Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) memiliki dasar filosofis yang kuat dalam konteks pendidikan Islam, yaitu membentuk karakter dan jati diri peserta didik secara utuh. SKI tidak hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral, spiritual, dan budaya Islam yang tercermin dalam kisah para tokoh dan peradaban Islam.
Dengan memahami sejarah, peserta didik diajak untuk merenungi perjuangan dan pencapaian umat Islam terdahulu sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan masa kini.
Selanjutnya, urgensi pembelajaran SKI terletak pada kemampuannya dalam menanamkan nilai-nilai keislaman yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman sejarah kebudayaan Islam, peserta didik dapat meneladani sikap kepemimpinan, semangat menuntut ilmu, toleransi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi bagian dari peradaban Islam. Oleh karena itu, SKI berperan penting tidak hanya dalam penguasaan akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan identitas keislaman yang kuat.
Namun demikian, pembelajaran SKI sering kali menuntut siswa untuk mengingat informasi yang bersifat kronologis dan konseptual, seperti nama tokoh, tahun kejadian, dan latar peristiwa. Dalam hal ini, keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada daya ingat siswa. Daya ingat yang baik memungkinkan siswa menyimpan dan mengolah informasi secara sistematis sehingga dapat memahami materi secara mendalam. Jika pembelajaran hanya menekankan hafalan tanpa konteks yang bermakna, siswa akan cenderung mengalami kesulitan memahami makna sejarah secara utuh.
Seiring dengan hal tersebut, diperlukan strategi pembelajaran yang mendukung penguatan daya ingat siswa. Salah satu pendekatan yang efektif adalah penggunaan peta konsep, yang membantu siswa mengorganisasi informasi dalam bentuk visual dan terstruktur.
Melalui peta konsep, siswa dapat melihat hubungan antar peristiwa dan tokoh secara lebih jelas, sehingga informasi lebih mudah diingat dan dipahami. Penggunaan media visual lainnya, seperti gambar, video, atau narasi sejarah, juga dapat menambah daya tarik pembelajaran dan memperkuat retensi informasi.
Dengan meningkatnya daya ingat siswa, maka prestasi belajar pun berpotensi mengalami peningkatan. Prestasi belajar merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Dalam konteks SKI, prestasi belajar mencerminkan pemahaman siswa terhadap materi serta kemampuan mereka dalam menerapkan nilai-nilai yang dipelajari. Apabila siswa dapat mengingat dan memahami materi dengan baik, maka mereka akan lebih siap dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan menunjukkan peningkatan hasil belajar secara signifikan.
Oleh karena itu, pembelajaran SKI yang ideal adalah pembelajaran yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman, penguatan daya ingat, dan peningkatan prestasi belajar secara seimbang. Ketiga unsur tersebut saling mendukung dan membentuk proses pendidikan yang menyeluruh. Guru memiliki peran penting dalam merancang pembelajaran yang kontekstual dan menarik agar siswa tidak hanya belajar untuk menghafal, tetapi juga memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah kebudayaan Islam.
Dengan pendekatan yang tepat, tujuan pembelajaran SKI dapat tercapai secara maksimal, baik dari sisi kognitif maupun afektif.
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sering kali menghadapi berbagai permasalahan yang memengaruhi efektivitas proses belajar-mengajar. Salah satu problematika utama adalah anggapan bahwa SKI merupakan mata pelajaran hafalan semata, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya secara mendalam. Materi yang padat, bersifat historis, dan disampaikan secara monoton menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik.
Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan penggunaan media pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Permasalahan lain yang cukup krusial adalah rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi SKI yang telah diajarkan. Daya ingat merupakan kemampuan kognitif yang sangat penting dalam memahami materi sejarah yang sarat dengan fakta, tokoh, tanggal, dan peristiwa. Namun, banyak peserta didik yang hanya menghafal untuk kebutuhan jangka pendek seperti ulangan harian, dan cepat melupakan materi setelah ujian selesai. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum menyentuh aspek pemahaman mendalam dan kurang menggunakan pendekatan yang mendukung penguatan memori jangka panjang.
Selain itu, minimnya variasi metode pembelajaran menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan daya ingat peserta didik. Penggunaan metode ceramah secara dominan tanpa disertai media visual, teknik bercerita, atau diskusi kelompok menyebabkan materi tidak terserap secara maksimal. Pembelajaran yang tidak melibatkan aktivitas kognitif dan emosional siswa membuat mereka kesulitan mengaitkan informasi baru dengan pengalaman
atau pengetahuan sebelumnya. Padahal, proses mengaitkan informasi baru dengan pengalaman pribadi sangat penting dalam memperkuat daya ingat.
Dampak dari rendahnya daya ingat ini tercermin dalam prestasi belajar peserta didik.
Hasil evaluasi dalam bentuk tes tertulis atau lisan sering menunjukkan nilai yang tidak memuaskan. Siswa kesulitan menjawab soal yang memerlukan pemahaman kronologi peristiwa atau hubungan sebab-akibat dalam sejarah Islam. Hal ini tidak hanya berdampak pada nilai akademik, tetapi juga pada minat dan kepercayaan diri siswa terhadap pelajaran SKI. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka tujuan pembelajaran SKI sebagai sarana pendidikan karakter dan pengetahuan historis keislaman akan sulit tercapai.
Untuk itu, penting bagi guru untuk memahami hubungan antara metode pembelajaran, daya ingat siswa, dan prestasi belajar. Guru perlu memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran, seperti pemanfaatan peta konsep, media audio-visual, serta metode pembelajaran aktif yang mendorong keterlibatan siswa secara langsung. Dengan strategi yang tepat, siswa akan lebih mudah menyerap informasi, mengingatnya dalam jangka waktu lebih lama, dan mampu mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk evaluasi pembelajaran.
