PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL CONTEKTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
PECAHAN DI SD NEGERI 34 BANDA ACEH
Maulidar, Ernawati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar siswa kelas III pada materi pecahan dengan menggunakan model Contektual Teaching And Learning (CTL) pada materi pecahan di SD Negeri 34 Banda Aceh. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober s/d 03 November 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas III berjumlah 21 orang siswa terdiri dari 12 siswa dan 9 siswi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi guru, observasi siswa serta tes pada tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata mencapai 68,10 dengan persentase ketuntasan 52,38% dimana 11 siswa dinyatakan tuntas dan 10 siswa belum tuntas. Siklus ke II mengalami peningkatan dimana nilai tertinggi siswa yaitu 100 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata mencapai 87,62 dengan persentase ketuntasan 90,48% dimana 19 siswa dinyatakan tuntas dan 1 siswa belum tuntas, sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, dimana nilai rata-rata mencapai 93,81 dengan persentase ketuntasan 100% dimana ke 21 siswa dinyatakan tuntas. Maka penelitian pada siklus III ini telah mencapai target yang diharapkan. Aktvitas Guru selama KBM pada siklus I diperoleh nilai 57 dengan taraf keberhasilan 81,42% (kategori sangat tinggi), siklus II diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,43%(kategori sangat tinggi), dan siklus III diperoleh nilai keseluruhan 65 dengan taraf keberhasilan 92,85%(kategori sangat tinggi).
Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I diperoleh nilai 48 dengan taraf keberhasilan 68,57% (kategori tinggi), siklus II diperoleh nilai keseluruhan 59 dengan taraf keberhasilan 84,29% (kategori sangat tinggi) dan siklus III diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,83% (kategori sangat tinggi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh,
Kata Kunci: Model Contektual Teaching and Learning CTL), Hasil Belajar Siswa.
PENDAHULUAN
Pendekatan pembelajaran yang berbasis pada teori taksonomi tujuan pendidikan secara umum sudah dikenal luas dalam lima dasawarsa terakhir. Berdasarkan teori taksonomi, capaian pembelajaran dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (M. Hosnan, 2014: 34). Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara.
Berdasarkan hasil observasi awal diketahui pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 34 Banda Aceh belum seperti yang diharapkan, guru masih jarang menggunakan model-model ataupun pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran khususnyapada pembelajaran matematika. Akibatnya hasil belajar siswa kurang memuaskan, bahkan daya serap mata pelajaran yang dicapai rata-rata dibawah nilai KKM. Kesulitan yang dialami oleh siswa juga tergambar saat pembelajaran sub tema pecahan yang sebagian besar belum memenuhi standar kriteria ketuntasanminimal (KKM) terdiri dari 8 Orang dari jumlah keseluruhan 17 orang di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh.
Fenomena di atas didukung oleh informasi data dari guru tentang hasil ulangan siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh, pada mata pelajaran matematika menunjukan ketuntasan belajar yang dicapai hampir 50% siswa mendapat nilai di bawah 70. Hal ini menunjukan bahwa 8 siswa tidak tuntas belajarnya atau mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan 70.Rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi subtema pecahan yaitu siswa tidak mencapai KKM yang diterapkan oleh guru.Hal tersebut dikarenakan guru tidak mengajak peserta didik untuk memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang sedang diajarkan.
Selain itu rendahnya aktivitas siswa dikarenakan guru tidak mengajak siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kurangnya rasa ingin tahu siswa, hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang disampaikan guru tidak menarik. Sarana dan prasarana tidak mendukung saat pembelajaran berlangsung, hal tersebut dikarenakan keadaan sekolah yang tidak sepenuhnya medukung kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang tidak inovatif dikarenakan guru tidak berinovasi dalam membuat media pembelajaran.Untuk itu perlu suatu terobosan dalam melaksanakan pembelajaran. Jika pembelajaran kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi pecahan yang diajarkan seperti biasa, maka dikhawatirkan hasil belajar siswa tidak memuaskan bahkan lebih fatal siswa bisa gagal.
