PENGKAJIAN PADA LANSIA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah sattu tugas Mata Kuiah Keperawatan Gerontik
Dosen pengajar : Eli Rusmita, M,Kep
Disusun Oleh :
Fahsa Fathmanisa : 10521049 Alliyah Rachma Flectary : 10521050
Khoirina Nur : 10521053
Kerinci Surapati : 10521058
Renata Isnaine : 10521061
Adnan Qushoyri : 10521062
Zahwa Nurul : 10521066
Ananda Putri Utami : 10521082
POLTEKKES TNI AU CIUMBULEUIT TAHUN AJARAN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Pengkajian Pada Lansia.
Penulisan Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dalam penulisan Makalah ini penyusun banyak mendapat bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada Eli Rusmita, M,Kep selaku pengampuh Mata Kuliah Keperawatan Gerontik,yang telah memberikan arahan kepada penyusun, dalam penyusunan Makalah ini.
Semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun dan juga bagi pembaca. Juga dapat dijadikan sebagai referensi guna kepentingan banyak orang.
Kami menyadari bahwa Penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penulisan maupun dalam penyusunan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah kami butuhkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Bandung, 23 Oktober 2023 Hormat kami ,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
I.I Latar Belakang...4
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan...6
1.4 Manfaat...6
1. Bagi dosen:...6
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa....6
2. Bagi mahasiswa:...6
Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta mampu menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan intervensi yang sesuai....6
BAB II...7
PEMBAHASAN...7
2.1 Definisi...7
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengkajian Pada Lansia...7
2.3 Data Perubahan Fisik, Psikologis Dan Psikososial...7
2.4 Pengumpulan Data Dengan Pemeriksaan Fisik...7
2.5 Perubahan psikologis data yang dikaji...8
BAB III...10
PENGKAJIAN...10
3.1 Pengkajian...10
BAB IV...30
PENUTUP...30
4.1.Kesimpulan...30
4.2 Saran...30
DAFTAR PUSTAKA...31
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan proses alamiah yang ti dak bisa dihindari oleh tiap individu. Lansia dimulai setelah pensiun biasanya pada usia 65-7 5 tahun (Potter dan Perry, 2010). Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1998 Bab I Pasal 1 Aya t 2, lansia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Sejak tahun 2010, Indonesia telah memasuki era berstruktur tua (aging structured population) karena 7,18 % dari penduduk Ind onesia berusia 60 tahun ke atas (Saputri & Indrawati, 2011). Berdasarkan Komisi Nasional L anjut Usia (2010), selain memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia jug a merupakan negara keempat dengan jumlah lansia terbanyak setelah China, Amerika dan Ind ia. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonsia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa dan tahun 2 010 jumlah lanjut usia di Indonesia sebesar 23,9 juta.
Berdasarkan data SUSENAS 2012, provinsi yang memiliki persentase penduduk lansi a terbanyak di Indonesia. Adapun jumlah penduduk lansia (>60 tahun) adalah 55.967 jiwa, da ri total penduduk 1.090.567 jiwa. Jumlah penduduk lansia yang banyak ini perlu perhatian ser ius di bidang kesehatan agar tidak menjadi beban dengan program promotif dan preventif. Sel ain perhatian di bidang kesehatan diperlukan juga perhatian pada perubahanperubahan hidup baik fisik, psikologis, dan kognitif
Perubahan hidup yang dialami oleh lansia menimbulkan berbagai permasalahan, diant aranya berupa ketergantungan terhadap orang lain, gangguan kesehatan, dan kemiskinan (Ma rtono, 2008). Menurunnya kemampuan merespon stress, kehilangan yang berulang dan perub ahan fisik menempatkan lansia pada risiko terkena penyakit dan gangguan fungsional”(Potter dan Perry, 2010).
Menurut Boen, et al (2012), “lansia yang menerima dukungan sosial yang tinggi mem iliki tekanan psikologis yang rendah, sedangkan pada lansia yang menerima dukungan sosial yang rendah cenderung mengalami gangguan psikologis yang tinggi. Keperawatan yang berk eahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriat ric”(Ebersole et al, 2005). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. Menurut Kozier (2010), “Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelaja
ri tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsio nal, perencanaan, implementasi serta evaluasi. Keperawatan gerontik bertujuan memberikan a suhan keperawatan yang efektif terhadap klien yaitu lanjut usia. Gerontik adalah segala sesua tu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan kenyamanan dalam hidup. Per an perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan dan membantu klien dala m mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi se ndiri oleh klien.”
