• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MAGANG PENGUJIAN FORMALIN PADA SAMPEL IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LABORATORIUM UPT.BALAI PENERAPAN MUTU PRODUK PERIKANAN (BPMPP) MAKASSAR

N/A
N/A
Andi Etri Pebrianti

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN MAGANG PENGUJIAN FORMALIN PADA SAMPEL IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LABORATORIUM UPT.BALAI PENERAPAN MUTU PRODUK PERIKANAN (BPMPP) MAKASSAR "

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MAGANG

PENGUJIAN FORMALIN PADA SAMPEL IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis)

DI LABORATORIUM UPT.BALAI PENERAPAN MUTU PRODUK PERIKANAN (BPMPP) MAKASSAR

OLEH:

NUR AZIZA NATASYAH STK12OO14

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA MAKASSAR

2024

(2)

LAPORAN AKHIR MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) KEGIATAN MAGANG

PENGUJIAN FORMALIN PADA SAMPEL IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis)

DI LABORATORIUM UPT.BALAI PENERAPAN MUTU PRODUK PERIKANAN (BPMPP) MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Seminar Magang di Institut Teknologi Dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan

Oleh:

Nur Aziza Natasyah STK1200014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA

MAKASSAR 2024

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PENGUJIAN FORMALIN PADA SAMPEL IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LABORATORIUM UPT.BALAI

PENERAPAN MUTU PRODUK PERIKANAN (BPMPP) MAKASSAR

Lokasi : UPT Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Makassar

Nama : Nur Aziza Natasyah STK/NIM : STK120014

Makassar, 5 Februari 2024 Telah disetujui oleh

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Zul Khairiyah, S.Pi., M.Si NIDN.0901078302

Pembimbing Lapangan

Nurlina Arfah, S.Pi., M.P

Mengetahui, Ketua Prodi…

Zul Khairiyah, S.Pi., M.Si NIK.81E021.H.I-01

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Allah SWT. Atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai kelulusan program magang MBKM di Institut Teknologi dan Bisnis Maritim balik Diwa makassar (ITBM).

Dalam penyusunan laporan magang ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari beberapa pihak yang telah membantu.

Pihak-pihak yang terkait diantaranya:

1. Prof. Dr. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si. selaku ketua Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar

2. Dr. Awaluddin, S.P., M.Sc selaku wakil ketua 1 di Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar.

3. Zul Khairiyah, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan di institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar sekaligus Dosen Pembimbing magang yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan serta saran yang sangat baik bagi penulis.

4. Dr. Siti Zaleha Soebarini, A.Pi., M.Si, selaku Kepala Pimpinan UPT Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Makassar, yang telah mengizinkan penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan.

(5)

5. Muhammad Hasby Rasyad, S.Pi. M.Si selaku Kepala seksi Standarisasi Mutu BPMPP

6. Nurlina Arfah, S.Pi., M.P selaku Pembimbing Lapangan, beserta seluruh Staf UPTD Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Makassar yang telah banyak bersabar, membantu, membimbing, dan sebagai tempat bertanya penulis selama di lokasi, terima kasih atas semua ilmu dan pengertiannya.

7. Kakak-kakak Analis Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

8. Teristimewa kepada kedua Orangtua saya, Bapak dan Ibu atas segala doa dan restu, sehingga penulis bisa melaksanakan kegiatan magang dengan lancar.

9. Teman-teman seperjuangan di (BPMPP) yang telah menjadi penyemangat penulis dari awal sampai akhir kegiatan.

Untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan Semoga laporan ini bermanfaat, juga memberikan informasi kepada semua pihak, dan Teknologi dalam Bidang Perikanan. Terima Kasih

Makassar, 20 Januari 2024 Penulis,

Nur Aziza Natasyah STK120014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGESAHAN...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ...

B. Tujuan Magang ...

C. Manfaat Magang ...

D. Urgensi Topik Kegiatan Magang ...

BAB II PROFIL INSTANSI MAGANG ...

A. Gambaran Umum Lokasi Magang ...

B. Struktur Organisasi Lokasi Magang ...

C. Visi Dan Misi Lokasi Magang ...

D. Deskripsi Kegiatan Lokasi Magang ...

BAB III PELAKSANAAN MAGANG ...

A. Metode Pelaksanaan Program ...

B. Program Magang Yang Dilaksanakan ...

C. Hasil Yang Dicapai ...

D. Hal-hal Baru Yang Ditemukan ...

(7)

BAB IV REKOMENDASI ...

A. Rekomendasi Kepada Mitra ...

B. Rekomendasi Kepada Program Studi ...

C. Rekomendasi Kepada Pengelola MBKM ...

BAB V PENUTUP...

A. Kesimpulan ...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. BPMPP Makassar ...

Gambar 2. Struktur Organisasi UPT. BPMPP ...

Gambar 3. Certificate Of Conformity ...

Gambar 4. Sertifikat Akreditasi...

Gambar 5. Sertifikat Akrediatsi...

Gambar 6. Persetujuan Sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian...

Gambar 7. Diagram Alir Kegiatan Magang ...

Gambar 8. Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)...

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Alat-alat pengujian formalin...

Tabel 2. Bahan-bahan pengujian formalin ...

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Usulan Magang ...

Lampiran 2. Balasan Surat Usulan Magang ...

