PKn Sebagai Penguatan Ecological Citizenship
Mariyani
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Salah satu tuntutan karakteristik warga negara abad 21 saat ini ialah keterlibatan warga negara dalam urusan publik. Salah satu isu publik yang diangkat dalam tulisan ini ialah keterlibatan warga negara dalam isu lingkungan. Peran persekolahan dalam hal ini juga masih sangat minim. Hal ini terlihat dalam ruang lingkup pembelajaran PKn yang masih sedikit membahas mengenai isu-isu lingkungan. Tujuan artikel ini ialah mendeskripiskan penerapan model pembelajaran project citizen pada mata pelajaran PKn sebagai bentuk penguatan ecological citizenship. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dengan mengkaji sumber-sumber yang relevan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan secara efektif untuk penguatan ecological citizenship ialah model pembelajaran project citizen. Kelebihan penggunaan model project citzen sebagai bentuk penguatan ecological citizenship karena keterlibatan peserta didik tidak hanya dalam ranah berpikir kritis tetapi juga keterlibatan aktif dalam menyelesaikan permasalahan isu lingkungan melalui kebijakan publik.
Kata Kunci: Ecological Citizenship, PKn, Project Citizen
Abstrack
One of the demands of the characteristics of 21st century citizens today is the involvement of citizens in public affairs. One of the public issues raised in this paper is the involvement of citizens on environmental issues. The role of schooling in this case is still very minimal. This is seen in the scope of Civics learning is still a little discussed on environmental issues. The purpose of this article is to describe the application of the project model of citizen learning on Civics subjects as a form of strengthening ecological citizenship. The method used is literature review by reviewing relevant sources. One of the learning models that can be used effectively for strengthening ecological citizenship is the project model of citizen learning. Excess use of the project model citizen as a form of strengthening ecological citizenship because the involvement of learners not only in the realm of critical thinking but also active involvement in solving environmental issues issues through public policy.
Key Words: Civic Education, Ecological Citizenship, Project Citizen
Pendahuluan
Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki misi membentuk warga negara yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter baik. Hal ini sejalan dengan Dwintari (2017: 53) bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang memiliki substansi pengetahuan, nilai, sikap, watak, dan keterampilan memiliki peran sangat penting untuk membentuk warga negara baik.
Warga negara yang cerdas dan baik harusnya mampu mengembangkan karakter warga negara yang multidimensional. Salah satu karakteristik multidimensional ialah keterlibatan warga negara dalam urusan/isu publik (Cogan Dericot, 1998: 2-3)
Hal ini dikarenakan warga negara yang diharapkan haruslah mampu terlibat dalam dimensi yang lain tidak hanya pada isu-isu kewarganegaraan tetapi juga isu yang lain. Salah satu isu global yang menjadi permasalahan di abad 21 saat ini ialah kerusakan lingkungan. Hal ini diperkuat oleh Nagra (2010: 155) bahwa pada abad ini kerusakan lingkungan merupakan bencana global bagi setiap negara karena dampaknya melewati batas
territorial. Beberapa kasus yang menunjukkan bukti bahwa terjadi perilaku yang merusak lingkungan di Indonesia ialah pembuangan sampah sembarangan, kasus pembalakan hutan secara liar, pembuangan limbah pabrik yang mencemari lingkungan hingga kurangnya pembangunan fisik yang seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan.
Upaya menjawab tantangan abad 21 ini juga dilihat dari peran persekolahan juga masih sangat minim. Hal ini terlihat pada mata pelajaran PKn dalam ruang lingkup pembelajarannya juga masih sangat sedikit membahas mengenai isu- isu lingkungan. Minimnya ruang lingkup yang membahas isu lingkungan dapat di lihat dalam kompetensi inti dan dasar pada jenjang SMP kurikulum 2013. Oleh karena itu, penting sekali pembelajaran PKn juga membahas mengani isu lingkungan dalam pembelajarannya.
