• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat melalui penerapan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat melalui penerapan "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 2 (JP2V)

E-ISSN :2720-9229 P-ISSN :2720-9210

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

149

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat melalui penerapan

model kooperatif tipe TGT kelas V Min 10 Aceh Besar

Rahmiati1*

Diterima : 3 Juni 2020 Disetujui : 30 Juni 2020 Abstract

The purpose of this study was to improve the activities and learning outcomes of PPKN on the material for Social and Cultural Diversity of the community of Grade V students of MIN 10 Aceh Besar. The learning model used in this study is the TGT type cooperative model. The subjects of this study were fifth grade students MIN 10 Aceh Besar. The number of students is 24 students with 11 male students and 13 female students. This research was conducted in the 2019/2020 school year within a period of 3 months, from September 2019 to November 2019 in the odd semester. The methodology of this research is Class- room Action Research (CAR) consists of two cycles and each cycle consists of two meetings. In each cy- cle consists of planning, implementation, observation and reflection. Data collection technique is to col- lect the value of the test carried out at the end of each learning in each cycle using the question instrument (written test). Observation data is done by looking at the activeness of students in the learning process.

Data were analyzed by means of percentage statistics. The results showed that an increase in student learning activities in both cycles, from the category of being good enough and the good category increas- ing to very good. Completeness of student learning outcomes has increased from 45.83% in the pre cycle increased to 66.67% in the first cycle and increased to 83.33% in the second cycle. The use of the TGT type cooperative model can increase the activities and learning outcomes of PPKN on the material of So- cial and Cultural Diversity of Society V grade students MIN 10 Aceh Besar Academic Year 2019/2020.

Keywords: Activities, Learning Outcomes, TGT type cooperative models, PPKN, Community Socio-Cultural Diversity.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kooperatif tipe TGT. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar. Jumlah siswa adalah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 11 orang dan perempuan 13 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020 dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan September 2019 sampai dengan November 2019 pada semester ganjil.

Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Data observasi dilakukan dengan melihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada kedua siklus tersebut, dari kategori cukup menjadi baik dan kategori baik meningkat menjadi sangat baik.

Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 45,83 % pada pra siklus meningkat menjadi 66,67 % pada siklus I dan meningkat menjadi 83,33 % pada siklus II. Penggunaan Model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model kooperatif tipe TGT, PPKN, Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat.

(2)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

150 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pendidikan meupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No.20 tahun 2003 pasal 1). Menurut Undang–

Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas,2003). Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional perlu diimplementasikan dalam Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Kurikulum 2013 pada Jenjang pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada kompetensi inti serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 37 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menetapkan bahwa PPKN merupakan muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan pendidi- kan menengah serta pendidikan tinggi. Sedangkan berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 ten- tang standar isi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dia- manatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas 2006).

Untuk mencapai tujuan tersebut PPKN memiliki komponen-komponen yaitu pengetahuan kewar- ganegaraan (civic knowladge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter kewarganega- raan (civic disposition) yang masing-masing memiliki unsur. Dalam waktu bersamaan proses pendidikan tersebut harus mampu memberi kontribusi terhadap berkembangnya budaya Pancasila yang menjadi inti dari masyarakat madani-pancasila yang demokratis. Inilah yang sebenarnya menjadi isi atau substansi materi PPKN pada setiap jenjang satuan pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah, termasuk di dalamnya SD/MI. Pembelajaran PPKN memiliki beberapa tujuan untuk siswa.

Adapun tujuan pembelajaran PPKN menurut Lampiran Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 pp. 272, 280, 287 sebagaimana uraian berikut ini :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan ber- masyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi,

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.”