Salah satu cara meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui model Contektual Teaching And Learning (CTL). Menurut Isriani dan Dewi (2012:62)
“Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau bisa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari- hari”.
Permasalahan di SD Negeri 34 Banda Aceh memerlukan upaya penyelesaian agar siswa menjadi termotivasi untuk mempelajari materi pecahan sehingga tercapainya ketuntasan belajar siswa. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut di atas adalah dengan menggunakan model atau metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan siswa menjadi termotivasi sehingga bisa menuntaskan hasil belajar siswa dan berdampak pada meningkatnya kompetensi siswa.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Contektual Teaching And Learning (CTL) pada materi pecahan di SD Negeri 34 Banda Aceh.
LANDASAN TEORI
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning(CTL)
Contextual Teaching And Learning (CTL) sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Komalasari (2010:7) mendefinisikan “pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan”.
Isriani dan Dewi (2012:62) mengemukakan bahwa, konsep pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah: Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ) atau bisa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Suprijono (2009:79) CTL merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperolah dari usaha siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar Nurhadi (dalam Muslich, 2011: 41)
Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa CTL adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata yang saling terhubung dan terjadi disekitar siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari dan mengambil manfaatnya serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.
Muslich (2011:44) menyatakan setiap komponen utama pembelajaran CTL mempunyai prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkannya dalam pembelajaran, yaitu Konstruktivisme (constructivism), Inkuiri (inquiry), Bertanya (questioning), Masyarakat Belajar (learning community), Permodelan (modeling), Refleksi (reflection), Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:104) “penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah subjek yang menjadi sasaran yaitu peserta didik, bertujuan memperbaiki situasi pembelajaran di kelas agar terjadi peningkatkan kualitas pembelajaran”. Adapun model PTK yang dimaksud menggambarkan adanya empat langkah yaitu Perencaan(Planning), Pelaksanaan (Actuating), Pengamatan (Observing) dan Reflekting. Keempat kegiatan ini dilaksanakan secara berulang dalam bentuk siklus.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 34 Banda Aceh. Penelitian dilakukan pada sekolah tersebut dengan alasan mudah dijangkau dapat menghemat
waktu dan biaya dalam pelaksanaan penelitian. Sedangkan waktu penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober s/d 03 November 2018, tahun ajaran 2018/2019.
Populasi dan Sampel
Sampel dalam disini yaitu seluruh siswakelas III SD Negeri 34 Banda Aceh yang berjumlah 21orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh dengan penerapan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan dengan satu kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2018, siklus II dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 02 Desember 2018 dan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu 03 Desember 2018. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan secara kelompok dan individual.
Kelompok dilakukan untuk menjamin keheterogenan siswa dengan harapan dengan adanya komponen masyarakat belajar pada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) secara tidak langsung dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dengan anggota kelompok yang berlatar-belakang berbeda, dan berkemampuan berbeda pula.
Secara garis besar, dalam kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahulan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi, serta memberikan motivasi. Sedangkan untuk kegiatan inti, peneliti mulai mengeksplorasikan model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh.
Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar menunjukkan perubahan yang terjadi di dalam diri setiap siswa. Siswa semakin bersemangat belajar, dan senang dalam proses pembelajaran berlangsung, lebih aktif, berani bertanya dan mempraktikkan dengan media yang telah disediakan.
Disisi lain siswa belajar menghargai pendapat temannya. Dalam penelitian yang telah dilakukan dikelas III SD Negeri 34 Banda Aceh ditemukan adanya perubahan aktivitas guru dan siswa atau adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar.
Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Selama KBM
No Uraian
Siklus I Siklus II Siklus III
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa 1 Jumlah skor yang
diperoleh 57 48 64 59 65 64
2 Skor maksimal 70 70 70 70 70 70
3 taraf keberhasilan 81,42 68,57 91,43 84,29 92,85 91,43 4 Kategori
Sangat
Tinggi Timggi Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi Sumber : Data primer diolah, 2018
Dilihat dari tabel diatas aktivitas guru dan siswa pada siklus I, II dan III selama berlangsungnya proses pembelajaran dapat diketahui adanya terjadi peningkatan pada tiap siklus. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh dimana guru dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Adapun sebagai gambaran peningkatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada grafik 1. berikut ini:
Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa Selama KBM
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I aktivitas mengajar guru diperoleh nilai 57 dengan taraf keberhasilan 81,42% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai 48 dengan taraf keberhasilan 68,57%
(kategoritinggi). Siklus II mengalami peningkatan nilai dimana aktivitas mengajar guru diperolehnilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,43% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 59 dengan taraf keberhasilan 84,29% (kategori sangat tinggi), sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana aktivitas mengajar guru diperoleh nilai keseluruhan 65 dengan taraf keberhasilan 92,85% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,83%
(kategori sangat tinggi). Berdasarkan indikator keberhasilan maka aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dapat meningkat nilai aktivitas guru dan siswa melebihi nilai Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan yaitu > 80% (sangat tinggi).
Hasil Belajar Siswa
Dikaitkan dengan pembelajaran model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) maka didapatkan data lengkap hasil belajar siswa mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Persiklus
Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah skor 1430 1840 1970
Nilai rata-rata 68,10 87,62 93,81
Jumlah Siswa Tuntas 11 20 21
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 1 0
Persentase ketuntasan belajar 52,38% 90,48% 100%
0 20 40 60 80 100
Siklus I 81,42
68,57
Dilihat dari tabel diatas aktivitas guru dan siswa pada siklus I, II dan III selama berlangsungnya proses pembelajaran dapat diketahui adanya terjadi peningkatan pada tiap siklus. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh dimana guru dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Adapun sebagai gambaran peningkatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada grafik 1. berikut ini:
Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa Selama KBM
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I aktivitas mengajar guru diperoleh nilai 57 dengan taraf keberhasilan 81,42% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai 48 dengan taraf keberhasilan 68,57%
(kategoritinggi). Siklus II mengalami peningkatan nilai dimana aktivitas mengajar guru diperolehnilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,43% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 59 dengan taraf keberhasilan 84,29% (kategori sangat tinggi), sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana aktivitas mengajar guru diperoleh nilai keseluruhan 65 dengan taraf keberhasilan 92,85% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,83%
(kategori sangat tinggi). Berdasarkan indikator keberhasilan maka aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dapat meningkat nilai aktivitas guru dan siswa melebihi nilai Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan yaitu > 80% (sangat tinggi).
Hasil Belajar Siswa
Dikaitkan dengan pembelajaran model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) maka didapatkan data lengkap hasil belajar siswa mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Persiklus
Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah skor 1430 1840 1970
Nilai rata-rata 68,10 87,62 93,81
Jumlah Siswa Tuntas 11 20 21
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 1 0
Persentase ketuntasan belajar 52,38% 90,48% 100%
Siklus I Siklus II Siklus III 81,42 91,43 92,85
68,57
84,29 91,43
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Dilihat dari tabel diatas aktivitas guru dan siswa pada siklus I, II dan III selama berlangsungnya proses pembelajaran dapat diketahui adanya terjadi peningkatan pada tiap siklus. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh dimana guru dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Adapun sebagai gambaran peningkatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada grafik 1. berikut ini:
Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa Selama KBM
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I aktivitas mengajar guru diperoleh nilai 57 dengan taraf keberhasilan 81,42% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai 48 dengan taraf keberhasilan 68,57%
(kategoritinggi). Siklus II mengalami peningkatan nilai dimana aktivitas mengajar guru diperolehnilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,43% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 59 dengan taraf keberhasilan 84,29% (kategori sangat tinggi), sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana aktivitas mengajar guru diperoleh nilai keseluruhan 65 dengan taraf keberhasilan 92,85% (kategori sangat tinggi) dan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,83%
(kategori sangat tinggi). Berdasarkan indikator keberhasilan maka aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dapat meningkat nilai aktivitas guru dan siswa melebihi nilai Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan yaitu > 80% (sangat tinggi).