Menurut Boen, et al (2012), “lansia yang menerima dukungan sosial yang tinggi mem iliki tekanan psikologis yang rendah, sedangkan pada lansia yang menerima dukungan sosial yang rendah cenderung mengalami gangguan psikologis yang tinggi. Keperawatan yang berk eahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriat ric”(Ebersole et al, 2005). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. Menurut Kozier (2010), “Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelaja ri tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsio nal, perencanaan, implementasi serta evaluasi. Keperawatan gerontik bertujuan memberikan a suhan keperawatan yang efektif terhadap klien yaitu lanjut usia. Gerontik adalah segala sesua tu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan kenyamanan dalam hidup. Per an perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan dan membantu klien dala m mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi se ndiri oleh klien.”
Hasil penelitian Isnaeni (2012) didapatkan hasil “lansia yang tinggal di panti wreda ba hagia. Hal ini dikarenakan para lansia merasa kebutuhan sehari-hari yang sudah tercukupi, ke giatan sehari-hari yang sudah terjadwal dan setiap tahun diadakan piknik dan lomba bagi war ga panti. Banyak hal yang dipikrkan lansia pada saat merasa bahagia seperti memikirkan kelu arga, bersyukur kepada Allah dan senang dapat hidup mandiri. Sedangkan hal-hal yang dilak ukan para lansia saat bahagia antara lain menyibukkan diri dengan hobi masing-masing, mem bantu pihak panti secara sukarela diberbagai bidang dan melakukan ibadah.” Penelitian Pali (2016) terdapat perbedaan hasil dimana lansia yang tinggal di Wreda tidak semuanya mengal ami kebahagiaan 4 dan kepuasan. Hasil penelitian menunjukkan satu lansia tidak menunjukka n kebahagiaan, satu lansia relatif bahagia, dan lainnya menunjukkan sangat bahagia dalam me nilai keseluruhan hidupnya.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat merumuskan apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa dan bagaimana pengkajian pada lansia?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi pengkajian pada lansia 3. Apa saja data perubahan fisik, fisiologis dan psikososial 4. Apa saja Diagnosa keperawatan lansia
5. Bagaimana intervensi keperawatan pada lansia tersebut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh tujuan apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia.
2. Untuk mengetahui faktor pengaruh pengkajian pada lansia.
3. Untuk mengetahui data perubahan fisik, fisiologis dan psikososisal.
4. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia.
5. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada lansia.
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagi dosen:
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa:
Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta mampu menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan intervensi yang sesuai.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah tahap pertama dari proses keperawatan.
Tahap ini adalah tahap penting dalam rangkaian proses keperawatan. Pada tahap pengkajian a kan didapatkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan m asalah keperawatan pada lansia. Keberhasilan dalam melakukan pengkajian keperawatan mer upakan hal penting untuk tahapan proses keperawatan selanjutnya.
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis masalah, pen etapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia. Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berh ubungan dengan masalah lansia serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yan g berhubungan dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan yang ada.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengkajian Pada Lansia
Interelasi (saling keterkaitan) antara aspek fisik dan psikososial: terjadi penurunan k emampuan mekanisme terhadap stres, masalah psikis meningkat dan terjadi perubahan pada f isik lansia. Adanya penyakit dan ketidakmampuan status fungsional. Hal-hal yang perlu diper hatikan saat pengkajian, yaitu: ruang yang adekuat, kebisingan minimal, suhu cukup hangat, hindari cahaya langsung, posisi duduk yang nyaman, dekat dengan kamar mandi, privasi yan g mutlak, bersikap sabar, relaks, tidak tergesa-gesa, beri kesempatan pada lansia untuk berpik ir, waspada tanda-tanda keletihan.
2.3 Data Perubahan Fisik, Psikologis Dan Psikososial
Perubahan Fisik Pengumpulan data dengan wawancara Pandangan lanjut usia tenta ng kesehatan, Kegiatan yang mampu di lakukan lansia, Kebiasaan lanjut usia merawat diri se ndiri, Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran, Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK, Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia, Perubaha n-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna, Kebiasaan lansia dalam memelih ara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
2.4 Pengumpulan Data Dengan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksanaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi u ntuk mengetahui perubahan sistem tubuh. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut w ajah, tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah, Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak. Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses pemenuaan, Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar, tinnitus, serumen telinga ba gian luar, kalau ada serumen jangan di bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga. S istem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi denyut nadi apical, per iksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah ada keluhan pusing, edema. Sistem gastroi ntestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual, muntah, kesulitan mengunyah dan me nelan), keadaan gigi, rahang dan rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut k embung ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi.
Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih, inkontinensi a (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan, desakan, pemasukan dan pengelu aran cairan. Rasa sakit saat buang air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual. Sistem kulit/integumen: kulit (t emperatur, tingkat kelembaban), keutuhan luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, ad anya jaringan parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan umum.
Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon, gerakan sendi yan g tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
2.5 Perubahan psikologis data yang dikaji
Sikap lansia terhadap proses penuaan, Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tid ak, Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan, Bagaimana mengatasi stres yang di alami, Apakah mudah dalam menyesuaikan diri, Apakah lansia sering mengalami kegagalan, Apakah harapan pada saat ini dan akan datang, 41 Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif:
daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan mas alah.
Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji: Darimana sumber keuangan lansia, Ap a saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang, Dengan siapa dia tinggal, Kegiatan organ isasi apa yang diikuti lansia, Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya, Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah, Siapa saja yang bisa mengunjung
i, Seberapa besar ketergantungannya, Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada. Perubahan spiritual, data yang dikaji : Apakah secara teratur melakukan ib adah sesuai dengan keyakinan agamanya, Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miski n. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa, Apakah lansia terlih at tabah dan tawakal.
BAB III PENGKAJIAN 3.1 Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan professional harus menggunakan pro ses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses pemecahan masalah yang mengarahka n perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis kp erawatan. Tujuan pengkajian yaitu :
1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri 2. Melengkapin dasar rencana perawatan individu
3. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien 4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
A. Prinsip Pengkajian
1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri 2. Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
3. Membantu menghindarkan bentuk dan pandangan klien 4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
B. Keterampilan Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi
Saat bertemu dengan klien, perhatian penampilan umum, postur, dan cara berjalan.
Saat menjabat tangan perhatikan genggaman, mobilitas, kontak mata, bicara, pola pern apasan, warna kulit, dan pakaian. Observasi cepat dan hati-hati menunjukan integritas sistem neurologis dan muskuloskeletal, sistem mental dan emosional, serta minat dan k emampuan untuk perawatan mandiri.
Inspeksi berlanjut melalui wawancara dan pengkajian fisik dengan berpedoman pad a hal-hal berikut ini.
a. Penerangan dan pemajanan adekuat untuk ispeksi warna, ukuran, tekstur, dan mobilita s.
b. Penerangan tangensial untuk kontur dan variasi pada permukaan tubuh.
c. Bagian tubuh yang diperiksa, perhatikan simetri pada tubuh sebaliknya.
d. Observasi secara cermat, perhatian yang detail, dan catat hasil temuan.
e. Perhatikan klien dalam mengikuti instruksi dan melakukan maneuver untuk memperol eh data kemampuan fungsional.
Deteksi terhadap bau adalah bagian dari inspeksi. Bau badan tidak sedap dapat terjadi akibat
higiene yang buruk dan penyakit. Bau parfum yang kuat menandakan terbatasnya i ndera penciuman. Perawat waspada terhadap bahaya keamanan jika klien tidak dapat mendeteksi gas/rokok.
Tabel Pengkajian umum pada inspeksi.
Langkah Temuan Normal/Variasi Individu/Penyimpangan Inspeksi klien dan cara kli
en menyesuaikan lingkung an
Manuver dengan aman dan bertujuan dalam lingkungan.
Penyimapngan : Berjalan tanpa tujuan, ragu, mundur, po stur, dan gerakan agresif
Perkenalan diri dan jabat t angan.
Klien membuat kontak mata, ekspresi wajah sesuai deng an percakapan, memperkenalkan diri, dan menjulurkan t angan. Penyimpangan : Tidak membuat kontak mata, m enarik diri dari berjabat tangan, tidak menyambut pemer iksaan dengan ekspresi wajah bicara, atau menjabat tang an.
Posisi diri pada setinggi m ata dengan klien dan jelask an tujuan pertemuan.
Klien mendengarkan dengan perhatian dan menerima ko munikasi dengan anggukan, komentar pendek, anjukan pernyataan klarifikasi. Penyimpangan : Ekspresi wajah ansietas, nyeri, apatis, bermusuhan, takut, mudah terliha t perhatiannya
Observasi kulit (terutama wajah), rambut, kecepatan dan kebebasan gerakan tub uh untuk mendapatkan pet unjuk terhadap perkiraan p enampilan usia.
Keriput, berkerut, dan garis kerut dahi, rambut keabu-ab uan, kering, rambut rapuh,. Penurunan kecepatan dan ko ordinasi, penggunaan alat bantu ambulasi, langkah kaku dan kecil dengan postur terhenti. Penyimpangan : Garis nyala keriput, tidak ada rambut kulit kepala atau tubuh, penipisan rambut berlebihan, hirsutisme, kaki diseret ti mpang, tremor, kontraktur, gerakan asimetris, postur ka ku.
Inspeksi perkembangan tu buh.
