• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Tutur Bahasa Indonesia Serta Peranannya Terhadap Pendidikan Beretika Di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Athia Amelda

Academic year: 2024

Membagikan "Penggunaan Tutur Bahasa Indonesia Serta Peranannya Terhadap Pendidikan Beretika Di Sekolah Dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Tutur Bahasa Indonesia Serta Peranannya Terhadap Pendidikan Beretika Di Sekolah Dasar

Athia Amelda (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro) Fitriani (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro) Niken Amanda (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro) Risna Dini Ariani (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro) Tutik Warianti (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro) Lisnakotabumi052@gmail.com

Abstract: There are several things that must be considered when we are going to use language or in language. The things that must be considered in language are general rules in language, which must be in accordance with the situation of the conversation, must know who the opponent will be spoken to, must know the place and variety of speech and must comply with the rules of the Indonesian language. There are several basic Indonesian speech cultures that must be obeyed so that communication sounds polite. Where the basic rules in question are mutual openness, consideration in language taboos, use of scientific language, refinement of language, use of special normative expressions, use of pronouns correctly, choice of words of value and use of body language appropriately.

Therefore, in ethics education in elementary schools, this good culture of Indonesian language is very much needed.

Keywords: Speech culture, Indonesian language, ethics education

Abstrak: Ada beberaa hal yang harus diperhatikan ketika kita akan menggunakn Bahasa atau dalam berbahasa. Adapun hal yang harus dipertimbangkan dalam berbahasa ialah kaidah umum dalam berbahasa, yaitu harus sesuai dengan situasi pembicaraan, harus mengetahui siapa lawan yang akan diajak berbicara, harus mengetahui tempat dan ragam pembicaraan dan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Terdapat aturan bertutur dasar Bahasa Indonesia yang wajib digunakan agar dalam berkomunikasi menjadi lebih sopan.Dimana aturan dasar yang dimaksud ialah sikap saling terbuka, pertimbangan dalam tabu Bahasa, penggunaan Bahasa ilmiah, penghalusan Bahasa, penggunan ungkapan normative khusus, penggunaan pronominal secara tepat, pemilihan kata yang bernilai dan dalam menggunakan Bahasa tubuh secara tepat. Maka daripada itu dalam pendidikan etika di sekolah dasar budaya tutur bahasa Indonesia yang baik ini sangat diperlukan.

Kata kunci : Budaya bertutur, Bahasa Indonesia, Pendidikan beretika

PENDAHULUAN

Pilihan ragam bahasa yang digunakan merupakan tujuan dari berkomunikasi. Tutur yang bertujuan untuk mendidik, meminta tolong, merayu, menyanjung, dan lainnya memiliki perbedaan dalam pemilihan kata. Dalam berinteraksi antara dua orang atau lebih memiliki aturan tentang cara membuka percakapan, cara menutup percakapan, kapan ketika harus berbicara dan cara menyela percakapan secara santun. Pilihan kata sapaan dan ragam dalam bertutur juga dilihat dari partisipan yang diajak berbicara. Hal ini dapat dilihat dari umur, status sosial, keturunan, pendidikan, tingkat kekayaan, dan jabatan organisasi.

Adanya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa baik itu ketika mendengarkan, membaca, menulis, ataupun dalam berbicara.

Bertutur sangat berkaitan dengan keterampilan dalam berbicara. Etika dalam bertutur disepakati secara umum oleh masyarakat sebagai pedoman dalam berbahasa yang baik dan santun. Dalam berbicara, orang terampil akan memikirkan apa yang akan ia keluarkan dari mulutnya ketika akan berbicara. Bahasa merupakan gambaran diri seseorang, hal ini dimaksudkan kepribadian diri seseorang dapat dilihat ketika ia sedang bertutur kata.

Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah ketika bertutur kata. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi ketika dalam bersikap, bertingkah laku, fakta berbahasa yang telah diakui oleh dunia internasional. Oleh karena itu budaya ini harus

(2)

dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa, pada pembelajaran di sekolah.

Namun pada era yang canggih ini, banyak masyarakat yang terpengaruh pada dampak negatif salah satunya itu memudarnya etika dalam bertutur di tengah masyarakat. Masyarakat Indonesia merupak masyarakat yang menjaga sikap dalam beretika, maka dari itu diharapkan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda dapat menjaga etika berbahasa yang santun. Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah diharapkan mampu menjadikan generasi penerus tetap melestarikan budaya tutur bahasa yang santun.h

PEMBAHASAN

Dalam bertutur harus memperhatikan pemahaman orang yang bertutur adalah konsep tindak tutur serta kesopanan karena hal tersebut bukan hanya sebagai alat komunikasi, akan tetapi juga sebagai alat interaksi. (Wahyu Wibowo, 2016) Secara khusus, bahasa selalu diungkapkan dalam konteks. Pada bunyi dan makna merupakan hal yang dapat mempengaruhi suatu keserasian bahasa. Aturan dasar diantaranya bersikap terbuka dan bersahabat. Pertimbangan tabu bahasa, penggunaan bahasa ilmiah, penggunaan penghalusan bahasa, penggunaan normatif khusus, ketepatan penggunaan pronomina, pemilihan kata yang lebih halus serta penggunaan bahasa tubuh secara tepat dan baik.(Eka Haryanti, 2019).

1) Sikap terbuka dan bersahabat

Sikap terbuka adalah sikap untuk bersedia untuk dapat mendengarkan, memberitahukan sikap dan keluhan setiap orang, masyarakat dan warga negara. Sikap sopan dalam bertutur kata diakui oleh tutur Bahasa Indonesia. Partisipasi masyarakat akan semakin banyak apabila adanya sikap keterbukaan dan bersahabt dalamsuatu Negara. Hal tersebut akan memunculkan suasana tutur yang kondusif, sehingga komunikasi berjalan dengan baik.

2) Pertimbangan Tabu Bahasa

Bahasa tabu merupakan kata kata yang seharusnya tidak diucapkan karena akan berdampak buruk bagi kehidupan seseorang yang berkaitan dengan kekuatan roh ghaib, sopan santun, pantangan, dan larangan yang sangat berbahaya hal ini disebabkan terdapat resiko bagi orang yang melanggar larangan dan pantangan tersebut. Mengenai bentuk bentuk bahasa tabu sebagai berikut:

a. Gila (jogging), sinting (miring, sialan kamu, tolol ini menunjukkan keadaan yang tidak baik dan tidak menyenangkan untuk mengungkapkannnya kepada seseorang

b. Lonte (dasar pelacur), seperti beruk kamu ini, kamu ini anak kurang ajar, seperti anak yang tidak diurus saja, dan lain-lain ini bentuk-bentuk bahasa tabu yang sifatnya makian dan bullyan yang tidak wajar dan tidak sopan

3) Penggunaan Bahasa Ilmiah

Ragam bahasa adalah variasi dalam penggunaan bahasa. Ragam bahasa bisa digunakan pada hubungan antara komunikan dengan komunikator Hal yang membedakan ragam tulis dan ragam lisan adalah beberapanya berkaitan dengan beberapa upaya yang digunakan dalam ujaran. Misalnya tinggi rendah, panjang pendek, dan intonasi kalimat yang tidak berlambang dalam tata tulis maupun ejaan. Ragam bahasa tulis lebih mempunyai karakteristik khusus daripada ragam bahasa lisan.

4) Penghalusan Bahasa (Eufemisme)

Masyarakat Indonesia sering menghaluskan kata-kata yang kasar untuk memberikan kesan tutur yang baik dan sopan. Penyempurnaan dilakukan dengan menemukan bagian konten yang relatif sinonim secara semantic dan layak untuk dirasa lebih halus. Penggunaan bentuk halus ini

(3)

dimaksudkan untuk menghindari efek kasar dan kesalah pahaman. Penggunaan kaidah tutur pada eufemisme berikut ini :

a. Dinas sosial memberikan bantuan kepada tunawisma. Kata tunawisma bermakna gelandangan

b. Peserta upacara mengheningkan cipta mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang. kata gugur di dalam kalimat itu berarti meninggal atau mati

5) Penggunaan Ungkapan Normatif Khusus

Ada sejumlah ungkapan khusus dalam bahasa Indonesia, yang apabila digunakan dalam bertutur kata akan terasa lebih sopan dan baik. Ungkapan khusus yang digunakan akan menghindarkan pembicaraan dari hal yang berkesan memerintah atau mengatur orang lain yang akan dikenai tindakan. Perhatikan contoh berikut:

a. Maaf, bisa mengganggu sebentar, mau minta rekomendasi.

b. Dimohon (dengan hormat) untuk menunggu giliran.