Hasil Belajar Siswa
Dikaitkan dengan pembelajaran model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) maka didapatkan data lengkap hasil belajar siswa mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Persiklus
Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah skor 1430 1840 1970
Nilai rata-rata 68,10 87,62 93,81
Jumlah Siswa Tuntas 11 20 21
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 1 0
Persentase ketuntasan belajar 52,38% 90,48% 100%
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Dilihat dari tabel hasil belajar siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari siklus I. II dan III dapat diketahui adanya terjadi peningkatan. Pada siklus I diperoleh jumlah skor hasil belajar 1430 dengan nilai rata-rata 68,10 danpersentase ketuntasan 52,38%, siklus II diperoleh jumlah skor hasil belajar 1840 dengan nilai rata-rata 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48%. Sedangkan pada siklus III diperoleh jumlah skor hasil belajar 1970 dengan nilai rata-rata 93,81 dan persentase ketuntasan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh.
Dari tabel tersebut dapat dikatakan persentase perolehan nilai siswa mengalami peningkatan demikian juga dengan pemahaman siswa terhadap materi pecahan.
Sehingga dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada saat melakukan proses penelitian berlangsung telah membuahkan hasil positif, artinya semua kendala yang dialami baik oleh peneliti maupun siswa yang menerima pembalajaran telah terjawab pada akhir siklus. Untuk lebih jelasnya, tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 68,10 dengan persentase ketuntasan 52,38% dimana 11 siswa dinyatakan tuntas dan 10 siswa belum tuntas. Siklus II mengalami peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata mencapai 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48% dengan jumlah 19 siswa dinyatakan tuntas dan 1 orang siswa belum tuntas. Sedangkan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 93,81dengan persentase ketuntasan 100% dengan jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, berdasarkan indikator keberhasilan maka hasil belajar siswa dapat dikatan meningkat karena nilai ketuntasan belajar melebihi nilai kriteria ketuntasan minimum 70 atau mencapai 100%.
Pembahasan
Pada Siklus I penelitian tindakan kelas ini belum sesuai dengan yang diharapkan dimana masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai hasil belajar belum memuaskan atau masih dalam kategori kurang. Sementara pada aktivitas guru juga masih teriadi kelemahan-kelemahan seperti mengembangkan diskusi kelas dengan
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Nilai rata-rata Persentase
Dilihat dari tabel hasil belajar siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari siklus I. II dan III dapat diketahui adanya terjadi peningkatan. Pada siklus I diperoleh jumlah skor hasil belajar 1430 dengan nilai rata-rata 68,10 danpersentase ketuntasan 52,38%, siklus II diperoleh jumlah skor hasil belajar 1840 dengan nilai rata-rata 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48%. Sedangkan pada siklus III diperoleh jumlah skor hasil belajar 1970 dengan nilai rata-rata 93,81 dan persentase ketuntasan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh.
Dari tabel tersebut dapat dikatakan persentase perolehan nilai siswa mengalami peningkatan demikian juga dengan pemahaman siswa terhadap materi pecahan.
Sehingga dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada saat melakukan proses penelitian berlangsung telah membuahkan hasil positif, artinya semua kendala yang dialami baik oleh peneliti maupun siswa yang menerima pembalajaran telah terjawab pada akhir siklus. Untuk lebih jelasnya, tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 68,10 dengan persentase ketuntasan 52,38% dimana 11 siswa dinyatakan tuntas dan 10 siswa belum tuntas. Siklus II mengalami peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata mencapai 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48% dengan jumlah 19 siswa dinyatakan tuntas dan 1 orang siswa belum tuntas. Sedangkan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 93,81dengan persentase ketuntasan 100% dengan jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, berdasarkan indikator keberhasilan maka hasil belajar siswa dapat dikatan meningkat karena nilai ketuntasan belajar melebihi nilai kriteria ketuntasan minimum 70 atau mencapai 100%.