Dengan demikian, problematika pembelajaran SKI harus diselesaikan secara menyeluruh melalui perbaikan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Peningkatan daya ingat dan prestasi belajar tidak dapat dicapai hanya dengan menambah materi atau memberikan tugas lebih banyak, tetapi harus disertai dengan inovasi pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. Melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, dan bermakna, peserta didik akan lebih mudah memahami materi SKI dan mampu menginternalisasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu solusi yang efektif untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah penerapan metode peta konsep.
Metode ini membantu siswa dalam mengorganisasi informasi secara visual dan terstruktur, sehingga lebih mudah memahami hubungan antar konsep, peristiwa, dan tokoh sejarah Islam.
Dengan menyusun informasi dalam bentuk diagram yang saling terhubung, siswa dapat melihat gambaran besar materi sekaligus rincian pentingnya. Proses ini merangsang kerja otak dalam mengingat informasi jangka panjang karena melibatkan kemampuan berpikir logis dan spasial.
Selain memperkuat daya ingat, metode peta konsep juga mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi juga membangun sendiri kerangka pengetahuan mereka melalui penyusunan peta konsep.
Keterlibatan aktif ini meningkatkan pemahaman yang mendalam dan memungkinkan siswa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta kreatif. Dalam konteks SKI yang banyak memuat kronologi sejarah dan konsep-konsep nilai, peta konsep memberikan alternatif yang menarik untuk menyusun dan mengingat informasi secara efisien.
Lebih lanjut, penggunaan peta konsep terbukti berkontribusi pada peningkatan prestasi belajar. Ketika siswa memahami materi secara menyeluruh dan sistematis, mereka cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi evaluasi pembelajaran, baik dalam bentuk tes tertulis maupun tugas presentasi. Prestasi akademik yang meningkat bukan hanya mencerminkan keberhasilan dalam menguasai materi, tetapi juga menunjukkan bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu, penerapan metode peta konsep merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi problematika rendahnya daya ingat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran SKI.
Berikut adalah enam penelitian relevan dalam lima tahun terakhir yang membahas penggunaan peta konsep dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V:
Penelitian yang dilakukan oleh Agustin, E., Hayati, R. M., & Aisyah, N. (2023), berjudul "Penerapan Metode Mind Mapping pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Konsep Belajar Siswa", penulis meneliti efektivitas mind mapping dalam meningkatkan minat dan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran SKI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep siswa secara signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Syaifullah, M. (2022), berjudul "Penerapan Model Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)". Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi SKI, khususnya pada submateri Khulafaur Rasyidin.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi, M. (2023), berjudul "Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al-Muawanah Ciater", ditemukan bahwa penerapan mind mapping meningkatkan ketuntasan belajar siswa dari 23,33% pada pra-siklus menjadi 86,67% pada siklus II, serta meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Ma'arif (2017), berjudul "Efektivitas Penggunaan Peta Konsep dengan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran SKI Materi Pokok Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Dinasti Umayyah Peserta Didik Kelas VII di MTs Nurul Ulum Mranggen Demak Tahun Pelajaran
2016/2017" menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep dengan media gambar efektif meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa pada mata pelajaran SKI.
Penelitian yang dilakukan oleh Irma, S. (2019), judul artikel "Pemanfaatan Peta Konsep dengan Model Kooperatif pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam", penulis meneliti penggunaan peta konsep dalam model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran SKI kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Syaifullah, M. (2022), judul artikel "Penerapan Model Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)", penulis meneliti efektivitas model peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi SKI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan meningkatkan hasil belajar mereka.
Penelitian-penelitian terdahulu yang membahas penggunaan peta konsep dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menunjukkan adanya kesamaan tujuan, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan pendekatan visual yang memudahkan pemahaman konsep sejarah. Seluruh penelitian tersebut membuktikan bahwa peta konsep atau mind mapping efektif dalam membantu peserta didik memahami dan mengingat materi SKI secara lebih terstruktur. Hal ini sejalan dengan fokus penelitian yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar peserta didik melalui penerapan metode peta konsep dalam pembelajaran SKI.
Dari sisi pendekatan metodologis, terdapat kesamaan bahwa sebagian besar penelitian menggunakan metode eksperimen atau penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian-penelitian tersebut umumnya menggunakan dua siklus tindakan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode peta konsep terhadap hasil belajar. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2023) dan Syaifullah (2022) menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil belajar siswa setelah penerapan peta konsep. Rencana penelitian ini juga menggunakan pendekatan PTK, sehingga memiliki relevansi dan kelayakan sebagai pengembangan lebih lanjut dari studi-studi sebelumnya.
Perbedaan mulai terlihat dari jenjang pendidikan dan karakteristik subjek penelitian.
Beberapa penelitian terdahulu dilakukan di tingkat MTs (setara SMP) dan MI kelas IV, sedangkan penelitian ini difokuskan pada peserta didik kelas V MI. Perbedaan tingkat usia dan perkembangan kognitif berpengaruh terhadap strategi pembelajaran yang digunakan, termasuk dalam penggunaan media pembelajaran seperti peta konsep yang membutuhkan kemampuan
berpikir abstrak. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kontribusi baru dalam penerapan metode peta konsep di tingkat madrasah dasar kelas atas.