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksa- naan standar isi mata pelajaran PPKN yaitu, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Kenyataannya guru belum dapat memaksimalkan pemben- tukan karakter bagi siswa, Guru hanya berpedoman hasil kognitif siswa belum menyentuh hasil afektif maupun psikomotorik. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran, sehingga siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam pembelajaran. Selain itu kurangnya motivasi yang diberikan guru, juga menjadi faktor ku- rangnya pencapaian hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PPKN. Fenomena pelaksanaan pembelajaran PPKN tersebut juga terjadi pada kelas V MIN 10 Aceh Besar. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi awal dengan tim kolaborasi yang dilakukan pada pembelajaran PKn ditemukan bahwa keakti- fan dan antusias siswa masih belum optimal, karena guru belum memaksimalkan penggunaan model da- lam pembelajaran PPKN, sehingga siswa kurang aktif, dalam diskusi misalnya siswa yang berkemampu- an akademik tinggi saja yang berpatisipasi aktif. Siswa yang lain hanya sekedar menanggapi. Hal ini be- rakinat siswa cepat meras bosan. Faktor lain yang menyebabkan pembelajaran kurang optimal adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), siswa masih ragu untuk mengutarakan

(3)

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 2 (JP2V)

E-ISSN :2720-9229 P-ISSN :2720-9210

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

151 pendapat dikarenakan guru kurang memotivasi siswa dan membentuk karakter siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Melihat data hasil belajar, pelaksanaan mata pelajaran PPKN diperlukan proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan diskusi tim peneliti dengan guru kelas V, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ada- pun model pembelajaran yang dipilih adalah model Teams Games Tournament (TGT). TGT merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan turnamen pembelajaran akademik. Pembelajaran model TGT akan memanfaatkan game atau permainan akademik yang dimainkan dalam suatu turnamen. Pem- belajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah dit- erapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement (Hamdani, 2010). Keberhasilan mod- el pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament didukung oleh teori dari Suprijono (2011), tentang pembelajaran kooperatif sebagai dasar pemikiran mengenai tanggungjawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka ketika pembelajaran.

Penerapan pendekatan saintifik ini dikombinasikan dengan model pembelajaran yang dapat melatih keak- tifan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Model Teams Games Tournament merupakan model yang tepat untuk melatih aktivitas siswa dalam hal per- mainan akademik. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PPKN pada Materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020”.

1.2. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN siswa Kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada ma- teri Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat siswa Kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020.

2 . Metode Penelitian

2.1 Definisi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi (mengawali), memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2008).

Pembelajaran sendiri merupakan suatu proses yang dialami siswa untuk mendukung proses belajar karena dialami siswa sendiri sehingga siswa mendapatkan kemudahan ketika siswa belajar berinteraksi di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat. Pembelajaran bisa memfasilitasi siswa dan mengakibatkan meningkatnya kualitas belajar siswa. Pembelajaran juga mempunyai tujuan terhadap perkembangan siswa atau peserta didik.

Pembelajaran harus direncanakan supaya tujuan utama tersebut dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara guru dan siswa yang tentunya mempunyai tujuan. Menurut Uno (2008) pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Pengalaman siswa akan menjadi suatu hal yang berguna dalam pembelajaran karena berasal dari kejadian yang benar-benar dialami oleh siswa itu sendiri. Guru pun mempunyai peran penting dalam merencanakan pembelajaran yang diperuntukkan kepada siswa.

2.2 Definisi Belajar dan Hasil Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 2000). Menurut Slameto (2010) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untu memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

(4)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

152 sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seorang individu ke arah yang lebih baik sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan sehingga akan mempengaruhi prinsip-prinsip belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2013) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Masih dalam indra, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai bila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

2.3 Pembelajaran PPKN

Winataputra (2010) menyatakan PPKN merupakan pendidikan yang berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok warga Negara yang demokratis, yaitu civic intelligence atau kecerdasan warga Negara, civic responsibility atau tanggung jawab warga Negara, dan civic participation atau partisipasi warga Negara. PPKN adalah pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud warga masyarakat yang demokratis, dapat menjaga persatuan dan integrasi guna mewujudkan bangsa yang kuat, sejahtera, serta demokratis Charim (Aryani dan Susatini, 2010).