Pembahasan
Pada Siklus I penelitian tindakan kelas ini belum sesuai dengan yang diharapkan dimana masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai hasil belajar belum memuaskan atau masih dalam kategori kurang. Sementara pada aktivitas guru juga masih teriadi kelemahan-kelemahan seperti mengembangkan diskusi kelas dengan
Siklus I Siklus II Siklus III
68,10 87,62 93,81
52,38 90,48 100
68,10
87,62 93,81
52,38%
90,48%
100%
Dilihat dari tabel hasil belajar siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari siklus I. II dan III dapat diketahui adanya terjadi peningkatan. Pada siklus I diperoleh jumlah skor hasil belajar 1430 dengan nilai rata-rata 68,10 danpersentase ketuntasan 52,38%, siklus II diperoleh jumlah skor hasil belajar 1840 dengan nilai rata-rata 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48%. Sedangkan pada siklus III diperoleh jumlah skor hasil belajar 1970 dengan nilai rata-rata 93,81 dan persentase ketuntasan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) pada materi pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh.
Dari tabel tersebut dapat dikatakan persentase perolehan nilai siswa mengalami peningkatan demikian juga dengan pemahaman siswa terhadap materi pecahan.
Sehingga dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada saat melakukan proses penelitian berlangsung telah membuahkan hasil positif, artinya semua kendala yang dialami baik oleh peneliti maupun siswa yang menerima pembalajaran telah terjawab pada akhir siklus. Untuk lebih jelasnya, tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 68,10 dengan persentase ketuntasan 52,38% dimana 11 siswa dinyatakan tuntas dan 10 siswa belum tuntas. Siklus II mengalami peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata mencapai 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48% dengan jumlah 19 siswa dinyatakan tuntas dan 1 orang siswa belum tuntas. Sedangkan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 93,81dengan persentase ketuntasan 100% dengan jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, berdasarkan indikator keberhasilan maka hasil belajar siswa dapat dikatan meningkat karena nilai ketuntasan belajar melebihi nilai kriteria ketuntasan minimum 70 atau mencapai 100%.
Pembahasan
Pada Siklus I penelitian tindakan kelas ini belum sesuai dengan yang diharapkan dimana masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai hasil belajar belum memuaskan atau masih dalam kategori kurang. Sementara pada aktivitas guru juga masih teriadi kelemahan-kelemahan seperti mengembangkan diskusi kelas dengan
100%
penghargaan kepada siswa walaupun tingkat kategorinya sangat baik. Sementara tentang aktivitas siswa juga masih terjadi kelemahan-kelemahan seperti bertanya atau mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan pelajaran serta menulis yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar.
Pada siklus II, keberhasilan siswa dalam pembelajaran mengalami kemajuan dan peningkatan namun masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Sementara pada aktivitas guru dan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dengan berada pada kategori sangat tinggi hal ini terjadi karena guru memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi kelemahan pada pelaksanaan siklus I.
Pada siklus III, keberhasilan siswa dalam pembelajaran mencapai hasil yang sangat memuaskan dan sesuai dengan harapan peneliti, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa lebih meningkat. Kemampuan tersebut menunjukkan keberhasilan pada siklus III. Hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 34 Banda Aceh memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching andLearning (CTL) terbukti sangan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Jadidapat dibuktikan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching andLearning (CTL) sebanyak 3 siklus. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 100%.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu seperti yang dikemukakan oleh Dea Handini (2016:459) Berdasarkan hasil penelitian dilakukan terhadap penerapan model pembelajaran CTL pada materi gaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran diperoleh data bahwa pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 33%, sedangkan siklus II mencapai 67%, dan siklus III mencapai 88%”. Sedangkan Nur Hadiyanta (2013:32) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode CTL dapat meningkatkan peran serta belajar siswa dalam pembelajaran PKn, hal itu terlihat pada siklus I, skor peran serta belajar siswa sebesar 53,17, pada siklus II sebesar 78,86. Peningkatan peran serta siswa ternyata berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa, pada siklus I, rata-rata hasil tes kognitif sebesar 66,05: pada siklus II sebesar 72,85.