Selain itu, sebagian besar penelitian sebelumnya lebih menekankan pada peningkatan hasil belajar secara umum atau pemahaman konsep, namun belum secara eksplisit mengkaji daya ingat sebagai variabel yang terpisah. Penelitian ini secara khusus menempatkan daya ingat sebagai fokus utama untuk mengetahui sejauh mana peta konsep dapat membantu peserta didik mengingat informasi sejarah secara lebih lama. Hal ini menjadi nilai tambah yang penting karena daya ingat sangat berkaitan erat dengan keberhasilan dalam memahami materi yang padat dan kronologis seperti SKI.
Dalam aspek pengumpulan data, penelitian terdahulu umumnya menggunakan tes hasil belajar dan observasi aktivitas belajar peserta didik. Penelitian ini akan mengombinasikan instrumen tersebut dengan penilaian kualitatif, seperti lembar kerja peta konsep, catatan reflektif siswa, dan wawancara sederhana. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai peningkatan daya ingat dan prestasi belajar peserta didik, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki banyak kesamaan dengan penelitian- penelitian sebelumnya dalam hal tujuan, metode, dan hasil yang dicapai. Namun, perbedaan pada fokus variabel daya ingat, jenjang pendidikan, dan teknik evaluasi menjadikan penelitian ini memiliki kontribusi yang orisinal. Penelitian ini tidak hanya memperkuat hasil studi sebelumnya, tetapi juga memperluas pemahaman mengenai efektivitas metode peta konsep dalam pembelajaran SKI pada tingkat pendidikan dasar, khususnya kelas V madrasah ibtidaiyah.
Kebaruan dari penelitian ini terletak pada fokusnya yang mengintegrasikan penggunaan metode peta konsep secara spesifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah.
Berbeda dari penelitian sebelumnya yang umumnya menitikberatkan pada peningkatan hasil belajar secara umum atau dilakukan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, penelitian ini secara khusus mengeksplorasi efektivitas peta konsep dalam memperkuat memori jangka panjang siswa sekolah dasar terhadap materi SKI yang bersifat naratif dan kronologis. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi baru dalam pengembangan strategi pembelajaran yang kontekstual, aplikatif, dan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa di tingkat dasar.
B. Fokus dan Subfokus
Fokus penelitian PTK ini adalah penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V. Sedangkan subfokus penelitian ini adalah:
1. Perencanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
2. Pelaksanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
3. Efektifitas penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V?
2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V?
3. Bagaimana Efektifitas penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mendiskripsikan perencanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
2. Untuk menganalisis dan mendiskripsikan pelaksanaan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
3. Untuk menganalisis dan mendiskripsikan efektifitas penggunaan peta konsep dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V" memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Metode peta konsep mendorong siswa untuk mengorganisasi dan menghubungkan informasi secara visual sehingga memudahkan pemahaman dan pengingatan materi SKI yang bersifat naratif dan kronologis. Manfaat tersebut tidak hanya meningkatkan daya ingat siswa, tetapi juga mendorong prestasi belajar yang lebih optimal sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Selain itu, penggunaan peta konsep memudahkan guru dalam menyajikan materi secara sistematis dan terstruktur sehingga guru dapat melakukan evaluasi dan pemantauan perkembangan belajar siswa dengan lebih baik.
Selain manfaat praktis di kelas, penelitian ini juga memiliki kegunaan yang luas bagi pengembangan ilmu pendidikan dan praktik pembelajaran. Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi guru dalam merancang strategi pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di tingkat pendidikan dasar, khususnya dalam mata pelajaran SKI.
Secara akademis, penelitian ini memperkaya literatur tentang efektivitas peta konsep dalam meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar, sekaligus membuka peluang penelitian lanjutan yang mengkaji metode pembelajaran berbasis visual di bidang studi lain. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan mutu pembelajaran, tetapi juga pada pengembangan teori dan praktik pendidikan secara lebih luas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 1. Pengertian Pembelajaran SKI di MISejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran yang mempelajari perjalanan sejarah dan perkembangan kebudayaan Islam secara kronologis, terstruktur, dan sistematis.1 Pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk pemahaman siswa terhadap nilai-nilai keislaman yang hidup dalam masyarakat serta menanamkan sikap positif terhadap warisan budaya Islam.
2 SKI juga merupakan studi yang memfokuskan pada pengkajian sejarah dan kebudayaan Islam yang berkembang dalam masyarakat Islam dengan pendekatan yang terorganisasi dan berkelanjutan.3 Melalui pendekatan tersebut, peserta didik diharapkan mampu memahami konteks kebudayaan Islam secara menyeluruh, baik dari aspek historis maupun nilai-nilai yang dikandungnya.4 Selain itu, SKI diajarkan untuk membangun wawasan keagamaan dan budaya peserta didik, sehingga mereka memiliki dasar yang kuat dalam mengenali identitas dan peradaban Islam.5
Berdasarkan definisi ahli tersebut maka Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran yang secara sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan mempelajari perkembangan sejarah serta kebudayaan Islam, baik secara kronologis maupun kontekstual. SKI dirancang untuk membangun pemahaman siswa terhadap nilai-nilai keislaman yang hidup dalam masyarakat serta menanamkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya Islam. Melalui pendekatan yang terorganisasi, SKI bertujuan membentuk wawasan keagamaan, sikap positif, dan apresiasi budaya Islam dalam diri peserta didik secara menyeluruh, sehingga mereka mampu memahami perjalanan sejarah Islam dan relevansinya dalam kehidupan masa kini.
2. Tujuan Pembelajaran SKI di MI
1 Rifqiyah Mawaddah, ‘Sejarah Kebudayaan Islam Nurul Anwar Institute for Islamic Education Bondowoso Jawa Timur’, Tadrîs, 9.1 (2014), pp. 132–52.