Berat badan dan tinggi badan normal untuk usia, ukuran dan bentuk tubuh simetris. Sedikit deformitas sudut sik
u, pergelangan tangan, jari tangan, leher, otot dan tendo n lebih menonjol. Redistribusi lemak dari ekstermitas ke tubuh. Penyimpangan : Tinggi atau pendek berlebihan, ukuran atau bentuk tubuh asimetris, penggunaan otot be rlebihan, penurunan otot, kegemukan atau penampilan k aheksia.
Perhatikan cara berdandan atau hygiene.
Rambut bersih, tersisir, kuku bersih, pendek, mungkin d angkal, dan rapuh. Pakaian bersih dan tepat, tidak bau. P enyimpangan : Rambut tidak disisir dan kotor, kuku kot or dan kasar, pakaian kotor, tidak rapid an tidak tepat, k acau dalam kombinasi, bau badan tidak sedap, napas ba u busuk, bau seperti ammonia.
Observasi ekspresi wajah. Ada kontak mata, tersenyum, menunjukan penuh pikira n. Ekspresi relatif tepat terhadap percakapan. Gambar w ajah simetris. Penyimpangan : Tidak ada kontak mata, w ajah kurang gerak, kaku, lingkaran gelap di sekitar mat a, menyembunyikan mulut di belakang tangan bila bicar a dan tersenyum (tegang, takut) merintih (nyeri), pucat, berkeringat, atau menangis, gambaran asimetris sebagai bukti paralisis, kontraktur, atrofi, otot, dan lurus.
Perhatikan bicara : Pemah aman
Mengikuti instruksi sederhana, menjawab pertanyaan. P enyimpangan : Kesulitan berespon terhadap pertanyaan dan instruksi, pemakaian kata terlalu banyak dan kecend rungan terhadap ide, mengelak berulang kali.
Artikulasi Mengucapkan dengan jelas. Langkah sedang menyeluru h dengan variasi topic yang tepat. Penyimpangan : Kesu lita artikulasi bunyi bicara khusus, pengiriman cetusan c epat, ragu, gagap, pengulangan, atau lambat, bicara mon oton.
Perhatian status mental : O rientasi
Berorientasi terhadap orang tempat, dan waktu. Penyim pangan : Tidak mampu memberikan data biografi akurat (nama, alamat, tanggal lahir), tidak mampu mengidentifi kasi tahun musi, tanggal. (catatan : bila tidak mampu me ngingat tanggal, tentukan petunjuk yang secara normal a da apa pada lingkungan klien untuk orientasi).
Perhatian dan Konsentrasi Menyebutkan riwayat dengan jelas, logis dan menjawab pertanyaan dengan langsung tanpa penyimpangan dari s ubjek. (catatan : peningkatan normal). Penyimpangan : Penurunan/perlambatan berpikir (depresi), menyimpang dari subjek, respon tidak relevan, terfragmentasi, inkohe ren, proses pikir tidak logis (delirium) penurunan perhat ian (kelelahan, ansietas, berhubungan dengan obat), Penilaian Respon menunjukan kemampuan mengatur diri, interper
sonal, dan aspek social dari hidup selama wawancara. P enyimpangan : Tidak mampu mengevaluasi situasi dan menentukan reaksi yang tepat.
Memori Jauh : pengingatan akurat tentang riwayat medis lalu. (c atatan : pewawancara harus mempunyai akses untuk jaw aban yang benar dari sumber lain). Penyimpangan : Ter baru : pengingatan akurat dari peringatan setelah bebera pa menit sampai beberapa jam, ragu-ragu. Penyimpanga n : Tidak mampu mengingat data dan kejadiaan.
Isi dan proses pikir Rasional, logis, pikiran realistis, menyebutkan riwayat d engan jelas, berurutan, dan logis. Penyimpangan : Isi del usi, kehilangan asosiasi, inkoheren, tidak logis, ide yang meloncat-loncat (flight of ideas).
Alam perasaan dan afek Rasional, logis, pikiran realistis, menyebutkan riwayat d engan jelas, berurutan, dan logis. Penyimpangan : Isi del usi, kehilangan asosiasi, inkoheren, tidak logis, ide yang meloncat-loncat (flight of ideas).
2. Palpasi
Melalui sentuhan karakteristik tekstur tubuh, suhu, ukuran ketajaman, dan gerakan dibedakan dengan bagian tangan dan jari yang berbeda. Ujung jari paling sensitive unt uk menyentuh, dengan sensitivitas yang ditingkatkan menggunakan gerakan sedikit me mutar. Telapak tangan dan permukaan dorsal digunakan untuk membedakan vibrasi da n memperkirakan suhu.
Tangan yang hangat dan kuku jari yang pendek penting untuk kenyamanaan klien. Pos isi klien relaks, palpasi yang lembut dan tenang. Area yang diketahui nyeri tekan sebai knya dipalpasi terakhir.
Karena sensitivitas terhadap sentuhan dapat dangkal pada tekanan kontinu dan bera t jari tangan, perawat harus menggunakan sedikit palpasi pada awalnya. Palpasi dalam untuk memeriksa isi abdomen, tekanan yang berlebilhan akan menurunkan sensitivitas.
Tekanan diberikan dengan ujung jari saat susunan jari pertama melakukan palpasi.
Teknik bimanual dengan kedua tangan untuk menekan organmasa antara ujung jari unt uk mengkaji ukuran dan ketajaman. Ballottement adalah teknik palpasi yang digunaka n untuk mengevalusi konsistensi organ atau tegangan cairan dengan gerakan ujung jari yang kuat mengetuk. Tekanan digunakan dengan ujung jari, sementara ujung jari pend eteksi mengkaji kekuatan.
a. Variasi palpasi yang sepesifik adalah sebagai tajam/tumpul, ringan/dalam, pana s/dingin, dan nyeri tekan
b. Penurunan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan memerlukan instruksi yang jelas serta dekat untuk pemahaman adekuat.
c. Penurunan massa otot, tonus, kekuatan, daya tahan, kegesitan, klarifikasi kartil ago dan ligament. Penurunan massa tulang dapat menimbulkan nyeri dan melel ahkan saat palpasi.
d. Pengkajian turgor pda abdomen didapatkan penurunan elastisitas kulit dan peni ngkatan keriput.
e. Penebalan dinding arteri dan penurunan elastisitas mengakibatkan penurunan n adi pada palpasi.
3. Perkusi
Digunakan untuk mengkaji ukuran, posisi dan densitas struktur dasar. Perkusi terdir i atas ketukan tajam yang menghasilkan vibrasi dan gelombang bunyi lanjut. Gelomba ng bunyi terdengar seperti nada perkusi, perkusi mengkaji adanya udara, cairan serta m ateri padat dan struktur dasar.
Metode perkusi langsung yaitu menyentuh permukaan tubuh secara langsung denga n satu/dua jari secara terpisah. Metode perkusi langsung sering digunakan dan paling u mum. Teknik ini dilakukan dengan menempatkan falang distal dari jari tengah (pleksi meter) tangan nondominan mendatar terhadap area yang deperkusi. Pukulan perkusi de
ngan ujung jari tangan dominan. Target pukulan adalah persendian antara falangeal dar i jari pleksimeter, atau area distal pada persendian tersebut. Pikulan dihantarkan denga n gerakan dari pergelangan tangan. Pukulan harus tajam dan cepat, tarik kembali perge langan dengan cepat. Kuku jari harus pendek.
Bunyi yang dihasilkan oleh perkusi diklarifikasikan menurut sipat akustik dan nada yang dihasilkan, dari yang paling keras sampai yang paling lembut. Karena sensasi tak til tumpul pada lansia, palpasi dalam penting untuk mendapatkan respon pada waktu m engkaji sensasi.
Tabel Bunyi dan sipat perkusi Bunyi Perkusi Intensitas
atau kualitas
Tinggi Nada Contoh Lokasi
Variasi Berhubungan dengan Usia Timpani Keras, seperti
darm.
Kualitas musik tinggi.
Gelembung ud ara gaster, usu s.
Bunyi Bervaria si tergantung is i usus (pekak sampai datar) Hiperesonan Keras,
booming
Sangat rendah. Emfisema Paru Hiperesonan p ada klien yang sangat kurus, l ansia.
Resonan Keras, gaung Rendah Paru normal
Pekak Sedang, seperti gedebuk
Tinggi Hepar
Datar Lembut pekak Tinggi Paha.
4. Auskultasi
Auskultasi merupakan proses mendengarkan suara yang dihasilkan oleh organ dan j aringan tubuh. Teknik ini digunakan untuk mengkaji jantun,g paru, leher, dan abdome n.
Bunyi dikarakteristikan menurut tinggi nada, intensitas, kualitas, dan durasi. Tinggi nada adalah ukuran gelombang per detik, makin banyak gelombang maka akan mengh asilkan frekuensi dan tinggi nada lebih tinggi.intentitas adalah ukuran amplitudo gelom bang bunyi yang dihasilkan dan direntang dari bunyi (bunyi keras) sampai rendah (bun
yi lembut). Kualitas adalah sifat bunyi yang ditentukan oleh nadanya, yang membedak an bunyi tertentu dari bunyi lainnya yang memiliki tinggi nada dan intentitas yang sam a. Durasi adalah ukuran panjang waktu suatu bunyi berakhir.