Zamroni (Taniredja, 2013) menyatakan PPKN adalah pendidikan demokratis yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang menjamin hak-hak warga masyarakat. Selain itu, PPKN adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy, dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa.

2.4 Keberagaman sosial budaya masyarakat

Pengertian budaya berasal dari bahasa Sansekerta, Budhayah yang berarti budi atau akal. Budaya adalah segala sesuatu yang dipelajari, dialami dan diwariskan bersama secara sosial yang melahirkan makna pandangan hidupp yang akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku para anggota suatu masyarakat. Berikut ini pengertian budaya dari berbagai ahli: Ki Hajar Dewantara mengartikan kebudayaan berarti buah budi manusia sebagai hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk menghadapi berbagai rintangan dan kesukaran dalam hidup guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

2.5 Metodologi Pembelajaran

Menurut Winataputra (Sugiyanto,2010) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Uno (2007) memperjelas bahwa model atau strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh para pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Sedangkan pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai sebuah falsafah yang berisi tentang tanggung jwab pribadi dan sikap menghormati sesama. Pembelajaran kooperatif dianggap memiliki konsep yang lebih luas serta kompleks meliputi semua jenis kerja kelompok yang termasuk bentuk-bentuk belajar yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2012).

2.6 Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin (1995) untuk membantu siswa mereview dan manguasai materi pelajaran.

(5)

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 2 (JP2V)

E-ISSN :2720-9229 P-ISSN :2720-9210

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

153 Slavin menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian, interaksi positif antarsiswa, harga diri dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda (Huda, 2014).

Isjoni (2011) menjelaskan bahwa Teams Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Selama ini pembelajaran pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat masih berlangsung secara konvensional. Hambatan yang terjadi selama ini dalam penerapan motede secara konvensional, yaitu aktivitas siswa selama proses pembelajaran tidak begitu aktif, hanya beberapa siswa saja yang terlihat merasa tertarik pada materi ini. Sedangkan siswa yang lain terlihat hanya memiliki kegiatan mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Banyak siswa yang menganggap pelajaran PPKN adalah pelajaran yang membosankan. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak tertarik pada pelajaran PPKN dan mereka terlihat menjadi bosan dan jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hal tersebut, maka aktivitas dan hasil belajar PPKN siswa terutama pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat juga masih rendah. Sebelum melakukan penelitian, guru memberikan pretest kepada siswa. Pretest ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran. Hasil pretest siswa sebelum penerapan Model Kooperatif Tipe TGT pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat dalam pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pretest Siswa Sebelum Penggunaan Model Kooperatif Tipe TGT dalam Pembelajaran.