Lampiran 3. Pengujian Formalin ...

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi memberikan peningkatan pada kompetensi pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan, pendidikan di perguruan tinggi sebagai sarana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas perlu melakukan kerjasama dalam berbagai bidang termasuk didalamnya sektor industri/jasa. Keterlibatan sektor industri pada lingkungan akademis dapat menyebabkan peningkatan pada kapasitas dan identifikasi untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa, dalam hal ini integrasi sistem informasi akademik dan kerjasama merupakan kunci utama Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Institut Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa Makassar sebagai sebuah perguruan tinggi merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang perikanan dan kelautan. Peran strategis tersebut diselenggarakan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Salah satu implementasi dan fungsi tri darma perguruan tinggi yaitu magang industry.

(12)

Program magang adalah program yang memungkinkan mahasiswa untuk memiliki pengalaman situasi kerja di lingkungan profesional selama belajar di perguruan tinggi. Program magang memberikan sumber pengalaman yang sempurna dalam kerja praktek, bekerja sama dalam tim, memoles portofolio, dan memperluas hubungan profesional di industri.

Sebagian besar industri lebih memilih untuk mempekerjakan lulusan yang berpengalaman, program magang dapat membantu mahasiswa selangkah lebih dekat untuk mengamankan tempat kerja impian mereka. Program magang dapat mengisi gap antara soft skill yang diperoleh di perguruan tinggi dengan hard skill yang dibutuhkan oleh industri.

Untuk mendukung dan memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan minat dan bakat maka fakultas perikanan Teknologi Hasil Perikanan Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar mengutus mahasiswa magang di UPT Balai Penerapan Mutu Prooduk Perikanan. Seiring dengan tuntutan pasar yang menghendaki bahan pangan yang berkualitas serta terjamin keamanannya (food safety), maka pengadaan prasarana dan sarana yang baik semakin dibutuhkan.

Keamanan suatu produk pangan harus mengikuti kaidah yang telah ditetapkan dalam penerapan ilmu kesehatan masyarakat, antara lain aman dari aspek kesehatan, aman dari pemalsuan dan aman dari aspek agama (halal). Salah satu produk pangan yang berasal dari hewan, yaitu ikan. Ikan merupakan produk pangan yang rentan terhadap kerusakan biologis akibat enzim dan mikroorganisme pembusuk, sehingga memerlukan penanganan

(13)

khusus untuk menjaga mutunya. Kerusakan ikan terjadi lebih cepat di wilayah tropis karena suhu dan kelembapan yang tinggi. Proses penurunan kualitas ini dipercepat dengan cara penanganan dan penangkapan ikan yang tidak tepat, sanitasi yang tidak memadai, dan terbatasnya peluang distribusi dan pemasaran.

Ikan cakalang merupakan hasil perikanan jenis pelagis. Ikan cakalang berukuran sedang dari familia scombridae (tuna) adalah satu- satunya spesies dari genus kastuwonus. Ikan cakalang bersifat mudah rusak dan membusuk, memiliki daging 2 berwarna gelap atau merah dan memiliki kandungan lemak yang tinggi (Suara et al, 2014). Ikan termasuk jenis bahan pangan yang mudah mengalami proses pembusukkan sehingga muncul upaya pengawetan untuk menjaga kesegaran ikan. Pada umumnya cara yang dilakukan untuk mencegah proses pembusukkan yaitu pengawetan dengan menggunakan es batu. Penggunaan es batu untuk mengawetkan ikan dibutuhkandalam jumlah yang cukup banyak, hal tersebut menyebabkan nelayan dan penjual curang dengan menggunakan bahan pengawet berbahaya sebagai pengganti es batu yaitu formalin.

Mutu dan keamanan pangan menjadi suatu yang sangat penting yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Peredaran produk perikanan yang memakai bahan berbahaya baik segar maupun olahan sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Hal ini disebabkan pengguna bahan berbahaya tersebut dilakukan nelayan atau penggolah karena ketidaktahuan mereka tentang bahaya yang ditimbulkan

(14)

atau karena pelaku perikanan ingin cara yang cepat, praktis dan murah dalam mencegah produk perikanannya dari kemunduran mutu atau busuk.

Salah satu bahan pengawet tambahan yang diberikan pada produk perikanan salah satunya adalah zat formalin. Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia, jika kandungannya didalam tubuh tinggi akan menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh. Formalin termasuk kedalam bahan tambahan kimia yang dilarang digunakan, sulitnya membedakan produk perikanan biasa dan produk perikanan dengan penambahan formalin disebabkan karena rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat. Dan juga ditunjang oleh perilaku masyarakat yang cenderung membeli makanan dengan harga murah tanpa mengindahkan kualitas.

Formalin merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang, sehingga kandungannya dalam produk makanan tidak boleh ada.

Penyalahgunaan formalin biasanya dilakukan untuk keuntungan dagang dan meminimalkan biaya kerugian akibat makanan yang tidak laku dijual.

Selain itu formalin digunakan karena mudah didapat, harganya yang murah dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengawetkan makanan.

Penggunaan beberapa bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, dan zat pewarna berbahaya, menyebabkan konsumen ragu-ragu untuk membeli ikan di pasar. Penggunaan formalin yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpannya, mempunyai tekstur yang bagus dan

(15)

tidak mudah rusak. PERMENKES RI No.1168/MenKes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan Makanan bahwa formalin dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan.

