• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KONDISI PERAIRAN

Difar Def

Academic year: 2023

Membagikan "PENGUKURAN KONDISI PERAIRAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KONDISI PERAIRAN

Pada praktikum ketiga kali ini dengan judul kegiatan praktikum “Pengukuran Kondisi Perairan”. Pada praktikum kali ini bertujuan supaya mahasiswa memahami dan mengerti apa yang dilakukan dalam praktikum kali ini sehingga mahasiswa dapat melakukan penerapan pengukuran kondisi perairan, meliputi pengukuran suhu permukaan air, derajat keasaman, pengukuran salinitas, pengukuran total dissolved solids, kecepatan arus, dan kecepatan angin. Praktikum kali ini dilaksanakan di Pulau Pasaran, di kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung.

Prinsip kerja pada praktikum kali ini dalam pengukuran suhu perairan yaitu, Jika pengukuran temperatur untuk contoh air yang sedikit, termometer dicuci/ dibilas dengan contoh air, kemudian termometer dicelupkan ke dalam wadah yang berisi contoh air tersebut, lalu biarkan kira-kira selama 1 menit, sampai cairan dalam termometer stabil. Baca dan catat temperatur yang diperoleh dengan ketelitian 0,1°C. Jika digunakan termometer elektronik yang mempunyai probe (kabel penghubung) yang panjang dapat digunakan untuk pengukuran pada kedalaman tertentu. Turunkan kabel probe sampai kedalaman tertentu, kemudian dibiarkan beberapa saat. Baca dan catat hasil temperatur yang diperoleh dengan ketelitian 0,1°C . pengukuran PH air yaitu, Elektrode dibilas dengan aquadest, kemudian dibilas dengan contoh air. Elektrode dicelupkan kedalam beaker glass yang mengandung contoh air (Minimum 2 cm kedalam elektrode harus terendam) . PH meter di hidupkan dengan memutar tombol ON/OFF, Ukur temperatur contoh air.

Kemudian dibiarkan beberapa saat, maka display pH meter akan menunjukkan nilai pH air. Pada pengukuran salinitas yaitu, Siapkan refraktometer dengan melakukan pembilasan dengan menggunakan Aquadest. Bersihkan lensa dan plate dengan kain mikrofiber yang disediakan. Teteskan (1-2 tetes) air sampel pada plate, kemudian arahkan refraktometer ke arah cahaya dan pengamat melakukan pengamatan pada lensa dan mengatur knob fokus untuk memudahkan pembacaan skala. Pada Pengukuran Total Dissolved Solids (TDS) yaitu, Tekan tombol ON/OFF pada alat

(2)

TDS meter; Celupkan alat tersebut ke dalam sampel air; Setiap titik dilakukan pembacaan saat angka di alat tersebut stabil. Pembacaan dilakukan sebanyak 2 kali;

dan Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata TDS dan suhu airnya, sehingga didapatkan hasil pengukuran dari alat tersebut. Setelah selesai melakukan pengukuran bilas elektroda dengan aquadest. Pada Pengukuran Kecepatan Arus yaitu, Tentukan titik pengukuran arus. Siapkan peralatan seperti current meter untuk mengukur arus, GPS untuk menentukan lokasi koordinat, Stopwatch untuk menentukan jarak waktu kecepatan arus yang datang. Lalu GPS tersebut di gunakan untuk menentukan lokasi koordinat cara pengambilan datanya. Kemudian masukan current meter tersebut kedalam air laut untuk mengukur kecepatan arus selama 1 menit dengan data 10 pengulangan. Stopwatch untuk menentukan waktu dengan waktu 1 menit setiap pengulangannya. Perhatikan kecepatan arus dan arah arus pada saat pengukuran dengan current meter. Catat kecepatan arus (m/s) dan arah arus di setiap titik pengukuran. Pengukuran kecepatan angin yaitu, Tentukan titik pengukuran kecepatan angin. Siapkan peralatan seperti anemometer untuk mengukur kecepatan angin, GPS untuk menentukan lokasi koordinat, Stopwatch untuk menentukan jarak waktu antara pengulangan pengukuran kecepatan angin.

Mulai melakukan pengukuran dengan anemometer selama 1 menit dengan data 8 kali pengulangan mewakili arah angin. Stopwatch untuk menentukan waktu dengan waktu 1 menit setiap pengulangannya. Perhatikan sudut pengukuran kecepatan angin Data angin ini selanjutnya diolah dengan mengklasifikasikan arah menjadi 8 arah mata angin yaitu 337 – 22° (Utara), 22 - 67° (Timur laut), 67 - 112° (Timur), 112 - 157° (Tenggara), 157 - 202° (Selatan), 202 - 247° (Barat Daya), 247 - 292° (Barat), dan 292 - 337° (Barat Laut). Catat hasil pengukuran kecepatan angin di masing-masing arah angin. Pengukuran Pengukuran Kecerahan Perairan yaitu, pengamat menyiapkan perangkat secchi disk yang dilengkapi dengan pemberat dan tali dengan acuan pengamat mulai mencelupkan perlahan secchi disk kedala air dari mulai tampak hingga tidak tampak lagi secchi disknya. Kemudian angkat dan ukur

(3)

beberapa panjang tali yang masuk ke air hitung panjang tali dengan rumus yang sudah tersedia.

Pencemaran di perairan ini biasanya terjadi yang disebabkan dari beberapa dari jenis sampahnya seperti organik dan anorganik. Pencemaran diperairan biasanya disebabkan oleh sampah anorganik yang dimana perairan tersebut dijadikan sebagai tempat wisata atau dekat dengan daerah permukiman warga di daerah pesisir.

Seiring berjalannya waktu akan terjadi degrasi dan mengubah ahli fungsi biologis pantai dan merusak sumber pangan yang ada. Kondisi semacam ini dapat mengakibatkan perubahan kualitas perairan ke arah yang tidak kita inginkan.

kondisi oseanografi perairan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang eksternal maupun internal. Pengaruh eksternal dapat berasal dari laut lepas yang mengelilinginya, maupun dari daratan yang berupa aliran air tawar dari sungai.

Sedangkan pengaruh internal seperti bentuk perairan maupun bentuk topografi dasar perairan.

Suhu air sangatlah berpengaruh terhadap berkelangsungan hidup organisme yang ada di perairan. Suhu merupakan faktor pendukung akan keberlangsungan biota dan tumbuhan yang ada di perairan dan setiap organisme yang selalu memiliki nilai tolerin terhadap suhu di perairan seperti tidak bisa di suhu rendah ataupun di suhu yang terlalu tinggi. (Umar, 2016) Suhu di perairan suatu wilayah sangatlah berbeda dari wilayah-wilayah lainnya, hal ini disebabkan dari adanya beberapa faktor yang ada seperti, iklim, musim, angin, hujan, angin, dll.

PH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi. PH merupakan suatu parameter yang memastikan kestabilan air di suatu wilayah. pola monsunal berperan cukup signifikan pada variasi pH air laut di perairan Indonesia. Di perairan Indonesia bagian barat, pH air laut di musim barat lebih rendah daripada

(4)

di musim timur, dan sebaliknya pH air laut di perairan Indonesia bagian timur pada saat musim barat lebih tinggi daripada musim timur.

Kestabilan nilai PH di suatu perairan sangat berpengaruh terhadapt organisme dan biota yang ada di suatu wilayah perairan tersebut, tidak semua organisme dapat mentoleransi PH yang terlalu tinggi. Nilai PH di suatu wilayah juga di pengaruhi dari curah hujan dan wilayah, semakin tinggi atau sering terkena air dari daratan dan hujan maka nilai ph akan semakin rendah dan sebaliknya semakin jarang terkena air dari daratan nilai ph akan semakin tinggi karna massa air dari daratan lebih rendah dari pada air garam sehingga menyebabkan niali ph meningkat. (Rizki, 2015)

Salinitas atau konsentrasi garam yang ada di dalam air laut. Salinitas air sangat berpengaruh terhadap osmotif air, sehingga semakin besar nilai osmotik yang di peroleh semakin besar pula tekanan air yanga ada. Salintias merupakan hal yang sangat penting bagi beberapa aspek seperti menjadi faktor utama dalam pencemaran laut, budidaya tambak dan hingga menjadi faktor ekonomi. Salinitas di dunia ini kadar garamnya sangat beragam tergantung tempat dan musim yang dimiliki oleh wilayah itu tersendiri.

Total padatan terlarut (TDS) adalah adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut, untuk larut dalam suatu pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Untuk mengetahui suatu kualitas air kita harus tahu besaran nilai zat terlarut sehingga kita dapat mengetahui kualitas air tersebut.

Arus air laut adalah gerakan air yang menimbulkan terjadinya perpindahan massa air secara horizontal maupun secara vertikal. Arus air laut ini terjadi di seluruh dunia dengan kekuatan yang berbeda beda. Arus air laut ini juga dipengaruhi beberapa faktor seperti salinitas air,gelombang, angin dan temperature.

(5)

Kebutuhan cahaya adalah kebutuhan semua makhluk hidup yang ada dibumi ini, terutama organisme yang hidup di laut. Kebutuhan cahaya atau sinar matahari yang di butuhkan organisme dan biota laut berguna untuk mencari makan dan membuat makannya sendiri supaya mereka bisa bertahan hidup.

Tangke, U., Karuwal, J. W. C., Mallawa, A., & Zainuddin, M. (2016). Analisis hubungan suhu permukaan laut, salinitas, dan arus dengan hasil tangkapan ikan tuna di perairan bagian barat Pulau Halmahera. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 3(5).

Rizki, T. Y., Tito, C. K., & Setiawan, A. (2015). Variasi pH di Perairan Indonesia. Bunga Rampai Oseanografi Operasional di Indonesia, Satu Dekade Balai.

Referensi

Dokumen terkait

The use of reading strategies in improving reading comprehension (Publication No. 4900) [Doctoral dissertation, Kasdi Merbah University].. Building students'

Besides the legal reasoning that immigration detention is never in the best interests of children, it exceeds the requirement of necessity of detention, as there are always other