• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK WUDHU’ MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING DI MTs. NAHDALTUL ULAMA’ SIDOMUKTI – KRAKSAAN – PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2022-2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK WUDHU’ MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING DI MTs. NAHDALTUL ULAMA’ SIDOMUKTI – KRAKSAAN – PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2022-2023"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK WUDHU’ MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING DI MTs. NAHDALTUL ULAMA’ SIDOMUKTI – KRAKSAAN

– PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2022-2023

Siti Rohmah1, Ainol2, Herwati3 Universitas Islam Zainul Hasan Genggong

E-mail: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode discovery learning untuk meningkatkan kemampuan praktek wudhu‟ terhadap siswa kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Sidomukti Kraksaan Pprobolinggo. Hal ini dilaksanakan karena rendahnya kemampuan peserta didik dalam pembelajaran wudhu‟. Metode yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa tersebut adalah metode discovery learning. Akumulasi data dilakukan dengan melakukan observasi, dan tes praktek wudhu‟. Adapun urutan kegiatan penelitian meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil survei menunjukkan: 1) Penerapan metode discovery Learning dilakukan dalam dua siklus. Pembelajaran wudhu‟

dilaksanakan dengan cara: video diputar melalui proyektor, peserta didik memperhatikan tayangan video tatacara berwudhu‟ dengan benar, sambil mencatat poin-poin penting dalam materi wudhu‟, lalu peneliti memberikan penjelasan, kemudian peserta didik menirukan secara bertahap dari gerakan satu ke gerakan yang lain. 2) Hasil dari penerapan metode discovery learning terhadap siswa kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Sidomukti Kraksaan Probolinggo dalam mempraktekkan wudhu‟ mengalami kenaikan yang signifikan. Hasil akhir peningkatan kemampuan praktek wudhu‟ semenjak awal pra tindakan 44%, pada siklus I meningkat menjadi 64%, sedangkan di siklus II peningkatan kemampuan praktek wudhu‟ bertambah pesat hingga melebihi kriteria dengan memperoleh angka 88% . Dengan demikian metode discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan praktek wudhu‟ siswa kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟

Sidomukti Kraksaan Probolinggo.

Keywords: Kemampuan Praktek wudhu’, Metode Discovery Learning.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan agama Islam erat kaitannya dengan pendidikan umum, yang bertujuan meningkatkan rasa ketakwaan kepada Allah SWT. Maksud dari pendidikan agama Islam sejalan dengan misi Islam adalah untuk meningkatkan nilai karakter demi terwujudnya akhlakul karimah. Al-Ghazali berpendapat, bahwa tujuan PAI adalah meyempurnakan manusia di dunia dan di masa depan. Manusia bisa meraih kesempurnaan melalui ilmu, membawa kebahagiaan di dunia, dan menjadi sarana mendekatkan diri kepada sang

(2)

pencipta. Konsep-konsep dasar pendidikan Islam adalah ajaran utama Islam, termasuk masalah aqidah (iman), syari'at (Islam) dan moral (ihsan).1 Menurut Kemenag konsep yang harus dimasukkan dalam pengajaran ilmu pendidikan Agama Islam ada di kata IHSAN (Integrity, Humanism, Spiritualism, Adaptability dan Nationality). Tiga konsep dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun Iman, Islam, dan Ihsan. Dari ketiganya lahirlah ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu akhlak.

Ilmu Fiqih memberi manusia banyak pedoman tentang masalah sehari-hari, serta hukum yang terkait dengan tindakan. T.M Hasbi Ash-Shidqy mengemukakan pandangan para pengikut Syafi'i bahwa ilmu Fiqh menjelaskan segala hukum agama yang berkaitan dengan pekerjaan Mukaraf, yang bersumber dari dalil-dalil yang jelas. Selain memajukan pandangan Al-Imam Abd Hamid Al-Ghazali bahwa ilmu fiqh mengandung hukum- hukum syara yang berlaku bagi mukallaf seperti wajib, dilarang, dibolehkan, sunnah, makruh, dan lain-lain.2

