Pengujian mutu dan karakteristik sediaan sabun cair ramah lingkungan berbasis Eco-enzyme
Dwi Endah Kusumawati 1*, Diah Permata Sari 1
1 Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
*E-mail korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Pemanfaatan limbah organik yang berasal dari kulit buah atau sisa sayuran menjadi ekoenzim telah diketahui memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai cairan desinfektan. Dalam rangka aplikasi ekoenzim sebagai cairan pembersih, khususnya sabun cuci tangan dapat dilakukan dengan mengkonversi ekoenzim menjadi sabun cair. Penambahan MES (Metil Ester Sulfonat) sebagai surfaktan ramah lingkungan tentunya akan menambah kebermanfaatan ekoenzim sebagai sabun cair. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik sabun cair berbasis ekoenzim yang meliputi: organoleptis, pH, viskositas, stabilitas busa dan bobot jenis.
Penelitian bersifat eksperimental, dimulai dari pembuatan sabun cair ekoenzim dengan perbandingan 6:15:4 (MES : akuades : ekoenzim) kemudian dilakukan pengujian mutu organoleptik (warna, aroma, kekentalan), pH (SNI 2588-2017), viskositas, stabilitas busa serta bobot jenisnya (SNI 06-4085-1996). Hasil penelitian menunjukkan sabun cair ekoenzim memiliki warna coklat, beraroma segar dengan pH 4.83, viskositas 4640 cP, stabilitas busa 90,67%, dan bobot jenis 1.02 g/mL. Berdasarkan hasil penelitian, sediaan sabun cair cuci tangan berbasis ekoenzim sudah sesuai persyaratan SNI, dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan aktif pada sabun cair ramah lingkungan.
Kata kunci: ekoenzim, mutu, ramah lingkungan, sabun cair PENDAHULUAN
Mencuci tangan menggunakan sabun dipercaya efektif dalam mencegah timbulnya penyakit akibat kuman, terutama kuman yang mudah berpindah melalui perantara tangan, contohnya: COVID-19, infeksi saluran pernafasan, infeksi mata, diare, askariasis maupun trikuriasis (Kusumawati & Putri, 2022). Penggunaan sabun berbahan kimia diketahui berdampak pada pencemaran air. Hal ini dikarenakan salah satu komponen penyusun sabun yaitu surfaktan umumnya merupakan produk turunan minyak bumi sehingga sulit didegradasi oleh bakteri di perairan. Kandungan LAS (Linier Alkilbenzena Sulfonat) sebagai salah satu jenis surfaktan yang berasal dari petroleum di perairan kota besar jumlahnya sudah melebihi ambang batas yaitu > 0,5 mg/L. Pencemaran air tentunya berimbas pada penurunan kualitas air yang akhirnya berdampak pula pada penurunan kesehatan masyarakat(Dewi, 2015).
Dalam rangka pencarian alternatif pengganti bahan aktif pada sabun berbahan kimia, pembuatan sabun cuci tangan yang bersifat ramah lingkungan dapat menjadi solusi yang menjanjikan. Ekoenzim merupakan cairan multifungsi hasil fermentasi dari pengolahan limbah organik yang berasal dari kulit buah atau sisa sayuran selama 3 bulan dengan penambahan gula merah dan air (Jadid dkk., 2022). Selama proses fermentasi tersebut, diketahui terdapat peran
dari bakteri baik yang ada di kulit buah atau sayur yang dapat menambah manfaat dari cairan ekoenzim yang dihasilkan (Eskundari dkk., 2022). Bagian cair atau supernatan dari larutan fermentasi bahan organik seperti sayuran dan buah bersifat asam dan mengandung alkohol, asam asetat dan asam sitrat (Rochyani dkk., 2020) yang memiliki aktivitas antimikroba. Aspek inilah yang mendasari manfaat ekoenzim sebagai cairan desinfektan alami (Larasati dkk., 2020). Senyawa fenolik yang terkandung di dalam ekoenzim diketahui bersifat bakterisidal dengan mekanisme denaturasi protein dan dinding sel mikroorganisme (Rusdianasari dkk., 2021).
Ekoenzim diketahui memiliki banyak manfaat, contohnya sebagai cairan desinfektan sehingga berpotensi dijadikan bahan aktif dalam pembuatan sabun ramah lingkungan.
Ekoenzim juga dapat dimanfaatkan untuk cairan pembersih piring maupun lantai (Alkadri &
Asmara, 2020), dan pupuk organik. Selain itu, ekoenzim bersifat mudah terurai, alami, lembut di kulit sehingga tidak mengiritasi tangan(Kusumawati & Putri, 2022). Aplikasi ekoenzim sebagai cairan pembersih, terutama sabun cuci tangan dapat dilakukan dengan mengkonversi ekoenzim menjadi sabun cair. Penambahan MES (Metil Ester Sulfonat) sebagai surfaktan yang bersifat ramah lingkungan tentunya akan menambah kebermanfaatan ekoenzim sebagai sabun cair (Kusumawati & Putri, 2022). Pengujian mutu sabun cair ekoenzim bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun meliputi: organoleptik, pH, viskositas, stabilitas busa serta bobot jenis.
METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik, yaitu menganalisis karakteristik dari sediaan sabun cair berbasis ekoenzim yang meliputi:
organoleptik (warna, aroma, kekentalan), pH (SNI 2588-2017 tentang sabun cuci tangan), viskositas, stabilitas busa serta bobot jenisnya (SNI 06-4085-1996 tentang sabun cair). Adapun rancangan penelitian yang digunakan post-test control design.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah cairan ekoenzim yang diperoleh dari hasil fermentasi sayuran dan kulit buah selama 90 hari, sedangkan sampel yang digunakan adalah sabun cair berbasis ekoenzim.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan antara lain: gelas piala, batang pengaduk, neraca analitik, stopwatch, termometer, hot plate, gelas ukur, piknometer, viskometer Brookfield, dan pH indikator. Bahan yang digunakan yaitu: cairan ekoenzim, surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat) dan akuades.
Pembuatan sabun cair ekoenzim (Kusumawati & Putri, 2022) dan pengujian mutu
Sabun cair ekoenzim dibuat dengan perbandingan 6:15:4 (MES : akuades : ekoenzim). MES dilarutkan dengan akuades kemudian dipanaskan pada suhu 65-70 oC hingga larutan menjadi bening. Setelah larutan menjadi dingin, cairan ekoenzim dimasukkan dan diaduk hingga homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian mutu dan karakteristik sabun yang meliputi:
organoleptik, pH, viskositas, stabilitas busa serta bobot jenis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sabun merupakan salah satu bentuk sediaan pembersih yang terbuat dari reaksi saponifikasi. Pembuatan sabun cair cuci tangan yang ramah lingkungan mulai banyak dikembangkan dengan memanfaatkan bahan alami sebagai surfaktan dan bahan aktifnya. Hal ini dikarenakan penggunaan surfaktan kimia atau sintetis membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar, khususnya perairan. Pengembangan sabun cair ramah lingkungan salah satunya dengan memanfaatkan surfaktan MES yang dapat dibuat dari minyak goreng bekas atau turunan produk kelapa sawit (Yuliyanti dkk., 2019). Sabun cuci tangan berbasis ekoenzim yang dilakukan pada penelitian kali ini diuji beberapa parameternya dan hasilnya disesuaikan dengan persyaratan yang tertera di SNI.
Uji Organoleptik
Berdasarkan hasil pengamatan (tabel 1), sabun cuci tangan ekoenzim memiliki ciri-ciri berwarna coklat, beraroma segar buah khas ekoenzim dan bertekstur cair agak kental (Gambar 1), sehingga masih tergolong mudah dalam pengaplikasiannya sebagai sabun cuci tangan. Saat digunakan untuk cuci tangan, sabun cair ekoenzim ini tidak lengket, mudah dibilas dan memberikan kesan lembut di kulit tangan.
Gambar 1. Sabun Cair Ekoenzim
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Sabun Cair Ekoenzim
Warna Aroma Bentuk
Coklat Segar, khas ekoenzim Cairan agak kental, homogen
pH sabun cair ekoenzim
pH merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui derajat keasaman suatu produk. Pengujian nilai pH sabun cair menjadi penting karena berhubungan dengan daya absorpsi kulit. Produk yang pengaplikasiannya kontak dengan kulit apabila pH nya tidak sesuai dapat menimbulkan iritasi. Menurut SNI 2588-2017, pH sabun cair cuci tangan adalah 4-10.
Berdasarkan hasil pengujian (tabel 2), pH sabun cair ekoenzim adalah 4,83 sehingga masih masuk dalam rentang persyaratan sesuai SNI.
Tabel 2. Uji pH Sabun Cair Ekoenzim
Pengujian ke- Nilai pH Standar
Ulangan ke-1 4,5
4 – 10 (SNI 2588-2017)
Ulangan ke-2 5
Ulangan ke-3 5
Rata-rata 4,83
Uji Bobot Jenis dan Viskositas
Nilai bobot jenis (BJ) suatu sediaan sabun menggambarkan kemampuan suatu zat bercampur dengan zat lainnya. Berdasarkan persyaratan SNI 06-4085-1996 terkait sabun cair, nilai bobot jenis berkisar 1.01-1.10 g/mL. Nilai BJ diketahui berbanding lurus dengan viskositas, dimana semakin tinggi kekentalan (viskositas) suatu sediaan, maka nilai BJ nya juga akan semakin tinggi (Widyasanti & Ariva, 2020). Berdasarkan hasil pengamatan (tabel 3), nilai BJ sediaan sabun cair ekoenzim adalah 1,02 g/mL, sehingga dapat dikatakan nilai BJ nya sudah sesuai dengan persyaratan SNI. Hasil pemeriksaan sabun cair ekoenzim memiliki viskositas 4640 cP. Nilai viskositas sesuai SNI yaitu 500-20.000 cP, artinya viskositas sediaan sabun cair ekoenzim telah sesuai dengan spesifikasi SNI.
Tabel 3. Hasil Uji Bobot Jenis dan Viskositas Sabun Cair Ekoenzim Pengujian ke- Bobot Jenis
(g/mL)
Viskositas (cP)
Ulangan ke-1 1,02 4647
Ulangan ke-2 1,03 4640
Ulangan ke-3 1,02 4633
Rata-rata 1,02 4640
Stabilitas busa
Pengujian stabilitas busa bertujuan mengetahui seberapa lama busa yang dihasilkan dari sabun cair ekoenzim dapat stabil. Busa dikatakan stabil apabila memiliki nilai stabilitas minimal 60-70% setelah 5 menit busa terbentuk(Febrianti, 2013). Berdasarkan hasil pengujian (Gambar 2), rata-rata stabilitas busa sabun cair ekoenzim adalah 90,67%, yang artinya sudah memenuhi spesifikasi.
Gambar 2. Uji Stabilitas Busa Sabun Cair Ekoenzim
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian organoleptik, pH, viskositas, bobot jenis dan stabilitas busa, sediaan sabun cair cuci tangan berbasis ekoenzim sudah sesuai persyaratan SNI, dengan kata lain ekoenzim memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan aktif pada sabun cair ramah lingkungan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukannya pengujian aktivitas antibakteri dari sabun cair berbasis ekoenzim untuk membuktikan manfaatnya sebagai sabun antiseptik alami.
90% 89% 93%
10%
30%
50%
70%
90%
110%
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
REFERENSI
Alkadri, S. P. A., & Asmara, K. D. (2020). Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai Hand sanitizer dan Desinfektan Pada Masyarakat Dusun Margo Sari Desa Rasau Jaya Tiga Dalam Upaya Mewujudkan Desa Mandiri Tangguh Covid-19 Berbasis Eco-Community.
Jurnal Buletin Al-Ribaath, 17, 98. https://doi.org/10.29406/br.v17i2.2387
Dewi, N. U. (2015). Meminimalisir Kadar Detergen dengan Penambahan Koagulan dan Filtrasi Media Saring pada Limbah Kamar Mandi. Higiene, 1(1), 33–41.
Eskundari, R. D., Wiharti, T., Hanik, N. R., Fatimah, F., Salamah, U., & Murwani, A. (2022).
Phytochemical test of several eco-handsanitizer candidates. Jurnal Biologi Tropis, 22(1), 297–303. https://doi.org/10.29303/jbt.v22i1.3258
Febrianti, D. R. (2013). FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) DENGAN KOKAMIDOPROPIL BETAIN SEBAGAI SURFAKTAN. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jadid, N., Jannah, A. L., Wicaksono Putra Handiar, B. P., Nurhidayati, T., Purwani, K. I., Ermavitalin, D., Muslihatin, W., & Navastara, A. M. (2022). Aplikasi Eco Enzyme Sebagai Bahan Pembuatan Sabun Antiseptik. SEWAGATI, 6(1), 69–75.
https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i1.168
Kusumawati, D. E., & Putri, C. N. (2022). Pelatihan Pembuatan Sabun Ecoenzyme Berbahan Limbah Organik Rumah Tangga di Kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Batursari Demak. Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat, 7(1), 13–22.
Larasati, D., Astuti, A. P., & Maharani, E. T. (2020). UJI ORGANOLEPTIK PRODUK ECO-ENZYME DARI LIMBAH KULIT BUAH (STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG). Prosiding Seminar Nasional Edusaintek FMIPA UNIMUS 2020, 278–283.
Rochyani, N.-, Utpalasari, R. L., & Dahliana, I. (2020). ANALISIS HASIL KONVERSI ECO ENZYME MENGGUNAKAN NENAS (Ananas comosus) DAN PEPAYA (Carica papaya L.). Jurnal Redoks, 5(2), 135. https://doi.org/10.31851/redoks.v5i2.5060
Rusdianasari, Syakdani, A., Zaman, M., Sari, F. F., Nasyta, N. P., & Amalia, R. (2021). Production of Disinfectant by Utilizing Eco-enzyme from Fruit Peels Waste. International Journal of Research in Vocational Studies (IJRVOCAS), 1(3), 01–07.
https://doi.org/10.53893/ijrvocas.v1i3.53
Widyasanti, A., & Ariva, A. N. (2020). KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK SABUN CAIR PENCUCI TANGAN HANDMADE BERBAHAN AMPAS SISA KOPI ESPRESSO.
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 4(2), 105–110.
https://doi.org/10.32585/ags.v4i2.878
Yuliyanti, M., Husada, V. M. S., Fahrudi, H. A. A., & Setyowati, W. A. E. (2019). Quality and Detergency Optimization, Liquid Detergent Preparation, Mahogany Seed Extract (Swietenia mahagoni). JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia), 4(2), 65–76.
https://doi.org/10.20961/jkpk.v4i2.32750