UPTD BPMPP merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas yang melaksanakan teknis operasional/teknis penunjang dibidang penerapan dan pengujian mutu hasil perikanan.Teknis penunjang dibidang penerapan mutu memiliki tugas melakukan pengendalian dan pengawasan mutu kelautan dan perikanan sehingga Jaminan dan keamanan pangan produk perikanan dapat tercapai sehingga masyarakat aman mengkonsumsi ikan.

1.2 Tujuan Magang

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang MBKM Di UPT.

BPMPP Makassar adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Memberikan kemampuan mahasiswa melalui kesepadanan pengetahuan yang diperoleh secara langsung dengan fenomena yang ada di perusahaan UPT. BPMPP Makassar

2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan keterampilan kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja, industri, dan usaha dengan melatih penguasaan keterampilan b. Agar mahasiswa mampu terjun langsung dan menyesuaikan diri

dengan baik dan mengetahui bagaimana proses kerja di perusahaan

(16)

UPT. BPMPP Makassar

c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerepan teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan

d. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menganalisis kegiatan serta peersoalan yang berhubungan dengan konsentrasinya yang ada di perusahaan UPT. BPMPP Makassar

1.3 Manfaat Magang

Adapun manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

a. Memperoleh tenaga kerja yang siap mengaplikasikan ilmu pengetahuan serta keterampilan

b. Memperoleh pengalaman dan petualangan baru di dunia kerja dan tidak lupa penerapan suatu kondisi sesuai dengan apa yang telah dipelajari mahasiswa sebelumnya

c. Mendapatkan ilmu dan pengalaman bekerja di laboratorium yang ada di UPT. BPMPP Makassar

d. Mahasiswa juga mampu melihat sebuah sisi lain betapa sulitnya bersaing di dunia kerja sehingga mau tidak mau, mahasiswa memang di tuntut untuk terus mengembangkan ilmu dan keahlian agar mampu bertahan dalam situasi persaingan yang ketat di dunia kerja

(17)

2. Bagi perguruan tinggi

a. Sebagai sarana memperoleh informasi mengenai keadaan umum melalui penerimaan laporan kegiatan magang yang ada pada perusahaan UPT. BPMPP Makassar

b. Agar terciptanya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, yaitu dapat menempatkan mahasiswa yang berpotensi untuk mendapatkan pengalaman di perusahaan UPT. BPMPP Makassar

3. Bagi Instansi

a. Agar terciptanya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, yaitu dapat menemp unruk meningkatkan keterkaitan dan kesesuaian antara substansi akademik yang disampaikan kepada mahasiswa agar kemudian hari terpakai ilmu dan keahliannya dan bahkan dicari oleh instansi b. Meningkatkan kualitas hubungan dan kerja sama antar

kedua belah pihak

1.4 Urgensi Topik Kegiatan Magang

Mutu dan keamanan pangan menjadi suatu yang sangat penting yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia serta merupakan alat dalam persaingan untuk memasarkan produknya karena itulah diperlukan suatu sistem pengendalian mutu yang

(18)

baik bagi manajemen perusahaan. Peredaran produk perikanan yang memakai bahan berbahaya baik segar maupun olahan sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Hal ini disebabkan pengguna bahan berbahaya tersebut dilakukan nelayan atau penggolah karena ketidaktahuan mereka tentang bahaya yang ditimbulkan atau karena pelaku perikanan ingin cara yang cepat, praktis dan murah dalam mencegah produk perikanannya dari kemunduran mutu atau busuk.

Salah satu bahan pengawet tambahan yang diberikan pada produk perikanan salah satunya adalah zat formalin. Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia, jika kandungannya di dalam tubuh tinggi akan menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh. Salah satu cara untuk menentukan apakah produk perikanan itu memiliki mutu yang baik dan tidak mengandung formalin yang dapat membahayakan Kesehatan konsumen makan penentuan mutu bahan baku dapat ditentukan secara kimia, mikrobiologi, dan organoleptik. Salah satu pengujian yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pengujian kimia yaitu pengujian kadar formalin. Formalin merupakan zat beracun, paparan jangka pendek akibat kontak fisik dengan formalin dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.

(19)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Gambaran Umum UPT. Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP)

Gambar 1. BPMPP Makassar

UPT. BPMPP merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai unit pelaksana teknis yang dapat mengeluarkan hasil uji yang benar, teliti, dan valid. Oleh karenanya BPMPP senantiasa menjaga kompetensi dan unjuk kerja laboratorium agar dilaksanakan secara profesional yaitu bersesuaian dengan standar nasional maupun internasional dalam rangka memenuhi permintaan dan persyaratan pelanggannya.

(20)

Cikal bakal pembentukan BPMPP dimulai pada tahun 1978 dengan nama Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasi Perikanan (LPPMHP) sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan yang bertugas mengawasi, menguji dan membina masyarakat umumnya dan pelaku usaha perikanan khususnya terkait muto/kualitas produk hasil perikanan.

