• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghentian Akad Mudharabah terhadap Pemeliharaan Sapi di Desa Lokasi Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penghentian Akad Mudharabah terhadap Pemeliharaan Sapi di Desa Lokasi Baru"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana praktek pemutusan akad mudharabah mengenai pemeliharaan ternak di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma. Bagaimana perspektif hukum ekonomi syariah terhadap pemutusan akad mudharabah pemeliharaan ternak di lokasi Desa Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, kami berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi kampus sebagai referensi di kemudian hari mengenai penelitian serupa. Secara praktis, kami berharap penelitian ini dapat menjadi informasi dan pengetahuan bagi masyarakat dan kalangan akademisi khususnya mahasiswa Fakultas Syariah mengenai “Penyelesaian Akad Mudharabe Pemeliharaan Ternak di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Seluma Kabupaten Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah”.

Penelitian Terdahulu

6 Herni Yanti, “Praktik Bagi Hasil Peternakan Berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Senali Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara)”, (Skripsi, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, 2021). 8 Tria Kusumawardani, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Koperasi Peternakan (Studi Kasus di Pekon Margodadi, Dusun Sumber Agung, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus)”, (Skripsi, Fakultas Syariah, Majelis Universitas Islam Negeri Intan, Lampung, 2018 ).

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Subjek/ Informan Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Teknik Keabsahan Data

Perluasan observasi untuk menguji reliabilitas data penelitian difokuskan pada pengujian data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali di lapangan apakah benar atau tidak, ada perubahan atau masih sama.

Sistematika Penulisan

KAJIAN TEORI

  • Pengertian Mudharabah
  • Dasar Hukum Mudharabah
  • Rukun dan Syarat Mudharabah
  • Jenis-jenis Akad Mudharabah
  • Prinsip-Prinsip Mudharabah
  • Karakteristik Mudharabah
  • Manfaat Mudharabah
  • Resiko Mudharabah
  • Berakhirnya Akad Mudharabah
  • Pengertian Hukum Ekonomi Syariah

Ulama Hanafiyah berpendapat jika shahibul maal dan mudharib membacakan ijab dan qabul, maka akad mudharabah telah memenuhi rukunnya dan sah. Merupakan akad mudharabah yang berlaku pada kegiatan usaha yang ruang lingkupnya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan bidang usaha sesuai dengan kebutuhan pemilik harta (shahibul maal). Pembagian keuntungan tidak boleh dilakukan sampai kerugian yang ada tertutupi dan modal saham shahibul maal pulih sepenuhnya.

Menurut Umer Chapra, prinsip umum di sini adalah masa shahibul hanya menanggung risiko modal (risiko finansial), sedangkan mudharib hanya menanggung risiko waktu dan usahanya (risiko non finansial).27. Kejelasan merupakan prinsip yang harus muncul dalam akad ini, untuk itu harus dilaksanakan bentuk perjanjian tertulis dalam akad mudharabah. D. Oleh karena itu, Shahibul Maal dapat mengakhiri akad mudharabah secara sepihak jika ia tidak lagi mempunyai kepercayaan terhadap mudharib tersebut.

Jika shahibul maal meninggal dunia, maka menurut Jumhur Ulama akad mudharabah batal karena akad mudharabah sama dengan akad wakalah yang berakhir dengan meninggalnya orang yang mewakilinya.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Keadaan Demografi Desa Lokasi Baru

Lokasi Desa Baru merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, yang terletak di Pulau Sumatera bagian barat, terletak di sebelah barat Bukit Barisan. Wilayah Provinsi Bengkulu terbentang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga Provinsi Lampung dan berjarak kurang lebih 567 kilometer. Iklim Desa Lokasi Baru, seperti halnya desa-desa lain di Indonesia, mempunyai iklim kering dan hujan.

Hal ini berdampak langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian di Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan.47.

Keadaan Sosial Desa Lokasi Baru

Lahan yang digunakan di Desa Lokasi Baru sebagian besar untuk persawahan dan perkebunan, selebihnya untuk lahan kering untuk bangunan dan fasilitas lainnya.

Masalah Desa Lokasi Baru

Perjanjian bagi hasil hasil ternak sapi di Desa Lokal Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma dilakukan secara langsung atau dengan cara saling bertemu yaitu antara pemelihara dan pemilik sapi bertemu langsung. Apabila pemilik sapi mengambil sapinya sebelum waktu yang telah disepakati, sesuai kesepakatan antara Tuan. Bangun dan Bpk. Sukardi, Bpk. Sunarno dan Bpk. Supri, pemilik sapi harus membayar biaya pemeliharaan sebesar Rp. Sementara itu, dalam perjanjian antara Bpk. Slamet dan Bpk. Ujang, pemilik sapi harus membayar upah sebesar Rp.

Sistem peternakan yang saya lakukan sebagai peternak adalah dengan datang langsung ke peternak dan membawa hewan ternaknya. Berikut informasi dari pemilik ternak dan penggembala di Desa Lokasi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma mengenai kendala yang ditemui pada saat proses pemeliharaan. Berikut informasi pemilik ternak dan penggembala di Desa Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma.

Jika pemilik sapi mengambil sapinya sebelum waktu yang disepakati, maka kesepakatan antara Tuan Bangun dan Tuan Sukardi, Tuan Sunarno dan Tuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Akad Perjanjian Pemeliharaan Ternak Sapi

Dimulai dari pemilik sapi yang membawa sapinya langsung ke tempat pemeliharaan, kemudian jenis kelamin, umur, kondisi sapinya dan lain sebagainya. Sedangkan bila yang berjenis kelamin jantan, maka pembagian hasilnya dihitung terlebih dahulu dengan menghitung modal awal atau harga sapi jantan tersebut pada saat pertama kali dipelihara, kemudian apabila sudah dapat dijual, maka pemelihara terlebih dahulu memberikan hak milik pemilik sapi tersebut. modal awal kembali. lalu bagi sisanya menjadi dua. Kemudian, jika ingin memutus kontrak, berikan waktu 0-4 bulan kepada pemilik sapi sejak sapi tersebut dipelihara atau pedet baru lahir.

Sistem peternakan sapi yang saya gunakan adalah sebagai pemilik sapi saya datang langsung ke tempat peternakan sapi. Untuk pemutusan kontrak, pemelihara sapi memberi waktu 0-3 bulan terhitung sejak sapi dipelihara atau anak baru lahir. Sistem peternakan sapi di sini sama dengan di tempat lain, pertama pemilik sapi datang langsung membawa sapinya, kemudian ia menyebutkan jenis kelamin, umur, berapa biaya perawatan dan sejenisnya.

Kalau mau putus kontrak, saya kasih waktu 0-4 bulan sejak beternak sapi dan lahir anak sapi baru.

Pemeliharaan Ternak Sapi

Sistemnya disini, pertama pemilik sapi datang dan membawa sapinya dan mengatakan sapinya ingin dipelihara di sini, kemudian menyebutkan umur dan jenis kelaminnya. Permasalahan yang saya alami selama memelihara sapi, biasanya sapi-sapi tersebut sedang sakit dan memerlukan perawatan lebih. Keterangan lebih lanjut dari Pak Supri selaku pemilik sapi tersebut, beliau mengatakan bahwa “Selama sapi saya dipelihara, masalahnya biasanya ada sapi yang seharusnya sudah memasuki masa kawin tetapi sapi tersebut tidak mau, jadi kami harus bersabar dan menunggu mereka".

Selama saya bisa merawatnya tidak banyak kendala, kadang sapi sakit, tapi kalau disuntik vitamin beberapa hari akan sembuh sesuai kata penjaganya. Kalau masih kecil biayanya saya tanggung sendiri, tapi kalau besar harus tanya ke pemilik sapi. Kemudian ada pernyataan dari Pak Sunarno selaku salah satu peternak sapi, beliau mengatakan: “Masalah yang saya temui adalah sapi yang seharusnya kawin, tetapi sapi tersebut tidak mau.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Slamet selaku peternak ternak yang mengatakan: “Selama saya memelihara ternak tidak terlalu banyak kendala.

Penghentian Pemeliharaan Ternak Sapi

Suatu ketika pemilik sapi ada keperluan pribadi atau tiba-tiba datang kesini dan langsung mengatakan ingin mengambil sapinya yang berumur 5 bulan. Jika pemilik sapi ingin mengambil sapinya dalam waktu 3 bulan, biaya mencari rumput hanya Rp. Berdasarkan keterangan di atas, maka sistem kontrak yang digunakan dalam pembagian hasil ternak sapi di lokasi survey adalah berdasarkan respon dari tiga orang pemilik dan tiga orang pemelihara sapi, pemeliharaannya dilakukan oleh pemilik sapi yang datang langsung ke lokasi pemelihara sapi tersebut dan mengatakan bahwa sapinya ingin dipegang oleh walinya.

Namun pada praktiknya, seluruh pemilik sapi mengakhiri kerjasama tersebut secara sepihak dan melebihi batas waktu yang ditentukan. Kasus yang dialami Pak Bangun, pemilik sapi memutuskan kontrak pada saat sapi berumur 5 bulan dan harus membayar kepada pengguna sebesar Rp. Dalam kasus Pak Slamet, pemilik sapi mengambil sapi tersebut ketika berumur 4 bulan dan seharusnya membayar Rp.

Dalam kasus lain, Tn. Sunarno pun merasa rugi karena pemilik sapi tersebut berhenti bekerja sama saat sapinya berumur 9 bulan.

