• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

002/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Fadli Yulhanas Silalahi 1101516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

002/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh

Fadli Yulhanas Silalahi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Fadli Yulhanas Silalahi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN

ABSTRAK

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE

MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

SISWA SEKOLAH DASAR

Fadli Yulhanas Silalahi 1101516

Penelitian ini di latar belakangi berdasarkan hasil observasi kondisi awal , pada pembelajaran PKn kelas IV terdapat masalah dimana pembelajaran masih

berpusat pada guru (teacher centered) . Siswa masih terpaku pada penjelasan guru

, akibatnya pembelajaran menjadi membosankan ditambah lagi dengan materi yang banyak dan sulit dipahami siswa sedangkan guru kelas hanya melakukan ceramah sesekali tanya jawab. Dengan metode tersebut keadaan kelas menjadi membosankan, siswa tidak antusias terhadap pembelajaran banyak siswa yang terlihat mengantuk, ada yang mengobrol tanpa menghiraukan penjelasan guru. Berdasarkan hasil observasi hanya 2 siswa (7%) dari jumlah 27 siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan alasan demikianlah maka peneliti berusaha mencari sebuah metode yang dapat meningkatkan keaktifan seluruh siswa agar pembelajaran menyenangkan dan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik. Maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan

metode cooperative learning tipe make a match, akan meningkatkan keaktifan

siswa, dimana seluruh siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktifitas guru, keaktifan siswa, dokumentasi foto dan video. Peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I adalah 67% kemudian mengalami peningkatan sebesar 14% pada siklus II menjadi 81% atau 22 siswa yang tergolong dalam kategori aktif. Jadi kesimpulannya adalah pembelajaran PKn materi pemerintahan pusat dengan penerapan metode

cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan keaktifan siswa, selain itu siswa sangat senang belajar sambil bermain karena dengan kondisi yang menyenangkan akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Sebagai rekomendasi bagi semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, bahwa

metode cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan keaktifan

siswa, penerapan metode ini dapat dilakukan pada semua mata pelajaran tidak terbatas hanya pada pelajaran PKn.

Kata Kunci : metode cooperative learning tipe make a match dan keaktifan

(5)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR DIAGRAM ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Pembelajaran Pkn Materi Pemerintahan Pusat .. Error! Bookmark not defined.

B. Keaktifan Siswa ... Error! Bookmark not defined. C. Metode cooperative learning tipe make a match ... Error! Bookmark not defined.

D. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. E. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN .. Error! Bookmark not defined.

(7)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Fase fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

Tabel 3.1 Klasifikasi Kategori Keaktifan Siswa ... 28

Tabel 4.1 Hasil observasi aktifitas guru siklus 1... 37

Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 ... 41

Tabel 4.3 Klasifikasi Pengkategori Keaktifan Siswa siklus II ... 42

Tabel 4.4 Klasifikasi Kategori Keaktifan Siswa kelas IV Siklus 1... 42

Tabel 4.5 Hasil Refleksi Siklus 1 ... 45

Tabel 4.6 Hasil observasi aktifitas guru siklus II ... 52

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1I... 56

Tabel 4.8 Klasifikasi Pengkategori Keaktifan Siswa Siklus II ... 57

Tabel 4.9 Klasifikasi Kategori Keaktifan Siswa kelas IV siklus II... 57

(9)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 20

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Persentase Keaktifan Siswa Kelas IV Siklus 1 ... 44

(11)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Jenisnya ... 44

Grafik 4.2 Keaktifan Siswa Siklus II Berdasarkan Jenisnya ... 59

Grafik 4.3 Peningkatan Keaktifan Siswa ... 65

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat-surat Penelitian Instrumen Pembelajaran

Instrumen Pengungkap Data Penelitian Data-Data Penelitian

Dokumentasi Penelitian

(13)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan suatu bangsa dapat menciptakan generasi yang berkualitas. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan melalui berbagai cara disesuaikan dengan perkembangan zaman. Cara mengajar guru 10 tahun yang lalu dengan hari ini harus berbeda karena kondisi hari ini sudah tidak sama lagi dengan 10 tahun yang lalu, begitu juga 10 tahun yang akan datang, akan terus ada perubahan.

Pembelajaran PKn yang dilakukan di SD ini terbilang masih klasik,

dimana pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Siswa di

kelas hanya duduk mendengarkan apa yang diceramahkan oleh guru. Sehingga siswa terlihat tidak antusias terhadap pembelajaran PKn, ada yang mengantuk, ada yang asik sendiri di bangkunya masing-masing,ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada seorang siswa pun yang bertanya.

(14)

2

Tanggung jawab keberhasilan pembelajaran berada di tangan seorang guru. Artinya, seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang diperlukan dalam pengajaran dapat berinteraksi antar sesama komponen. Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, serta berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan.

Agar pembelajaran lebih optimal maka metode pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru juga ikut memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar PKn dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat serta semangat untuk belajar dan mau terlibat dalam proses belajar, sehingga KBM menjadi efektif.

Dalam upaya meningkatkan kualitas belajar, kerjasama antar siswa

merupakan salah satu caranya atau sering juga disebut cooperative learning.

Dalam cooperative learning, siswa dituntut untuk belajar bersama siswa

lainnya dengan konsep we sink or swim together. Dalam kenyataannya, sering

(15)

3

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesempatan kepadanya untuk mempraktikkan jenis perilaku yang dimaksudkan dalam tujuan.

Berdasarkan hasil observasi ketika pembelajaran PKn kelas IV, komponen siswa masih kurang dilibatkan dalam pembelajaran, padahal tujuan pembelajaran adalah agar siswa paham. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan keaktifan siswa dengan mencari sendiri pengetahuannya. Oleh karena itu , berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keaktifan siswa, penulis termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SD Kelas IV dengan judul

“Penerapan metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk

Meningkatkan Keaktifan Siswa Sekolah Dasar” yang akan dilaksanakan di

kelas IV pada mata pelajaran PKn materi pemerintahan pusat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan metode cooperative learning tipe make a match

dalam meningkatkan keaktifan siswa SD kelas IV dalam pembelajaran PKn materi pemerintahan pusat ?

2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa SD kelas IV dalam

pembelajaran PKn materi pemerintahan pusat melalui penerapan metode

cooperative learning tipe make a match?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan metode cooperative learning tipe make a

match untuk meningkatkan keaktifan siswa SD Kelas IV dalam pembelajaran PKn materi Pemerintahan Pusat.

2. Mendeskripsikan peningkatan keaktifan siswa SD kelas IV pembelajaran

PKn materi Pemerintahan Pusat melalui penerapan metode cooperative

(16)

4

D. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa dan guru sebagai berikut:

1. Siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn materi

Pemerintahan Pusat.

b. Meningkatkan kerjasama antar siswa dalam pembelajaran PKn materi

Pemerintahan Pusat.

2. Guru

a. Sebagai alternatif bagi pembelajaran PKn materi Pemerintahan Pusat.

b. Memberikan informasi mengenai metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa, tidak terbatas hanya dalam pembelajaran PKn

c. Mendorong guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang

(17)
(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas IV, maka peneliti dapat menyimpulkan semua hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan metode cooperative learning tipe make a match di kelas IV

Sekolah Dasar pada pembelajaran PKn materi pemerintahan pusat dapat meningkatkan keaktifan siswa. Siswa semakin aktif dalam pembelajaran, terutama ketika siswa berdiskusi mengenai kartu yang didapatnya, mereka bertukar informasi atau berpendapat mengenai pengetahuan yang dimiliki mereka. Pada kegiatan siswa mencari pasangan pun terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dimana seluruh siswa terlibat aktif dalam mencari kartu soal atau jawaban yang sesuai dengan yang dimiliki masing-masing siswa. Siswa pun tidak lagi malu-malu untuk bertanya kepada guru, terlihat ketika mencari pasangan banyak yang bertanya kepada guru, dan guru memberikan petunjuk jawabannya. Mereka pun belajar untuk tampil didepan kelas untuk membacakan hasil kerja.

2. Keaktifan siswa dari pra-siklus, siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan , hal ini terlihat dari data observasi dimana pada pra-siklus hanya 2 siswa (7%) saja yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Namun

setelah peneliti melakukan penerapan metode cooperative learning tipe

make a match siswa yang tergolong kategori aktif tercatat sebanyak 67% atau 18 dari jumlah 27 siswa , pada siklus II mengalami peningkatan lagi dari 18 siswa menjadi 22 siswa yang tergolong aktif selama proses pembelajaran atau sebesar 81% dari jumlah 27 siswa. Jadi metode

(19)

68

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

Pertama, untuk guru yaitu metode cooperative learning tipe make a match

bisa menjadi sebuah pilihan metode dalam pembelajaran, karena dapat memberikan tambahan metode pembelajaran yang variatif . metode ini dapat meningkatkan keaktifan siswa sekolah dasar khususnya pada pembelajaran PKn materi pemerintahan pusat. Metode ini memiliki kelebihan yaitu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, metode ini bukan hanya dapat diterapkan pada pembelajaran PKn saja tetapi pada semua mata pelajaran. Selain itu, metode yang dilakukan peneliti dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru, percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru dan melatih kedisiplinan siswa mengenai waktu.

Kedua, bagi sekolah penerapan metode ini akan sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah, sebab metode ini selain menyenangkan tetapi juga dapat melatih siswa dalam hal-hal yang bermanfaat sehingga meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.

(20)
(21)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Asshidiqie,Jimly. (2010). Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara

Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bumi Aksara

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan

Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Meirina Aulia,Gadis (2014). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe

Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada Pembelajaran IPS Materi Masalah-masalah Sosial.Skripsi FIP UPI:Bandung

Mulyasa, H. E. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.

Sanjaya, Wina (2006). Strategi pembelajaran : Berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta:Kencana predanamedia group

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Sudjana,Nana (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sumiati dan Asra, (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Syah, Muhibin. (2012).Psikologi belajar.Bandung:Rajawali pers

Wiriaatmadja, Rochiati (2005). METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

Bandung:Rosda

Internet

Blog'e Ulum. (2013, February 24). Keaktifan Belajar Siswa. Retrieved from

Sugeng Rawuh: http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html

Susanto, H. (2013, may 16). Pembelajaran PKn di SD. Retrieved from Wong

Kapetakan's blog:

(22)

Fadli Yulhanas Silalahi, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Paving block atau beton untuk lantai (menurut SII. 0819-88) ialah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Hal ini penting karena pemindahan material juga dapat disebut sebagai fungsi dari perpindahan material yang benar pada tempat yang benar, pada waktu yang benar, dalam

[r]

Selain harga lebih mudah, kek uatan signal jaringan hotspot lebih kuat dibandingkan paket data, karena tidak semua jenis paket data memiliki jangkauan luas

Yang menyatakan luas prisma persegi yang tingginya sama dengan panjang rusuk alasnya

The supporting structure for the main floor of Buginese and Makassarese Houses can be categotised into 2 parts based on the orientation of the placement of floor plank: parallel

Pemerintah Indonesia juga telah menyatakan komitmennya untuk memerangi segala bentuk kejahatan terorisme yang dituangkan ke dalam Peraturan Pemerintah Pengganti

Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha untuk memberikan informasi bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan atau membangun suatu aplikasi animasi yang menarik dengan tampilan