Seiring dengan perkembangan waktu LPPMHP mengalami beberapa perubahan nomenklatur:

1. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 128 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Pada Dinas Perikanan dan Kelautan (PPMHP)Provinsi Sulawesi Selatan. Mempunyai tugas Pokok melaksanakan sebagain tugas Dinas di bidang pembinaan, Pengujian dan Sertifikasi Mutu hasil perikanan sesuai dengan kebijaksanaan Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan. Sedangkan fungsinya adalah pelaksanaan pengujian laboratorium, pelaksanaan kegiatan dalam rangka penerbitan sertifikat mutu hasil perikanan, Pembinaan dan pemberian bimbingan terhadap unit pengolahan yang berhubungan dengan mutu.

2. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 45 Tahun 2009 tentang Organisasai dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP),

(21)

mempunyai fungsi menyelenggarakan tugas teknis Dinas di bidang pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan Sedangkan tugas pokok adalah melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan baku, bahan pembantu dan produk akhir hasil perikanan, menerbitkan sertifikat mutu hasil perikanan, membina dan memberi bimbingan terhadap unit pengolahan yang berhubungan dengan pembinaan mutu.

3. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 75 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembinaan, Pengujian dan Pengembangan Mutu Produk Hasil Kelautan dan Perikanan (BP3MPHKP) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, dengan tugas melaksanakan kegiatan teknis maupun opersional dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan di bidang pengolahan dan pemasaran, pembinaan dan pelayanan dalam rangka jaminan mutu produk.

4. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 37 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Pada Dinas Kelautan.

5. Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, dengan tugas melaksanakan pelayanan teknis operasional pengujian mutu dan keamanan produk perikanan, diversifikasi produk, dan penerapan persyaratan Standar Nasional Indonesia pada produk

(22)

KEPALA UPT. BPMPP

KASUBAG. TATA USAHA

KEPALA SEKSI STANDARISASI MUTU KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN

B. Struktur Organisasi UPT. BPMPP

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 37 Tahun 2018:

Gambar 2. Stuktur Organisasi UPT. BPMPP

Terkait status akreditasi laboratorium, BPMPP telah melakukan Re- Akreditasi sebanyak 5 kali untuk menjaga status akreditasi tetap berlanjut hingga saat ini. Demikian pula ruang lingkup akreditasi pengujian telah pula bertambah seiring bertambahnya kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu. Hingga saat ini jumlah ruang lingkup terakreditasi untuk Organoleptik sebanyak 4 parameter uji, Mikrobiologi sebanyak 12 parameter uji. dan Kimia sebanyak 22 parameter uji (ruang lingkup terlampir).

Selain pelayanan pengujian hasil perikanan, BPMPP juga merupakan Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan (LSPro-HP).

LSPro-HP merupakan lembaga yang memberikan pelayanan jasa sertifikasi produk untuk menghasilkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional

(23)

Indonesia (SPPT-SNI). Dalam menjalankan tugasnya, LSPro-HP milik BPMPP bekerja berdasarkan ruang lingkup kewenangan sertifikasi yang diperoleh dari Komite Akreditasi Nasional pada tahun 2017, maupun kewenangan sertifikasi berdasarkan penunjukan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ruang lingkup produk hasil perikanan yang dapat dilayani terkait SPPT-SNI yaitu Abon Ikan, Bakso Ikan, Fillet Ikan, Amplang Ikan, Bandeng Cabut Duri, Tuna dalam Kemasan Kaleng, Sarden dan Makerel dalam Kemasan Kaleng, Naget Ikan, Siomay Ikan, Otak- Otak Ikan dan Udang Kupas Mentah Beku. Dalam melaksanakan proses sertifikasi produk, LSPro-HP BPMPP didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.

1. Ruang Lingkup Laboratorium Uji Terakreditasi

(24)
(25)

2. Dalam rangka pelayanan kepada pelanggannya, UPT. BPMPP telah tersertifikasi sistem manajemen ISO 9001:2015.

Gambar 3. Certificate Of Conformity

3. Layanan pengujian laboratorium (Kimia, Mikrobiologi, Organoleptik) terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Sejak Tahun 2002 hingga sekarang.

(26)

Gambar 4. Sertifikat Akreditasi

4. Penerbitan SPPT SNI Wajb, Sertifikasi Kesesuaian SNI Wajib, dan Sertifikat Kesesuaian SNI Sukarela terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional sejak tahun 2017 hingga sekarang.

Gambar 5. Sertifikat Akreditasi

5. Ditetapkan sebagai lembaga penilaian kesesuaian pengujian mutu barang dalam sistem resi gudang oleh badan pengawas perdagangan

(27)

berjangka komoditi (BAPPEBTI) kementerian perdagangan republik Indonesia pada tahun 2022.

Gambar 6. Persetujuan Sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian C. Visi Dan Misi Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP)

1. Visi :

Visi Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Adalah “Mewujudkan Jaminan Mutu Hasil Perikanan Sulawesi Selatan”.

2. Misi :

Misi Yang Diemban Oleh Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Adalah “Pelayanan Sertifikat Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Pelayanan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI Dan Pelayanan Surat Rekomendasi SKP Yang Cepat, Ramah, Mudah, Akuntabel, Transparan, Efektif Dan Efisien”.

(28)

D. Deskripsi Kegiatan Magang BPMPP

Kegiatan magang dilaksanakan di UPT. Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan Jl. Prof. Ir. Sutami No. 23 Makasar. Kegiatan ini dilaksanakan selama ±3 bulan yang dimulai pada bulan November 2023 dan berakhir pada bulan Februari 2024. Dengan hari kerja yang dimulai dari hari senin – jumat, dengan jam operasional kerja yang dimulai pada pukul 08.00-16.00 WITA.

Selama menjalani kegiatan magang di Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan, mahasiswa magang terlibat lansung dalam berbagai kegiatan di laboratorium yang mencakup proses pemantauan kualitas produk perikanan secara keseluruhan, yang dimulai dari persiapan sampel hingga mengikuti serangkaian pengujian yang ada di laboratorium kimia, mikrobiologi dan organoleptik.

(29)

BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

A. Metode Pelakasanaan Magang 1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Magang dilaksanakan mulai dari tanggal 27 November 2023 sampai 07 Februari 2024 yang bertempat di Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Jl. Prof. Ir. Sutami No. 23 Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Tahapan kegiatan yang dilengkapi dengan diagram alir

Adapun Tahapan kegiatan pelaksanaan Magang yaitu pertama- tama melakukan administrasi di kampus, selanjutnya menyurat ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, setelah mendapatkan persetujuan surat Magang, Mahasiswa dating ke lokasi dan selanjutnya penerimaan Mahasiswa Magang, dengan pembacaan tata tertib dan aturan-aturan yang ada di lokasi Magang, serta arahan dari pimpinan BPMPP. Setelah itu dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan BPMPP dan sejarahnya, penjelasan visi dan misi BPMPP, serta pengujian-pengujian yang ada di BPMPP oleh pembimbing lapangan selama Magang di BPMPP. Selanjutnya pengenalan alat-alat dan dilanjutkan dengan praktek kegiatan pengujian di Laboratorium Ornagoleptik, laboratorium mikrobiologi

(30)

dan laboratorium kimia selama kurang lebih 2 bulan. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan laporan sesuai dengan pengujian yang dipilih, setelah itu penarikan dan seminar laporan kegiatan magang.

Adapun diagram alir kegiatan magang yang dilaksanakan di Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) yaitu dapat di lihat pada Gambar 3.1.

Gambar 7. Diagram Alir Kegiatan Magang 3. Mitra Kerja

Mitra kerja selama kegiatan magang adalah Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) yaitu Analis laboratorium yang

(31)

begitu banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama magang dilaksanakan.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini adalah pengumpulan data primer dan data sekunder yaitu:

a. Pengumpulan data primer:

1) Mengajukan beberapa pertanyaan kepada semua pihak yang berhubungan langsung selama proses pengujian.

2) Mengevaluasi dan mempelajari SNI serta penerapannya pada proses pengujian.

3) Observasi atau pengamatan langsung kegiatan di laboratorium

4) Mengamati dan melakukan kegiatan pengujian mulai dari preparasi sampel, hingga ke tahap Analisa.

b. Pengumpulan data sekunder:

1) Pengumpulan data dan informasi mengenai pengujian dan kegiatan lainnya dari pihak atau instansi setempat mengenai keadaan laboratorium.

2) Mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan magang 5. Teknik Analisis

Teknik analisis yang diterapkan di BPMPP adalah melakukan pengujian mutu hasil perikanan di laboratorium berdasarkan

(32)

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan metode yang dikembangkan. Sampel yang diuji berasal dari berbagai Industri pengolahan hasil perikanan budidaya maupun tangkap yang ada di Sulawesi Selatan maupun di luar Sulawei Selatan. Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, senantiasa mengutamakan mutu dan menjamin bahwa pengujian dilaksanakan secara professional sehingga dapat meningkatkan dan memperkuat daya saing produk hasil perikanan diantaranya dengan meningkatkan kualitas produk hasil perikanan agar dapat memenuhi standar.

B. Program Magang Yang Dilaksankan

Formalin sering digunakan sebagai bahan pengawet dan pembunuh kuman, bahkan dalam produk-produk pembersih rumah tangga. Formalin perlu digunakan secara hati-hati, karena paparan bahan ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah Kesehatan yang serius. Formalin merupakan zat beracun yang dapat dengan mudahnya menyebar melalui udara. Paparan jangka pendek akibat kontak fisik dengan formalin dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.

Paparan formalin yang terlalu tinggi bisa meyebabkan berbagai gejala, seperti pusing, batuk, dan iritasi pada kulit. Berikut cara mengurangi dan mencegah paparan formalin:

(33)

1. Belilah daging ikan, daging ayam, dan daging-daging lainnya yang masih segar. Hindari daging yang keras, sebab kemungkinan sudah diberi formalin.

2. Mencuci bahan makanan dengan baik dan benar sebelum dimasak.

3. Masaklah makanan hingga benar-benar matang, karena kandungan formalin bisa hilang saat proses pemanasan masakan.

4. Jika sedang menggunakan insektisida atau produk pembersih, pastikan menggunakannya di udara terbuka.

5. Cuci tangan dan bersihkan tubuh dengan air dan sabun setelah menggunakan intsektisida atau produk pembersih.

6. Hindari merokok di dalam ruangan dan akan lebih baik lagi jika menghentikan kebiasaan merokok sepenuhnya.

7. Ajak anggota keluarga terlebih anak-anak dan orang lanjut usia untuk sering menghirup udara segar di luar, terutama jika mereka menderita masalah pernapasan.