6) Penggunaan pronominal

Ungkapan kata ganti orang khusus pronomina pada kolom yang pertama dipakai untuk orang yang setara dengan jabatan, umur , status sosial. Pada kolom kedua, kata ganti orang biasanya dipakai apabila berbicara dengan orang yang dihormati secara tidak resmi.

Perhatikan kelompok kata dibawah ini.

Kata Ganti Orang Bentuk Biasa Bentuk Halus

Pertama Aku Saya

Kedua Kamu Anda

Ketiga Dia Beliau

7) Pemilihan Kata yang Memiliki Rasa Nilai Halus

Dalam bertutur kata yang baik dan benar, pilihan kata yang dipilih sangat diperlukan kata kata yang bernilainya halus dan sopan. Di dalam bahasa indonesia terdapat ide pokok yang sama tetapi nilai rasanya sangat berbeda. Kata kata tertentu hanya dapat cocok digunakan bagi orang jahat dan bahkan lebih cocok untuk binatang saja.

Bentuk Kasar Bentuk Halus

Bunting Hamil

Beranak Melahirkan

Melahap Makan, Santap siang

Berkicau Bersenandung

8) Penggunaan Bahasa Tubuh secara Tepat

Dalam kegiatan bertutur bahasa di kehidupan sehari hari di lingkup masyarakat lazim dilalui dan diikuti oleh bahasa tubuh atau gestur secara proposional. Pada penggunaan bahasa tubuh tersebut biasanya di pertimbangkan dengan mitra tutur. Berbicara kepada orang yang umurnya lebih tua dan perlu dihormati terasa tidak sopan apabila berbicara tidak serius, terkesan bermain-main, mengangkat kaki, dan lain-lain.(Eko Kuntarto, 2016)

Bentuk, Makna, dan Fungsi Bahasa Tubuh dan Kontribusinya Bagi Pendidikan Etika di SD

a. Bentuk Tubuh

(4)

Komunikasi bahasa tubuh dapat dilihat dari berbagai sudut. Setidaknya ada dua aliran. Pertama, para ahli yang tergolong pemikir dialektika komunikasi yang melihat komunikasi bahasa tubuh sebagai antitesis dari Dari komunikasi verbal. Kedua, pakar interaksionis yang diwakili oleh Karp dan Jolls, pendukung dialektika memahami komunikasi bahasa tubuh sebagai cara komunikasi manusia yang berbeda dengan komunikasi verbal. Perbedaan ini muncul pada kondisi dialektis bahwa proses penyampaian informasi dilakukan melalui ekspresi bahasa tubuh daripada kata-kata, seperti dalam komunikasi lisan.

Karp dan Yoels mendefinisikan komunikasi bahasa tubuh dalam hal interaksi isyarat. Dari perspektif ini, komunikasi bahasa tubuh dilihat sebagai bentuk interaksi dengan menggunakan simbol-simbol bahasa tubuh yang diciptakan oleh manusia. Menurut ide-ide yang dikemukakan oleh para pemikir dialektis dan Interaksionisme, yang dapat dipahami sebagai komunikasi bahasa tubuh adalah bentuk dari Komunikasi informasi melalui penggunaan berbagai simbol bahasa tubuh Contohnya termasuk perilaku bahasa tubuh, simbol budaya dan sosial. Dalam pembahasan kali ini istilah Perilaku bahasa tubuh dan komunikasi bahasa tubuh dimaknai sama karena masing-masing aktivitas

Komunikasi bahasa tubuh antar manusia selalu melibatkan perilaku bahasa tubuh.

Bahasa tubuh memiliki ciri umum

a. sebagai alat ekspresi manusia Mengungkapkan perasaan b. merupakan ungkapan perilaku sehari-hari

c. makna Komunikasi bahasa tubuh sangat bergantung pada konteks d. informasi bahasa tubuh

e. bahasa tubuh lebih jujur daripada bahasa lisan

f. Komunikasi bahasa tubuh terkadang sulit dipahami Diperlukan cara penafsiran yang holistik . (Umar Mansyur, n.d.)

Bentuk bahasa tubuh dapat dibagi menjadi sepuluh bentuk berikut.

a) Kontak mata, yang unsur-unsurnya antara lain: memandang suatu benda, memandang ke bawah, memandang orang lain, menatap dengan mata tajam, bergantian dari satu benda ke benda lainnya.

b) Pose yang terdiri dari bungkuk, tegak, duduk, berdiri, dan berjalan/berlari.

c) Kulit pucat, berkeringat, dan wajah memerah menandakan rasa malu, dan rambut kusut menandakan ketakutan.

d) Gerakan tangan dan lengan mulai dari menunjuk objek, membentuk ukuran atau bentuk, hingga menghadirkan tantangan.

e) Perilaku yang dipaksakan sendiri, termasuk menggigit kuku dan menarik rambut.

f) Perilaku Berulang Sering Diartikan sebagai Kecemasan atau Tanda Kecemasan takut. Elemen termasuk pukulan jari, memutar dan gemetar.

g) Ekspresi wajah yang menunjukkan sikap, pikiran, perasaan yang saya suka atau tidak suka. Unsur-unsurnya adalah (a) tidak berubah, (b) berkerut, (c)

(5)

berkerut hidung, (d) menggigit bibir, dan (e) perubahan bentuk bibir (bersiul, tersenyum, mendengus).

h) Sentuhan menarik perhatian dengan menyentuh bahu dan ekspresi wajah persahabatan, seperti berpelukan dan berjabat tangan.

i) Perawatan tubuh, meliputi a) pewarnaan dan penataan rambut, b) rias wajah, dan c) penggunaan wewangian.

j) Rambu atau perintah berupa (a) menunjuk, (b) menyodok tanda diam di bibir, (c) menunjukkan posisi, (d) tanda dengan ibu jari persetujuan, (e) lambaian tangan, (f) kedipan mata dan (g) mengangguk (juga), menggelengkan kepala atau mengungkapkan ketidaksetujuan.

b. Makna Tubuh

Bahasa tubuh memiliki arti dan peran yang besar dalam komunikasi, meskipun bahasa lisan selama ini dianggap sebagai cara komunikasi yang paling dapat diandalkan, mengabaikan faktor non-verbal. Makna yang terkandung dalam bahasa tubuh dapat berupa Terbagi menjadi tiga kategori, yaitu signifikansi personal, signifikansi sosial budaya dan signifikansi religius (Taufik, 2003). Makna pribadi berkaitan dengan penggunaan daerah fonetis sebagai cara mengungkapkan perasaan pribadi. Zona ujaran dibagi menjadi zona intim intim, zona intim, zona privat, zona sosial, dan zona publik.

1. zona intim terdekat

Hanya orang-orang tersayang, teman dekat atau kerabat dekat yang diperbolehkan berada di kawasan ini, dan biasanya mereka memeluk atau menyentuhnya. Respons emosional Anda jika seseorang yang tidak Anda sukai atau tidak Anda kenal memasuki zona intim ini orang ini akan muncul.

2. zona intim

Seseorang akan dengan sukarela membiarkan kekasihnya, teman dekat atau kerabatnya memasuki area ini, namun demi kenyamanan dan keamanan area ini tidak dimasuki oleh orang asing. seseorang yang tidak Anda kenal atau sukai, Sukatman: Bahasa dan Budaya Indonesia serta Kontribusinya. Memasuki area pribadi orang ini bisa membuat stres. Tubuhnya dapat berubah secara otomatis untuk mempersiapkan sentuhan Serangan Fisik atau Tidak Diinginkan.

3. Zona pribadi adalah jarak terjauh yang ingin dipertahankan seseorang saat mengobrol dengan orang lain di acara sosial. Berdiri lebih dekat dari itu terlalu dekat untuk seorang kenalan baru. Namun, berdiri terlalu jauh juga bukan langkah yang tepat. Untuk sesaat, dia merasa terancam oleh seseorang yang terlalu dekat dengannya, tetapi juga merasa ditolak jika seseorang terlalu jauh.

4. Zona sosial

Area ini lebih jauh dari area sosial yang digunakan orang untuk mengobrol satu sama lain dalam sebuah pesta. Area sosial dapat digunakan di toko, di jalan, atau di rumah saat pembeli atau pelanggan berbicara dengan penjaga toko atau pemilik toko. Area sosial juga tersedia untuk interaksi bisnis.

5. Zona publik

(6)

Orang yang berbicara di depan kelompok cenderung berdiri setidaknya jauh dari depan audiens. Makna sosiokultural dari bahasa tubuh terkait dengan latar belakang budaya ras atau kebangsaan. menegaskan. Di beberapa negara, mengangguk berarti "tidak", seperti di Bulgaria, sedangkan di negara-negara ini isyarat untuk "ya" adalah menggelengkan kepala. Di Indonesia, ketika orang menundukkan kepala berjabat tangan dengan orang terhormat lainnya.

Makna religius dari bahasa tubuh terkait dengan komunikasi manusia-Sang Pencipta. Setiap agama memiliki tindakan bahasa tubuh dan standar agama masing- masing. Misalnya, ketika umat Islam berdoa, Bahasa tubuh dalam urutan gerakan tubuh yang mapan dalam Rukun Shalat (Taufik, 2006). Contoh: tangan diangkat, lengan disilangkan, Rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tahiyat terakhir dan shalat Tangan diatas. Protestan, bentuk gerakan bahasa tubuh, Lipat lengan Anda. Imam itu juga mengulurkan tangannya dengan wajah menghadap ke bawah, Jemaah menerima dengan tangan terbuka.(Muhammad Rohmadi, 2016)

c. Fungsi bahasa tubuh

Fungsi bahasa tubuh: repetisi, yaitu mengulang ide secara berulang-ulang Tanda verbal persetujuan verbal selama periode waktu tertentu Banyak anggukan. Berkontradiksi berarti menyangkal atau menetapkan makna lain Pesan verbal, seperti cemberut saat mengatakan Anda hebat. Menegaskan, yaitu menegaskan pesan yang diucapkan, seperti menyatakan penyesalan Saat memukul sesuatu. Fitur tambahan yang dirancang untuk melengkapi Pengertian informasi lisan. untuk mengganti, yaitu mengganti informasi lisan, seperti pernyataan Pujilah dengan mengacungkan jempol tanpa kata-kata. Buber membedakan tiga bentuk hubungan interpersonal, yaitu keberadaan pribadi, Eksistensi sosial dan eksistensi religius. Dalam hubungan keberadaan pribadi, orang selalu perlu berkomunikasi untuk mengungkapkan perasaannya pribadi. Dalam hubungan eksistensi sosial, diperlukan adanya komunikasi dalam hubungan tersebut dengan aspek-aspek sosial manusia yang timbul dalam hubungannya dengan dan dengan orang lain

Lingkungan. Dalam komunikasi manusia dengan Sang Pencipta, terjadi hubungan Agama.

(Triyanto, dkk, 4)

Kontribusi Budaya Tutur pada Pendidikan Moral Sekolah Dasar

Kegiatan berbicara Indonesia memiliki muatan moral (santun). jadi bisa bahasa indonesia Beberapa pengetahuan tentang etika suara BI diperlukan sebagaimana mestinya. Mempelajari etika bicara berarti belajar Bersikap sopan. Materi etika kuliah BI perlu disampaikan kepada siswa sekolah dasar karena mendalam Mata Kuliah Tingkat Satuan Pendidikan Moral Sekolah Dasar Disampaikan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain, termasuk BI. Pendistribusian buku pelajaran untuk siswa sekolah dasar memiliki tiga kontribusi yaitu siswa dapat Dengan keterampilan berbicara yang dipelajari dengan baik, siswa dapat mempelajari akhlak atau tata krama Atas kebaikan interaksi sosial dan bisnis, siswa dapat belajar bahasa Dalam situasi nyata, sesuai dengan kebutuhan hidup, pembelajaran seperti ini sangat tepat Sekarang ke pendekatan kontekstual yang banyak digunakan. Terkenal Ada krisis multifaset, termasuk krisis moral. SD adalah tempat yang baik untuk memulai Baik untuk menginisiasi dan memperkuat moral positif pada siswa Mulai dari rumah, playgroup, dan prasekolah (taman kanak-kanak). Pendidikan akhlak ini harus terus menerus ditanamkan ke jenjang yang lebih tinggi Tinggi, bahkan kuliah.

SIMPULAN

(7)

Saat berbahasa, perhatikan aturan umum berbahasa. Aturan berbahasa itu diantaranya:

1) Konteks serta situasi percakapan 2) Siapa pun yang menjadi pembicaranya.

3) Memiliki tujuan percakapan yang cukup jelas

4) Urutannya, kaidah, dan gilirannya untuk berbicara (cara menyela dengan benar).

5) Apakah bahan percakapan sudah pantas.

6) Perangkat komunikasi yang dipakai diantaranya handphone, telegram, dll. Memiliki aturannya sendiri.

7) Norma atau bahasa yang terjadi pada lingkungan sehari-hari, dan bahasa yang digunakan.

8) Serta berbagai bahasa cocok digunakan, formal, resmi, objektif, dan lain sebagainya.

Secara umum, terdapat beberapa tutur budaya yang merupakan kaidah dasar bahasa Indonesianya harus diikuti agar komunikasi terdengar santun. Kaidah tersebut diantaranya:

1) Sikap terbuka dan ramah 2) Pertimbangan tabu bahasa 3) Penggunaan bahasa ilmiah 4) Penghalusan bahasa (eufemisme) 5) Penggunaan bahasa normative khusus 6) Gunakan pronominal dengan benar 7) Pilihan ucapan yang lebih halus 8) Gunakan bahasa tubuh yang benar

Salah satu wujud percakapan yang menyampaikan suatu hal melalui pemakaian tanda yang berbeda biasa disebut juga dengan bahasa tubuh yang bermanfaat meliputi pengulangan, kontradiksi, penekanan, daling melengkapi, dan substitusi. Pentingnya bahasa tubuh dari tingkah laku makhluk meliputi maksud pribadi, sosial budaya, serta agama. Bahasa tubuh harus dipelajari lebih jauh lagi, terutama hal sosial budaya. Norma berbahasa Indonesia harus dipelajari untuk meluaskan penggunaan bahasa yang patut serta membangun budi pekerti peserta didik yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Eka Haryanti. (2019). Penggunaan Bahasa Dalam Perspektif Tindak Tutur Dan Implikasinya Bagi Pendidikan Literasi. Jurnal Tambora, 3(1), 24.

Eko Kuntarto. (2016). Kesantunan Berbahasa Ditinjau Dari Perspektif Kecerdasan majemuk. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, 16(2), 58–72.

Muhammad Rohmadi. (2016). Kajian Pragmatik Percakapan Guru Guru Dan Siswa Dalam pembelajran Bahasa Indonesia. Jurnal Paedagogia, 17(1), 78.

Triyanto, dkk. (4). Bahasa Sebagai pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jurnal Salaka, 1(1), 2019.

Umar Mansyur. (n.d.). Peranan Etika Tutur Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran Di Sekolah.

Tamaddun, 16(2), 692017.

Wahyu Wibowo. (2016). Konsep Tindak Tutur Komunikasi (p. 9). Bumi Aksara.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan dua bahasa tersebut menjadikan para siswa sebagai dwibahasawan yang pada penerapannya dalam berkomunikasi baik dengan orang tua dan saudara baik dilingkungan

Mayoritas Siswa pada kelas rendah di Sekolah Dasar Negeri 15 Sempalai Tebas, Sambas, Kalimantan Barat berkomunikasi menggunakan bahasa ibu mereka BMDS karena pengaruh

Berdasarkan hasil analisis data observasi, mengacu pada ciri-ciri sikap bahasa yang diungkapkan oleh Garvin Mathiot, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa

Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam perkembangan sejarah

Keseluruhan tampilan pada bahan ajar Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia sangat menarik, bahan ajar Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia menggunakan bahasa yang

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inovasi pengembangan materi dan model pendidikan multikultur dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Menurut Atmazaki, mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai beberapa tujuan yang harus dimiliki siswa yakni kemampuan berbahasa, sikap berbahasa, pengetahuan tentang ilmu kebahasaan bahasa