• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MORALITAS PESERTA DIDIK KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MORALITAS PESERTA DIDIK KELAS "

Copied!
120
0
0

Teks penuh

1 PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa implikasi penggunaan teknologi seluler digital terhadap semangat kerja siswa kelas VIII SMPN 1 Mattiro Bulu Pinrang.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Sementara itu, penelitian ini menimbulkan pertanyaan mengenai implikasi teknologi digital terhadap moral siswa kelas VIII SMPN 1 Mattiro Bulu. Namun, banyak manfaat yang bisa diperoleh pelajar jika mereka bisa menggunakan ponselnya dengan baik. Implikasi pemanfaatan teknologi telepon seluler digital terhadap siswa kelas VIII SMPN 1 Mattiro Bulu Pinrang mempengaruhi 4 aspek dasar siswa antara lain:

Judul Penelitian: Teknologi Digital (Handphone) dan Dampaknya Terhadap Moral Siswa VIII. kelas di SMPN 1 Mattiro Bulu Pinrang. Menurut Anda, apakah peran orang tua sangat penting dalam membatasi siswa menggunakan telepon genggam?

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

Oleh karena itu, moralitas adalah suatu sikap yang sesuai dengan gagasan yang diterima secara umum tentang tindakan manusia yang baik dan wajar. 29 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Pt. Cordoba Internasional Indonesia, 2012), hal. 665. Selain itu, kehidupan sehari-hari justru memberikan dampak negatif terhadap perkembangan moral anak sehingga memicu degradasi moral.30 7. Agama dapat meningkatkan perkembangan moral remaja menjadi lebih baik, karena agama mengajarkan nilai-nilai yang baik terutama akhlak, dan agama membantu remaja. mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak baik agar remaja berperilaku baik.

Kemerosotan moral atau yang bisa juga disebut dengan degradasi moral selalu terjadi dalam konteks interpersonal dan sosial budaya. Salah satu bentuk degradasi moral dalam pikiran anak adalah pikiran negatif mengenai memukul atau meledek teman sebayanya. Bentuk-bentuk degradasi moral dalam hal ini adalah keinginan untuk menyinggung orang lain, kurangnya empati, kebencian yang mendalam dan rencana balas dendam.

Bentuk degradasi moral dalam hal ini berupa kata-kata makian, komentar kasar atau cabul dan tindakan saling mengejek yang dilakukan anak.

Tinjauan Konseptual

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memerintahkan laki-laki yang beriman untuk selalu menjaga pandangan dari hal-hal yang haram untuk dilihat, misalnya menonton video porno yang haram untuk dilihat. Moral berasal dari bahasa latin Mores yang berarti tata cara dalam hidup atau adat istiadat, moralitas berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moralitas juga berkaitan dengan larangan dan perbuatan yang membahas salah dan benar, dan moralitas juga merujuk pada baik buruknya seseorang, sehingga bidang akhlak adalah bidang kehidupan, manusia dilihat kaitannya dengan kebaikannya sebagai manusia.46. Pengertian moral menurut Webster’s New Word Dictionary (Wantah, 2005) dalam buku What Why How adalah bahwa moral adalah sesuatu yang.

44Ansita et al., Teknologi Industri Media dan Perubahan Sosial, (Malang: Program Studi Magister Sosiologi Pascasarjana UMM, 2010), hal. Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa akhlak adalah perilaku atau akhlak yang baik, seseorang akan dikatakan bermoral apabila berperilaku baik. Istilah moral pada umumnya disamakan dengan etika dan moral, namun perbedaannya terletak pada pandangan penilaiannya, jika dinilai berdasarkan norma maka disebut moral, jika dinilai berdasarkan akal maka menjadi etika. disebut, dan jika penilaiannya berdasarkan Al-Quran dan Hadits disebut akhlak.

Secara terminologi, peserta didik adalah peserta didik atau individu yang mengalami perubahan dan perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam pembentukan kepribadiannya dan sebagai bagian dari proses pendidikan struktural.48 Dengan kata lain peserta didik adalah individu yang dalam suatu masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan bimbingan, serta arahan dari orang lain. Namun peserta didik secara formal diartikan sebagai individu yang mendapat bimbingan atau arahan khusus dari individu lain yang biasa disebut guru atau pendidik.

Bagan Kerangka Pikir

Kerangka kerja adalah suatu model konseptual yang di dalamnya suatu teori berkaitan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai permasalahan penting.49 Kerangka kerja bertujuan untuk memberikan landasan pemikiran sistematis dan penjelasan terhadap permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk akhlak yang baik pada diri seorang peserta didik, berdasarkan pada tiga konsep pokok yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan, yaitu kognitif (kecerdasan berpikir), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Era modernisasi sendiri merupakan sebuah tantangan bagi pelajar dan generasi muda, dalam hal bagaimana bijaknya mereka memanfaatkan dan memanfaatkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat membawa mereka pada kesuksesan yang nyata, bukan kebangkitan tersebut menimbulkan berbagai macam dampak negatif. dampaknya, seperti degradasi moral yang terjadi di sekitar kita.

Gambar 1. Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
  • Uji Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti dengan memfokuskan penelitian pada rumusan masalah yang ingin dijawab yaitu Implikasi pemanfaatan teknologi telepon seluler digital terhadap moralitas siswa kelas VIII. siswa SMPN 1 Mattiro Bulu Pinrang. Oleh karena itu, pentingnya kontrol oleh guru dan orang tua sangat menentukan dampak penggunaan telepon seluler terhadap siswa. Implikasi dari penggunaan telepon seluler juga dapat mempengaruhi perasaan siswa, siswa terkadang merasa malas dalam mengerjakan pekerjaannya.

Pemanfaatan teknologi telepon genggam digital pada siswa VIII. kelas di SMPN 1 Mattiro Bulu Pinrang, berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 51,7% siswa lebih sering bermain media sosial jika menggunakan ponsel, diikuti oleh 20,7% siswa yang lebih sering menonton TikTok saat menggunakan ponsel 13,8% siswa . Membuat siswa merasa malas belajar, apalagi siswa terlalu sibuk bermain game di ponselnya. Siswa cenderung berbohong kepada orang tuanya dengan mengatakan dirinya mengikuti pembelajaran daring, padahal hanya sekedar bermain game.

Siswa lebih menghormati orang tua karena sering melihat konten dan video ceramah ketika menggunakan telepon seluler. Menindak tegas siswa yang lalai dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Untuk membangun komunikasi yang baik dengan orang tua siswa, hendaknya selalu berkoordinasi dan memantau siswa agar menggunakan telepon seluler dengan benar.

Menurut anda, ketika menggunakan telepon genggam, siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Menurut anda, apakah ada perilaku buruk yang dilakukan siswa saat pembelajaran daring? Bagaimana pendapat Anda dengan banyaknya pelajar yang menghabiskan waktunya hanya bermain ponsel?

Tabel 1.1. Profil Sekolah (Identitas Sekolah)
Tabel 1.1. Profil Sekolah (Identitas Sekolah)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Di SMPN 1, Mattiro Bulu mengeluarkan larangan atau peraturan tersendiri bagi siswa untuk tidak membawa ponsel ke sekolah. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi dan fokus siswa tidak terganggu saat proses pembelajaran. Dari berbagai fitur ponsel di atas, dilakukan penelitian dalam bentuk angket untuk mengetahui fitur atau aplikasi mana yang lebih sering digunakan oleh siswa kelompok VIII 2 saat menggunakan ponsel, dari total 30 siswa. Aplikasi kedua yang paling sering digunakan siswa saat menggunakan ponsel setelah media sosial adalah aplikasi TikTok yaitu 20,7% dari data yang diperoleh 37% siswa.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan data yang diperoleh adalah lebih banyak siswa yang lebih sering bermain media sosial dibandingkan mencari informasi dan pengetahuan ketika menggunakan telepon seluler, dan tidak sedikit pula siswa yang justru lebih sering menggunakan telepon seluler untuk bermain game dibandingkan untuk belajar. Oleh karena itu, implikasi dari penggunaan ponsel dapat menimbulkan rasa malas pada siswa, apalagi jika terlalu sibuk menggunakan ponsel sehingga lupa atau malas mengerjakan tugas yang diberikan guru. Seringkali kita mendengar kata-kata buruk yang diucapkan oleh para pelajar yang tidak seharusnya mengucapkan kata-kata tersebut sebagai orang terpelajar.

Selain dari berbagai jenis implikasi di atas, pengaruh penggunaan teknologi telepon seluler terhadap moralitas siswa juga dapat menjadikan siswa melakukan kebohongan dan kecurangan. Ada juga sebagian siswa yang berbohong kepada orang tuanya dengan berpura-pura menggunakan ponsel untuk mengikuti kegiatan pembelajaran online, padahal hanya bermain game. Namun jika penggunaannya salah atau salah maka akan berdampak buruk pula terhadap semangat kerja siswa.

Sehingga semakin banyak pelajar yang sering menggunakan atau menggunakan ponselnya hanya untuk bermain media sosial, menonton TikTok, bermain game daripada belajar dan mencari ilmu. Ada potensi besar bagi siswa untuk menonton video atau tayangan yang tidak boleh mereka tonton saat jauh dari orang tua. Selain rasa senang, siswa juga bisa mengalami rasa malas belajar ketika terlalu sibuk bermain game atau bermain ponsel.

PENUTUP

Saran

Agar lebih aktif mengawasi anak agar dapat menggunakan telepon genggam dengan baik dan bijaksana. Analisis Faktor Penyebab Degradasi Akhlak Siswa Kelas 10 IPS Madrasah Aliyah Hidayatul Ummah Pringgoboyo Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan Dalam Tinjauan Teori Moral Emile Durkheim (Disertasi PhD, UIN Sunan Ampel Surabaya 2019). Indriani, E., MODERNISASI DAN DEGRADASI MORAL REMAJA (Studi di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kab.

Jannah, Roikhatul, Implikasi Pondok Pesantren As-Salafiyah terhadap Degradasi Akhlak Masyarakat Karangwangkal Purwokerto Utara (Disertasi PhD, Iain Purwokerto, 2020). 34; Model Pengasuhan Anak Terkait Penggunaan Internet di Asia Model Pengasuhan Anak Terkait Penggunaan Internet di Asia.” Prosiding Psikologi Nasional 2 (2018). Fonem konsonan arab yang dilambangkan dengan huruf dalam sistem penulisan arab, dalam transkripsi ini ada yang dilambangkan dengan huruf dan ada pula yang dilambangkan dengan tanda dan ada pula yang dilambangkan dengan huruf dan tanda.

Sekiranya perkataan terakhir dengan ta marbutah diikuti dengan perkataan menggunakan perkataan sandang al- dan kedua-dua perkataan itu dibaca secara berasingan, maka ta marbutah itu ditranskripsikan dengan ha (h). Syaddah atau tasydid yang ditunjukkan dalam tulisan Arab dengan tanda tasydid (ّ), dilambangkan dalam transliterasi ini dengan pengulangan huruf (konsonan rangkap) yang diberi tanda syaddah. Adapun ta marbutah pada akhir kata yang didukung oleh lafẓ al-jalālah, ditranskripsikan dengan huruf [t].

Jika nama peribadi didahului dengan perkataan sandang (al-), maka yang dikapitalkan tetap huruf pertama nama peribadi, dan bukan huruf pertama kata sandang. Apabila berada di awal ayat, huruf A perkataan sandang ditulis dengan huruf besar (Al-). Dan lain-lain” atau “dan kawan-kawan” (singkatan et alia). dan kawan-kawan”) ditulis dalam huruf biasa/dinaikkan.

Bagaimana tanggapan anak Anda ketika Anda menyuruhnya melakukan sesuatu seperti ibadah sambil bermain ponsel? Apakah Anda sudah memberikan contoh yang baik kepada anak Anda dengan bisa memanfaatkan ponsel untuk hal-hal yang bermanfaat?

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 1.1. Profil Sekolah (Identitas Sekolah)
Tabel 1.3. Prasarana SMPN 1 Mattiro Bulu

Referensi

Dokumen terkait

Dampak negatif handphone terhadap proses pembelajaran peserta didik Berdasarkan hasil penelitian 15 dari 88 orang peserta didik mengungkapkan bahwa dampak negatif pada handphone