berjalan sangat baik dan lancar serta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
Ternyata, mereka sangat menyenangi dan memahami sekaligus berkeinginan untuk menerapkan model ini dalam berbagai buku literatur dari setiap mata kuliah yang diambil oleh para mahasiswa baik pada semester ganjil maupun semester genap.
Tujuannya agar hanya bahan ajar berupa suplemen tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman mahasiswa. Tidak hanya itu, ternyata model ADDIE ini juga tidak sulit diterapkan dalam rangka pengembangan bahan ajar guna membantu para mahasiswa dalam menganalisis dan memahami secara kritis dari setiap topik yang diangkat dalam setiap mata kuliah yang diberikan.
KESIMPULAN
Pengembangan pembelajaran bermutu wajib mengarah kepada pemecahan persoalan belajar mahasiswa yang dapat didesain dengan menggunakan sumber belajar diantaranya bahan ajar. Pengembangan bahan ajar yang dimaksud perlu merujuk pada model pengembangannya guna memastikan kualitas bahan ajar dalam menunjang efektifitas pembelajaran.
Salah satu desain pengembangan bahan ajar yang sering digunakan adalah Model ADDIE. Model ini dilakukan melalui 5 tahapan, berupa Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Dalam perkembangan lebih lanjut pengembangan Model ADDIE sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Drljača, D., Latinović, B., Stanković, Ž., & Cvetković, D. (2017). ADDIE model for development of e-courses. In Documento procedente de la International Scientific Conference on Information Technology and Data Related Research SINTEZA [Internet].
Lau, K. H., Lam, T., Kam, B. H., Nkhoma, M., Richardson, J., & Thomas, S. (2018).
The role of textbook learning resources in e-learning: A taxonomic study. Computers & Education.
Mulyatiningsih, E. (2016). Pengembangan model pembelajaran. Diakses dari http://staff. uny. ac. id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang- mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran. pdf. pada September.
Rizal, E. Y. (2015). Pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul pada materi matriks SMA.