Keterlibatn pembelajaran dalam Isu lingkungan harapannya menjadikan warga negara sadar akan hak dan kewajiban yang baik dalam mengelola lingkungan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan membentuk kewarganegaraan ekologis tersebut maka perlu adanya pembelajaran yang
lingkungan tersebut dalam pembelajaran PKn. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan secara efektif ialah model project citizen. Hal ini dikarenakan salah satu landasan pemikiran dalam pembelajaran ini menekankan pada empat pilar pendidikan mulai dari learning to do, learning to know, learning to be and learnig to life together (Budimasnyah, 2002: 4). Hal ini juga dikemukakan samsiar dan Rohani (2017: 50) bahwa pembelajaran hakikatnya ialah pemerolehan suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman dan pengajaran.
Upaya tersebut dimaksudkan bahwa setiap siswa belajar melibatkan diri dalam kehidupannya dengan mampu mengembangkan tiga kompetensi kewarganegaraan sekaligus yang meliputi civic knowledge, civic skills dan civic disposition.
Adapun beberapa kajian yang akan dibahas dalam tulisan ini ialah meliputi 1) landasan teoritik model project citizen; 2) urgensi project citizen dalam pembelajaran PKn dan 3) Penerapan model pembelajaran project citizen pada mata pelajaran PKn sebagai penguatan ecological citizenship.
Metode
Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian tinjauan pustaka (library research) yang bersumber baik dari jurnal maupun buku yang terkait mengenai. Penerapan model pembelajaran project citizen pada mata pelajaran PKn sebagai penguatan ecological citizenship. Beberapa referensi akan menjadi sumber gagasan utama dalam penulisan artikel ini.
Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Model Pembelajaran Project
Citizen
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam upaya mengembangkan tiga kompetensi kewarganegaraan sekaligus sebagai bentuk penguatan ecological citizen ialah model Project Citizen. Model project citizen merupakan model pembelajaran yang bersifat bundle di dalamnya terdapat karya pilihan dari keseluruhan kelas yang bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan kebijakan publik yang terpusat pada masalah kemasyarakatan, Pada pelaksanaannya terdiri dari bagian tayangan dan bagian
dokumentasi yang oleh siswa menurut topik yang dikaji (Budimansyah, 2002: 1).
Model project citizen mencerminkan kreativitas dan kerja keras para siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah ditetapkan, serta merupakan pemikiran terbaik mereka dalam mempertimbangkan bahan-bahan mana yang paling penting untuk dimasukkan dalam project citizen kelas.
Model ini hakikatnya diadopsi melalui project citizen-nya Amerika yang melibatkan peserta didiknya dalam berbagai isu kebijakan publik.
Pembelajaran berbasis project citizen yang pada awalnya dikenal dengan nama
“Praktik Belajar Kewarganegaraan Kami Bangsa Indonesia (PBKKBI)”
memberikan pengenalan dan pendidikan kepada para siswa tentang beberapa metode dan pelaksanaan langkah- langkah yang digunakan di dalam proses politik. Akan tetapi berkembangnya model ini dalam pembelajaran PKn sangatlah dimungkinkan untuk menjadikan salah satu model yang tepat dalam membahas isu-isu publik selain dari isu politik saja.
Hal ini dikarenakan project citizen mampu mengembangkan tiga kompetensi kewarganegaraan sekaligus yang dapat dikembangkan melalui sifat-
sifat pembelajaran model ini. Djahiri (2006: 6-7) mengemukakan bahwa ada beberapa sifat dari model pembelajaran Project citizen meliputi 1) Aktif dan Meaningfull yang hakikatnya adanya keterlibatan secara komprhensif potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat bermanfaat bagi siswa sendiri; 2) Inquiry learning atau problem solving yang hakikatnya membiasakan peserta didik untuk bepikir secara sistematis dan kritis dalam memecahkan masalah yang ada sehingga muncul rasa ingin tahu yang tinggi; 3) Integrated learning, hakikatnya pembelajaran ini bersifat komprehensif dan utuh, karena bahan ajar dan kegiatan belajar bersifat multidimensional yang utuh; 4) Cooperative learning hakikatnya pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah dan votting (suara terbanyak) sehingga menimbulkan kerjasama yang baik; 5) Student based yang berarti bahwa peserta didik menjadi pusat pembelajaran dengan guru tetap menjadi fasilitator bagi peserta didik; 6) Factual base yang hakikatnya pembelajaran yang bersifat factual sesuai dengan realita yang ada; dan 7) Democratic, humanistic dan terbuka, seluruh siswa dihargai sebagai manusia yang memiliki potensi diri yang memiliki berbagai pilihan dan aktivitas yang
dan siswa terjalin harmonis sebagai teman belajar dengan menjunjung prinsip keadilan dan keterbukaan.