Ilmu Fiqih, berbeda dengan ilmu tasawuf, meliputi gerak hati dan emosi. Ini juga tidak seperti ilmu Tarekat yang melakukan ritual. Sebaliknya, ilmu fiqh adalah cabang ilmu yang ilmiah, logis, dan berisi objek dan aturan. Ilmu fiqih merupakan salah satu sumber materi yang baik dalam kerangka sekolah, yang dapat membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.3 Hal ini memudahkan siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern ini, semakin banyak muncul permasalahan yang membutuhkan kajian fiqh dan syariah. Sehingga peserta didik perlu memiliki pengetahuan dasar dan hukum Islam untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mempelajari Fiqh. bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan untuk mengetahui dan memahami materi tentang “tata cara wudhu'”

secara rinci, sehingga siswa memahami sepenuhnya tentang pentingnya wudhu' sebelum sholat, karena wudhu' adalah salah satu syarat yang diperlukan.4 Tanpa itu, doa tidak akan ada nilainya.

1 Abuddin Nata, „Penguatan Materi Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam‟, Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 9.2 (2020), 244 <https://doi.org/10.32832/tadibuna.v9i2.3366>.

2 Ahmad Taufik, Universitas Wahid, and Hasyim Semarang, „S y a m i L‟, 7 (2019).

3 Rosmiaty Azis, Dr. Hj. A. Rosmiaty Azis, M.Pd.I., 2019 <http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13856/1/Ilmu Pendidikan Islam.pdf>.

4 D D ANGGRAINI, „Pengembangan Perangkat Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam Materi Local Super Antimagic Total Face Coloring‟, 2019

<https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99604>.

(3)

Pembelajaran ilmu Fiqih mulai ditanamkan pada masa kanak-kanak, terutama bagi peserta didik di MTs. Nahdlatul Ulama‟ mencakup materi tentang tata cara berwudhu‟.

Keberhasilan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah ataupun sekolah. Misalkan, dalam sekolah peserta didik sebelum melaksanakan sholat, mereka terlebih dahulu di perintahkan untuk berwudhu‟ dengan tatacara yang benar dan tertib. Namun fakta dilapangan, terkait pembelajaran Fiqih tentang tatacara berwudhu‟ di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama‟ Kraksaan Kabupaten Probolinggo tergolong masih minim, khususnya siswa baru kelas VII, yang terdiri dari 26 siswa, 9 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Dari hasil temuan pada pembelajaran pertama mengenai masalah tentang tata cara berwudhu‟ bahwa hasil belajar siswa dalam mempraktikkan wudhu‟ memperoleh nilai rata-rata dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 60 dengan hasil peningkatan yang dicapai dari pra tindakan hanya mencapai 12%. Hasil tersebut sangat jauh dari harapan dengan meraih tingkat keberhasilan 80%-100%.

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran Fiqih berlangsung telah teridentifikasi beberapa problem terkait peningkatan kemampuan praktik wudhu‟

terhadap siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama‟ sehingga belum bisa dikategorikan pembelajaran yang tuntas dalam melaksanakan wudhu‟ yang benar dan tertib. Hal ini ditandai dengan (a); Pelafalan siswa dalam membacakan niat wudhu‟ dan sesudah berwudhu‟ masih kurang (b) Cara siswa dalam membasuh kedua tangan tidak sampai pada siku-siku; (c) Siswa masih belum menghafal gerakan-gerakan wudhu‟

dengan benar dan tertib. Permasalahan ini muncul disebabkan kurang perhatian nya guru terhadap peserta didik, sehingga selama ini guru hanya sebatas mengetahui bahwa peserta didik sudah hafal urutan-urutan berwudhu‟ tanpa memperhatikan apakah peserta didik sudah mampu mempraktekkan cara berwudhu‟ dengan benar, seperti halnya mengetahui batas-batas anggota tubuh yang harus dikenai air wudhu‟. Yang mengakibatkan penguasaan praktek berwudhu‟ peserta didik kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Kraksaan dapat dikatakan masih rendah.

Langkah ini membuat siswa tidak efektif sehingga perkembangan pada diri siswa dalam meningkatkan kemampuan praktik wudhu‟ tidak berhasil. Oleh karena itu, penulis sebagai guru mata pelajaran Fiqih perlu adanya perubahan dalam menyusun RPP (

(4)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan tepat sehingga siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama‟ Kraksaan Kabupaten Probolinggo lebih mudah menerima asupan yang diberikan oleh guru dalam memahami konsep tentang wudhu‟ serta mampu dalam melakukan tata cara berwudhu‟ dengan baik dan benar.

Guru memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan siswa di lingkungan sekolah, sudah seharusnya menerapkan metode yang tepat dalam mengajarkan fiqh kepada siswa. Salah satu upaya untuk berhasil meningkatkan kemampuan wudhu siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran eksploratif. Metode (Exploratory Learning) dapat memahami konsep, makna dan hubungan, melalui proses intuitif yang pada akhirnya mengarah pada kesimpulan.5 Discovery terjadi ketika individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mental mereka, untuk menemukan konsep dan prinsip tertentu.

Oleh karena itu, penemuan terjadi melalui pengamatan, klasifikasi, pengukuran, prediksi, identifikasi, dan penarikan kesimpulan. Proses ini dikenal sebagai proses kognitif sedangkan penemuan diri adalah proses mental asimilasi konsep dan prinsip ke dalam pikiran. Selain itu, tujuan Discovery Learning adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa agar lebih aktif, kreatif dan membangun rasa percaya dirinya dalam proses pembelajaran.

Selama proses pembelajaran berlangsung kondisi pembelajaran Fiqih didalam kelas sebelum menggunakan metode Discovery Learning membuat siswa merasa bosan dan jenuh sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dikarenakan sebagian siswa merasa mengantuk sampai tidak memperhatikan penjelasan dari guru didepan. Akan tetapi setelah menggunakan metode Discovery Learning para siswa mulai terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pembelajaran Fiqih tentang tatacara berwudhu‟. Dengan adanya metode Discovery Learning ini timbul interaksi antara guru dan siswa yang menghasilkan hubungan baik dalam pembelajaran Fiqih sebagai bukti bahwa pembelajaran Fiqih tentang tata cara berwudhu‟ adalah mata pelajaran yang sangat menyenangkan dan bisa dikategorikan untuk membangun kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa kelas VII MTs Nahdlatul Ulama‟.

5 Evi Herawati, „Supervisi Klinis Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Discovery Learning Di Sdn Muneng Leres Ii Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo‟, Jurnal Pendidik an Taman Widya Humaniora, 1.2 (2022), 239–

55.

(5)

Meningkatnya kemampuan siswa dalam melakukan praktik wudhu‟ melalui metode Discovery Learning, dikarenakan; 1). Metode pembelajaran ini dapat mempercepat pemahaman para peserta didik.2). Membuat siswa ikut andil dan aktif dalam proses penyampaian sebuah materi yang telah disediakan. Sebab metode ini melatih untuk mengasah pola pikir siswa secara ilmiah dan sistematis dalam proses penyelesaian masalah terkait materi wudhu‟ yang telah disajikan. 3). Dapat mengembangkan Mindset siswa untuk berfikir secara kritis serta meningkatkan kemampuan praktik siswa dalam mata pelajaran fiqih terkait materi wudhu‟. Sehingga hasil peningkatan kemampuan siswa dalam mempraktikan wudhu‟ melalui metode Discovery Learning dapat memperoleh nilai rata-rata diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan penerapan pembelajaran metode discovery learning, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli sampai 31 Agustus di kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Sidomukti Kraksaan Probolinggo Tahun Ajaran 2022/2023. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII terdapat 25 peserta didik, diantaranya 17 laki-laki dan 8 perempuan. Sedangkan objeknya adalah penerapan metode Discovery Learning dalam meningkatkan kemampuan praktik wudhu‟ siswa terhadap materi tatacara berwudhu‟.

Peneliti berkolaborasi dengan salah satu team PPLK II ( Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan ) UNZAH ( Universitas Zainul Hasan Genggong). Pada prinsipnya tujuan dilaksanakan penelitian untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat dikelas, utamanya dalam hal kemampuan praktek wudhu‟ pada siswa kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Sidomukti Kraksaan Probolinggo.

Salah satu model penelitian tindakan kelas yang marak digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini merupakan evolusi dari Kurt Lewin meliputi empat komponen yaitu planning, action, observasi dan refleksi, kemudian dijabarkan oleh Kemmis dan Mc Taggart,6 dijelaskan dalam desain Gambar 1.1 di bawah ini

6 Mu‟alimin and Rahmat Arofah Cahyadi Hari, „Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan Praktek‟, Ganding, 44.8 (2014), 1–87 <http://eprints.umsida.ac.id/4119/1/BUKU PTK PENUH.pdf>.

(6)

Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart

.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur pengumpulan data untuk tindakan kelas dibagi menjadi dua langkah, masing- masing sebagai berikut:

1) Tahapan Pertama ( Pra Siklus)

Tahap orientasi dalam penelitian ini , sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi ataupun situasi nyata di kelas VII dalam pembelajaran fiqih tentang wudhu‟ sebelum menggunakan metode yang akan diterapkan saat penelitian.

Observasi pertama didapat dari perolehan data awal mengenai proses kegiatan pembelajaran untuk mengukur tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan tahap pra siklus peneliti telah melakukan perencanaan tindakan secara deduksi terkait adanya tindakan siklus I, siklus 2 sampai peneliti menganggap bahwa penelitian telah berakhir.

2) Tahapan Kedua (Siklus I)

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAA N

PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 1

SIKLUS II

(7)

1. Perencanaan (Planning) : a). Membuat skenario pembelajaran menggunakan metode discovery learning dan materi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Agustus 2022 di kelas VII MTs.

Materi Fiqih semester I Nahdlatul Ulaa akan fokus pada wudhu; b). Membuat instrumen atau lembar untuk observasi untuk mengetahui kondisi kelas; c).Alat peraga yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan praktik wudhu' anak didik yaitu perangkat audio visual yang terdiri dari; laptop, LCD, papan tulis, spidol dan buku ajar; d) Mendesain alat evaluasi untuk memahami kemampuan praktik wudhu‟ bagi siswa.

Berikut ini adalah desain evaluasi yang dimaksud:

NO ASPEK PENILAIAN SKOR DESKRIPSI

1 siswa menirukan

gerakan 4

Dapat menirukan 11 gerakan wudhu' wudhu' dengan benar 3 Dapat menirukan 10 gerakan wudhu'

2 Dapat menirukan 3 gerakan wudhu'

1 Dapat menirukan 1 gerakan wudhu'

2 siswa melafalkan do'a 4 Dapat melafalkan do'a wudhu' sangat lancar niat sebelum dan

sesudah 3 Dapat melafalkan do'a wudhu‟ dengan lancar

berwudhu' dengan

benar 2 Dapat melafalkan do'a berwudhu‟ cukup

lancar

1 Dapat melafalkan do'a berwudhu‟ kurang

lancar 3 siswa menirukan

gerakan wudhu' 4 Dapat menirukan gerakan wudhu' sangat lancar

dengan tertib. 3 Dapat menirukan gerakan wudhu' dengan

(8)

2 Dapat menirukan gerakan wudhu' cukup lancar

1 Dapat menirukan gerakan wudhu' kurang

lancar

2. Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini peneliti mendesain pembelajaran wudhu‟ melalui metode discovery learning . Selama pembelajaran berlangsung peneliti dalam mengajar menggunakan RPP yang telah disusun. Adapun langkah pada pertemun siklus I sebagai berikut:

1. Pendahuluan (10 Menit) Pada tahap ini, peneliti merangkai pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning. Dalam proses pembelajaran, peneliti pendidikan menggunakan RPP yang telah disiapkan.

Tahapan siklus satu pertemuan adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan (10 menit) a) Sebelum memulai pelajaran, salam dan ajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya. b) Menyampaikan materi pembelajaran mengenai wudhu'. c) Menyebutkan tujuan dan manfaat mata pelajaran yang diajarkan. d) Mengenalkan kembali tentang materi sebelumnya terhadap peserta didik terkait materi yang akan di sajikan .

2. Kegiatan Inti (35 menit) a) Mengelompokkan peserta didik dalam 3 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 8 peserta didik dengan berbentuk lingkaran pada tiap kelompok. b) Peserta didik mendengarkan dan mengamati video yang ditampilkan di layar dengan mencatat bagian poin- poin yang penting terkait materi wudhu‟. c) Menyajikan hasil kerja kelompok, mengemukakan pendapatnya terhadap presentasi, kemudian kelompok penyaji merespon d) Mengajukan pertanyaan terhadap presentator mengenai materi tentang wudhu‟.