No Nama L/P KKM Nilai Ketuntasan

1 Ahmad Fadhilul L 70 60 Tidak tuntas

2 Aidil Aqsa L 70 70 Tuntas

3 Aminah P 70 60 Tidak tuntas

4 Aqil Al Hafizh L 70 50 Tidak tuntas

5 Asyifa Shashabilla P 70 80 Tuntas

6 As 'Armuna Thaira L 70 50 Tidak tuntas

7 Aura Islami Fitri P 70 70 Tuntas

8 Dhifa Ulfi mahira P 70 70 Tuntas

9 Fania Radisti P 70 60 Tidak tuntas

10 Fathin Syahla Nazhifa P 70 40 Tidak tuntas

11 Marsya 'Aqila P 70 50 Tidak tuntas

12 Marsya Raja Maulidan P 70 80 Tuntas

13 Muhammad Al Ubaidi L 70 70 Tuntas

14 Muhammad Dainil L 70 50 Tidak tuntas

15 Muhammad 'Ubaidllah L 70 70 Tuntas

16 Mulia Aziz L 70 80 Tuntas

17 Nafisa Islami Putri P 70 60 Tidak tuntas

18 Nasywa Ulayya P 70 40 Tidak tuntas

19 Putri Wildayani P 70 50 Tidak tuntas

20 Rifa Aliya P 70 40 Tidak tuntas

21 Talitha Nayla Al Nasywa P 70 60 Tidak tuntas

22 T. Rifki L 70 70 Tuntas

23 Zaidil Kirami L 70 80 Tuntas

24 Zaky Akbar L 70 70 Tuntas

Jumlah 1480

Jumlah Rata-rata 61,67

Persentase (%) 45,83%

Berdasarkan Tabel 4.1, hasil pretest siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 45,83 %. Nilai terendah pada pretest adalah 40 dan nilai tertinggi

(6)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

154 adalah 80. Nilai rata-rata pada pretest adalah 61.67. Setelah melakukan pretest, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada Siklus I.

3.2 Hasil Penelitian Siklus I

Penelitian siklus I yang telah di jelaskan pada Bab III dilaksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 11 September 2019 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan Model Kooperatif Tipe TGT pada siklus I, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi keragaman ras dan suku bangsa, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan Model Kooperatif Tipe TGT pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2.

No Nama L/P KKM Nilai Ketuntasan

1 Ahmad Fadhilul L 70 70 Tuntas

2 Aidil Aqsa L 70 90 Tuntas

3 Aminah P 70 60 Tidak tuntas

4 Aqil Al Hafizh L 70 70 Tuntas

5 Asyifa Shashabilla P 70 90 Tuntas

6 As 'Armuna Thaira L 70 60 Tidak tuntas

7 Aura Islami Fitri P 70 80 Tuntas

8 Dhifa Ulfi mahira P 70 90 Tuntas

9 Fania Radisti P 70 60 Tidak tuntas

10 Fathin Syahla Nazhifa P 70 50 Tidak tuntas

11 Marsya 'Aqila P 70 60 Tidak tuntas

12 Marsya Raja Maulidan P 70 100 Tuntas

13 Muhammad Al Ubaidi L 70 90 Tuntas

14 Muhammad Dainil L 70 50 Tidak tuntas

15 Muhammad 'Ubaidllah L 70 80 Tuntas

16 Mulia Aziz L 70 90 Tuntas

17 Nafisa Islami Putri P 70 60 Tidak tuntas

18 Nasywa Ulayya P 70 50 Tidak tuntas

19 Putri Wildayani P 70 70 Tuntas

20 Rifa Aliya P 70 70 Tuntas

21 Talitha Nayla Al Nasywa P 70 70 Tuntas

22 T. Rifki L 70 80 Tuntas

23 Zaidil Kirami L 70 90 Tuntas

24 Zaky Akbar L 70 80 Tuntas

Jumlah 1760

Jumlah Rata-rata 73,33

Persentase (%) 66,67 %

3.3 Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT yang tepat dalam pembelajaran, telah mampu mengubah pola belajar siswa menjadi lebih aktif. Setelah penerapan Model Kooperatif Tipe TGT, aktivitas dan hasil belajar siswa terlihat menjadi lebih baik. Pemilihan model pembelajaran merupakan salah satu hal yang memberikan peranan dalam proses pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran yang berlangsung pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat masih bersifat konvensional. Dalam penerapan metode secara konvensional hanya sedikit membantu pemahaman siswa pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat. Mereka menganggap bahwa penerapan metode secara konvensional sangatlah membosankan, dan bahkan ada siswa yang merasa tidak tertarik untuk mempelajari PPKN. Keadaan ini membuat siswa menjadi tidak begitu aktif dalam pembelajaran dan cenderung bersifat pasif dan mereka juga memperoleh hasil belajar yang rendah. Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran telah mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik terutama pada materi keragaman ras dan suku bangsa.