Pembahasan

Salah satu pihak menyatakan akadnya batal demi hukum, atau mudharib dilarang mengambil tindakan hukum terhadap modal yang diberikan, atau masa shahibul menarik modalnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa praktik pengakhiran akad mudharabah yang dilakukan oleh shahibulmaal dalam beternak di desa Solusi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma sudah sesuai dengan hukum ekonomi syariah dan alasan pengakhiran akad mudharabah. yaitu karena pihak menyatakan akad batal, modalnya tunai dan Shahibul Maal menarik modalnya, sehingga akad batal. Dimana Pesta Shahibul Maal berakhir setelah melampaui batas waktu dan membayar upah lebih sedikit dari yang ditetapkan dalam perjanjian.

Walaupun pihak mudharib sepakat untuk mengakhiri akad, namun hal tersebut menimbulkan kerugian bagi mudharib karena shahibul maal gagal memenuhi keuntungan yang seharusnya menjadi milik mudharib. Pemutusan akad mudharabah pemeliharaan ternak sapi di Desa Solusi Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma, akad mulai berlaku pada saat bertemunya shahibul maal dan mudharib. Namun dalam prakteknya shahibul maal melebihi batas waktu yang ditentukan dan shahibul maal juga membayar mudharib kurang dari yang seharusnya sehingga menyebabkan kerugian pada mudharib.

Untuk menghindari ketidakadilan terhadap mudharib, maka perjanjian antara shahibul maal dan mudharib harus dituangkan secara tertulis.

PENUTUP

Saran

Diharapkan pemilik modal peternakan sapi harus benar-benar melaksanakan akad mudharabah dan memahami ketentuan pelaksanaan akad mudharabah agar tidak terjadi hal yang merugikan salah satu pihak. Kami berharap para pemilik ternak dapat merumuskan kebijakan dan ketentuan dengan pemilik modal secara tertulis dan memahami ketentuan yang berlaku dalam akad mudharabah sesuai dengan akad dan sesuai dengan hukum dagang syariah, sehingga akad bagi hasil yang dibuat tidak menimbulkan perselisihan.

Rekomendasi

Andiko, Toha, Suansar Khatib, Romi Adetio Setiawan, Maqashid Syariah dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: Samudra Biru, 2018. Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Syariah dan Kedudukannya dalam Sistem Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2007. Andiko, Toha, “Makna Penting Penerapan Konsep Ekonomi Islam dalam Transaksi Bisnis di Zaman Modern”, Jurnal Mizani, Vol.

Masse, Rahman Ambo, “Konsep Mudharabah Antara Kajian Fiqih dan Penerapan Perbankan”, Jurnal Diktum Hukum, vol. Kusumawardani, Tria, “Tinjauan Hukum Islam Mengenai Bagi Hasil Pada Koperasi Peternakan Sapi (Studi Kasus di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)”, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung: Skripsi, Kajian Hukum Ekonomi Syariah Program, 2018 Purwasih, Ratih, “Implementasi Perawatan Hewan di Jorong Talago Gunung Menurut Fikh Muamalah”, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar: Tesis, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, 2020.

Yanti, Herni, "Praksis af kvægudbyttedeling i henhold til Sharia Economic Law (casestudie i Senali Village, Arga Makmur District, North Bengkulu Regency)", State Islamic Institute (IAIN) Bengkulu: Afhandling, Sharia Economic Law Study Program, 2021 .

Referensi

Dokumen terkait

59 (2004, paragraf : 6) mengatakan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil

Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara bank sebagai pemilik dana ( shahibul maal ) dan nasabah sebagai pengelola dana ( mudharib ) untuk

Penerapan akad yang digunakan dalam Tabungan berencana adalah akad mudharabah muthlaqah yaitu bentuk kerja sama antara shahibul maal (pemilik dana) yaitu nasabah dan

Hal tersebut menjadi dasar bagi hasil di masyarakat khususnya akad mudharabah dalam bagi hasil pemeliharaan hewan ternak di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana, akad

Hal tersebut menjadi dasar bagi hasil di masyarakat khususnya akad mudharabah dalam bagi hasil pemeliharaan hewan ternak di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana, akad yang dilakukan

Veithzal Rivai, 2010 Tabungan Mudharabah adalah kerja sama antara dua pihak, dimana satu pihak, pemilik modal shahibul maal mempercayakan sejumlah dananya kepada pihak lain, yaitu

Analisis Relevansi Praktik Penerapan Bagi Hasil Ingon Sapi Sistem Mertelu Dengan Akad Mudharabah Di Desa Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati .... Analisis Fatwa DSN-MUI No

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah penjelasan Bab 1V pasal 19 ayat 1 huruf c pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama milik, shohibul maal,