PENGUNGKAPAN SUKARELA
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan akan mengungkapkan semua informasi yang diperlukan dalam rangka berialannya fungi pasar modal. Pendukung pendapat ini menyatakan bahwa jika suatu informasi tidak diungkapkan hal ini disebabkan informasi tersebut tidak relevan bag investor atau informasi ini tersedia ditempat lain. Jadi ada pergeseran argumentasi dari informasi yang diberikan oleh akuntan melalui informasi kuangan ke supplementary information.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa perusahaan yang makin menggantungkan kepada modal internasional, maka ada kecenderungan perusahaan tersebut mengungkapkan informasi keuangan yang sesui dengan pasar uang dan modal dimana perusahaan tersebut berharap akan mendapatkan sumber dananya. Study yang dilakukan oleh Barret (1977) yang membandingkan laporan keuangan 15 perusahaan publik besar di Amerika, Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, Belanda, dan Swedia menemukan bukti bahwa ada hubungan antara tingkat dan kualitas pengungkapan laporan keuangan dengan tingkat efisiensi pasar modal negara mereka. Fred Choi (1974) juga menemukan bukti bahwa ada hubungan langsung antara perbaikan pengungkapan laporan keuangan dengan masuknya perusahaan dalam pasar modal internasional. Namun demikian tidak jelas apakah peningkatan pengungkapan ini semata-mata sebagai akibat kompetisi untuk mendapatkan dana atau merupakan fungsi dari pencarian dana di pasar seperti di Amerika dan Inggris dimana pengungkapan sangat diatur.
Ada bukti lain yang menyatakan bahwa perusahaan menolak meningkatkan pengungkapan laporan keuangan kecuali ada tekanan dari profesi akuntansi dan pemerintah. Alasan yang diajukan atas penolakan pengungkapan yang lebih adalah sebagai berikut :
a) Pengungkapan akan member manfaat bagi pesaing dan merugikan pemegang saham.
b) Serikat kerja akan mendapatkan manfaat dari adanya pengungkapan sebagai dasar tawar menawar upah pegawai.
c) Banyak diyakini bahwa investor tidak dapat memahami kebijakan akuntansi dan prosedur dan pengungkapan penuh hanya akan menyesatkan.
d) Informasi keuangan dapat diperoleh dari sumber lain dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan apabila harus disediakan oleh perusahaan langsung.
e) Kurangnya pengetahuan akan kebutuhan investor juga menjadi penyebab pembatasan pengungkapan.
Kegagalan untuk pengungkapan yang cukup dapat mengakibatkan kegagalan pasar.
Adanya potensi kegagalan pasar inilah yang menjadi pembenaran adanya intervensi pemerintah untuk memaksa perusahaan melakukan pengungkapan yang cukup. Pengungkapan inilah yang disebut dengan pengungkapan wajib (mandatory). Di Amerika lembaga yang mewajibkan pengungkapan adalah Security and Exchange Commission (SEC). SEC bertanggungjawab pada masalah tingkat pengungkapan sedangkan format pengungkapan menjadi tugas FASB. Di Indonesia yang menjadi otoritas pengungkapan wajib adalah Bapepam.
Menurut Chariri dan Ghazali (2007), terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu:
1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang diatur oleh peraturan yang ditetapkan suatu badan otoriter. Dalam hal ini diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996, yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang melakukan penawaran umum dan perusahaan publik berkewajiban menyampaikan laporan tahunannya. Kemudian peraturan itu diperbarui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industry. Setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangannya kepada masyarakat.
Pengungkapan ini bertujuan untuk mencegah informasi yang menyesatkan untuk pemakai laporan keuangan.
2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh peraturan yang sudah ditetapkan dalam standar akuntansi atau badan pengawas, tetapi apabila diungkapan akan dianggap relevan bagi penggunanya. Pengungkapan ini dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan, sehingga investor dapat mengatur strategi bisnisnya dan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi. Semakin luas pengungkapan dari waktu ke
waktu, dipengaruhi perkembangan bidang ekonomi, sosial, budaya di suatu negara, kepemilikan perusahaan serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang.
METODE PENGUNGKAPAN
Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan. Namun demikian ada beberapa metode yang berbeda-beda dalam mengungkapkan informasi yang dianggap penting. Pemilihan metode yang terbaik dari pengungkapan ini pada setiap kasus tergantung pada sifat informasi bersangkutan dan kepentingan ralatifnya. Metode yang umum digunakan dalam pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bentuk dan susunan laporan yang formal
Laporan formal merupakan informasi yang lebih relevan dan signifikan yang harus disajikan dalam tubuh utama satu atau lebih laporan keuangan jika memang memungkinkan untuk dicantumkan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
2. Terminologi dan penyajian yang terinci
Yaitu penjelasan atas akun-akun dan perincian atas jumlah-jumlah yang ada dalam laporan keuangan, atau deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah rincian yang diperlihatkan judul dan deskripsi yang tepat untuk pos-pos dalam laporan dapat menjadi penjelas bagi pembaca.
Namun istilah-istilah teknis yang tidak jelas justru dapat menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman. Istilah-istilah teknis mungkin berguna jika mempunyai arti yang tepat yang dikenal secara umum. Dalam hal ini para akuntan harus menerapkan istilah deskriptif yang biasanya digunakan oleh para analis keuangan dan pembaca lain yang berpengetahuan.
3. Informasi Sisipan
Informasi yang penting sebaiknya disajikan dalam tubuh laporan keuangan bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap jika judul pos-pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskriptif tanpa menjadi terlalu panjang atau definisi dapat disajikan sebagai catatan parantesis (dalam tanda kurung) setelah judul dalam laporan tersebut. Akan tetapi catatan ini tidak boleh panjang atau akan mengganggu data utama yang akan diikhtisarkan di dalam laporan.
4. Catatan kaki
Catatan kaki mempunyai peran penting dalam laporan kuangan, namun ada kekurangan jika terlalu mengandalkan catatan kaki sebagai metode pengungkapan karena laporan formal tidak mamadai. Meskipun sulit untuk menetapkan prinsip-prinsip penggunaan catatan kaki yang jelas berdasarkan tori akuntansi, beberapa aturan mendasar untuk menggunakan catatan kaki dapat dirumuskan agar berkaitan dengan postulat dan prinsip dasar akuntansi. Tujuan menggunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam tubuh suatu laporan tapa mengurangi kejelasan laporan.
5. Ikhtisar tambahan dan skedul-skedul
Ikhtisar tambahan dan skedul-skedul adalah laporan pelengkap menyajikan informasi tambahan atau informasi yang disusun dengan gaya yang berbeda dan bukan hanya informasi yang lebih terinci. Laporan pelengkap ini tidak harus termasuk dalam laporan-laporan yang dicangkup dalam laporan akuntan independen laporan pelengkap ini dapat digunakan sebagai metode untuk mengembangkan dan bereksperimen dengan peraga dan laporan baru. Contoh laporan pelengkap yang sering direkomendasikan untuk dimasukan dalam laporan keuangan adalah laporan yang mengungkapkan dampak perubahan tingkat harga atau perubahan harga spesifik pada kondisi keuangan dan operasi keuangan perusahaan.
6. Komentar dalam Laporan auditor
Laporan auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang signifikan mengenai perusahaan tetapi laporan ini memang berfungsi sebagai metode untuk mengungkapkan jenis-jenis informasi berikut :
a) Dampak yang material dari penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan yang lazim b) Dampak yang material dari perubahan dari satu metode yang lazim ke metode yang lazim
lainnya
c) Perbedaan pendapat antara auditor dan klien mengenai kelaziman satu atau lebih metode akuntansi yang digunakan dalam laporan.
7. Pernyataan Direktur Utama atau Ketua Dewan Komisaris.
Laporan kuangan formal serta catatan kaki serta daftar dan laporan pelengkap dan sertifikat auditor melengkapi laporan keuangan akuntan. Semua data keuangan yang relevan dan signifikan harus tampak dalam laporan ini akan tetapi pengkajian signifikan informasi ini paling baik
disajikan dalam bentuk naratif ole manajemen sendiri. Seperti yang dikatakan FASB "Manajemen mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan urusannya daripada investor, kreditor atau "pihak luar" lainnya dan sering kali dapat meningkatkan kebergunaan informasi keuangan dengan mengidentifikasi transaksi tertentu, peristiwa lain dan keadaan yang mempengaruhi perusahaan seta menjelaskan dampak keuangannya pada perusahaan.
Hal- hal yang dapat didentifikasi manajemen menurut FASB mencakup:
a) Hasil-hasil arbitrer yang disebabkan oleh konvensi pembagian operasi yang kontinue menjadi periode-periode akuntansi yang tetap.
b) Estimasi pertimbangan dan asumsi yang mereka gunakan dalam laporan keuangan.
c) Ketidakpastian yang signifikan yang mendasari estimasi RELEVANSI KONSEP INCOME
Income merupakan elemen penting dalam laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam bebagai konteks. Argumentasi-argumentasi yang mendasari pengukuran income dapat diperluas. Income umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari dari kebijakan pembayaran dividen, panduan dalam melakukan investasi dan pengambilan keputusan,dan satu elemen dalam peramalan. PSAK Nomor 60 Tahun 2018 menyarankan pentingnya pengungkapan informasi yang relevan dan transparan mengenai instrumen keuangan, yang mencakup risiko dan arus kas yang terkait dengan instrumen tersebut, yang tentu saja berperan penting dalam evaluasi pendapatan (income) dan pengambilan keputusan di masa depan.
Pada paragraf 31 hingga 33 yang membahas pengungkapan terkait dengan risiko pasar, kredit, dan likuiditas yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perubahan dalam arus kas yang dipengaruhi oleh risiko-risiko tersebut akan berdampak langsung pada hasil laba atau rugi yang tercatat dalam laporan keuangan, serta kemampuan perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan income di masa depan. Income diyakini sebagai dasar untuk:
1. Income merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan di antara individu. Kepemilikan sumber daya mungkin dapat menjadi dasar yang lebih adil untuk pajak entitas-entitas ekonomi. Dapat pula dikemukakan bahwa individu seharusnya dikenakan pajak atas pengeluaran mereka daripada berdasarkan atas income mereka.
2. Income dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan dividen dan retensi perusahaan.
Income yang diakui adalah indikator dari jumlah maksimum yang dapat dibagikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Income diyakini sebagai petunjuk bagi kebijakan pembayaran deviden dan penyimpanan. Namun, karena adanya perbedaan diantara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas, sebuah perusahaan mungkin mengakui sejumlah income dan, pada waktu yang sama, tidak memiliki cukup dana untuk membayar dividen. Oleh karena itu, pengakuan income tidak menjamin bahwa dividen akan dibayarkan. Likuiditas dan prospek investasi adalah variabel-variabel tambahan yang diperlukan untuk penentuan kebijakan- kebijakan dividen.
3. Income dipandang sebagai panduan umum investasi dan pengambilan keputusan. Secara umum diasumsikan bahwa para investor akan berusaha untuk memaksimalkan pengembalian dari modal yang dinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat risiko yang dapat diterima.
Sebagai contoh, Commitee on External Reporting (Komite Pelaporan Eksternal) dari American Accounting Association mendefinisikan model normatif pemegang saham yang berpusat pada (I) arus dividen per lembar saham di masa depan yang akan diperoleh dari investasi, dan (2) risiko yang terkait dengan arus-arus ini. Model tersebut adalah:
di mana:
Vok = Nilai sekarang subjektif bersih dari keuntungan yang dapat diperoleh oleh seorang investor k periode waktu o dari pembelian satu lembar saham pada harga pasar Io
Dik = Ekspektasi nilai arus kas (dividen per lembar saham) selama tiap periode i Ink = Ekspektasi harga transaksi dari saham pada periode n seperti yang diproyeksikan
oleh investor k, setelah dikurangi biaya komisi dan pengeluaran-pengeluaran langsung laninnya.
CGnk = Tingkat pajak keuntungan modal yang harus dibayar oleh investor k ketika surat berharga tersebbut dijual di periode n
Βj = Tingkat peluang sebelum pajak untuk investasi tanpa resiko. Tingkat ini dapat berubah seiring waktu j.
nk = Periode waktu berlainan yang digunakan oleh investor.
aik = Sebuah faktor “ekuivalen kepastian” yang menyesuaikan ekspektasi arus kkas ke satu nilai tertentu seperti misalnya jika seorang investor bersikap indeferen antara D dan arus kas yang sudah dipastikan akan dibayar. Faktor ini ditentukan oleh kegunaan preferensi risiko dari masing-masing investor.
Mik (mjk) = i eskpektasi tingkat pajak marginal untuk tiap arus kas bagi setiap investor k dan tiap periode waktu i atau j.
Io = Untuk harga transaksi oada waktu keputusan.
Komite Pelaporan Eksternal juga menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah fungsi dari variabel-variabel berikut ini:
1. Arus kas bersih dari operasi 2. Arus kas bersih nonoperasi
3. Arus kas yang berasal dari perubahan dalam tingkat pemegang saham dan kreditor 4. Arus kas dari investasi dalam aktiva
5. Arus kas dari klaim-klaim prioritas 6. Arus kas dari peristiwa-peristiwa acak
7. Sikap manajemen sehubungan dengan persediaan sumber daya 8. Kebijakan deviden tunai
Namun, masih ada keraguan apakah income akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan variabel-sebagaian besar variabel di atas. Selain itu, telah teriadi pergeseran secara perlahan pada penekanan dari konsep income ke suatu arus kas. Sebagai contoh, "Laporan Trueblood" yang mengemukakan tujuan berikut ini:
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi para investor dan kreditur untuk meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas bagi mereka dilihat dari segi akun, waktu, dan ketikdakpastian yang berhubungan.
4. Income dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang membantu dalam meramalkan income dan peristiwa-peristiwa ekonomi di masa depan. Bahkan pada kenyataannya, nilai-nilai income masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai saat ini, ternyata dapat memberikan wawasan yang signifikandi dalam meramalkan nilai masa depan.
5. Income dapat dilihat sebagai suatu alat ukur efisiensi. Income adalah ukuran baik dari kepengurusan manajemen atas sumber daya entitas maupun efisiennya dalam menyelenggarakan urusan-urusan perusahaan Dalam konteks ini, income menjadi ukuran penting dalam menilai efektivitas manajemen dalam menjalankan operasi dan pengelolaan urusan-urusan perusahaan. Oleh karena itu, income memliki peran yang harus ia mainkan di berbagai area akan tetapi kegunaannya mungkin dapat menjadi subjek dari sejumlah keterbatasan.