3. Penutup (15 Menit)

Peneliti mengasah kembali pemikiran peserta didik terkait video yang menjelaskan tentang wudhu‟ dengan memberikan beberapa pertanyaan

(9)

berupa kuis untuk mengetahui hasil ketercapian materi terhadap peserta didik, dan peneliti memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat, serta memberikan penguatan mengenai materi tentang wudhu‟ kemudian berdo‟a dan salam.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Berikut ini adalah beberapa hal lain yang perlu dipahami oleh siswa:

proses tindakan, tindakan pengaruh (aktif atau tidak), tindakan kondisi dan hal- hal yang muncul ketika metode pembelajaran discovery sedang digunakan.

Terapan dilaksanakan oleh kolaborator sementara subjek sebagai kegiatan pembelajaran, dikerjakan pada saat program pendidikan sedang berlangsung dengan memakai peralatan lembar pengamatan yang sudah diadopsi oleh guru.

Observasi Lembar dipakai untuk memahami isi pelajaran tata cara berwudhu' dan memahami cara dalam meningkatkan kemampuan praktik wudhu'.

4. Tahap Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti memobilisasi dan mencatat data yang ditemukan, termasuk lembar observasi dan keterangan dari kolaborator.

Peneliti kemudian menyampaikan pendapatnya. Refleksi dilakukan antara peneliti dan kolaborator. Diskusi dilakukan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai, termasuk penilaian terhadap proses pembelajaran. Masalah muncul dan berhubungan dengan apa yang dilakukan setelah refleksi, kemudian peneliti merencanakan siklus berikutnya.

3) Tahap Ketiga (Siklus II)

Tindakan dalam siklus 2 dilakukan berdasarkan temuan refleksi siklus 1 sebelumnya, dengan analisis lebih lanjut dilakukan untuk menentukan bagaimana perubahan tindakan kedua terjadi.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode tambahan untuk mengumpulkan data, antara lain:

1. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengamati atau memahami arah proses pembelajaran wudhu‟ secara praktis. Selain itu, metode observasional ini

(10)

digunakan untuk mengetahui reaksi peserta didik pada penerapan metode Discovery Learning dalam proses pembelajaran sudah efektif. Maka dari itu, teknik ini diterapkan untuk memahami pengetahuan siswa setelah pembelajaran dimulai

2. Metode Tes Praktek Wudhu’

Eksperimen yang digunakan untuk memperoleh data hasil praktek siswa dalam berwudhu‟ yaitu tes awal dan tes akhir (pre-test dan post test). Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada pembelajaran fiqih tentang tatacara berwudhu‟ dan untuk mengetahui tingkat pemahaman dalam gerakan wudhu‟. Sedangkan tes akhir diberikan setelah pembelajaran melalui metode discovery learning yang dilakukan oleh peneliti dan melaksanakan tes praktek wudhu‟ secara personal. Tes praktek ini dilaksanakan 2 kali yakni tes siklus I dan tes siklus II.

Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan wudhu‟ Data yang diperoleh dari penelitian, baik melalui observasi ataupun tes. kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menunjukkan perkembangan peningkatan kapasitas indikator prestasi belajar siswa pada setiap pembelajaran terkait materi tatacara berwudhu‟ dengan menggunakan metode Discovery Learning. Setiap bagian dari data penelitian dianalisis menggunakan skrip prosentase. Hasil belajar dianalisis melalui ketuntasan praktik Wudhu‟ secara kelompok.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam praktek wudhu‟ secara kelompok adalah sebagai berikut:

%

1 100 N X P N

 

Keterangan :

P = nilai ketuntasan belajar

n1 = jumlah hasil belajar siswa secara individual

n = jumlah peserta didik

(11)

C. PEMBAHASAN 1. Pra Tindakan

Sebelum memulai penelitian, penelitian observasional dilakukan untuk lebih memahami kemampuan beberapa siswa di MTs. Nahdlatul Ulama Kraksaan Probolinggo.

Selain itu, penelitian observasional dilakukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, solusi yang akan digunakan, dan metode serta media yang akan digunakan. Hasil dari tindakan tersebut juga berfungsi sebagai pengukur seberapa besar peningkatan yang tersisa setelah tindakan tersebut. Observasi untuk tindakan ini dilakukan di MTs.

Nahdlatul Ulama pada pagi hari Rabu, 3 Agustus 2022. Hasil dari proyek studi materi Wudhu antara lain sebagai berikut: 1) Menirukan gerakan wudhu‟ dengan benar, 2) Melafalkan bacaan do‟a niat wudhu‟ dan sesudah berwudhu‟ dengan lancar, 3) Menirukan gerakan wudhu‟ dengan rinci. Dapat diketahui bahwa aspek menirukan gerakan wudhu‟ dengan benar ada 3 siswa (12%), Melafadzkan bacaan doa niat sebelum dan sesudah berwudhu‟ dengan lancar hanya 1 anak (4%), dan menirukan gerakan wudhu‟ dengan tertib terdiri dari 3 siswa (12%).

Dapat dipetik dai hasil rata-rata kemampuan praktek wudhu‟ peserta didik MTs.

Nahdlatul Ulama‟ hanya memperoleh 12%. Berdasarkan hasil tersebut peneliti bersama kolaborator sepakat bahwa penelitian sukses dan dikatakan berakhir jika mean rata-rata tingkat kemampuan praktek wudhu‟ peserta didik sudah melewati batas angka 80% - 100%.

Tabel 1.1 Hasil Pembelajaran Praktek Wudhu’ Kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama’

(Pra Siklus)

N

O Pernyataan Sangat

Benar Benar

Kuran g Benar

Tida k Bena r

jumlah siswa

1

4 3 2 1

siswa menirukan gerakan

wudhu' 0 3 10 12 25

(12)

dengan benar

prosentase % 0% 12% 40% 48%

Hasil 12% 88%

2

siswa dapat melafalkan bacaan do'a niat

0 1 13 11

25 sebelum dan sesudah

berwudhu'

Prosentase% 0% 4% 52% 44%

Hasil 4% 96%

3

Siswa menirukan gerakan

wudhu' 1 2 12 10

25 dengan tertib

Prosentase % 4% 8% 48% 40%

Hasil 12% 88%

Rata-rata 1,3% 8% 47% 34%

Ketuntasan Kelas = x100

lsiswa jumlahtota

ayangbenar jumlahsisw

Ketuntasan Kelas = 100 12% 25

3 x

2. Pelaksanaan Siklus 1 a. Planning

Rencana tindakan siklus I meliputi: 1) Menetapkan tanggal

pengejawantahan siklus 1, 2) menyusun (RPP) untuk bahan ajar masalah wudhu‟, 3) Membuat kelompok lingkar yang terdiri dari 3 regu, 4) Menyiapkan bahan dan alat yang akan dipakai saat pembelajaran, dan 5) Menyediakan lembar observasi yang akan digunakan.

b. Action Siklus I

(13)

Tindakan ini dilaksanakan dalam 3 kali tatap muka, pada tanggal 27, 3, dan 10 Agusutus 2022. Kegiatan meliputi: 1) diawali dengan salam, disambung dengan doa; 2 bertanya tentang kegiatan ibadah siswa; 3) nyalakan laptop beserta speker lalu diaktifkan dan sambungkan ke proyektor/monitor LCD dan tampilkan video; 5) menyajikan penjelasan sesudah video selesai diputar; 6) video di tayangkan siswa mencatat poin-poin penting dari materi.

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan oleh kolaborator sedangkan peneliti yang melaksanakan pembelajaran. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

Lembar Pengamatan memungkinkan untuk menentukan kemajuan pembelajaran wudhu‟ melalui metode discovery learning..

d. Refleksi siklus 1

Peneliti mengumpulkan dan memvalidasi data yang terkumpul, termasuk lembar observasi dan keterangan kolaborator. Peneliti kemudian memberikan umpan balik. Refleksi dilakukan antara peneliti dan kolaborator yang terlibat.

Diskusi diadakan untuk mengevaluasi hasil yang diperoleh, termasuk penilaian terhadap proses pembelajaran.

Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Praktek Wudhu’ Kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama’

(Siklus 1)

NO Pernyataan

Sanga t Benar

Benar Kurang Benar

Tidak

Benar jumlah siswa

1

4 3 2 1

siswa menirukan gerakan

wudhu' 8 8 2 2

dengan benar 25

prosentase % 32% 32% 8% 8%

(14)

Hasil 64% 16%

2

siswa dapat melafalkan bacaan do'a niat

8 7 3 2

25 sebelum dan sesudah

berwudhu'