8. Jaga sirkulasi udara di dalam rumah pada suhu terendah yang masih nyaman.

9. Jaga sirkulasi udara di dalam rumah tetap segar dengan cara membuka jendela lebar-lebar, terutama pada pagi hingga sore hari.

Meski tidak sepenuhnya bisa terhindar dari paparan formalin, Anda setidaknya berusaha meminimalkan paparan formalin dengan

(34)

menerapkan Langkah-langkah pencegahan di atas. Jagan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter bila Anda merasakan gejala akibat paparan formalin terlalu tinggi.

Formalin mempunyai banyak nama kimia yang sudah umum di kalangan Masyarakat, diantaranya Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane polyoxymethylene glycols, Methanol, Formoform, Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyoxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene, dan Methylene glycol (Vidiawati, 2013).

Formalin sebenarnya berbentuk padat dengan sebutan formaldehid atau dalam istilah asingnya di tulis formaldehyde. Bila zat ini tercampur dengan air barulah disebut dengan formalin, didalam formalin terkandung 37% formaldehida, 13% methanol dan air dengan kadar 36 – 40 % yang merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan, rasa terbakar dan jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh, biasanya disimpan di wadah tertutup, terlindung dari Cahaya dengan suhu tempat penyimpanan di atas 20°C.

1. Deskripsi Ikan Cakalang

Ikan cakalang termasuk ikan perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang rakus. Ikanjenis ini sering bergerombol yang hampir bersamaan melakukan ruaya di sekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus. Ikan ini dapat berkumpul di

(35)

perairan pelagic hingga kedalaman 200 m dan mencari makan berdasarkan penglihatan sehingga rakus terhadap mangsanya.

Ikan cakalang telah menjadi daya tarik tersendiri dalam usaha perikanan dalam beberapa tahun terakhir ini. Di 1950, kurang dari

300.000 ton persegi dibawa. Sedangkan pada tahun 1991, 1.674.970 ton persegi ditangkap. Saat ini, ikan cakalang mencakup sekitar 40 % dari hasil penangkapan tuna di seluruh dunia meskipun cakalang tidak termasuk komoditi utama dengan skala yang besar. Amerika saja mengkonsumsi 400.000 ton persegi. Untuk Negara Indonesia, ikan cakalang masih diperuntukkan untuk keperluan pangan terutama di wilayah pesisir.

Ikan cakalang merupakan salah satu ikan yang sangat melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran Ikan Cakalang di Indonesia meliputi Samudera Indonesia, pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, perairan Indonesia Timur meliputi Laut Banda, Laut Flores, Laut Maluku, Laut Makassar (Uktolseja, 1987). Dilansir dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Republik Indonesia, persebaran ikan cakalang dominan terdapat di Pulau Jawa dan Kepulauan Nusa

Tenggara.

(36)

Gambar 8. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

(37)

Kingdom : Animalia Fillum : Chordata Subfillum : Vertebrata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Scombridae Genus : Katsuwonus

Spesies : Katsuwonus pelamis

Ikan cakalang (katsuwonus pelamis) memiliki kandungan omega 3 yang sangat tinggi. Omega 3 ini merupakan lemak esensial yang dapat mendukung daya ingat otak. Oleh karena itulah, omega 3 sering dikonsumsi oleh anak-anak sebagai bentuk suplemen untuk membantu menjaga kesehatan mata dan kulit, sirkulasi jantung, pembekuan darah dan kuat tulang. Serta dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit, seperti Kanker Pankreas, Ovarium, Mulut, Faring, Lambung, Kerongkongan serta Usus Besar.

2. Pengujian Formalin

Formalin biasanya digunakan sebagai pengawet dalam bidang industri. Formalin merupakan bahan pengawet makanan ilegal berbahaya yang bersifat karsinogen. Pada industri makanan, formalin digunakan untuk memperpanjang umur simpan dari

(38)

makanan karena formalin merupakan senyawa anti mikroba yang efektif dalam membunuh bakteri, bahkan virus sekalipun. Formalin sudah dilarang sejak tahun 1982 yang kemudian pelarangan penggunaanya pada industri makanan dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan terbaru Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan.

2. Preparasi dan Pelaksanaan Pengujian Formalin a. Tujuan

Digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin pada produk perikanan, untuk mengetahui nilai kandungan formalin pada produk perikanan, prinsip pemeriksaan pada contoh basah dan kering menggunakan test kit, acuan dengan metode merck formaldehyde test kit.

b. Alat dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian formalin beserta keguanaannya:

Tabel 1. Alat-alat Pengujian Formalin

No. Alat Kegunaan

1. Talenan Tempat penyimpana sampel

sebelum di timbang

2. Pisau Digunakan untuk memotong sampel

3. Petridish Wadah sampel pada saat ditimbang

(39)

4. Spatula Digunakan untuk menghomogenkan sampel dan aquades

5. Timbangan Untuk menimbang sampel yang

akan digunakan

6. Centrifuge Untuk memisahkan partikel organel yang larut sehingga membentuk endapan yang terpisah berdasarkan perbedaan massa jenis dari pertikel pembentuk larutan tersebut

7. Tabung centrifuge Digunakan sebagai wadah untuk mencampur dan mengaduk

8. Gelas ukur 25 ml Digunakan untuk mengukur

Aquadest

9. Erlenmeyer 150 ml Sebagai wadah saat penyaringan cairan yang telah terpisah dari endapannya setelah dicentrifuge 10. Tabung Formalin Digunakan saat pencampuran

cairan yang telah tersaring dengan test kit formalin dan sebagai wadah saat

pembacaan hasil

11. Tip mikropipet Untuk memindahkan cairan dengan skala kecil

(40)

12. Kertas saring supernatant Untuk menyaring cairan yang telah Dicentrifuge

13. Corong Digunakan untuk menyaring,

posisinya berada di bawah kertas saring supernatant

14. pH Meter Untuk mengukur Tingkat asam-basa suatu larutan. Alat ini digunakan di laoratorium untuk mengukur derajat keasaman (pH) suatu larutan, apakah larutan tersebut tergolong asam, basa, atau netral.

Tabel 2. Bahan-bahan Pengujian Formalin

No. Bahan Kegunaan

1. Ikan cakalang Sampel yang akan diuji kandungan Formalinnya

2. Carrez I dan Carrez II Untuk memisahkan protein dari daging ikan

3. F01 dan F02 (Test Kit) Proses kerja test kit formalin yaitu dengan pembentukan senyawa kompleks berwarna merah ungu dari reaksi antara formaldehid dan 4- amino-3-hidrazino-5-mercapto-

(41)

1,2.4-Triazole. Test kit formalin berisi 2 botol pereaksi:

Pereaksi pertama, botol tetes polipropilene volume 10 ml, berwarna putih, tembus Cahaya, tertutup rapat, berisis cairan agak kental.

Pereaksi kedua, berisi serbuk pereaksi 2 formalin.

4. Aquades Air murni bebas mineral yang

dicampurkan kedalam sampel di dalam tabung centrifuge.

3. Prosedur Kerja

a. Timbang ikan cakalang sebanyak 10 gram, masukkan ke dalam tabung centrifuge, kemudian tambahkan 20 ml aquadest.

b. Homogenkan menggunakan spatula.

c. Setelah dihomogenkan tambahkan larutan carrez 1 dan 2 masing-masing 2 ml, aduk dengan spatula.

d. Sesuaikan pH antara 7,5 – 8 dengan menggunakan pH meter.

Jika pH belum sesuai, sesuaikan dengan NaOH dan HCl.

(42)

e. Jika pH sudah sesuai, tambahkan lagi aquadest sebanyak 6 ml lalu aduk-aduk dengan spatula hingga homogen

f. Tutup tabung centrifuge lalu masukkan ke dalam centrifuge.

g. Kemudian centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

h. Setelah Itu, saring dengan kertas saring supernatant ke dalam Erlenmeyer dan akan terpisah filtrat dengan residu.

i. Pipet hasil saringan dan masukkan ke dalam 2 tabung formalin, masing-masing sebanyak 5 ml, tabung 1 adalah sampel dan tabung 2 hanya control.

j. Tabung 1 ditambahkan Fo1 sebanyak 5 tetes, kocok perlahan dan atur pH ≥13 jika belum sesuai maka sesuaikan dengan NaOH 1N.

k. Terakhir tambahkan Fo2 sebanyak 1 mikrospoon, kocok dan diamkan selama 5 menit, dan lakukan pembacaan. Catat hasil dan olah data sesuai rumus. Penambahan Fo1/Fo2 sebagai penerang warna untuk hasil uji formalin, agar para penguji mudah membaca hasil tersebut.

(43)

4. Alur Pengujian Formalin

Flowsheet Pengujian Formalin Contoh Basah Metode “Merck Formaldehyde Testkit”

(+) aquadest 20 ml

← blender hingga homogen

(+) carrez I,II @ 2 ml

← aduk dengan spatula

← sesuaikan pH 7,6-8 dengan NaOH 1N atau HCI

1N (+) aquadest 6 ml

← blender hingga homogen

← masukkan ke tabung sentrifuge

← sentrifuge 3000 rpm, 5 menit

← supernatant saring ke beaker gelas

← pipet @ 5 ml ke dua tabung

(+) Fo1 5 tetes

← kocok perahan, atur pH >13 dengan NaOH

1N (+) Fo2 1 mikrospoon

← kocok kuat selama 1 menit

← diamkan selama 5 menit 10 gr contoh basah

Bubur contoh

bubur contoh2

filtrat residu

Tabung 1/

Sampel

Tabung 2/

Kontrol

Pembacaan Hasil

(44)

C. Hasil Yang Dicapai

Pengujian formalin pada ikan cakalang dilakukan kurang lebih 1 jam, karena mudah dalam membaca hasil akhir, pengjian ini tidak memerlukan waktu yang lama.

Ciri-ciri ikan yang tidak berformalin:

1. Rupa dan warna cerah. Mengkilap sesuai jenis ikan 2. Tekstur daging ikan kenyal

3. Mata cemerlang, cembung, bening dan insang merah ceraj 4. Lendir yang tipis, bening dan encer pada tubuh ikan

5. Baunya normal dan khas 6. Lalat mau hinggap Ciri-ciri ikan yang berformalin:

1. Penampakan luar bersih dan cemerlang 2. Tekstur daging padat dan kaku

3. Mata ikan merah dan insang pucat 4. Sedikit lendir

5. Bau amis (spesifikasi ikan) berkurang dan ada seperti bau kaporit 6. Lalat kurang/tidak hinggap

Uji fisik dilakukan dengan menilai beberapa ciri fisik pada ikan cakalang, Dimana ikan tersebut mengandung formalin karena memiliki 3 ciri-ciri dari ikan yang berformalin diantaranya yaitu Tekstur daging padat dan kaku; Bau amis berkurang dan penampakan bersih dan cemerlang.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, sampel ikan cakalang

(45)

mengandung formalin dengan kadar 1 ppm. Berdasarkan perbandingan hasil uji fisik dan uji laboratorium, ikan cakalang secara uji fisik mencirikan adanya kandungan formalin formalin dan dibuktikan dengan uji metode test kit juga mengandung formalin.

D. Hal-hal Baru Yang Ditemukan

Selama menjalani masa magang selama ± 3 bulan di UPT Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP), banyak ilmu pengetahuan baru yang di dapatkan terkait penerapan mutu pada produk perikanan.

Selain memperdalam pemahaman mengenai cara-cara peningkatan kualitas produk perikanan, pengalaman magang ini juga memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai pengujian di laboratorium kimia, mikrobiologi, dan organoleptik.

(46)

BAB IV

REKOMENDASI A. Rekomendasi Kepada Mitra

Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan magang di UPT Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP) Makassar sebaiknya mempertahankan strategi yang sudah diterapkan di Balai, dan terus melakukan inovasi-inovasi serta memberikan pelayanan publik yang baik.

Selain itu UPT BPMPP juga harus terus melakukan sosialisasi mengenai kualitas dan mutu produk yang ditegaskan melalui pengujian secara profesional. Hal tersebut diharapkan dapat terus menunjang kemajuan instansi.

B. Rekomendasi Kepada Program Studi

Saran yang dapat diberikan pada program studi teknologi hasil perikanan adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya program studi teknologi hasil perikanan meningkatkan keterampilan mahasiswa, Program studi harus meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan yang diberikan oleh dosen dan karyawan.

(47)

2. Program studi teknologi hasil perikanan harus lebih memperhatikan kualitas layanan soft karena kualitas layanan soft berpengaruh positif terhadap loyalitas mahasiswa terutama pada kualitas layanan yang diberikan oleh karyawan kepada kepada mahasiswa.

3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti menambah variabel penelitian yang masih belum diteliti dalam penelitian ini. Variabel tambahan yang dimaksud misalnya adala komitmen dan kepercayaan.

C. Rekomendasi Kepada Pengelola MBKM

Saran yang dapat diberikan untuk pengelolaa MBKM adalah sebagai berikut:

Memperluas jaringan kerjasama dalam hal penerimaan Mahasiswa magang dengan beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta terkait bidang studi Teknologi Hasil Perikanan sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan dalam mencari tempat Magang.

(48)

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan magang di balai penerapan mutu produk perikanan (BPMPP) maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengujian formalin pada sampel ikan cakalang sesuai dengan prosedur pedoman SNI yang telah diterapkan oleh badan standarisasi nasional (BSN) waktu pengujian maupun cara kerja pengujiannya.

2. Hasil uji dibaca melalui Test Kit formalin. Selama kurang lebih 1 jam proses pengujian menghasilkan hasil yang positif pada sampel ikan cakalang yaitu sebanyak 0,25 ppm yang artinya sampel ikan cakalang mengandung bahan kimia formalin.

B. Saran

Para penguji atau peneliti harus berhati-hati dalam laboratorium saat pengujian sedang berlangsung agar hasil yang diteliti mendapatkan hasil yang maksimal serta memperhatikan pakaian yang digunakan untuk menguji seperti menggunakan jas laboratorium, kos tangan, dan juga masker agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Baidhowie, L. H., Redjeki, S., & Endrawati, H. (2019). Morfometri Dan Komposisi Isi Lambung Katsuwonus pelamis Yang Didaratkan Di Pantai Puger Jember Jawa Timur. Journal of Marine Research, 8(1), 69-74.

UPTD Pengujian Dan Penerapan Mutu Hasil Perikanan. 2023. Pedoman Teknis Laboratorium Malala Pengujian Formalin (Lamang Malin).

Dinas Kelautan Dan Perikanan Sumatera Barat.

GAFUR, K. H. (2021). ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PASAR

KOTA TERNATE (Doctoral dissertation, Universitas Khairun).

Winnarko, H., & Mulyani, Y. (2020). Uji Coba Produk Nugget Berbahan Dasar Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) dengan Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L). JSHP: Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 4(1), 13-20.

(50)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Usulan Magang

(51)

Lampiran 2. Balasan Surat Usulan Magang

(52)

Lampiran 3 Pengujian Formalin

Alat dan Bahan

Ikan Cakalang Pemotongan sampel Penimbangan

Pemindahan ke tabung centrifuge

Penambahan

Aquades Menghomogenkan

Penambahan carrez I

dan II Mengukur pH Penambahan

Aquades

Centrifuge Setelah dicentrifuge Penyaringan

(53)

Pemindahan ke 2 tabung

Penambahan FO1 Pengecekan pH

Penambahan FO2 Pembacaan

Gambar

Gambar 1. BPMPP Makassar
Gambar 2. Stuktur Organisasi UPT. BPMPP
Gambar 3. Certificate Of Conformity
Gambar 4. Sertifikat Akreditasi
+5

Referensi

Dokumen terkait