Auskultasi membutuhkan lingkaran yang tenang dan konsentrasi untuk mengidentifika si bunyi akurat serta karakteristik.
a) Aspek Pengkajian Meliputi fisik - Wawancara :
1. Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya 2. Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia 3. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
4. Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran 5. Kebiasaan makan, minum, istirahat atau tidur, BAB, atau BAK 6. Kebiasaan berat badan atau olahraga atau senam lanjut usia 7. Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
8. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
9. Masalah seksual yang dirasakan - Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi un tuk mengetahui perubahan fungsi sistem tubuh
2. Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe (dari uj ung kepala sampai ujung kaki) dan sistem tubuh
b) Psikologis
1. Apakah mengenal masalah utamanya
2. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan 3. Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak 4. Apakah memandang kehidupan dengan optimis 5. Bagai mana mengatasi stres yang di alami 6. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri 7. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan 8. Apakah harapan pada saat ini dan akan dating
9. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses fikir, alam perasa an, orientasi dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
c) Sosial ekonomi
1. Sumber keuangan lanjut usia
2. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang 3. Dengan siapa ia tinggal
4. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia
5. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
6. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah 7. Siapa saja yang bisa mengunjungi
8. Seberapa besar ketergantungannya
9. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
d) Spiritual
1. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya 2. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan 3. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa 4. Apakah lanjut usia terlihat sabar atau tawakal
5. Pengkajian Dasar
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar pada pr oses menua yang meliputi seluruh organ tubuh, dalam melakukan pengkajian, perawat melakukan pertimbangan khusus. Pengkajian harus di lakukan terhadap fungsi semua s istem, status gizi, dan aspek psikososialnya.
a. Temperatur/suhu tubuh
1) Mungkin (hipotermia) ± 35̊ C 2) Lebih teliti di periksa di sublingual b. Denyut nadi
1) Kecepatan, irama, volume.
2) Apikal, radial, pedal c. Respirasi ( pernapasan)
1) Kecepatan, irama, dan kedalaman
2) Pernafasan tidak teratur d. Tekanan darah
1) Saat berbaring, duduk, berdiri 2) Hipotensi akibat posisi tubuh
e. Berat badan perlahan hilangpada beberapa tahun terakhir f. Tingkat orientasi
g. Memori ( ingatan ) h. Pola tidur
i. Penyesuaian psikososial j. Sistem persyarafan k. Kesimetrisan raut wajah
l. Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak 1) Tidak semua orang senil
2) Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah m. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
n. Pupil : kesamaan, dilatasi
o. Ketajaman penglihatan menurun karena menua:
1) Jangan di uji di depan jendela 2) Gunakan gambar atau tangan 3) Cek kondisi kacamata
4) Gangguan sensori 5) Ketajaman pendengaran
6) Apakah menggunakan alat bantu dengar 7) Tinitus
8) Serumen telinga bagian luar jangan di bersihkan 8) Adanya rasa sakit atau n yeri
p. Sistem kardiovaskular
1) Sirkulari perifer warna, dan kehangatan 2) Auskultasi denytut nadi apical
3) Periksa adanya pembengkakan vena jugularis 4) Pusing
5) Sakit/nyeri 6) Edema
q. Sistem Gatrointestinal 1) Status Gizi
2) Asupan Diet
3) Anoreksia, tidak dapat mencerna,mual, muntah 4) Status Gizi
5) Asupan Diet
6) Anoreksia, Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut 7) Auskultasi bising usus
8) Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon 9) Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, inkontinensia alvi r. SistemGenitourinaria
1) Urine (warna dan bau)
2) Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang a ir kecil)
3) Frekuensi, tekanan, atau desakan 4) Pemasukan dan pengeluaran cairan 5) Disuria
s. Sistem Reproduksi 1) Seksualitas
a) Kurang minat melakukan seks b) Adanya disfungsi seksual c) Gangguan ereksi
d) Dorongan/daya seks menurun
e) Hilangnya kekuatan dai gairah seksualitas
f) Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual t. Sistem Integument
1) Kulit
a) Temperatur, tingkat kelembaban
b) Keutuhan kulit: luka, luka terbuka, robekan c) Turgor (kekenyalan kulit)
d) Perubahan pigmen 2) Adanya jaringan parut 3) Keadaan kuku
4) Keadaan rambut
5) Adanya gangguan umum u. Sistem Muskuloskeletal
- Kontraktur 1. Atrofi otot 2. Tendon mengecil
3. Ketidakadekuatangerakan sendi - Tingkat mobilisasi
1. Ambulasi dengan atau tanpa bantuan peralatan 2. Keterbatasan gerak
3. Kekuatan otot
4. Kemampuan melangkah atau berjalan 5. Gerakan sendi
6. Paralisis 7. Kifosis v. Psikososial
1) Menunjukkan tanda meningkatnya ketergantungan 2) Fokus pada diri bertambah
3) Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4) Membutuhkan bukti nyata rasa kasih sayang yang berlebihan 6. Pengkajian Psikososial Dan Spiritual
a) Psikososial
1. Klien mampu berkomunikasi dengan semua orang yang tinggal serumah denga n klien
2. Klien merasa puas dengan sosialisasi yang dilakukannya
3. Klien mempunyai sikap yang terbuka dan ramah terhadap orang lain, klien men erima mahasiswa keperawatan dengan tersenyum dan sapaan hangat
b) Emosional
1. Pertanyaan Tahap 1
a. Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak b. Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
c. Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau kuatir? tidak
2. Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari/sama dengan 1 jawaban “Ya“ Pert anyaan Tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak b. Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
c. Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak e. Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”: masalah emosional positif (+) I nterpretasi Hasil :
- Klien tidak mengalami gangguan emosional.