(7)

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 2 (JP2V)

E-ISSN :2720-9229 P-ISSN :2720-9210

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

155

Pada siklus II, tidak semua siswa mencapai ketuntasan belajar yang sesuai dengan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum). Siswa yang tidak mengalami ketuntasan belajar, terlihat mengalami peningkatan yang baik terhadap hasil tes yang mereka peroleh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT telah memberikan nilai yang positif terhadap peningkatan hasil belajar PPKN pada siswa terutama pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat. Perbandingan persentase hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pra siklus, Siklus I dan Siklus II.

3.4 Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

No Aspek yang Diamati

Nilai Siklus I Pertemuan I

Nilai Siklus I Pertemuan II

Nilai Siklus II Pertemuan I

Nilai Siklus II Per-

temuan II A B C D A B C D A B C D A B C D 1. Siswa memperhatikan penjelasan

guru

2. Siswa saling berdiskusi bersama

secara berkelompok

3. Siswa memiliki keaktifan dalam mengerjakan tugas bersama ke- lompoknya.

4. Siswa mampu mengerjakan soal

secara individu

5. Siswa mengikuti pembelajaran

dengan aktif dan tertib

(Sumber: Data hasil penelitian Tahun 2019).

Keterangan:

A : Sangat baik B : Baik

C : Cukup D : Kurang

Berdasarkan pada Tabel 4.7, terlihat bahwa adanya peningkatan kategori aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Hal ini menandakan bahwa penerapan Model Kooperatif Tipe TGT telah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik. Secara keseluruhan penerapan Model Kooperatif Tipe TGT telah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

4. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Penera- pan Model kooperatif tipe TGT telah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat setelah siklus II pada siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020.

45,83%

66,67% 83,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

pra siklus siklus I siklus II Persentase Hasil Belajar Siswa

pra siklus

(8)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

156 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada kedua siklus

tersebut, dari kategori cukup menjadi baik dan kategori baik meningkat menjadi sangat baik.

2) Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 45,83 % pada pra penelitian meningkat menjadi 66,67 % pada siklus I dan meningkat menjadi 83,33 % pada siklus II.

3) Secara keseluruhan penerapan Model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKN pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat pada siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kesimpulan dapat di hasilkan

1) Bagi Agar sekolah dapat mensosialisasikan model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2) Bagi Guru Model kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKN terutama pada materi keberagaman sosial budaya masyarakat

3) Bagi Siswa kelas V MIN 10 Aceh Besar, diharapkan setelah penelitian ini selesai dilaksanakan tetapi berani mengungkapkan pendapatnya dan tetap aktif dalam proses pembelajaran.

5. Daftar Pustaka

[1] Aryani, Ine dan Markum Susatini. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor:

Ghalia Indonesia.

[2] Bernstein,Eve.2011. Attitudes and Perceptions of Middle School Students Toward Competitive Activities in Physical Education. Journal of Teaching in Physical Education, 2011, 30, 69-83.

Queens College, University of Waikato, Columbia University.

[3] Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

[4] Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

[5] González, et all. 2014 Multi-faceted Impact of a Team Game Tournament on the Ability of the Learners to Engage and Develop their Own Critical Skill Set. International Journal of Engineer- ing Education, 30 (5): 1213-1224 University College Dublin.

[6] Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.

[7] Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21. Bogor:

Ghalia Indonesia.

[8] Huda, Miftahul. 2012.Coorperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

[9] Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

[10] Ke, Fengfeng dan Barbara Grabowski.2007. Gameplaying for maths lear-ning: cooperative or not? British Journal of Educational Tech-nology Vol 38 No 2 2007 (249–259). (diunduh tanggal 12 April 2015).

[11] Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

[12] Maulana Arafat Lubis, 2015. Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI). Yogya- karta: Samudra Biru,

[13] Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 pp. 272, 280, 287

[14] Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo perkasa.

[15] Shoimin, Aris.2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.

[16] Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: RinekaCipta.

[17] Slavin, E.Robert. Translated by Yusron, Narulita. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

[18] Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[19] Taniredja, Tukiran. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Ombak.

[20] Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kre- atif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. UU No.20 tahun 2003 pasal 1.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang akan dibahas pada bagian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD INPRES BELAKA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN