2135 Journal of Basic
Education
e-ISSN : 2656-6702
Studies Volume 5 No 1
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tematik Terpadu Menggunakan Model
Cooperative Learning Tipe Make A Match Di Kelas IV Sekolah Dasar
Erra Putri1, Farida²
1,2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang
ARTICLE INFO ABSTRACT
Keywords:Learning Outcomes, Integrated Thematic, Cooperative Learning, Make A Match
This study aims to describe the improvement of student learning outcomes in integrated thematic learning using the Make A Match Type Cooperative Learning model in grade IV SD Negeri 28 Batang Anai. This type of research is classroom action research that uses qualitative and quantitative approaches. The research subjects were 21 fourth grade students at SD Negeri 28 Batang Anai where there were 13 male students and 8 female students. The results showed that the RPP cycle I obtained an average value of 81.25% (B), increased in the second cycle to 92.5%
(SB). The average value of teacher activity in the first cycle was 82.5%
(B), increasing in the second cycle 95% (SB). Meanwhile, the average value of student activity in the first cycle was 82.5% (B), an increase in the second cycle was 92.5% % (SB). Student learning outcomes in the first cycle obtained an average value of 74 (C) and increased in the second cycle with an average value of 81.93 (B).
ABSTRAK Kata Kunci: Hasil
Belajar, Tematik Terpadu, Cooperative Learning, Make A Match
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A match di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian adalah 21 orang siswa kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai dimana terdapat 13 siswa dan 8 siswa perempuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa RPP siklus I diperoleh nilai rata-rata 81,25% (B), meningkat pada siklus II menjadi 92,5% (SB). Nilai rata-rata aktivitas guru siklus I diperoleh 82,5% (B), meningkat pada siklus II 95% (SB).
Sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I diperoleh 82,5% (B), meningkat pada siklus II 92,5% % (SB). Hasil belajar siswa siklus I memperoleh nilai rata-rata 74 (C) dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 81,93 (B).
Corresponding author
:[email protected] JBES 2022
2136 PENDAHULUAN
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi ke dalam satu tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam tiga aspek, yaitu integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Menurut Majid (2014)
pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajara. Sedangkan menurut Faisal (2014:39) “Pembelajaran yang tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai fokus utama”.
Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh.
Pembelajaran tematik terpadu yang idealnya, yaitu: (1) Berpusat pada siswa(student centered), (2) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (3) Menyajikan konsep dari mata pelajaran, (4) Bersifat fleksibel, (5) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Majid, 2014).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pembelajaran dengan memadukan berbagai kompetensi berbagai muatan pembelajaran ditinjau dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
sehingga pembelajaran memberikan makna kepada siswa.
Kemendikbud (2014:16) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu adalah:
(1) Berpusat pada anak, (2) pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan, (3) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran(saling terkait antar mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya), (4) bersifat luwes, (5) hasil belajar dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Zuardi (2019:427) berpendapat bahwa Proses pembelajaran tematik terpadu dilakukan oleh siswa sendiri, bukan oleh guru, guru berfungsi sebagai panduan dan fasilitator. Di dalam pembelajaran tematik terpadu keterlibatan siswa diprioritaskan karena siswa dituntut aktif dan kreatif dalam membangun pengetahuan sendiri, mampu memecahkan masalah nyata yang ada dalam lingkungan sekitarnya serta mampu berpikir kritis, oleh karena itu guru dituntut untuk mampu mengaitkan materi antar mata pelajaran serta mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa aktif.
Di dalam proses pembelajaran, Siswa di dorong untuk menemukan sendiri
2137 informasi baru dengan yang sudah ada
dalam ingatannya dan juga siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,mengolah mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Guru memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengembangkan suasana belajar yang memberikan kesempatan untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri serta guru mengembangkan kesempatan kesempatan belajar kepada siswa yang membawa mereka ke pemahaman yang lebih tinggi (Rusman, 2017)
Salah satu ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu merupakan hasil belajar dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.Seperti yang dikatakan oleh Susanto (2016) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, sebagai hasil darikegiatan belajar”.
Pembelajaran dapat dikatakan menyenangkan apabila guru mampu merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh sebab itu, guru dapat merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ideal. Perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang maksimal akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kemudian guru diharapkan mampu untuk memetakan pendekatan dan metode pembelajaran sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Hal tersebut meliputi perencanaan pembelajaran berupa pembuatan RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan juga penilaian terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai, Pada tanggal 2, 3, Dan 7 September 2021. Peneliti menemukan beberapa permasalahan baik dari segi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan proses pembelajaran, maupun hasil belajar.
yakni guru masih merasa kesulitan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga di dalam proses pembelajaran nya, terdapat kesenjangan diantaranya : (1) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), dimana guru menjadi satu- satunya sumber informasi. Padahal seharusnya dalam pembelajaran itu hendaknya siswa yang lebih diaktifkan dalam proses pembelajaran sehingga
2138 materi yang dipelajari juga akan lebih
mudah terserap oleh siswa; (2) siswa terlihat kurang semangat dalam belajar dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa.
Padahal seharusnya guru mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran agar siswanya tidak merasa bosan dengan materi yang sedang dipelajari; (3) dalam diskusi kelompok siswa yang bekerja hanya beberapa orang dalam kelompok sedangkan siswa lainnya hanya diam dan tidak ikut berpartisipasi didalam kelompok.
Sedangkan dampaknya pada siswa yaitu antara lain: (1) Siswa hanya menerima materi pembelajaran yang disampaikan guru tanpa berani mengeluarkan ide-idenya, (2) Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran dan, (3) kurangnya semengat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran karena guru hanya berpedoman pada buku pembelajaran saja, sedangkan guru bisa menyediakan atau menyiapkan media yang cocok untuk pembelajaran yang sedang berlangsung.
Untuk meminimalisir permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan perkembangannya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Yesya, Desyandri, & Alwi (2018) bahwa ketepatan guru dalam memilih dan menginovasikan model pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena model pembelajaran yang digunakan akan menentukan bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran.
Melalui kegiatan yang menyenangkan dan efektif. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A Match.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A Match.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dan dalam upaya untuk mengatasinya, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan mengangkat judul : “Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Di Kelas IV SDN 28 Batang Anai”.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, secara umum rumusan masalahnya adalah: “Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran tematik terpadu siswa menggunakan model
2139 Cooperative Learning Tipe Make A Match
di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai?”
Rumusan masalah umum di atas secara khusus dapat dirinci lagi sebagai berikut:
Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dalam meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Make A Match di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai ?
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dalam meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Make A Match di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai ? Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning tipe Make A Match di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai ?
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan dalam kegiatan belajar yang berupa tindakan, yang sengaja ditampilkan dan terjadi di dalam kelas secara bersamaan dan guru memberikan tindakan dan arahan kepada siswa.Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di kelas, guna untuk memperbaiki pembelajaran
siswa agar meningkat dan mendapatkan hasil belajar yang optimal (Arikunto, 2006).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II Tahun ajaran 2021/2022 di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus I dilaksanakan II kali pertemuan dan siklus II dilakukan sebanyak 1 kali perteman. Dalam satu siklus dilaksanakan satu pembelajaran.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan sisw Kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Adapun yang terlibat dalam penelitian adalah peneliti sebagai guru (praktisi), guru kelas dan teman sejawat sebagai pengamat (observer).
Prosedur
Sebelum merencanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal/studi pendahuluan terhadap proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran yang dihadapi guru dan peserta didik di kelas IV SD Negeri 28 Batang Anai.
Kegiatan pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahapan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi 2 siklus yaitu
2140 perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan tahap refleksi.
Data, Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan perbaikan dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Make A Match pada tema 8 di SD Negeri 28 Batang Anai. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar.
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan pada fase pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (pengamatan), lembar soal.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah teknik observasi (terdiri dari lembar pengamatan RPP, aspek guru, dan aspek peserta didik), tes (penilaian pengetahuan).
Teknik Analisis Data
Data diperoleh dari masalah yang akan diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir kesimpulan. Tahap analisis yang demikian dilakukan secara terus menerus sampai data selesai di kumpulkan.
Sedangkan analisis data dilakukan terhadap data yang telah diolah dari data perencanaan, pelaksanaan, maupun data
evaluasi yang dilakukan secara berkala. Ini dilakukan agar data dapat dibuktikan kevaliditasannya sehingga dapat memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar siswa menggunakan persentase yang dikemukakan dalam Kemendikbud (2014) sebagai berikut:
Nilai = x 100%
Dengan kriteria taraf keberhasilan yaitu:
Peringkat Nilai
Sangat Baik (SB) 90 < SB ≤ 100 Baik (B) 80< B ≤ 90 Cukup (C) 70< C ≤ 80 Kurang (K) ≤ 70
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I
Perencanaan
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match dilakukan berdasarkan Kurikulum 2013. Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun, peneliti terlebih dahulu memilih dan menetapkan tema, subtema dan
2141 pembelajaran yang akan dikembangkan
menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2021-2022.
Pada siklus 1 pertemuan 1 tema yang digunakan adalah tema 8 (Daerah Tempat Tinggalku) subtema 1 (Lingkungan Tempat Tinggalku) pembelajaran 3. Adapun mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran 1 adalah Bahasa Indonesia, IPS dan PPKN.
Perencanaan pembelajaran disusun untuk satu kali pembelajaran yaitu 6 x 35 menit yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Maret 2022.
Pada siklus I pertemuan II tema yang digunakan adalah tema 8 (Kayanya Negeriku) subtema 1 (Kekayaan Sumber Energi di Indonesia) pembelajaran 4.
Adapun mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran 1 adalah Bahasa Indonesia, IPS dan PPKN. Perencanaan pembelajaran disusun untuk satu kali pembelajaran yaitu 6 x 35 menit yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2022.
Sebelum melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, peneliti juga mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, LKPD, lembar evaluasi pengetahuan disertai dengan kunci jawabannya, lembar pengamatan sikap dan keterampilan. Peneliti juga mempersiapkan penilaan terhadap kualitas RPP yang telah peneliti buat dan lembar pengamatan (observasi) yaitu lembar pengamatan
pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa.
Pelaksanaan
Berdasarkan perencanaan yang telah dirancang, pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun pelaksanaan pada siklus I menggunakan model cooperative learning tipe make a match sesuai dengan langkah-langkah Istarani (2011:64-65)
Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer pada pengamatan RPP Siklus 1 Pertemuan 1 maka skor yang diperoleh peneliti 31 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 77,5% dengan kualifikasi Cukup (C). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer pada pengamatan RPP Siklus 1 Pertemuan 2 maka skor yang diperoleh peneliti 34 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 85% dengan kualifikasi Baik (B).
Berdasarkan Pengamatan siklus I pertemuan 1 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Kooperatif Tipe Make A Macth Dari (Aspek Guru) yang dilakukan maka skor yang diperoleh 31 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 77,5%
dengan kualifikasi Cukup (C). Berdasarkan
2142 Pengamatan siklus I pertemuan 2
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Cooperative Tipe Make A Macth Dari (Aspek Guru) yang dilakukan maka skor yang diperoleh 35 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 87,5% dengan kualifikasi Baik (B).
Berdasarkan Pengamatan siklus I pertemuan 1 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Kooperatif Tipe Make A Macth Dari (Aspek Siswa) yang dilakukan maka skor yang diperoleh 31 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 77,5%
dengan kualifikasi Cukup (C). Berdasarkan Pengamatan siklus I pertemuan 2 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Kooperatif Tipe Make A Macth Dari (Aspek Siswa) yang dilakukan maka skor yang diperoleh 35 dengan skor maksimal 40, dengan presentase 87,5% dengan kualifikasi Baik (B).
Hasil belajar siswa siklus I
Berdasrkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran aspek pengetahuan dan keterampilan Siklus I Pertemuan I ini menunjukkan Rata-rata nilai siswa adalah 72,09 dengan predikat B.
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang dengan presentase 47,61%.
Pada Siklus I Pertemuan II menunjukkan Rata-rata nilai siswa adalah 75,89 dengan predikat B. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dengan presentase 57,14%.
Jadi hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada Siklus I memperoleh rata-rata 74.
Dari refleksi siklus I, disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang diharapkan pada siklus I belum tercapai dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dalam perencanaan, pelaksanaan dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Segala kekurangan yang ditemui pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Siklus II Perencanaan
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match dilakukan berdasarkan Kurikulum 2013. Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun, peneliti terlebih dahulu memilih dan menetapkan tema, subtema dan pembelajaran yang akan dikembangkan menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2021-2022.
Pada siklus 2 tema yang digunakan adalah tema 8 (Kayanya Negeriku) subtema 2 (Keunikan Daerah Tempat Tinggalku) pembelajaran 3. Adapun mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran 1 adalah Bahasa Indonesia, IPS dan PPKN. Perencanaan
2143 pembelajaran disusun untuk satu kali
pembelajaran yaitu 6 x 35 menit yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 Maret 2022.
Pelaksanaan
Berdasarkan perencanaan yang telah dirancang, pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun pelaksanaan pada siklus II menggunakan model cooperative learning tipe make a match sesuai dengan langkah-langkah Istarani (2011:64-65)
Pengamatan
Berdasarkan pengamatan pada lembar penilaian RPP pada Siklus II memperoleh skor 37 dari 40 skor maksimal maka presentase 92,5% dengan kualifikasi SB.
Pada Siklus II memperoleh skor 38 dari 40 skor maksimal dengan presentase 95%. Kualifikasi keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk kedalam kualifikasi SB.
Pada Pertemuan II memperoleh skor 37 dari 40 skor maksimal dengan presentase 92,5%. Kualifikasi keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk kedalam kualifikasi SB
Hasil belajar siswa siklus II
Pada Siklus I Pertemuan II menunjukkan Rata-rata nilai siswa adalah 81,93 dengan dengan kualifikasi SB . Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 orang dengan presentase 90,47%.
Refleksi Siklus II
Refleksi tindakan siklus II ini meliputi refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil tersebut, penelitian yang dilakukan sudah dapat dikatakan berhasil, karena hasil yang diharapkan sudah tercapai.
SIMPULAN
Terjadi peningkatan yang lebih baik dalam rencana pembelajaran dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Make A Match. Pada pembelajaran tematik terpadu pada siklus I yang mana Rata-rata rencana pembelajaran pada siklus 1 ini adalah 81.25%, setiap langkah yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran masih belum terlaksana. Proses pembelajaran meningkat pada siklus II yang mana rata- ratanya 92,5%.
Terjadi peningkatan pada proses pembelajaran pada pembelajaran tematik terpadu dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Make A Match, yaitu peningkatan yang lebih baik dalam aktivitas guru dan aktivitas peserta
2144 didik selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match. Dalam hal ini, aktivitas guru pada pada Siklus I memperoleh rata-rata 87,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 95%
Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Cooperative Learning. Dalam hal ini, rata- rata aspek pengetahuan siklus 1 Siklus I memperoleh rata-rata 74 rata-rata aspek pengetahuan. Rata- rata aspek pengetahuan pada siklus II adalah 81,93
SARAN
Setelah memahami hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan hal-hal berikut ini:
Untuk meningkatkan rencana pembelajaran tematik terpadu dengan model Cooperative Learning Tipe Make A Match. Di kelas IV sekolah dasar sebaiknya guru harusmemperhatikan komponen-komponen pada pembuatan RPP serta langkah langkah yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan dibuat.
Untuk meningkatan proses pembelajaran tematik terpadu dengan model Cooperative Learning Tipe Make A Match. di kelas IV sekolah dasar, maka harus di susun perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan proses
pembelajaran dituangkan dalam bentuk RPP yang disusun berdasarkan komponen penyusunnya. Untuk melaksanakan proses pembelajaran, sebaiknya guru terlebih dahulu memahami langkah-langkah dalam RPP dan langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe Make A Match
REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal. 2014. Sukses Mengawali Kurikulum 2013 di SD Teoridan Aplikasi.
Yogyakarta: Diandra Creative.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Temati Terpadu.Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Rusman.2017.Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT Kharisma PutraUtama.
Susanto,Ahmad.2016. Teori Belajar &
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Yessya, D.P., Desyandri., Alwi, E. (2018) Pengaruh Model CTL Dalam
2145 Pembelajaran PKN di SD. E-
Journal Inovasi Pembelajaran SD, 6, 1-10