c) Spiritual
1. Klien beragama Islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan klien yaitu solat dan mengaji. Klien mengata kan dahulu sebelum sakitnya bertambah parah, klien biasa melakukan ibadah di m asjid ataupun mengikuti pengajian, namun semenjak sakit bertambah parah klien menjadi jarang keluar rumah dan mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan sekit ar rumah.
7. Pengkajian Fungsional Tabel Barthel indeks
No Kriteria Dengan Bantuan
Mandiri
Keterangan 1 Makan
10 Frekuensi : 3 kali/hari Jumlah: 1 porsi/1 kali makan Jenis : nasi, lauk pauk, sayur
2 Minum
10 Frekuensi : 6-8 gelas/hari Jumlah : 1500 cc Jenis : air putih, teh tawar
3
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebsliknys 10
4 Personal toilet (cuci
muka, menyisir rambut, gosok gigi)
10 Frekuensi : setiap hari
5
Keluar masuk toilet (membuka pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
10
6 Mandi
10
Frekuensi : 1 – 2 kali/hari
7 Jalan di permukaan datar
5
8 Naik turun tangga
10
9 Mengenakan pakaian
10
10 Kontrol bowel (BAB)
10
Frekuensi:1 kali/hari
Konsistensi: normal (lembek) Kontrol bladder (BAK) 11
10
Frekuensi: 8-10 kali/hari Warna: normal (kuning)
12 Olah raga/Latihan
5
Frekuensi: - Jenis: -
Rekreasi/pemanfaatan waktu luang 13
10
Kadang-kadang Jenis: jalan-jalan
Total 120
Interpretasi Hasil : 120 = Ketergantungan sebagian Keterangan :
130 : Mandiri
60-125 : Ketergantungan sebagian 55 : Ketergantungan total
8. Pengkajian mental status gerontik
Tabel SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner )
NO PERTANYAAN BENAR SALAH
1. Tanggal berapa hari ini? v
2. Hari apa sekarang ini? v
3. Dimana alamat anda? v
4. Berapa umur anda? v
5. Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) v
6. Siapa presiden Indonesia sekarang? v
7. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? v
8. Siapa nama ibu anda? v
9. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun v
JUMLAH 9 1
Interpretasi hasil : Salah 1 = fungsi intelektual utuh Tabel MMSE (Mini Mental Status Exam)
NO
ASPEK KOGNITIF NILAI MAKS.
NILAI KLIEN KRITERIA
1 Orientasi
5 5 Menyebutkan dengan benar:
Tahun (v ) Musim ( v) Tanggal ( v ) Hari ( v) Bulan ( v) Orientasi
5 5 Dimana kita sekarang berada?
Negara Indonesia (v) Propinsi Jawa Barat ( v) Kota Bandung (v) Kel. Balonggede ( v ) RW 03 / RT 01 ( v )
2 Registrasi
3 3
Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek tadi (untuk disebutkan) Meja ( v )
Kursi (v ) Buku ( v)
3 Perhatian dan kalkulasi
5 Minta klien untuk memulai dari angka 5
100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat 93 ( v)
86 ( v ) 79 ( v ) 72 ( v ) 65 ( v )
4 Mengingat
3 3
Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada no.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk masing-masing obyek.
Meja (v ) Kursi (v )
Buku ( v )
5 Bahasa
9 9
Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien Buku ( v )
Bolpen ( v)
Minta klien untuk mengulang kata berikut: ”tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1 point.
tak ada, jika, atau, tetapi ( v )
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah:
”ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai”
Ambil kertas di tangan anda (v ) Lipat (v )
Taruh di lantai (v )
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point) ”tutup mata anda” (v )
Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat atau menyalin gambar Tulis satu kalimat ( v )
Menyalin gambar (v ) TOTAL NILAI 30
30
Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik Keterangan:
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik 18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan 17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
9. Pengkajian Keseimbangan
KRITERIA NILAI
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
0
Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi 0 Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
1
Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan
1
Menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata terbuka Menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
0
Menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup
Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
0
Perputaran leher (klien sambil berdiri)
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki: keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
0 Gerakan mengapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu
untuk dukungan 0
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan
0
usaha-usaha yang keras untuk bangun Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan 0 Ketinggian langkah kaki
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
0
Kontinuitas langkah kaki
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
0
Kesimetrisan langkah
Langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit 0 Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi 0 Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan
0
Interpretasi hasil: 2 = resiko jatuh rendah Keterangan:
0 – 5 : resiko jatuh rendah 6-10 : resiko jatuh sedang 11-15 : resiko jatuh tinggi
10.Sistematika Dan Pendekatan Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dengan fokus masalah utama yang aktual dilakukan setelah riway at kesehatan. Pendekatan sistematis dan tidak Tergesa-gesa memungkinkan perawat un tuk (1) menentukan kekuatan, kemampuan, dan keterbatasan, (2) peningkatan dukunga n objektif untuk data objektif.
Urutan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada pendekatan ini adalah individual.
Perawat harus mengembangkan metode dan menggunakan secara konsisten secara kon sisten untuk meningkatkan penugasaan.
11. Pendoman Umum
Prinsip dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah sebsgai berikut.
- Waspadai tingkat energi kilien lanjut usia. Jika memungkinkan, lengkapi pe meriksaan pada waktu lain
- Hormati klien, juga privasi selama mengganti baju. Pertahankan klien meng enakan baju dengan nyaman pada waktu lain.
- Urutkan pemeriksaan untuk gerak dan kekuatan memerlukan bantuan.
- Kembangkan urutan pemerikasaan yang efisien untuk meminimalkan gerak perawat dan klien. Bekerja dari salah satu sisi klien (sisi kanan) untuk meni ngkatkan efisiensi.
- Pertahankan kenyamanan klien. Berikan selimut untuk menambah kehangat an dan bantal untuk membuat posisi yang nyaman.
- Jelaskan setiap langkah dengan istilah sederhana. Bersikaplah hati-hati.
- Beritahu hasil temuan pada klien untuk menenangkan hati jika mungkin. D orong klien untuk pertanyaan.
- Tunjukan kehangatan, ketulusan hati, dan perhatian pada klien.
- Kembangkan format standar untuk mencatat temuan.
-
12.Berikut adalah peralatan untuk pemeriksaan fisik 1. Spigmomanometer.
2. Stetoskop dengan diafragma dan bel.
3. Thermometer.
4. Garpu tala frekuensi 500-1000 cps.
5. Otoskop.
6. Spekulum telinga dan hidung.
7. Oftalmoskop.
8. Palu perkusi.
9. Pena lampu.
10. Meteran (180-200 cm).
11. Penggaris fleksibel, transparan 10 cm 12. Peralatan penguji tajam dan tumpul.
13. Pulpen penanda 14. Spetel lidah.
15. Sendok serum
16. Zat penguji olfaktorius.
17. Zat penguji rasa.
18. Sarung tangan.
19. Aplikator berujung kapas.
20. Kapas
21. Peta skrining ketajaman penglihatan.
22. Timbangan dengan pengukur tinggi badan. 23. Kertas tisu.
13.Alat yang digunakan dalam pengambilan specimen adalah sebagai berikut.
1. Media kultur.
2. Materi penguji samar darah.
3. Speculum vagina.
4. Spatula Pap smear.
5. Aplikator berujung kapas steril.
6. Kaca mikroskop.
7. Perekat/fiksasi.
BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan
Lanjut Usia Adalah Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau Pengelompokan tersendiri adalah populasi berumur 60 tahun keatas. Lansia adalah tahap akhir dari Proses penuaan seseorang dimana terjadi perubahan sel pada tubuhnya dan biasanya berusia 80 tahun Keatas Asuhan keperawatan pada lansia adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek Keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam Upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada Standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung Jawab keperawatan.
4.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai pengkajian gerontik Karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan gerontik maka kita harus mengetahui cara Pengkajian pada pasien lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Carpenito, L. 2000.
Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC Maryam Siti, dkk. (2008).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, jakarta ; Salemba Medika. Nugroho, Wahyudi.
(2002)
Keperawatan Gerontik, edisi ke 2. Jakarta ; EGC, Nugroho, Wahyudi. 2006. Keperawatan Gerontok, Edisi ke-3. Jakarta :EGC
Tarwoto, Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperwatan. Jakarta : Salemba Medika Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta ; EGC