2 Muhammad Kafnun Kafi and Mulyawan Safwandy Nugraha, ‘Analisis Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) Berbasis Kurikulum Merdeka’, AL-AFKAR : Journal for Islamic Studies, 7.2 (2024), pp. 1077–87,
doi:10.31943/afkarjournal.v7i2.983.
3 Asep Tutun Usman and others, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Contextuan Teaching and Learning (CTL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam’, Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1.6 (2024), pp. 1947–62.
4 Saiful Anwar, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Game Educaplay Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran SKI’, JURNAL INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN, 2.02 (2024), pp. 67–78.
5 Maria Nur Viona Mahwiz, Binti Fatimatul Khoiriyah, and Anjani Putri Belawati Pandiangan, ‘Implementasi Kurikulum PAI Di MIN 1 Kutai Timur Sangatta Utara’, Jurnal Kajian Islam Dan Sosial Keagamaan, 1.4 (2024), pp.
431–36.
Tujuan pembelajaran SKI di MI menurut ahli: 1). Menjelasakn tujuan Pembelajaran SKI adalah membentuk karakter siswa melalui pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai keislaman yang telah diwariskan oleh Rasulullah SAW dan generasi awal Islam.6 2). SKI bertujuan melatih siswa berpikir kritis dalam memahami fakta-fakta sejarah Islam melalui pendekatan ilmiah dan edukatif.7 3). Tujuan pembelajaran SKI adalah menumbuhkan kesadaran sejarah dan apresiasi terhadap peradaban Islam sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan umat Islam.8 4) SKI bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil pelajaran (ibrah) dari sejarah, meneladani tokoh Islam, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial-budaya modern.9 5) Pembelajaran SKI bertujuan membentuk kesadaran siswa akan pentingnya memahami sejarah secara berkesinambungan-dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.10
3. Karakteristik Pembelajaran SKI di MI
B. Daya Ingat
1. Pengertian Daya Ingat
Daya ingat adalah kemampuan kognitif seseorang untuk menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi atau pengalaman yang telah diperoleh. Dalam konteks pendidikan, daya ingat merupakan elemen penting dalam proses belajar, karena siswa harus mampu merekam dan mengakses kembali materi yang telah dipelajari.
2. Jenis-jenis Daya Ingat
a. Memori jangka pendek: kemampuan menyimpan informasi dalam waktu singkat, biasanya dalam hitungan detik hingga menit.
b. Memori jangka panjang: kemampuan menyimpan informasi dalam waktu yang lama, bahkan seumur hidup.
c. Memori sensorik: kemampuan menyimpan informasi yang diperoleh melalui pancaindra dalam waktu yang sangat singkat.
3. Proses Terjadinya Daya Ingat
6 Abdul Gani and others, ‘Pembelajaran Ski Di Mis Nurul Fadhillah’, TSAQOFAH Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 3 (2023), pp. 59–68.
7 Sayed Aulia, ‘PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AKHLAK TERPUJI PADA MATA PELAJARAN PAI
HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI’, El-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1.1 (2024), pp.
11–20.
8 Nurhasanah and M. Yemmardhotillah, ‘Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam’, El-Rusyd : Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT Ahlussunnah Bukittinggi, 5.1 (2022), pp. 267–75,
doi:10.58485/elrusyd.v5i1.51.
9 Tsurayya Saman and others, ‘Urgensi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah’, Literasi Kita Indonesia, 5.1 (2024), pp. 2745–5432.
10 Sultan Isnani, ‘Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Analisis Konsepsi, Tujuan, Materi, Strategi, Dan Evaluasi Pembelajaran)’, El-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1.1 (2024), pp. 1–10.
a. Penerimaan informasi (encoding): tahap di mana informasi diterima melalui pancaindra dan dikodekan ke dalam bentuk yang dapat diproses otak.
b. Penyimpanan (storage): tahap di mana informasi disimpan di dalam memori jangka pendek atau jangka panjang.
c. Pengambilan kembali (retrieval): tahap di mana informasi yang telah disimpan dipanggil kembali untuk digunakan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat
a. Faktor internal: usia, tingkat konsentrasi, minat, emosi, dan kesehatan fisik.
b. Faktor eksternal: lingkungan belajar, metode pengajaran, media pembelajaran, dan interaksi sosial.
c. Strategi belajar: penggunaan metode seperti peta konsep, mind mapping, pengulangan, dan asosiasi.
5. Peran Daya Ingat dalam Proses Belajar
Daya ingat membantu siswa menyimpan informasi pelajaran secara efektif, memahami materi lebih mendalam, dan menggunakannya kembali saat dibutuhkan, seperti saat ujian atau dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
kemampuan daya ingat yang baik, hasil belajar cenderung rendah karena materi tidak tertanam secara optimal di dalam pikiran.
6. Upaya Meningkatkan Daya Ingat
Guru dan peserta didik dapat menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan daya ingat, seperti menerapkan pembelajaran kontekstual, menggunakan media visual dan audio, menerapkan teknik pengulangan, serta melibatkan aktivitas yang memicu pemahaman, seperti diskusi dan latihan soal.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Prestasi ini mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diajarkan, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Prestasi belajar biasanya diukur melalui tes, evaluasi tugas, observasi, dan penilaian sikap.
Karakteristik Prestasi Belajar
a. Bersifat kuantitatif dan kualitatif: dapat diukur dengan angka (nilai) dan dapat diamati secara perilaku.
b. Menunjukkan tingkat keberhasilan: mencerminkan sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
c. Dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal: seperti motivasi, kemampuan, lingkungan, dan strategi belajar.
d. Berfungsi sebagai umpan balik: memberikan gambaran kepada guru dan siswa tentang efektivitas proses pembelajaran.
3. Tujuan Pengukuran Prestasi Belajar a. Mengetahui capaian belajar siswa.
b. Mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran yang digunakan.
c. Menentukan tindak lanjut pembelajaran, seperti remedial atau pengayaan.
d. Menilai ketercapaian kurikulum dan standar kompetensi.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor internal: minat belajar, kecerdasan, kondisi fisik dan psikologis, kepercayaan diri.
b. Faktor eksternal: lingkungan keluarga, metode pembelajaran, kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah.
c. Faktor pendekatan belajar: penggunaan strategi pembelajaran aktif, media pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
5. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar dapat dilihat dari:
a. Hasil evaluasi berupa nilai tes atau ujian.
b. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Peningkatan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis.
d. Perkembangan sikap positif terhadap mata pelajaran dan tanggung jawab belajar.
6. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar antara lain:
a. Penggunaan metode pembelajaran inovatif dan kontekstual.
b. Memberikan motivasi dan penguatan positif.
c. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
d. Menyesuaikan materi dan metode dengan karakteristik siswa.
e. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, seperti diskusi, praktik, dan refleksi.
D. Peta Konsep sebagai Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Peta Konsep
Peta konsep adalah representasi visual yang menggambarkan hubungan antar konsep dalam suatu topik atau materi pembelajaran secara hierarkis dan
sistematis. Peta ini biasanya berbentuk diagram dengan kata atau frasa kunci yang dihubungkan oleh garis penghubung dan kata-kata penghubung. Peta konsep dikembangkan pertama kali oleh Joseph D. Novak berdasarkan teori pembelajaran bermakna dari David Ausubel.
2. Tujuan Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Peta konsep bertujuan untuk membantu peserta didik dalam:
a. Memahami struktur pengetahuan secara menyeluruh.
b. Menyusun dan mengorganisasi informasi dari yang umum ke khusus.
c. Meningkatkan daya ingat dan retensi informasi melalui visualisasi.
d. Menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara bermakna.
3. Karakteristik Peta Konsep
a. Menyusun konsep dari tingkat yang paling umum ke yang lebih khusus.
b. Menggunakan garis dan kata penghubung untuk menjelaskan hubungan antarkonsep.
c. Dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan materi dan tingkat kemampuan siswa.
d. Memfasilitasi pembelajaran aktif, kreatif, dan reflektif.
4. Fungsi Peta Konsep sebagai Strategi Pembelajaran
a. Sebagai alat bantu memahami dan mengingat materi pelajaran.
b. Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
c. Sebagai instrumen untuk evaluasi atau penilaian pemahaman siswa.
d. Sebagai panduan dalam menyusun materi ajar secara sistematis.
5. Manfaat Penerapan Peta Konsep
a. Mempermudah siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan mengorganisasi informasi dan berpikir logis.
c. Membantu guru menyusun pembelajaran yang lebih terstruktur dan terarah.
d. Meningkatkan motivasi dan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar.
6. Implementasi Peta Konsep dalam Kegiatan Pembelajaran a. Digunakan sebagai apersepsi atau pengantar materi.
b. Digunakan saat menjelaskan inti materi untuk memperjelas hubungan antar topik.
c. Digunakan sebagai tugas kelompok atau individu untuk melatih pemahaman.
d. Digunakan sebagai alat evaluasi atau penilaian formatif dan sumatif.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori ini berangkat dari kondisi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas V Madrasah Ibtidaiyah yang menunjukkan adanya permasalahan dalam proses dan hasil pembelajaran. Mata pelajaran SKI yang semestinya menjadi sarana penanaman nilai- nilai sejarah dan budaya Islam ternyata belum mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Hal ini terlihat dari rendahnya daya ingat siswa terhadap materi serta capaian prestasi belajar yang belum memuaskan. Permasalahan tersebut menuntut adanya upaya inovatif dalam pendekatan pembelajaran yang lebih efektif.
Permasalahan pembelajaran SKI diidentifikasi sebagai problematika yang mencakup metode pembelajaran konvensional, kurangnya media visual, dan minimnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Akibatnya, siswa kesulitan memahami hubungan antar peristiwa sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memilih strategi yang dapat menjembatani siswa dalam mengolah informasi sejarah dengan lebih terstruktur dan mudah diingat.
Strategi pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah penggunaan peta konsep sebagai solusi terhadap problematika tersebut. Peta konsep merupakan alat bantu visual yang menyajikan hubungan antar konsep secara hierarkis, mulai dari konsep utama hingga subkonsep yang saling berkaitan. Dengan memanfaatkan peta konsep, siswa dapat membangun pemahaman yang menyeluruh dan bermakna terhadap materi SKI, karena mereka tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami keterkaitan antar peristiwa sejarah dan nilai-nilainya.
Penggunaan peta konsep diharapkan mampu meningkatkan daya ingat siswa. Peta konsep membantu dalam proses encoding dan penyimpanan informasi ke dalam memori jangka panjang karena mengorganisasi pengetahuan dalam bentuk visual yang terstruktur. Selain itu, representasi grafis dari peta konsep memudahkan siswa dalam melakukan proses pengulangan
dan pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan. Hal ini secara tidak langsung memperkuat retensi materi dan menumbuhkan minat belajar.
Selain meningkatkan daya ingat, strategi peta konsep juga ditargetkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Ketika siswa mampu memahami dan mengingat materi dengan baik, maka hasil evaluasi mereka terhadap pembelajaran SKI pun akan meningkat. Peningkatan prestasi belajar menjadi indikator keberhasilan dari penerapan peta konsep sebagai strategi pembelajaran yang efektif. Guru dapat memantau perkembangan siswa melalui evaluasi formatif dan sumatif untuk memastikan adanya peningkatan yang signifikan.
Akhirnya, hubungan antara peningkatan daya ingat dan prestasi belajar membawa pada tujuan utama penelitian ini, yaitu menciptakan pembelajaran SKI yang lebih efektif dan efisien.
Dengan menggunakan peta konsep, guru tidak hanya menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik, tetapi juga menumbuhkan partisipasi aktif dan pemahaman mendalam siswa terhadap materi sejarah kebudayaan Islam. Model ini menjadi dasar pengembangan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dan diharapkan dapat direplikasi pada mata pelajaran lain yang memiliki karakteristik serupa. Berikut gambar kerangka piki.
Gambar. 2.1 Kerangka Pikir
BAB III.
METODE PENELITIAN
1. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif dan reflektif, dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran11 Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas V Madrasah Ibtidaiyah. PTK ini dilaksanakan melalui pendekatan siklus yang mencakup empat tahapan utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Setiap siklus dirancang untuk mengatasi permasalahan yang teridentifikasi dalam pembelajaran SKI, khususnya berkaitan dengan rendahnya daya ingat dan prestasi belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, guru bertindak sebagai peneliti yang secara langsung menerapkan strategi peta konsep dalam kegiatan pembelajaran serta memantau dampak tindakan tersebut terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Strategi peta konsep digunakan sebagai bentuk tindakan yang diintervensikan dalam pembelajaran dengan tujuan membantu siswa memahami materi secara visual dan sistematis.12 Melalui penggunaan peta konsep, informasi yang dipelajari siswa diorganisasikan ke dalam struktur yang logis, sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Proses pelaksanaan tindakan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan dalam setiap siklus, diikuti oleh observasi untuk melihat perkembangan siswa. Refleksi dilakukan di akhir setiap siklus guna mengevaluasi efektivitas tindakan serta menentukan langkah perbaikan yang diperlukan pada siklus berikutnya.13 Dengan demikian, PTK ini tidak hanya bersifat aplikatif, tetapi juga memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme melalui praktik pembelajaran yang terencana, terukur, dan berbasis data.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan" adalah seluruh siswa kelas V MIN 2 Lampung Selatan tahun ajaran 2025, yang berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, yaitu penentuan subjek berdasarkan pertimbangan
11 Craig A Mertler, ‘Practical Assessment , Research , and Evaluation Action Research as Teacher Inquiry : A Viable Strategy for Resolving Problems of Practice Action Research as Teacher Inquiry : A Viable Strategy for Resolving Problems Of’, Practical Assessment, Research, and Evaluation, 26 (2021), pp. 1–9.
12 Enala Lufungulo, Robinson Mambwe, and Bibian Kalinde, ‘The Meaning and Role of Action Research in Education’, 4 (2021), pp. 115–28.
13 Sururin et.al, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Prodi Pendidikan Profesi Guru UIN Syarif Hidayatullah, 2022).
tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Kelas V dipilih karena berdasarkan hasil observasi awal dan data nilai harian, ditemukan permasalahan berupa rendahnya daya ingat siswa terhadap materi SKI serta prestasi belajar yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan menggunakan teknik purposive sampling ini, peneliti dapat memfokuskan tindakan pada kelompok siswa yang mengalami permasalahan pembelajaran dan menjadi target peningkatan. Selain itu, pengambilan sampel terbatas pada satu kelas juga memudahkan dalam pelaksanaan siklus tindakan, observasi, dan refleksi yang menjadi ciri utama metode PTK.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan" dilaksanakan di MIN 2 Lampung Selatan yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama dua bulan, yakni mulai dari bulan Agustus hingga September tahun ajaran 2024/2025. Pemilihan waktu tersebut disesuaikan dengan kalender akademik sekolah dan jadwal pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas V agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar lainnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan. Waktu pelaksanaan yang cukup tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang memadai untuk mengamati perubahan dalam proses dan hasil belajar siswa secara objektif dan menyeluruh.
3. Prosedur Penelitian
Tahap pra siklus dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini diawali dengan kegiatan identifikasi masalah yang bertujuan memperoleh gambaran awal mengenai kondisi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas V MIN 2 Lampung Selatan. Proses identifikasi dilakukan melalui observasi langsung di dalam kelas, wawancara dengan guru mata pelajaran SKI, serta telaah terhadap dokumen nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengingat materi SKI yang telah diajarkan, khususnya yang berkaitan dengan kronologi peristiwa sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam perkembangan Islam. Selain itu, hasil evaluasi harian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang menandakan rendahnya prestasi belajar mereka.
Selanjutnya, peneliti melakukan pengumpulan data awal guna memperkuat temuan dari hasil identifikasi masalah. Teknik yang digunakan antara lain tes awal (pretest) untuk mengukur daya ingat dan tingkat penguasaan materi SKI siswa sebelum tindakan dilakukan, serta penyebaran angket kepada siswa untuk mengetahui persepsi dan kesulitan mereka dalam memahami materi pelajaran. Hasil pengumpulan data awal menunjukkan bahwa sebagian besar siswa cenderung belajar secara pasif dan mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep- konsep penting dalam materi SKI, sehingga informasi yang diterima mudah dilupakan dan tidak tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan data awal tersebut, peneliti merancang tindakan melalui penerapan strategi pembelajaran peta konsep sebagai upaya untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa secara sistematis dan terarah.
Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) berjudul “Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan” disusun secara sistematis berdasarkan hasil identifikasi masalah dan data awal yang telah diperoleh pada tahap pra siklus. Langkah perencanaan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan strategi peta konsep (Dokumen 1 Terlampir), lembar kegiatan siswa (Dokumen 2 Terlampir), kisi-kisi dan instrumen observasi aktivitas guru dan siswa (Dokumen 3 Terlampir), serta kisi-kisi dan soal evaluasi untuk mengukur daya ingat dan prestasi belajar (Dokumen 4 Terlampir). Materi yang digunakan dalam tindakan disesuaikan dengan kompetensi dasar SKI kelas V yang relevan, dan peta konsep dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan antar informasi sejarah secara visual dan terstruktur. Selain itu, peneliti menetapkan indikator keberhasilan tindakan, yaitu peningkatan daya ingat siswa terhadap materi yang diajarkan serta meningkatnya nilai evaluasi harian siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan perencanaan yang matang ini, diharapkan proses pelaksanaan tindakan dapat berlangsung efektif dan mencapai tujuan penelitian secara optimal.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan" dilaksanakan secara sistematis melalui dua siklus yang masing-masing terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan yang diberikan adalah penerapan strategi peta konsep dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
khususnya pada materi tentang Khalifah Umar bin Khattab. Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan materi melalui langkah-langkah modul ajar yang memfasilitasi siswa menyusun dan mengembangkan peta konsep secara individu maupun kelompok. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih mengorganisasi informasi penting secara visual, sehingga membantu mereka memahami hubungan antar konsep dan meningkatkan daya ingat terhadap materi. Observasi dilakukan untuk mencatat aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, sedangkan refleksi digunakan untuk meninjau efektivitas tindakan, mengidentifikasi kendala, serta menentukan perbaikan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Dengan demikian, tindakan yang dilaksanakan sesuai rencana bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa secara berkelanjutan.
3. Observasi
Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan" dilakukan secara sistematis untuk memantau proses pelaksanaan tindakan pada setiap siklus. Kegiatan observasi ini mencakup pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan instrumen observasi yang telah disusun berdasarkan indikator keterlibatan aktif, respons siswa terhadap strategi peta konsep, serta penerapan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, observasi juga mencatat dinamika kelas, partisipasi siswa dalam menyusun peta konsep, serta kemampuan mereka dalam mengaitkan konsep-konsep sejarah kebudayaan Islam secara logis. Data observasi dikumpulkan oleh peneliti dan kolaborator untuk memperoleh informasi faktual mengenai efektivitas tindakan dan kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil observasi ini menjadi dasar dalam tahap refleksi untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan dan merumuskan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul "Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan" merupakan tahap penting yang dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada setiap siklus pembelajaran. Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas strategi peta konsep dalam meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi Sejarah Kebudayaan Islam, khususnya pada topik Khalifah Umar bin Khattab. Analisis hasil observasi, aktivitas siswa, serta nilai evaluasi formatif digunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang telah diterapkan. Selain itu, refleksi juga mengidentifikasi berbagai hambatan selama proses pembelajaran, baik dari sisi metode pengajaran, keterlibatan siswa, maupun media
yang digunakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru kolaborator menyusun langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus berikutnya, sehingga proses dan hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan secara berkelanjutan.
Dengan demikian, refleksi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan dalam menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul “Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan”, digunakan berbagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai pelaksanaan tindakan serta dampaknya terhadap siswa. Teknik wawancara dilakukan secara semi-terstruktur dengan melibatkan guru kelas V dan beberapa siswa. Tujuan wawancara adalah untuk menggali informasi mengenai permasalahan pembelajaran SKI yang dihadapi sebelum tindakan, serta memperoleh tanggapan mereka terhadap penerapan strategi peta konsep. Wawancara ini juga membantu dalam memahami persepsi siswa mengenai kemudahan dalam memahami materi setelah strategi diterapkan.
Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun berdasarkan indikator aktivitas pembelajaran, keterlibatan siswa dalam kegiatan peta konsep, serta efektivitas guru dalam mengelola kelas. Observasi aktivitas guru mencakup aspek perencanaan, penyampaian materi, dan bimbingan terhadap siswa, sedangkan observasi aktivitas siswa mencakup aspek keaktifan, kerjasama dalam kelompok, dan kemampuan memahami konsep. Observasi ini dilakukan secara sistematis oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menjamin objektivitas dan keakuratan data.
Teknik tes digunakan untuk mengukur daya ingat dan prestasi belajar siswa setelah tindakan dilaksanakan. Tes berupa soal pilihan ganda dan uraian yang dikembangkan berdasarkan indikator capaian kompetensi dalam materi tentang Khalifah Umar bin Khattab.
Tujuan dari pemberian tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, dan menerapkan materi yang telah dipelajari melalui strategi peta konsep. Tes diberikan pada akhir setiap siklus untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan, sehingga peningkatan prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
Selain itu, teknik angket dan dokumentasi juga digunakan untuk melengkapi data penelitian. Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap
penggunaan strategi peta konsep dalam pembelajaran SKI, khususnya terkait daya tarik metode, kemudahan memahami materi, dan pengaruhnya terhadap daya ingat. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa foto kegiatan, hasil peta konsep siswa, catatan harian guru, serta dokumen administrasi lainnya yang relevan. Seluruh teknik dan instrumen pengumpulan data ini digunakan secara terpadu untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai efektivitas strategi peta konsep dalam meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul “Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan” dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi informasi penting yang sesuai dengan fokus penelitian, seperti respon siswa terhadap pembelajaran, keaktifan siswa saat menggunakan peta konsep, serta kendala yang dihadapi. Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi deskriptif yang menggambarkan situasi pembelajaran sebelum dan sesudah tindakan.
Selanjutnya, penarikan kesimpulan dari data kualitatif dilakukan secara berkesinambungan selama proses tindakan berlangsung. Data dari wawancara guru dan siswa dianalisis untuk mengetahui persepsi dan tanggapan mereka terhadap pembelajaran SKI dengan strategi peta konsep. Hasil observasi dianalisis untuk menilai efektivitas tindakan guru dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, dokumentasi mendukung keabsahan data dengan memberikan bukti visual dan tertulis dari proses pelaksanaan pembelajaran, seperti foto kegiatan, hasil peta konsep siswa, serta catatan refleksi guru.
Untuk data kuantitatif, analisis dilakukan terhadap hasil tes belajar siswa yang diberikan pada setiap akhir siklus. Nilai siswa dihitung secara individu, kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) digunakan sebagai acuan untuk menentukan keberhasilan siswa. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes pra-tindakan (pra-siklus), siklus I, dan siklus II. Peningkatan nilai dan jumlah siswa yang mencapai KKM dari satu siklus ke siklus berikutnya menjadi indikator keberhasilan penerapan strategi peta konsep dalam meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa.
Teknik triangulasi digunakan untuk menjamin keabsahan data, yaitu dengan membandingkan data dari berbagai sumber (guru, siswa, dan dokumen), teknik (wawancara, observasi, tes), serta waktu (pra-siklus, siklus I, dan siklus II). Dengan triangulasi, validitas hasil penelitian dapat ditingkatkan, karena data yang diperoleh saling mendukung dan melengkapi. Analisis yang sistematis dan komprehensif terhadap seluruh data ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai dampak penggunaan peta konsep terhadap daya ingat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas V MIN 2 Lampung Selatan.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) ini ditetapkan untuk mengukur sejauh mana strategi peta konsep mampu meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Indikator pertama ditandai dengan adanya peningkatan daya ingat siswa terhadap materi yang diajarkan, yang dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam mengingat, menjelaskan kembali, dan menghubungkan konsep- konsep penting dalam sejarah Islam, khususnya pada materi tentang Khalifah Umar bin Khattab. Peningkatan ini dapat diamati dari hasil lembar kerja siswa, peta konsep yang dibuat, serta jawaban dalam tes formatif yang mencerminkan pemahaman kronologis dan sistematis terhadap materi.
Indikator kedua adalah meningkatnya prestasi belajar siswa yang tercermin dari hasil evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat jika sebagian besar atau minimal 85% dari jumlah siswa di kelas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh madrasah, yaitu 75.
Perbandingan nilai antara hasil tes pra-siklus, siklus I, dan siklus II menjadi dasar dalam menilai pencapaian prestasi belajar. Jika terjadi peningkatan nilai secara signifikan dari pra- tindakan ke tindakan pada setiap siklus, maka hal tersebut menjadi indikator keberhasilan strategi pembelajaran yang diterapkan.
Indikator ketiga ditandai dengan meningkatnya keaktifan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran SKI. Hal ini terlihat dari keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok, antusiasme dalam menyusun peta konsep, serta keberanian mereka dalam menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan di kelas. Data observasi terhadap aktivitas siswa akan menunjukkan peningkatan keterlibatan dan tanggung jawab mereka terhadap proses belajar.
Keaktifan siswa juga menjadi indikator bahwa pembelajaran berbasis peta konsep tidak hanya membantu daya ingat, tetapi juga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
Terakhir, indikator keberhasilan ditandai oleh meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan inovatif. Guru diharapkan mampu merancang, menerapkan, dan merefleksikan penggunaan strategi peta konsep secara tepat dalam pembelajaran SKI. Keberhasilan ini ditunjukkan dari hasil observasi terhadap aktivitas guru selama siklus berlangsung, serta hasil refleksi yang menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Apabila seluruh indikator tersebut tercapai, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berhasil meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar siswa kelas V MIN 2 Lampung Selatan. Selanjutkan digambarkan sebagai table berikut.
Tabel Indikator Keberhasilan Penelitian PTK
Judul: Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MIN 2 Lampung Selatan
No. Indikator
Keberhasilan Deskripsi Sumber Data Kriteria Keberhasilan
1. Peningkatan Daya Ingat Siswa
Siswa mampu mengingat, menjelaskan kembali, dan menghubungkan konsep-konsep penting dalam materi SKI
Hasil LKS, peta konsep siswa, tes formatif
85% siswa mampu menyusun dan menjelaskan peta konsep dengan benar
2.
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Nilai siswa mengalami
peningkatan dari pra-siklus ke siklus I dan II
Hasil tes formatif, sumatif, nilai akhir
85% siswa mencapai nilai ≥ KKM (75)
3.
Peningkatan Aktivitas dan Partisipasi Belajar Siswa
Siswa aktif dalam diskusi kelompok, antusias menyusun peta konsep, dan berani bertanya atau menjawab di kelas
Lembar observasi aktivitas siswa, catatan guru
Minimal 80% siswa menunjukkan aktivitas tinggi
4.
Peningkatan Kualitas
Pembelajaran oleh Guru
Guru mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan strategi peta konsep secara efektif
Lembar observasi aktivitas guru, jurnal refleksi
Peningkatan skor observasi ≥ kategori
“Baik”
BAB
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi dan refleksi setiap siklus.
Perbandingan hasil pretest dan posttest.
Pembahasan efektivitas penggunaan peta konsep.
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan
Dampak penggunaan peta konsep terhadap peningkatan daya ingat dan prestasi belajar SKI.
B. Saran
Untuk guru, siswa, dan pihak sekolah dalam mengembangkan strategi pembelajaran inovatif.