Model Contextual Teaching Learning (CTL) mendorong siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya dan bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dengan mengkaitkan teori dengankehidupan sehari-hari (Zainal, 2014).Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk mengkaitkan materi pelajaran dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari. Contextual Teaching Learning (CTL)merupakan model pembelajaran yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada materi pecahan dikelas III SD Negeri 34 Banda Aceh. Materi pecahan merupakan materi pelajaran yang bersifat teoritis dan hafalan, dan pada umumnya disampaikan dengan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan kebosanan pada siswa terhadap materi pelajaran sehingga mengurangi minat siswa dalam belajar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti telah menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)yang dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan partisipasi aktif siswa dalam menerima suatu materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Pembelajaran pada materi pecahan dengan model Contextual Teaching Learning (CTL) memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan, karena siswa dituntun untuk mengkonstruksi (contruksivisme), menemukan sendiri (inquiry), aktif bertanya (questioning), dan bekerja sama (learning community) (Trianto, 2009:114).
Selain itu pengetahuan yang diperoleh siswa juga lebih nyata karena dalam proses pembelajaran materi yang diajarkan selalu dikaitkan dengan duni nyata.
Dari data hasil penelitian penerapan pembelajaran CTL pada pembelajaran matematika di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh pada tiap siklus yang dilakukan guru sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran CTL. Sebagaimana dikemukan oleh Daryanto (2012:158) yang mana “pembelajaran diawali dengan penjelasan guru terhadap materi pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, sementara siswa memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami”.
Langkah berikutnya guru membagi siswa dalam bentuk kelompok untuk menerapkan materi pembelajaran tersebut dalam dunia nyata melalui pengamatan dengan memanfaatkan buah-buahan yang disediakan oleh peneliti. Selanjutnya siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di dalam kelas dengan kelompok diskusinya.
Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusinyadi depan kelas, sementara kelompok lainnya menanggapi kelompok yang tampil.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan di kelas III SD Negeri 34 Banda Aceh, dapat diambil kesimpulan yaitu hasil belajar siswa dalam memahami materi pecahan campuran dengan menerapkan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning terjadi peningkatan. Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belaiar pada tiap siklus. siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 68,10 dengan persentase ketuntasan 52,38%. Siklus II mengalami peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata mencapai 87,62 dan persentase ketuntasan 90,48%, sedangkan pada siklus ketiga mengalami peningkatan hasil belaiar yang sangat signifikan, dimana nilai rata-rata mencapai 93,81dengan persentase ketuntasan 100%. Maka penelitian pada siklus III ini telah mencapai target yang diharapkan.
Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model pembelajaran Contektual Teaching and Learning (CTL) dapat dikategorikan sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru pada tiap siklus. Pada siklus I aktivitas mengajar guru diperoleh nilai 57 dengan taraf keberhasilan 81,42% (kategori sangat tinggi), siklus II mengalami peningkatan nilai dimana aktivitas mengajar guru diperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,43% (kategori sangat tinggi) dan pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana aktivitas mengajar guru diperoleh nilai keseluruhan 65 dengan taraf keberhasilan 92,85% (kategori sangat tinggi).
Aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaranContektual Teaching and Learning (CTL) juga dapat dikategorikan sangat tinggi. Pada siklus I aktivitas belajar siswa diperoleh nilai 48 dengan taraf keberhasilan 68,57% (kategori tinggi). Siklus II aktivitas belaiar siswa diperoleh nilai keseluruhan 59 dengan taraf keberhasilan 84,29% (kategori sangat tinggi), sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana aktivitas belajar siswadiperoleh nilai keseluruhan 64 dengan taraf keberhasilan 91,83% (kategori sangat tinggi).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dea, Handini. 2016. Penerapan Model Contektual Teaching And Learning(CTL) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Materi Gaya. Jurnal Pena Ilmiah. Vol. 1, No. 1 (2016) Hal. 451-460.21. Jakarta:halia Indonesia.
Isriani dan Dewi P.2012.Strategi Pembelajaran Tepadu.Yogyakarta: FAMILIA.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.Bandung:
Refika Aditama.
Muslich, Masnur. 2011.Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nur Hadiyanta. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Contektual Teaching And Learning(CTL) untuk meningkatkan Hasil Belajar PKN. Jurnal Pendidikan, Vol 43. No. 1 (2013) Hal. 32-38.
Suprijono. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya