• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Pelarut Air dengan Metode DPPH untuk Skripsi Kedokteran

N/A
N/A
Misellia Oktaviani

Academic year: 2024

Membagikan "Penggunaan Pelarut Air dengan Metode DPPH untuk Skripsi Kedokteran"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN PELARUT AIR DENGAN METODE DPPH

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Nadia Khairunnisa NIM :

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

M / H

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

. Skripsi ini merupakan hasil karya asli oleh saya sendiri dan belum pernah diajukan atau dipublikasikan sebagai skripsi atau karya tulis ilmiah di insstansi lain atau lembaga manapun.

. Skripsi ini akan saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

. Semua sumber yang saya gunakan dalam penyusunan skripsi ilmiah ini telah saya cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Oktober

Nadia Khairunnisa

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

PADA EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) MENGGUNAKAN PELARUT AIR DENGAN METODE DPPH

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Nadia Khairunnisa NIM :

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

H / M Pembimbing

dr. Nurul Hiedayati, PhD.

NIP. 8 8

Pembimbing

Nurlaely Mida R., S.Si, M. Biomed, DMS NIP. 6

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) MENGGUNAKAN PELARUT AIR DENGAN METODE DPPH yang diajukan oleh Nadia Khairunnisa (NIM : ) telah diajukan dalam siding di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islasm Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis, Oktober . Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Ciputat, Oktober Menyetujui,

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

H / M

Pembimbing

Nurlaely Mida R., S.Si, M.Biomed, DMS NIP. 6 Ketua Sidang

dr. Nurul Hiedayati, PhD.

NIP. 8 8

Penguji

Chris Adhiyanto, M. Biomed, PhD.

NIP. 6

Penguji

dr. Alyya Siddiqa, Sp.FK.

NIP. 8 Dekan FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes.

NIP. 6 8 8 88

Ketua Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS NIP. 6

Pembimbing

dr. Nurul Hiedayati, PhD.

NIP. 8 8

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) MENGGUNAKAN PELARUT AIR DENGAN METODE DPPH” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam juga tak lupa saya haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga serta sahabatnya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara umum skripsi ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, prosedur penelitian serta hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan tentang aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) dalam pelarut air. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

. dr. Nouval Shahab, Sp.U, PhD, FICS, FACS., selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D dan Ibu Nurlaely Mida R., S.Si, M.Biomed, DMS selaku dosen pembimbing & yang telah membimbing,

(6)

vi

memberikan arahan, nasihat serta masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

. Bapak Chris Adhiyanto, M. Biomed, PhD. dan dr. Alyya Sidiqqa, Sp.FK selaku dewan penguji pada sidang skripsi ilmiah penulis yang telah bersedia menguji serta meluangkan waktu dan ilmunya dalam memperbaiki laporan penelitian ini.

. Dosen-dosen pengajar di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Kedua orangtua yang amat sangat menyayangi penulis, Arief Yusrianto, S.E., M.M dan dr. Primarini yang senantiasa mendukung, menyemangati, membantu, dan medoakan penulis sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

. Teman-teman satu kelompok penelitian yaitu Carin Libel Octa Herina, Fitria Hafidzoh, Zakiyah Widianti dan Taqiyya Maryam yang selalu memberikan semangat, saran, serta meluangkan waktu dan tenaga demi keberhasilan penelitian ini.

8. Teman-teman penulis, Ela Herlianawati dan Gebry Nadira R. yang selalu menyemangati dan memberikan pengalaman-pengalaman mengenai penelitian dan skripsinya kepada penulis.

. Mbak Ayi dan Mba Suryani selaku Laboran yang telah sangat sabar dan membantu penulis selama penelitian berlangsung.

. Teman-teman seperjuangan, CAROTIS dan Official CIMSA UIN 6- (BBQ), yang selalu mendoakan, memberi motivasi dan beragam info yang bermanfaat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ilmiah ini.

. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian dan skripsi ini yang tanpa mengurangi rasa hormat tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

(7)

vii

Harapan penulis yaitu semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk dan pengetahuan bagi pembaca. Namun penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik serta saran masukan dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Demikian laporan penelitian ini dituliskan.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Ciputat, Oktober

Nadia Khairunnisa

(8)

viii ABSTRAK

Nadia Khairunnisa, Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.) Menggunakan Pelarut Air Dengan Metode DPPH,

Latar Belakang: Penyakit yang dipicu oleh radikal bebas semakin meningkat.

Radikal bebas dapat dinetralisir oleh senyawa antioksidan. Salah satu sumber antioksidan eksogen adalah daun zaitun (Olea europaea L.) menggunakan pelarut air. Tujuan: Mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang diukur dengan menggunakan metode DPPH ( -diphenyl- - picrylhydrazyl). Metode: Penelitian ini dilakukan secara obeservasional. Ekstrak daun zaitun dibuat dengan metode maserasi dan freeze-dry menggunakan plearut air. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun dilakukan pada konsentrasi ppm, ppm, ppm, dan 6 ppm. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang nm. Hasil: Hasil dalam penelitian ini didapatkan menggunakan persamaan regresi linear menggunakan Microsoft excel.

IC ekstrak daun zaitun menggunakan pelarut air didapatkan bernilai ppm. Kesimpulan: Ekstrak daun zaitun dengan menggunakan pelarut air tergolong kedalam antioksidan sangat lemah berdasarkan klasifikasi Blois.

Kata kunci : antioksidan, ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.), DPPH, IC

ABSTRACT

Nadia Khairunnisa, Medical Studies and Medical Education Program, Antioxidant Activity Assay of Olive Leaf (Olea europaea L. ) Extract with Water-based Solvent by DPPH,

Background: Diseases which precipitated by free radical increasing. Free radical can be neutralized by antioxidant. Olive leaf (Olea europaea L.) extract in water-based solvent is one of exogen antioxidant. Objective: The purpose of this study is to determine antioxidant activity in olive leaf (Olea europaea L.) extract measured by DPPH ( -diphenyl- -picrylhydrazyl) method. Methods: This is an observational study. Extraction method using maceration and freeze-dry with water as the solvent. Olive leaf extract in water solvent divided into four concentrations; ppm, ppm, ppm, and ppm. The positive control in this study is vitamin C. Absorbent measured using UV-Vis at nm. Result:

This study is analyzed with linear regression using Microsoft excel. The IC of olive leaf extract in water solvent is ppm. Conclusion: Olive leaf extract with water-based solvent classified as a very weak antioxidant by Blois classification.

Key word : antioxidant, olive leaf extract (Olea europaea L.), DPPH, IC

(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… iii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iv

KATA PENGANTAR ……… v

ABSTRAK ……… viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GRAFIK ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

DAFTAR SINGKATAN ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………. LATAR BELAKANG ……… RUMUSAN MASALAH ……… HIPOTESIS ……… TUJUAN PENELITIAN ……… Tujuan Umum ……… Tujuan Khusus ……… MANFAAT PENELITIAN ……… Untuk Institusi ……… Untuk Mahasiswa ……… Untuk Masyarakat ……… BAB II TINJAUAN PUSTAKA………….………...…………. HERBAL ……… ZAITUN (Olea europaea L.) ……… 6

Karakteristik ……… 6

Budidaya Tanaman Zaitun di Indonesia ……… 8 Kandungan dan Manfaat Daun Zaitun ………

(10)

x

EKSTRAK DAUN ZAITUN DAN KOMPONEN ANTIOKSIDAN YANG TERKANDUNG ………

EKSTRAK DAN EKSTRAKSI ………

Ekstrak ………

Ekstraksi ………

ANTIOKSIDAN ……… …

6 VITAMIN C ……… …

RADIKAL BEBAS ………

8 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ………

8 Metode DPPH ………

8 Metode ABTS ………

8 Metode Deoksiribosa ………

SPEKTROFOTOMETER UV – VIS ………

KERANGKA TEORI ………

KERANGKA KONSEP ………

DEFINISI OPERASIONAL ………

BAB III METODE PENELITIAN ……….………….……...

DESAIN PENELITIAN ……… 6

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ……… 6

SAMPEL ………... 6

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN ……… 6

Alat Penelitian ……… 6

Bahan Penelitian ……… CARA KERJA PENELITIAN ……… Determinasi Daun Zaitun ……… Pembuatan Ekstrak Daun Zaitun ……… Pembuatan Larutan ……… 8

6 PENGUKURAN ABSORBANSI ………

ALUR PENELITIAN ………

8 ANALISIS DATA ………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………...………..

DETERMINASI DAUN ZAITUN ………

HASIL EKSTRAKSI DAUN ZAITUN DALAM

PELARUT AIR ………

ABSORBANSI DAN PERSEN PENGHAMBATAN …………

PENETAPAN NILAI IC ………

KETERBATASAN PENELITIAN ………

(11)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….….

KESIMPULAN ………

SARAN ………

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN ……… 8

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel : Contoh herbal dan kegunaannya sebagai pengobatan ... 6 Tabel : Lima komponen fenol terbanyak pada daun zaitun ...

Tabel : Spektrum sinar tampak dan warna pada pembacaan

spektrofotometer ...

Tabel . : Pembuatan larutan seri ekstrak daun zaitun ...

Tabel : Pembuatan larutan seri control positif (vitamin C) ...

Tabel : Klasifikasi aktivitas antioksidan menurut Blois ...

Tabel : Absorbansi dan % RSA ekstrak daun zaitun pelarut air ...

Tabel : Absorbansi dan % RSA vitamin C ... 8 Tabel : Nilai IC ...

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik : Persamaan regresi linier ekstrak Olea europaea L. dengan pelarut air ...

Grafik : Persamaan regresi linier vitamin C sebagai kontrol positif .

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Pohon zaitun ...

Gambar : Daun zaitun ...

Gambar : Radikal DPPH dan bentuk sabitnya ...

Gambar : Prinsip pembacaan spektrofotometer UV-Vis ...

Gambar : Hasil ekstraksi daun zaitun dengan metode freeze-dry menggunakan pelarut air ...

Gambar : Perubahan warna larutan setelah proses inkubasi ... 6

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Hasil Determinasi / Identifikasi Bahan Uji ... 8 Lampiran : Dokumentasi Penelitian ...

Lampiran : Dokumentasi Hasil Penelitian ...

Lampiran : Tabel Hasil Penelitian ...

Lampiran : Grafik Absorbansi dan Konsentrasi Larutan Uji ...

Lampiran 6 : Perhitungan Nilai IC Menggunakan Persamaan

Regresi Linear ...

Lampiran : Perhitungan % RSA ...

Lampiran 8 : Penghitungan Komposisi Larutan Uji ... 6 Lampiran : Pengenceran dan Cara Pembuatan Larutan Uji ...

Lampiran : Pengenceran dan Cara Pembuatan Larutan

Kontrol Positif ... 8 Lampiran : Pengenceran dan Cara Pembuatan Larutan DPPH ...

Lampiran : Tabel Pembuatan Larutan dengan Berbagai

Konsentrasi ... 6 Lampiran : Riwayat Penulis ……… 6

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

DPPH : -diphenyl- -picrylhydrazyl DMSO : Dimethyl sulfoxyde

% RSA : Radical Scavenging Activity ppm : Parts per million

IC : Inhibitory concentration GAE : Gallic Acid Equivalent MeOH : Metanol

EtOH : Etanol

ddH O : Aqua bidestillata

(17)

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

Dewasa ini, perubahan gaya hidup masyarakat modern yang cenderung tidak sehat dan juga tingginya tingkat stres menyebabkan meningkatnya penyakit degeneratif. Salah satu pemicunya adalah stres oksidatif atau akibat oksidasi yang tinggi. Menurut data statistik dari studi WHO, yaitu Global Status Report on Non- Communicable Disease, hingga akhir 8, kematian akibat penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, stroke, dan diabetes sudah memakan hampir 6 juta jiwa.

Diperkirakan pada akan ada juta jiwa kematian pertahunnya akibat penyakit tersebut . Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan. Radikal bebas dapat menyerang DNA sehingga menyebabkan mutasi pada sel. Sel yang sudah bermutasi ini akan memiliki fungsi dan siklus yang abnormal, sehingga sel akan rusak. Selain menyerang DNA sel, radikal bebas juga dapat menyerang membran lipid sel, merusak protein struktural sel, dan mempercepat proses penuaan . Senyawa yang dapat menangkap dan menertalisir radikal bebas dikenal sebagai senyawa antioksidan. Beberapa sumber antioksidan antaralain adalah vitamin C, vitamin E, dan beberapa kandungan yang bersumber dari tumbuhan, seperti komponen fenol.

Obat herbal (herbal medicine) adalah sebuah sediaan untuk pengobatan yang berasal dari tumbuhan dan memiliki efek terapi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, sering sekali dijadikan terapi alternatif untuk menunjang keberhasilan terapi konvensional . Sejak zaman Cina kuno dan Mesir kuno pada tahun BC, tumbuhan herbal sudah umum digunakan menjadi obat. Pada tahun 6, menurut WHO sekitar - 8 populasi Afrika dan Asia masih menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Zaitun (Olea europaea L) sebagai tumbuhan yang tumbuh di daerah Mediterania, sudah sangat dikenal sebagai obat herbal di negara-negara mediterania, seperti Yunani, Tunisia, Turki, Israel, Spanyol dan lainnya . Saat ini, budi daya tanaman zaitun mulai

(18)

dikembangkan di Indonesia, sehingga pemanfaatannya mulai diteliti oleh peneliti Indonesia.

Beberapa produk dari tanaman zaitun yang dimanfaatkan adalah buah dan daunnya. Daun zaitun banyak didapatkan dari pohon zaitun, yaitu dari total berat pohon zaitun merupakan daunnya . Pada umumnya bagian dari tanaman zaitun yang digunakan adalah buah zaitun yang diolah menjadi minyak. Namun sekarang produk olahan, seperti ekstrak dari daun zaitun juga bisa digunakan.

Terdapat kesamaan kandungan zat dalam buah dan daun zaitun, hanya saja terdapat perbedaan dalam jumlah masing-masing komponennya. Komponen yang terkandung antara lain adalah komponen fenol dan flavonoid diantaranya adalah oleuropein. Kandungan oleuropein dalam daun zaitun lebih tinggi dibandingkan dalam minyak zaitu yang berasal dari buah zaitun. Komponen tersebut yang membuat ekstrak daun zaitun memiliki beberapa fungsi seperti efek antioksidan, antihipertensi, antitrombotik, antiinflamasi, analgetik, antikanker, dan antialergi6.

Telah dilakukan beberapa penelitian yang mempelajari tentang aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun. Menurut penelitian yang dilakukan Khaliq dkk ekstrak daun zaitun memiliki aktivitas antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Dijelaskan juga secara detail komponen bioaktif yang terkandung dalam daun zaitun yang mendukung aktivitas antioksidan pada daun zaitun.

Komponen bioaktif tersebut adalah komponen polifenol yaitu fenol dan flavonoid yang diantaranya adalah oleuropein, hydroxytyrosol, dan tyrosol.

Kebanyakan pada penelitian sebelumnya, ekstrak daun zaitun umumnya dilarutkan dengan pelarut organik yang mengandung alkohol karena lebih baik dalam melarutkan komponen bioaktif yang terkandung pada ekstrak, maka belum banyak penelitian yang menggunakan pelarut air pada ekstrak daun zaitun.

Alkohol haram bagi muslim sehingga kandungan atau proses yang melibatkan alkohol dalam pembuatannya sebisa mungkin dihindari. Selain itu, saat ini masih sedikit informasi mengenai bagaimana aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun dalam pelarut air. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun zaitun dalam pelarut air, penulis melakukan penelitian uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun dengan pelarut air menggunakan metode DPPH.

(19)

. Rumusan Masalah

Apakah terdapat aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dengan pelarut air?

. Hipotesis

Terdapat aktivitas antioksidan yang sangat lemah menurut klasifikasi Blois pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dengan pelarut air menggunakan metode DPPH.

. Tujuan Penelitian . . . Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dalam pelarut air dengan menggunakan metode DPPH dalam berbagai konsentrasi larutan uji.

. . . Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dalam pelarut air dengan berbagai konsentrasi merupakan antioksidan kuat, sedang, atau lemah.

. Manfaat Penelitian . . . Untuk Institusi

Memberi informasi mengenai aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dalam pelarut air sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya

(20)

. . . Untuk Mahasiswa

 Membuka wawasan dan menambah pengalaman penulis dalam bidang penelitian.

 Meningkatkan kemampuan penulis menggunakan alat-alat laboratorium.

 Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai kandungan antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dalam pelarut air.

. . . Untuk Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) yang dibudidayakan di Indonesia dalam pelarut air mengandung antioksidan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

. Herbal

Definisi herbal menurut WHO (World Health Organization) adalah tanaman yang bagian tanamannya; seperti daun, bunga, buah, biji, batang, kayu, kulit kayu, akar, rimpang, atau bagian tanaman lainnya, yang mungkin seluruhnya dapat digunakan sebagai pengobatan atau bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahan obat sintetik. Tumbuhan herbal memiliki peran yang penting dalam perkembangan agen terapi poten yang sekarang ada. Saat ini diperkirakan 8 masyarakat di negara berkembang masih mengandalkan pengobatan herbal yang merupakan pengobatan tradisional yang didasarkan oleh beberapa spesies tumbuh-tumbuhan.

Pengobatan herbal adalah penggunaan obat untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari penyakit menggunakan bagian-bagian dari tanaman seperti biji, bunga, daun, batang dan akar yang kemudian diolah menjadi tanaman obat herbal8. Selain digunakan untuk pengobatan, herbal juga dapat digunakan sebagai suplemen. Suplemen herbal merupakan produk suplemen yang bahan- bahannya dibuat dari tanaman sehingga bersifat alami. Di Indonesia, suplemen digolongkan sebagai nutraceutical atau termasuk golongan makanan. Suplemen ini berguna sebagai pelengkap kebutuhan zat-zat yang kurang dalam tubuh bukan untuk mengobati penyakit .

Di Indonesia terdapat lebih dari 8 spesies tumbuhan, spesies diantaranya dapat digunakan sebagai tanaman obat. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 6, telah ada 8 tanaman yang diregistrasi untuk penggunaan obat tradisional atau jamu, 8 jenis diantaranya merupakan tanaman obat yang masih tumbuh alami di hutan. Beberapa contoh tanaman obat atau herbal yang tumbuh di Indonesia dan sering digunakan sebagai pengobatan herbal tercantum pada tabel

(22)

6

Tabel Contoh herbal dan kegunaannya sebagai pengobatan

P e

n g o b a t a

Pengobatan herbal seringkali dianggap aman karena terbuat dari bahan-bahan alami. Namun dalam menjaga keamanan obat-obatan herbal, WHO membuat panduan mengenai evaluasi keamanan, manfaat, dan kualitas dari obat herbal . Manfaat dari pengobatan herbal antaralain yaitu harganya yang relatif lebih rendah daripada obat-obatan konvesional, lebih mudah diakses oleh masyarakat karena banyak tumbuh di alam, efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obatan konvensional, dan lain sebagainya .

. Zaitun (Olea europaea L.) . . Karakteristik

Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah mediterania seperti Spanyol, Yunani, Turki, dan Italia. Spesies ini sangat cocok dengan suhu dan lingkungan daerah Mediterania dengan karakteristik hangat, musim panas yang kering dan hujan, musim dingin

Nama Tanaman Kegunaannya sebagai Pengobatan Aloe vera Laksatif, antiulserasi, hipoglikemik, antivirus,

antibakteri

Cinnamomun verenum Antibakteri, antijamur, antidiabetik

Allium sativum Anti-hipersensitivitas, menurunkan kolesterol serum, anti-aterosklerosis

Zingiber officinale Rosceo Antiemetik, antiulserasi, analgesik, antiinflamasi, antiplatelet, antimikroba, antiparasit, imunomodulator, antioksidan

Curcuma langae rhizome Antiinflamasi, antitumor, antiaterogenik, antiplatelet, antimikroba

Olea europaea Antiinflamasi, antioksidan, analgetik, antihipertensi, antidiabetik, antikanker

Sumber : Braun L et all. Herbs & Natural Suplements rd edition. Australia: Elsevier;

: .

(23)

yang dingin dan tumbuhan zaitun banyak tumbuh di sekitar tepi laut Mediterania dengan tinggi dataran meter dari permukaan laut.

Tumbuhan ini hidup pada suhu lingkungan di atas oC sehingga zaitun dapat tumbuh dengan baik di Indonesia .

Ukuran pohon zaitun bervariasi, sekitar 8 – meter. Zaitun merupakan tumbuhan yang pertumbuhannya lambat dan usia hidupnya panjang, dengan angka harapan hidupnya rata-rata sampai dengan tahun. Batangnya yang pendek dan besar membentuk beberapa cabang dengan dahan yang menyebar. Daunnya berwarna hijau keperakan memiliki struktur yang tebal, bentuknya pendek dan sempit seperti lancet yang tersusun di sisi yang berseberangan. Daun tanaman zaitun tumbuh selama waktu – tahun sebelum masa perontokannya tiba. Bunga zaitun yang berwarna putih kekuningan dan memiliki aroma, dalam penyerbukannya tergantung dengan angin. Buah zaitun kecil, ukurannya sekitar – cm. Kulit luarnya berwarna hitam keunguan dan memiliki biji yang keras . Pohon dan daun zaitun dapat dilihat pada gambar dan .

Gambar. Pohon zaitun (kiri) dan Daun zaitun (kanan)

Sumber : Dokumentasi pribadi

(24)

8

Klasifikasi tumbuhan zaitun (Olea europaea L.) sebagai berikut Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta Kelas : Roopsida Ordo : Lamiales Famili : Oleaceae Sub-famili : Oleidae Genus : Olea Spesies : europaea Sub-spesies : laperrine

. . Budidaya Tanaman Zaitun di Indonesia

Tumbuhan zaitun merupakan tumbuhan yang berasal dari Mediterania. Di Mediterania yang beriklim panas, tumbuhan ini tumbuh dengan subur. Akhir-akhir ini tumbuhan zaitun mulai diperkenalkan ke daerah tropis, seperti Indonesia karena permintaan akan buah dan minyak zaitun semakin meningkat. Namun, budidaya tumbuhan ini masih sedikit karena proses pembibitannya masih tradisional dan bibit yang digunakan masih harus di impor dari negara asalnya .

Tumbuhan zaitun memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang pada daerah tropis bila iklimnya sama atau mendekati dengan iklim negara asalnya. Di daerah Mediterania iklimnya sangat bervariasi, sangat panas bila musim panas dan sangat dingin saat musim dingin. Tanah untuk media penanaman juga lebih baik jika tidak mengandung alkali yang tinggi, pH optimalnya antara -8. Di Indonesia, lokasi yang berpotensial untuk ditanami tumbuhan zaitun adalah daerah dataran tinggi Dieng, Malang, Lembang dan Brastagi. Daerah-daerah tersebut memiliki suhu yang dingin, kelembaban yang tinggi karena curah hujan tinggi, musim kemarau yang panjang dan suhu yang tinggi bila musim panas.

(25)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari tentang efek penanaman tumbuhan zaitun di Indonesia, disebutkan bahwa parameter lingkungan yang mempengaruhi produktivitas kandungan komponen pada tumbuhan zaitun antaralain temperatur, intensitas paparan cahaya dan kelembaban lingkungan penanaman. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pada daun dari tumbuhan zaitun yang ditanam di Indonesia memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang relatf sama dengan daun zaitun yang ditanam di daerah Mediterania walaupun terdapat perbedaan iklim, lingkungan dan suhu sepanjang tahunnya . Namun penanaman yang dilakukan di Indonesia haruslah ditunjang dengan pemupukan yang baik, proses penanaman kultur campuran dan usia pemetikan daun yang tepat.

. . Kandungan dan Manfaat Zaitun

Ekstrak tumbuhan merupakan salah satu obat herbal yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena dianggap memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat konvensional. Tidak heran, saat ini semakin marak penggunaan suplemen dan obat herbal dikalangan masyarakat. Salah satu suplementasi dan obat herbal yang sering digunakan adalah ekstrak dari tumbuhan zaitun, baik buah zaitun, ekstrak daun zaitun, maupun minyak zaitun.

Sejak zaman dahulu, masyarakat kuno sudah menggunakan pohon zaitun dan buahnya untuk meningkatkan kesehatan dan bahan pengawet.

Salah satu contohnya, masyarakat mesir kuno dahulu menggunakan ekstrak daun zaitun sebagai bahan untuk mengawetkan mumi. Ekstrak daun zaitun juga pada saat itu digunakan untuk menyembuhkan penyakit tropis dan demam 6. Selain itu, zaitun juga dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang erat dengan unsur religi, dimana zaitun disebutkan dalam Al-Quran surat At-Tin ayat dan surat An-Nur ayat sebagai tumbuhan yang diberkahi Allah .

Dari segi ekonomi, buah zaitun merupakan komoditi yang cukup penting karena didalamnya terkandung banyak nutrisi yang juga memiliki

(26)

kemampuan sebagai pengobatan . Hampir seluruh bagian dari pohon zaitun, baik buah maupun daunnya bermanfaat bagi manusia untuk dikonsumsi maupun pengobatan. Tapi, karena rasanya yang agak pahit, maka zaitun jarang langsung dikonsumsi begitu saja. Sering kali zaitun diolah dalam bentuk ekstrak atau olahan tertentu seperti minyak dan buah yang diolah.

Disebutkan bahwa dalam minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun, terkandung monosaturated fatty acid atau asam lemak tak jenuh dalam konsentrasi tinggi, asam linoleat dan senyawa polifenol seperti hydroxytyrosol, tyrosol, oleuropein, beta-caroten dan alfa tokoferol. Tidak jauh berbeda dengan buahnya, dalam ekstrak daun zaitun juga mengandung bahan aktif yang sama yaitu komponen polifenol yaitu fenol dan flavonoid. Komponen fenol yang terkandung diidentifikasi menjadi lima kelompok : oleopeosides (oleuropein dan verbascoside); flavones (luteolin- -glucoside, apigenin- -glucoside, diosmetin- -glucoside, luteolin dan diosmetin); flavonols (rutin); flavan- -ols (cathecin) dan pengganti fenol (tyrosol, hydroxytyrosol, vanillin, vanillic acid, dan caffeic acid). Sedangkan komponen flavonoidnya adalah hesperetin, quercetin, kamferol, dan apigenin 8.

Perbedaan komponen yang terkandung dalam buah dan daun zaitun adalah, pada daun zaitun tidak terdapat kandungan monosaturated fatty acid (MUFA) yang tinggi dan asam oleat sebagaimana pada buah zaitun. Namun, pada daun zaitun komponen oleuropein yang terkandung lebih tinggi dibandingkan pada minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun. Kadar total fenol pada daun zaitun 6 6 – 8 mg/L sementara pada minyak zaitun hanya – 8 mg/l. Komponen oleuropein pada daun zaitun lebih banyak yaitu - sedangkan pada buah zaitun hanya - . Kandungan komponen fenol dan flavonoid yang tinggi pada tumbuhan zaitun, terutama pada daunnya, banyak memikat para peneliti untuk mempelajari manfaat kesehatan yang dapat ditimbulkan bagi manusia. Manfaat-manfaat tersebut yaitu kapasitas antioksidan ,

(27)

antihipertensi , antidiabetik atau agen hipoglikemi , agen antimikroba , antiinflamasi dan analgetik .

Manfaat dari daun zaitun yang paling utama adalah sebagai antioksidan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Silva , penelitian tersebut mengidentifikasi komponen fenol pada daun zaitun dan mengukur kapasitas hambat radikal bebas (radical scavenging activity) dari masing- masing senyawa dan didapatkan senyawa dengan efek antioksidan terbesar adalah oleuropein, hydroxytyrosol, tyrosol, flavonol rhamnoglucoside rutin, flavan- -ol cathecin, dan flavone luteolin. Pada sumber lain juga disebutkan bahwa aktivitas antioksidan oleh komponen fenol dalam ekstrak daun zaitun hampir menyerupai aktivitas antioksidan vitamin C dan vitamin E .

Manfaat lain dari daun zaitun adalah antihipertensi. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan kepada orang kembar monozigot yang pre-hipertensi, pemberian ekstrak daun zaitun dengan dosis mg dan mg selama 8 minggu menunjukan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan pada dosis mg. Mekanisme anti-hipertensi yang merupakan efek dari oleuropein belum dapat dijelaskan dengan rinci. Tapi, beberapa studi menghubungkan efek anti- hipertensi ini karena inhibisi angiotensin converting enzyme, aktivitas calcium-canal blocking, pengembalian fungsi endotel, efek vasodilatasi, dan juga aktivitas hambatan terhadap radikal bebas .

Selain itu manfaat daun zaitun adalah sebagai antiinflamasi.

Kandungan zat aktif dalam daun zaitun yang memiliki efek antiinflamasi adalah oleuropein. Mekanismenya adalah oleuropein menginhibisi produksi sitokin proinflamasi yaitu TNF-α IL- β dan nitrit oksida (NO).

Tidak hanya itu, tapi oleuropein juga menurunkan ekspresi dari enzmi siklooksigenase (COX- ) dan stimulasi sitokin antiinflamasi yaitu IL-

. Dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun oleh Mahjoub didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun zaitun dalam dosis , , dan mg/KgBB memberikan efek anti-inflamasi pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan.

(28)

. Ekstrak Daun Zaitun dan Komoponen Antioksidan yang Terkandung Seperti yang sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ekstrak daun zaitun mengandung beberapa bahan aktif yang memikiki kemampuan sebagai antioksidan. Dua bahan aktif tersebut adalah komponen fenol dan flavonoid. Kekuatan komponen tersebut sebagai antioksidan tergantung dari struktur ikatan gugus aromatik dan kemampuannya dalam memberi donor atom hidrogen atau free radical scavenger. Lima komponen fenol terbanyak yang terkandung dalam daun zaitun antara lain dapat dilihat pada gambar tabel .

Tabel Lima komponen fenol terbanyak pada daun zaitun 8

Oleuropein termasuk dalam golongan komponen fenol yang bernama secoirdoids. Senyawa ini merupakan hasil metabolisme sekunder.

Komponen ini berjumlah sangat banyak pada daun zaitun dibandingkan pada buahnya. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa polifenol yang terbesar yang ditemukan di alam terutama dalam buah dan sayur. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat reaksi oksidasi baik enzimatik maupun non-enzimatik. Ia bertindak sebagai penampung radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi lipid dari reaksi yang merusak. Hydroxytyrosol merupakan senyawa phenolic alcohol yang merupakan derivat dari oleuropein.

Senyawa ini juga memiliki properti antioksidan. Namun tidak seperti

Komponen Fenol Golongan

Oleuropein Secoirdoids

Hydroxytyrosol Phenolic alcohol

Verbascoside Oleopeosides

Apigenin- -glucoside Flavones Luteolin- -glucoside Flavones

Sumber : Bandhita et all. Olive Polyphenols and The Metabolic Syndrome.

Molecules. ; ( ): 8

(29)

oleuropein, komponen ini lebih tinggi kadarnya pada buah zaitun dibandingkan pada daunnya.

Jenis dan jumlah komponen fenol dan flavonoid berbeda-beda pada setiap daun zaitun, karena hal ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti iklim, penanaman dan pemetikan daun. Menurut suatu jurnal hasil studi komponen fenol dalam ekstrak daun zaitun dengan berbagai pelarut, kandungan komponen fenol ini dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, rasio sampel terhadap pelarut dan lamanya waktu ekstraksi.

Kandungan fenolik pada ekstrak dinyatakan sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Equivalent. Hasil senyawa fenolik yang diekstraksi dengan pelarut air didapatkan ± 6 mg GAE/g daun kering, jumlahnya tidak sebanyak pada ekstrak dengan menggunakan pelarut yang berbasis alkohol. Pemanjangan waktu ekstraksi dari menit menjadi menit terbukti menurunkan komponen fenolik dalam ekstrak air 6. Ekstraksi dengan pelarut berbasis alkohol (seperti metanol, etanol, dsb) memiliki kandungan fenol tertinggi yaitu . 8 ± 6 mg GAE/g daun kering. Jumlahnya meningkat seiring pemanjangan waktu proses ekstraksi sampai pada waktu menit. Namun, saat pemanjangan waktu dilakukan dari menit menjadi menit menyebabkan pengurangan komponen polifenol dalam ekstrak. Pada ekstrak daun zaitun juga didapatkan kandungan flavonoid sebanyak ± mg /g daun kering 6.

. Ekstrak dan Ekstraksi . . Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif yang berasal dari bahan alami dan menggunakan pelarut yang sesuai. Bahan alami tersebut dapat merupakan tumbuhan maupun hewan yang belum mengalami pemrosesan kecuali pengeringan atau dapat disebut juga sebagai simplisia. Kemudian, semua atau sebagian pelarutnya dilakukan proses penguapan. Massa atau serbuk yang tersisa inilah yang disebut ekstrak .

(30)

. . Ekstraksi

Ekstraksi merupakan pemisahan komponen-komponen atau bahan aktif dari bahan inaktif atau inert lainnya yang terkandung dari suatu tanaman atau hewan dengan menggunakan pelarut tertentu yang selektif sesuai dengan prosedurnya. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia tertentu yang terdapat dari simplisia. Proses ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut.

Bahan aktif yang terkandung pada simplisia terdapat diluar maupun didalam sel tumbuhan. Pada proses ekstraksi, pelarut organik akan masuk kedalam rongga sel dan bercampur dengan bahan aktif di dalam sel, sedangkan diluar sel bahan aktif akan larut dalam pelarut organik. Maka larutan akan berdifusi dari yang tinggi konsentrasi bahan aktif ke yang lebih rendah konsentrasinya, yaitu dari dalam keluar sel. Proses ini dapat berupa solid menjadi liquid, liquid menjadi liquid dan ekstraksi asam basa.

Pelarut yang digunakan biasanya dapat berupa senyawa alkohol seperti aseton, metanol dan etanol. Pelarut non-alkohol seperti air juga dapat digunakan untuk proses ekstraksi namun lebih jarang digunakan .

Terdapat beberapa metode untuk melakukan ekstraksi. Metode ini dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari material yang akan diekstrak, kemampuan penyesuaian tiap bahan terhadap metode ekstraksi, dan kepentingan dalam memilih hasil ekstraksi yang sempurna 8. Beberapa metode yang biasanya digunakan untuk ekstraksi adalah maserasi, infusi, digesti dan dekoktasi. Maserasi merupakan teknik ekstraksi dengan cara perendaman dimana zat yang sudah dihaluskan dalam partikel kecil direndam menggunakan pelarut dengan beberapa kali diaduk atau dikocok pada suhu ruangan. Proses perendaman ini biasanya dilakukan sampai hari sampai larut. Campuran larutan ini kemudian disaring. Material padatnya kemudian ditekan dan cairan gabungannya akan dijernihkan dengan penyaringan. Infusi merupakan proses ekstraksi yang dilakukan dengan cara melakukan maserasi pada material atau zat dengan menggunakan air dingin atau air panas. Infusi ini dilakukan dalam waktu yang singkat. Digesti merupakan bentuk dari maserasi yang proses

(31)

maserasinya dilakukan dengan pemanasan. Dekoktasi adalah metode ekstraksi yang pada metode ini, material atau zat direbus terlebih dahulu dalam volume air yang spesifik dalam waktu tertentu. Kamudian setelah itu, dilakukan pendinginan dan penyaringan. Prosedur ini cocok untuk melakukan ekstraksi pada material yang larut dalam air dan relatif stabil dalam suhu tinggi .

. Antioksidan

Antioksidan adalah substansi yang memiliki struktur molekul yang dapat dengan mudah memberikan elektronnya yaitu atom hidrogen kepada molekul radikal bebas tanpa menganggu fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai radikal bebas. Antioksidan juga dapat diartikan sebagai bahan atau senyawa yang dapat menghambat atau mencegah reaksi oksidasi pada substrat yang dapat teroksidasi .

Tubuh manusia sebenarnya memproduksi antioksidan dalam jumlah yang sangat sedikit yang secara esensial berguna untuk mencegah stress oksidatif. Antioksidan alami yang diproduksi tubuh antaralain glutation dan katalase. Namun karena tubuh hanya memproduksi sedikit, dibutuhkanlah asupan tambahan antioksidan (antioksidan eksogen) dari luar seperti suplemen . Contoh antioksidan eksogen yang cukup populer di masyarakat adalah vitamin C, vitamin E, beta-karoten dari tumbuhan, dan ekstrak tumbuhan yang mengandung antioksidan seperti ekstrak daun zaitun.

Di dalam tubuh, peran antioksidan berperan sebagai pertahanan pertama tubuh terhadap radikal bebas. Kadar radikal bebas yang terus meningkat ditubuh didapatkan dari rokok, polusi, stress, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan dalam tubuh dan memicu terjadinya penuaan dan penyakit degeneratif. Antioksidan akan mengontrol proses pembentukan dan reaksi dari radikal bebas sebelum radikal bebas menyerang sel supaya tidak berlanjut. Beberapa contoh antioksidan adalah vitamin E (tokoferol) yang larut dalam lemak dan vitamin C (asam askorbat) yang larut dalam air .

(32)

6

Secara umum, dikenal tiga kelompok antioksidan, yaitu : . Antioksidan enzimatik

Mekanisme kerja dari antioksidan enzimatik adalah mengkatalisir (mempercepat) pemusnahan radikal bebas dalam sel. Contoh dari antioksidan yang termasuk golongan antioksidan enzimatik yaitu superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Superoksida dismutase (SOD) bekerja dengan cara mengkonversi anion atau ion negatif superoksida menjadi hidrogen peroksida (H O ) dan oksigen (O ). SOD merupakan inisiator kuat teaksi berantai. Katalase (CAT) merupakan salah satu enzim yang mampu mengurangi pembentukan hidrogen peroksida (H O ). Hidrogen peroksidan harus direduksi menjadi air guna mencegah terbentuknya radikal hidroksil. Glutation peroksidase (GPx) merupakan salah satu zat yang berperan penting dalam perlindungan terhadap kerusakan oksidatif .

. Antioksidan pemutus rantai

Antioksidan pemutus rantai adalah molekul kecil yang dapat menerima dan memberi elektron dari atau ke radikal bebas sehingga membentuk senyawa baru yang stabil. Contohnya adalah vitamin E (takoferol) dan vitamin C (asam askorbat) . . Antioksidan logam transisi terikat protein

Kelompok antioksidan jenis ini bekerja dengan mengikat ion logam seperti Fe + dan Cu +. Contoh dari antioksidan logam transisi terikat protein adalah flavonoid. Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang rusak akibat radikal bebas .

(33)

Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari oksidasi lemak dapat berupa empat macam mekanisme reaksi yaitu melalui pelepasan hidrogen dari antioksidan ke radikal bebas, pelepasan elektron dari antioksidan ke radikal bebas, adisi lemak kedalam cincin aromatik pada antioksidan dan pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan .

. Vitamin C

Asam askorbat atau vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air dan bersirkulasi bebas di darah dan cairan ekstraseluler. Vitamin ini emmiliki akses ke vitamin E melalui membran dan partikel lipoprotein.

Sumber vitamin C sebagian besar sumbernya adalah tumbuh-tumbuhan seperti kiwi, jeruk, tomat, sayuran hijau, buah beri, dan lain sebagainya.

Vitamin C merupakan koenzim dalam hidroksilasi prolin dan lisin yang berfungsi untuk mensintesis kolagen, sebagai antioksidan dan juga untuk meningkatkan absorbs zat besi dalam tubuh. Vitamin C dibutuhkan kolagen untuk proses hidroksilasi, suatu proses untuk mencegah kerusakan dan melemahnya kolagen .

Aktivitas vitamin C sebagai antioksidan ditandai dengan kemampuannya sebagai free radical scavenger . Karena vitamin C siftanya larut dalam air, maka ia dapat menyapu aquous peroxyl radical sebelum dapat merusak lipid. Vitamin C juga bekerja sama dengan vitamin E yang sifatnya larut dalam lemak, dan enzim glutation peroksidase untuk menghentikan reaksi berantai radikal bebas . Namun, vitamin C mudah rusak bila bersentuhan dengan udara (teroksidasi) terutama bila suhu panas dan kontak dengan tembaga dan besi.

. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu atom energi tinggi yang memiliki satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan, hal inilah yang menyebabkan radikal bebas merupakan atom yang sangat reaktif. Akibat dari kereaktifannya yang tinggi, radikal bebas sangat mudah untuk

(34)

8

berikatan dengan atom lain. Karena sifatnya yang sangat reaktif dan tidak stabil, maka radikal bebas memiliki kecenderungan untuk mereduksi level energinya dengan mendonorkan elektron tak berpasangan berlebihnya ke substansi didekatnya. Sebagai contoh, ketika radikal bebas terbentuk di dalam tubuh, ia menyerang sel-sel dan jaringan yang ada di sekitarnya dengan mengoksidasi membran lipid, protein sel, dan DNA.

Kerusakan molekular dapat terjadi akibat radikal bebas. Kerusakan pada sel dan jaringan menyebabkan aktivitas sel terganggu yang berujung pada kematian sel. Dan lebih lanjut lagi, apabila radikal bebas terus menerus berinteraksi dengan oksigen dan lipid maka akan memicu terbentuknya radikal bebas baru seperti hidroperoksida, superoksida, lipid oksida dan radikal hidroksil yang jika berinteraksi dengan sel mahluk hidup sifatnya sangat sitotoksik . Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat radikal bebas yaitu penyakit kardiovaskular, penyakit neurodegeneratif dan keganasan.

Radikal bebas merupakan produk yang tidak terpakai dan tidak dibutuhkan tubuh dari hasil metabolisme, khususnya metabolisme aerob.

Radikal bebas juga dapat dihasilkan dari energi cahaya, rokok atau produk tembakau, lemak jenuh (polysaturated fats) seperti dari makan-makanan yang digoreng, alkohol, radiasi, stress fisik yang memicu menipisnya sistem imun yang berkaitan dengan antioksidan, serta modifikasi protein akibat perubahan ekspresi gen . Sumber radikal bebas dapat berasal dari internal dan eksternal. Sumber radikal bebas internal antaralain fagosit, xantin oksidase, reaksi yang melibatkan besi dan metal lainnya, jalur arakidonat, peroksisom, inflamasi dan iskemik. Sedangkan sumber radikal bebas eksternal dapat didapatkan dari rokok, polusi lingkungan, radiasi, sinar UV, ozon, beberapa obat, pestisida, dan anastesi.

Pembentukan radikal bebas pada sel terjadi terus menerus akibat dari reaksi enzimatik dan non-enzimatik tubuh. Reaksi enzimatik tubuh meliputi respirasi, fagositosis, sintesis prostaglandin, dan sistem sitokrom P . Sedangkan reaksi non-enzimatik contohnya seperti reaksi antara oksigen dengan komponen organik .

(35)

Berikut adalah beberapa contoh pembentukan radikal bebas . a) Pembentukan radikal bebas enzimatik

Xantine + O + H Urat + O - + H+ NADPH + O NADP+ + O - + H+ b) Pembentukan radikal bebas non-enzimatik

Fe + + H Fe + + OH- + OH Fe + + Fe + + O -

Tetapi, radikal bebas tidak hanya berdampak negatif pada tubuh.

Radikal bebas juga memiliki dampak positif yang berguna bagi tubuh.

Namun, untuk dapat memiliki fungsi yang bermanfaat bagi tubuh, rasio radikal bebas dengan antioksidan harus seimbang yang artinya jumlah radikal bebas dalam tubuh tidak boleh terlalu banyak. Manfaat dari radikal bebas antara lain adalah sebagai fosforilasi oksidatif, apoptosis sel dan membunuh mikroorganisme .

. Uji Aktivitas Antioksidan . . Metode DPPH

, -diphenyl- -picrylhydrazyl atau DPPH yang massa molar relatifnya adalah (DPPH; C 8H N O6,M – ), adalah radikal bebas stabil. Absorbansinya dapat dilihat dengan panjang gelombang maksimal pada nm karena DPPH memberikan serapan yang kuat pada panjang gelombang tersebut. Kemampuan penghambatan radikal bebas DPPH oleh suatu antioksidan dinyatakan dalam parts per million (ppm). Metode pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan DPPH merupakan metode yang paling sederhana. komponen ekstrak dicampur dengan larutan DPPH lalu absorbansinya diukur setelah waktu inkubasi yang ditentukan yaitu - menit .

Xantinoksidase

NADPH Oksidase

(36)

Metode ini pertama kali ditemukan oleh Blois pada tahun 8.

Elektron yang ganjil pada atom nitrogen DPPH dikurangi dengan menerima atom hidrogen dari antioksidan yang direaksikan. DPPH disebut stabil karena atom bebasnya telah pindah ke atom lain. Maka saat DPPH dicampurkan dengan zat lain yang dapat mendonorkan atom hidrogennya, warna violet yang semula ada pada DPPH akan hilang 6.

Berikut adalah reaksi DPPH dengan molekul pendonor atom hidrogen.

Absorbansi terkuat DPPH menurut teori adalah pada panjang gelombang nm. DPPH merupakan metode yang cepat, simpel dan sudah secara luas digunakan untuk mengukur kadar antioksidan berbagai makanan dengan berbagai pelarut seperti methanol dan etanol.

Keuntungan metode ini yaitu DPPH dapat direaksikan dengan sampel apapun dan dapat mendeteksi kadar antioksidan walaupun aktivitasnya lemah. Kelemahannya ialah DPPH mudah terdegradasi, sehingga proses pengerjaannya haruslah cepat dan hati-hati 6.

Z* + AH = ZH + A*

Keterangan :

Z : Radikal DPPH AH : Molekul pendonor ZH : Bentuk tereduksi

A : Radikal bebas yang terbentuk

Gambar. . Radikal DPPH dan bentuk sabitnya

(37)

. . Metode ABTS

Metode lain untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah dengan ABTS atau ’-azinobis ( -ethylbenzothiazoline- -sulfonic acid). ABTS dapat dioksidasi dengan potassium sulfat atau mengan dioksida. ABTS akan dicampur di ruangan gelap dengan suhu ruangan selama 6 jam sebelum digunakan. Hasilnya adalah radikal ABTS yang berwarna hijau kebiruan. Kemudian zat yang akan diuji akan direaksikan dengan radikal ABTS dan hasilnya diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang nm dan dibaca setelah 6 menit 6.

. . Metode Deoksiribosa

Deoksiribosa akan teroksidasi ketika terpapar dengan radikal hidroksil yang dihasilkan oleh reagen fenton. Hasil dari metode deoksiribosa ini dapat dilihat dengan pemanasan. Zat yang digunakan untuk pemanasannya adalah dengan menggunakan TBA ( - thiobarbituric acid) dalam kondisi asam. Warna merah muda chromogen akan muncul, lalu absorbansinya diukur dengan panjang gelombang nm 6.

. Spektrofotometer UV - VIS

Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan dotometer. Spektrofotometer menghasilakn sinar dengan panjang gelombang tertentu yang lalu cahaya yang ditransmisikan atau di absorbs akan dihitung intensitasnya. Spektrofotometer UV – Vis adalah alat untuk menganalisa suatu absorbansi secara semikualitatif dan kuantitatif. Alat ini bekerja dengan transisi molekul elektron dari cahaya yang diserap pada ultraviolet dan pada sinar yang tampak pada spectrum gelombang elektromagnetik. Satuan panjang gelombang pada alat ini diukur dengan satuan nanometer (nm). Pengukuran absorbansi oleh alat ini didasarkan atas hukum Lambert – Beer dimana absorbansi tergantung oleh cahaya yang melewati substansi, produk koefisien absorbansi dari substansi dan jarak cahaya melalui material .

(38)

Keuntungan dari pembacaan absorbansi menggunakan alat ini adalah, bahwa dengan metode ini dapat menetapkan absorbansi secara kuantitatif zat walaupun sangat kecil dengan cara yang sangat sederhana.

selain itu hasil yang diperoleh cukup akurat. Angka yang terbaca pada alat langsung muncul sebagai angka digital.

Tabel Spektrum sinar tampak dan warna pada pembacaan spektrofotometer

Panjang Gelombang

Warna yang Diserap

Warna yang Diamati

- Ungu Kuning kehijauan

- 8 Biru Kuning

8 - Biru kehijauan Jingga

- Hijau kebiruan Merah

- 6 Hijau Merah keunguan

6 - 8 Kuning kehijauan Ungu

8 - Kuning Biru

-6 Jingga Biru kehijauan

6 - Merah Hijau kebiruan

Gambar. . Prinsip pembacaan spektrofotometer UV - Vis

Sumber : UV Visible Absorption Specroscopy by Miramar College Sumber : Underwood dan Day, 8

(39)

. Kerangka Teori

Antioksidan

Non-enzimatis Enzimatis

Eksogen Endogen

Ekstrak daun zaitun dengan pelarut air

Kandungan Fenol dan Flavonoid

Bersifat antioksidan

Metode DPPH

DPPH

Terdapat elektron bebas

DPPH + antioksidan  DPPH

Aktivitas antioksidan semakin banyak terhadap DPPH

Perubahan warna larutan menjadi bening

(40)

. Kerangka Konsep

Ekstrak daun zaitun dengan pelarut air

Mengandung antioksidan

Metode DPPH

Spektrofotometer UV - Vis

Analisis

(41)

. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur

Skala Ukur

Hasil Ukur . Konsentrasi

ekstrak daun zaitun dengan pelarut air

Konsentrasi larutan yang diuji dalam ppm

Rumus : V xM= V xM

Numerik ppm ppm ppm 6 ppm . Absorbansi

sampel

Nilai absorbansi tiap sampel

Menggunakan spektro- fotometer

Spektro- fotometer UV-Vis

Numerik Nanometer (nm)

. IC Kemampuan

substrat atau ekstrak untuk menghambat reaksi biologi atau biokimia sebesar

Menggunakan persamaan regresi linear sederhana

Kategorik ordinal

Klasifikasi Blois *

* Klasifikasi Blois :

 IC < µg/ml = Sangat kuat

 IC - µg/ml = Kuat

 IC - µg/ml = Sedang

 IC - µg/ml = Lemah

 IC > µg/ml = Sangat lemah

(42)

6 BAB III

METODE PENELITIAN

. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.) dalam pelarut air dengan menggunakan metode DPPH.

. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Agustus . Pembuatan ekstrak daun zaitun dilakukan di Pusat Penelitian Biologi LIPI bagian Botani dan Fitokimia Bogor. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium MPR dan Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

. Sampel

Daun zaitun yang digunakan berasal dari tumbuhan zaitun yang dibudidayakan di Indonesia. Daun zaitun dideterminasi oleh Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Determinasi dilakukan untuk menentukan apakah spesies yang digunakan sesuai dengan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Sebanyak gram sampel daun zaitun kering digunakan untuk pembuatan ekstrak. Daun kering tersebut kemudian diolah menjadi ekstrak dengan pelarut air dan dibuat dalam berbagai konsentarsi.

. Alat dan Bahan Penelitian . . Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : timbangan analitik, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas Beaker, labu Erlenmyer, batang pengaduk/spatula, mikropipet, mikrotip, aluminium foil, kuvet,

(43)

spektrofotometer UV-Vis Hitahci solution , blender, statis, freezer dan labu evaporator.

. . Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : daun zaitun (Olea europaea L.), air aquades, etanol, DPPH ( -diphenyl- - picrylhydrazyl), vitamin C, dan DMSO (dimethyl sulfoxide) .

. Cara Kerja Penelitian

. . Determinasi Daun Zaitun

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak daun zaitun (Olea europaea L.). Sebelum dilakukan ekstraksi, tumbuhan terlebih dahulu di determinasi untuk mengidentifikasi ketepatan spesies.

Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor pada tahun 6.

. . Pembuatan Ekstrak Daun Zaitun

Pembuatan ekstrak dilakukan di Puslit Biologi LIPI bagian Botani Laboratorium Fitokimia, Bogor, Jawa Barat. Ekstraksi daun zaitun dalam pelarut air menggunakan metode ekstraksi suhu dingin yaitu maserasi dan freeze-dry . Daun zaitun yang sudah dikeringkan dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah halus, simplisia ditimbang seberat gram.

Kemudian sampel dimasukan kedalam labu Erlenmyer liter dengan menggunakan air hangat suhu 6 oC selama jam dan kemudian disaring menggunakan kertas saring. Setelah itu, sampel dimasukan kedalam evaporator dan sampel dimasukan kedalam freezer dengan suhu - oC selama hari untuk dilakukan proses freeze-dry sampai tidak ada lagi kadar air dalam ekstrak.

(44)

8 . . Pembuatan Larutan

a. Pembuatan Larutan DPPH 8

) Menimbang DPPH sebanyak 8 mg

) Melarutkan DPPH dengan etanol sebanyak ml dan melakukan homogenisasi (larutan DPPH ).

) Melakukan homogenisasi, kemudian dilakukan pengenceran dengan mengambil mikroliter dari larutan dan larutkan dengan ml etanol (larutan DPPH ).

) Melakukan homogenisasi, kemudian melakukan pengenceran lagi dengan mengambil mikroliter dari larutan dan larutkan dengan ml etanol (larutan DPPH ) dengan konsentrasi 6 ppm.

) Homogenisasi dan melapisi tabung reaksi dengan aluminium foil sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya.

b. Pembuatan Larutan Uji 8 . Larutan Induk ( ppm)

) Menimbang ekstrak daun zaitun dalam pelarut air sebanyak mg

) Melarutkan ekstrak dengan DMSO sebanyak ml sehingga konsentrasi larutan adalah ppm. DMSO digunakan untuk meningkatkan kelarutan ekstrak daun zaitun dengan pelarut air dalam etanol. (larutan ekstrak ) ) Melakukan pengenceran dengan mengambil µl dari

larutan ekstrak dan dipindahkan ke tabung reaksi lain.

Dicampurkan dengan 6 µl etanol sehingga konsentrasinya ppm (larutan ekstrak induk).

) Kocok sampai homogen dan lapisi tabung reaksi dengan aluminium foil sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya.

(45)

. Larutan Seri

Tabel Pembuatan larutan seri ekstrak daun zaitun

Konsentrasi (ppm)*

Larutan Ekstrak Induk

(µl)

Etanol (µl)

Larutan DPPH (µl)

ppm µl µl µl

ppm 6 µl µl µl

ppm µl 6 µl µl

ppm µl µl µl

c. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif 8

) µl etanol dicampurkan dengan µl DPPH (larutan DPPH ).

) Melakukan homogenisasi dan melapisi tabung reaksi dengan aluminium foil sampai tidak ada bagian yang terpapar cahaya.

d. Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C) 8 . Larutan Induk ( ppm)

) Menimbang vitamin C sebanyak mg

) Melarutkan vitamin C dengan DMSO sebanyak ml.

Melakukan homogenisasi (larutan vitamin C dengan konsentrasi ppm).

) Melakukan pengenceran pertama dengan mengambil µl dari larutan vitamin C dan memindahkannya ke tabung reaksi lain. Mencampurkannya dengan µl etanol lalu melakukan homogenisasi (larutan vitamin C dengan konsentrasi ppm).

) Melakukan pengenceran kedua dengan mengambil µl dari larutan vitamin C dan memindahkannya ke tabung reaksi lain. Mencampurkannya dengan µl etanol lalu

*Konsentrasi dipilih menyesuaikan jumlah ekstrak dan berdasarkan range ppm – ppm yang didapatkan dari referensi jurnal 8

Gambar

Grafik     : Persamaan regresi linier ekstrak Olea europaea L. dengan  pelarut air  ...........................................................................
Gambar      : Pohon zaitun ....................................................................
Tabel     Contoh herbal dan kegunaannya sebagai pengobatan
Tabel     Lima komponen fenol terbanyak pada daun zaitun   8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Khusus Konsentrasi. Pendidikan

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Sebuah skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH), penulis menyelesaikan skripsi dengan judul ”Gambaran Histopatologi Hati dan Ginjal

Sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melakuakan penelitian di Laboratorium Teknologi Reproduksi Veteriner Fakultas

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di bidang perikanan, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Penggunaan Meat and

DENGAN GELLING AGENT HPMC Evaluasi Fisik Sediaan Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH SKRIPSI Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

i KLASIFIKASI KUALITAS TELUR AYAM MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer S.Kom Pada Program Teknik