Beberapa sifat yang dikemukakan di atas jelas sangat membantu guru melibatkan peserta didik berpartisipasi aktif dan mengembangkan pemikiran kritis sehingga tujuan dari pembelajaran dapatlah tercapai dengan optimal. Selain itu agar pelaksanaan pembelajaran model ini lebih efektif maka dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini memiliki beberapa prasyarat meliputi: 1) guru harus profesional, yaitu memiliki kompetensi mengajar sesuai dengan kelayakan latar belakang pendidikannya.
Seorang guru PKn yang melakukan pembelajaran project citizen haruslah berkualifikasi dari lulusan program studi PKn, 2) siswa memiliki rasa percaya yang tinggi, mampu bekerjasama, memiliki rasa tanggung jawab dan keinginan untuk belajar serta mampu memperoleh informasi yang lebih luas dan mendalam, 3) lingkungan yang kondusif baik di sekolah maupun di masyarakat harus dapat menciptakan pengalaman belajar siswa yang berkualitas bagi kehidupan.
Dukungan dari sekolah berupa ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan
Dukungan dari masyarakat juga haruslah di ajak berkolaborasi agar memahami pentingnya pembelajaran ini agara siswa mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan nyata.
B. Kesesuaian Pembelajaran Project Citizen Dalam Pembelajaran PKn
Pendidikan kewarganegaraan ialah salah salah satu mata pelajaran yang mengemban misi membentuk kewarganegaraan multidimensional.
Cogan & Derricott (1998: 2-3) mengemukakan bahwa warga negara saat ini haruslah memiliki karakteristik multidimensional yang memiliki ciri memiliki jati diri; kebebasan untuk memperoleh hak-hak tertentu;
pemenuhan terkait kewajiban-kewajiban;
minat dan keterlibatan dalam urusan publik; dan kepemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan.
Salah satu karakterisitik yang dibutuhkan saat ini ialah melalui keterlibatan dalam urusan publik.
Adanya keterlibatan dalam isu public dan tuntutatn dalam memecahkan permasalahan tentunya sangat sesuai dengan mengembangkan model pembelajaran yang berbasis project
citizen yang pada dasarnya melibatkan siswa dalam upaya menyelesaikan permasalah-permasalahan publik. Hal ini dperkuat oleh Eka Jayadiputra (2015) dalam tulisannya “model project citizen dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa” terbukti mampu meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa yang baik dengan ditunjukkan oleh indikator 1) kepekaaan siswa terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan solusi permasalahnnya, 2) dalam mengumpulkan informasi siswa melatih untuk mengkontruksikan pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk mampu berkomunikasi dan terampil bertanya kritis pada pihak luar, 3) siswa mampu berpikir kritis yang ditandai ketika menyajikan portofolio siswa mampu berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan gagasan atau ide yang diperoleh kepada orang lain.
Jika kita kaitkan dengan pembelajaran PKn jelas bahwa model project citizen merupakan salah satu model yang mampu mengembangkan ketiga kompetensi kewarganegaraan sekaligus. Hal ini diperkuat bahwa fokus perhatian dari model ini adalah pengembangan “civic knowledge (pengetahun kewarganegaraan), civic
dispositions (kebajikan
kewarganegaraan), civic confidence (kepercayaan diri kewarganegaraan), civic commitment (komitmen kewarganegaraan), civic competence (kompetensi kewarganegaraan)” yang bermuara pada berkembangnya well- informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan mengambil keputusan, berwawasan, bernalar dan bertanggung jawab)”
(Budimansyah, 2009: 11).
Dalam konsep Kerr (1999: 17) model project citizen telah beranjak dari pendekatan “education about citizenship”
menuju “education through citizenship”
karena model pembelajaran tersebut telah berupaya adanya partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran di kelas dan pembelajaran memecahkan masalah-masalah publik di luar kelas dengan pola berpikir kritis. Melalui model project citizen tersebut diharapkan pengembangan tiga kompetensi kewarganegaraan yaitu civic knowledge, civic skills dan civic disposition dapat secara utuh sehingga model ini menjadi salah satu model yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran PKn.
C. Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen Pada Mata Pelajaran PKn Sebagai
Citizenship
Salah satu isu publik yang menjadi fokus dalam tulisan ini ialah isu lingkungan. Adapun alasan penulis memilih isu lingkungan dikarenakan saat ini isu lingkungan menjadi tanggung jawab warga negara global dan sekaligus menjadi tantangan pada abad 21.
Kerusakan lingkungan menjadi semakin parah karena kurangnya kesadaran warga negara sebagai pemegang hak dan kewajiban dalam upaya penggunaan, pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang ada.
Hakikatnya dalam tulisan ini berupaya memberikan gambaran mengenai peran individu sebagai warga negara ekologis (ecological citizenship).
Warga negara ekologis yang dimaksud ialah keterlibatan pemberberdayaan warga negara untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan mereka sehubungan dengan lingkungan serta mampu bertindak sesuai pengetahuannya tentang konsekuensi yang akan terjadi (Berkowitz, et. al., 2005:
228). Hal ini penting dikarenakan isu lingkungan menjadi isu yang jarang sekali
di dalam pembelajaran PKn. Penulis hanya akan mengambil ruang lingkup jenjang SMP Kurikulum 2013 untuk dijadikan salah satu contoh. Minimnya ruang lingkup materi dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Ruang Lingkup Materi PKn SMP
KELAS MATERI POKOK VII Proses perumusan
Pancasila, norma,sejarah perumusan dan pengesahan
UUD NRI 1945,
Keberagaman SARA, bentuk kerjasama, karakteristik daerah dalam kerangka NKRI
VIII Pancasila sebagai dasar negara, kedudukan dan fungsi UUD NRI 1945, tata urutan peraturan perundang-
undangan, makna
kebangkitan nasional, nilai dan semangat sumpah pemuda, semangat dan komitmen kebangsaan kolektif
IX Praktek ideal Pancasila sebagai dasar negara, pokok pikiran UUD NRI 1945,
prinsip harmoni
keberagaman SARA, konsep cinta tanah air.
Sumber: diolah dari KI DAN KD SMP/MTS KEMENDIKBUD 2016
Dari tabel di atas, hasil analisis penulis melalui kompetensi inti dan dasar bahwa untuk jenjang sekolah menengah
hanya satu kompetensi dasar yang membahas secara eksplisit mengenai isu lingkungan di kelas IX pada KD. 3.6 Mengkreasikan konsep cintah tanah air/bela negara dalam konteks NKRI, dan 4.6 Mengorganisasikan kegiatan lingkungan yang mencerminkan konsep cinta tanah air dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Minimnya pembahasan mengenai isu lingkungan dalam pembelajaran PKn tentu membuat para guru untuk mampu mengembangkan pembelajaran yang mampu menjawab tantangan abad 21 yaitu keterlibatan dalam isu publik salah satunya isu kerusakan lingkungan. Salah satu model yang tepat digunakan ialah melalui model project citizen. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian bahwa dengan mengkolaborasi pembelajaran PKn berbasis project citizen siswa tidak hanya melek ekologi tetapi dapat terlibat dalam pembahasan isu-isu lingkungan sehingga upaya pembentukan kewarganegaraan ekologis lebih dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Penyusunan pembelajaran tersebut akan lebih efektif jika dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbasis proyek. Model pembelajaran yang tepat ialah melalui
model pembelajaran project citizen. Hal ini dikarenakan salah satu keunggulan model ini ialah mampu mengembangkan secara utuh tiga kompetensi kewarganegaraan seperti pengetahuan, keterampilan dan watak kewarganegaraan dan melibatkan siswa terlibat langsung dalam kebijakan yang lebih tepat dalam isu lingkungan. Hal ini diperkuat oleh Gibson dan Levine (2003:
45) menganggap memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pekerjaan yang berarti pada isu-isu publik yang serius dengan kemampuan untuk melihat hasil yang positif dalam waktu yang wajar.
Selain itu Huckle (1986: 15) berpendapat bahwa project citizen tentang lingkungan hanya dapat dipelajari dengan berlatih dan langsung proyek untuk mengaktifkan siswa dan memberikan kontribusi untuk masalah nyata yang mempengaruhi masyarakat setempat.
Para siswa sendiri percaya bahwa proyek memungkinkan mereka untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai warga negara yang bertanggungjawab.
Pada hakikatnya dalam pembelajaran guru dituntut untuk inovatif sehingga mampu memfasilitasi siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan. Untuk mencapai penguatan kewarganegaraan ekologis maka penulis
pembelajaran project citizen pada mata pelajaran PKn sebagai bentuk penguatan ecological citizenship.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan berkelanjutan selama 4x pertemuan karena model project citizen merupakan model pembelajaran yang berkala dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kesimpulan
Salah satu tantangan pada abad 21 saat ini ialah pembentukan warga negara yang multidimensional yang salah satu karakteristiknya ialah keterlibatan dalam isu publik dalam hal ini ialah isu lingkungan. Isu lingkungan menjadi penting dibahas mengingat hak dan kewajiban individu terhadap lingkungannya sebagai upaya dalam membentuk kewarganegaraan ekologis.
Minimnya peran persekolahan dalam membahas isu lingkungan membuat guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan keterlibatn peserta didik dalam menyelesaikan isu kerusakan lingkungan. Salah satu mata pelajaran yang berperan dalam hal ini ialah PKn sebagai mata pelajaran yang
negara yang cerdas dan berkarakter baik.
Untuk mencapai penguatan ecological citizenship maka model pembelajaran yang efektif ialah melalui model project citizen yang mampu mengembangkan tiga kompetensi kewarganegaraan sekaligus. Salah satu KD yang dapat mendukung penguatan ecological citizenship melalui model project citizen pada PKn ialah KD. 3.6 Mengkreasikan konsep cintah tanah air/bela negara dalam konteks NKRI, dan 4.6 Mengorganisasikan kegiatan lingkungan yang mencerminkan konsep cinta tanah air dalam konteks kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Berkowitz, A. J., Ford, M. A., & Brewer, C.
A. (2005). A framework for integrating ecological literacy, civics literacy, and environmental citizenship in environmental education. In E. A.
Johnson & M. J. Mapping (Eds.), Environmental education and advocacy: Changing perspectives of ecology and education (pp. 227–266).
Cambridge: Cambridge University Press
Budimansyah, Dasim. (2002). Model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio. Bandung: PT. Ganesindo Budimansyah, Dasim. (2009). Inovasi
pembelajaran project citizen. Program Studi Kewarganegaraan, UPI.
Cogan, J.J and Ray Derricott (eds) (1998). Citizenship for the 21 century:
an international perspective on education. London. Kogan Page.
Dwintari, W, Julita. (2017). Kompetensi kepribadian guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis penguatan pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(2).
Hal: 51-57
Djahiri, Kosasih. (2006). Pendidikan nilai moral dalam dimensi pendidikan kewarganegaraan. Bandung.
Laboratorium PKn FPIPS UPI
Gibson, Cynthia & Peter Levine. (2003).
The civic mission of schools. New York and Washington, DC. The Carnegie Corporation of New York and the Center for Information and Research on Civic Learning.
Huckle, J. 1986. Geographical education for environmental citizenship.
Geographical Education 5(2), Pp: 13–
20.
Jayadiputra. (2015). Model project citizen dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. CISEC. 2 (1), 11- 20.
Kemendikbud (2016) Kompetensi inti dan kompetensi dasar SMP/MTS Kerr, D. (1999). Citizenship education: An
international comparison. London.
National Foundation for Educational Research (NFER).
Nagra, V. (2010). Environmental education awareness among school teachers. Enviromentalist, 30:153-162.
Rohani & Samsiar. (2017). Upaya guru dalam meningkatkan civic knowledge siswa melalui model pembelajaran controversial issues pada mata pelajaran PKn di kelas VIII SMP Mujahidin Pontianak. Jurn