Prosentase% 32% 28% 12% 8%

Hasil 60% 20%

3

Siswa menirukan gerakan

wudhu' 8 6 3 3

25 dengan tertib

Prosentase % 32% 24% 12% 12%

Hasil 56% 24%

Rata-rata 32% 28%% 8% 2,3%

Ketuntasan Kelas : x100

lsiswa jumlahtota

ayangbenar jumlahsisw

Ketuntasan Kelas = 100 64% 25

16x

3. Pelaksanaan Siklus II 1) Planning

Rencana siklus I meliputi: a) penetapan tanggal terlaksanaya siklus 2; b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang wudhu‟; c) Menerapkan praktek wudhu‟; d) Menguji siswa dalam praktek secara personal e) Menyiapkan kan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat pembelajaran yaitu laptop, LCD, spidol, papan tulis f) Menyediakan lembar observasi untuk hasil tes praktek siswa.

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(15)

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 17 dan 24 Agustus 2022. Pelaksanaan Tindakan Siklus II meliputi: 1) diawali dengan salam, dilanjutkan doa; 2) mulai pembelajaran dengan menguji siswa pada misteri wudhu‟; 3); menguji kemampuan siswa dalam mempraktekkan wudhu‟4) memberikan penjelasan setelah pemutaran video klasik berakhir; 5) siswa mempresentasikan dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari tentang wudhu‟

b) Pengamatan

Observasi ini dilakukan oleh peneliti sebagai praktisi pembelajaran.

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui seberapa baik peningkatan sisiwa menyelasaikan praktek wudhu‟ secara urut dan tertin.

Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Praktek Wudhu’ Kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama’

Sidomukti – Kraksaan – Probolinggo (Siklus II)

N

O Pernyataan Sangat

Benar Benar

Kuran g Benar

Tida k Bena r

jumla h siswa

1

4 3 2 1

siswa menirukan gerakan wudhu'

20 5 0 0

dengan benar 25

prosentase % 80% 20% % 0%

Hasil 100% 0%

2 siswa dapat melafalkan

bacaan do'a niat 24 1 0 0 25

(16)

sebelum dan sesudah berwudhu'

Prosentase% 96% 4% % 0%

Hasil 100% 0%

3

Siswa menirukan gerakan

wudhu' 23 2 0 0

25 dengan tertib

Prosentase % 92% 8% 0% 0%

Hasil 100% 0%

Rata-rata 91% 9% 0% 0%

Ketuntasan Kelas : x100

lsiswa jumlahtota

ayangbenar jumlahsisw

Ketuntasan Kelas = 100 100% 25

25x

c) Refleksi Siklus II

Peneliti mengonfrontasikan dan mencatat data yang telah ditemukan, yaikni meliputi lampiran observasi dan keterangan dari kolaborator. Refleksi dikerjakan oleh peneliti sebagai guru mata pelajaran fiqih. Diskusi diadakan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai, isu-isu pembelajaran yang muncul dan berhubungan dengan apa yang dilakukan setelah refleksi kemudian peneliti merencanakan siklus berikutnya.

Sebagai hasil dari pengamatan kegiatan siklus II, hasil tes praktek wudhu‟telah mencapai kriteria. Hal ini muncul dari tiga aspek yang diamati.

Kriteria evaluasi semuanya memenuhi indikator yang ditentukan, mencapai 80% - 100% bahkan lebih. Berdasarkan refleksi di atas, bahwa indeks keberhasilan dalam praktek wudhu‟ telah terpenuhi sehingga siklus dikatakan telah berakhir dan sukses.

A. Pembahasan Penelitian

(17)

1. Pembahasan Pra Siklus

Dari hasil observasi pada pra siklus, maka dapat dilihat bahwa keterampilan gerakan wudhu‟pada siswa kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Kraksaan Probolinggo masih belum memenuhi target ketercapain diatas KKM, dalam melafalkan bacaan do‟a sebelum dan sedudah berwudhu‟ tergolong rendah, dan urutan wudhu‟ masih belum tertib atau rinci. Hal ini dapat diketahui bahwa dari 25 siswa hanya sebagian siswa yang benar, yakni ada 11 anak yang dapat menirukan gerakan sholat (44%), aspek dalam melafalkan bacaan doa ketika berwudhu‟

dengan benar ada 10 anak (40%), sedangkan aspek menirukan gerakan wudhu‟

dengan benar ada 10 anak (40%). Hasil tinjauan dari pra-siklus diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa gerakan wudhu‟ siswa, melafalkan bacaan doa berwudhu‟, dan menirukan gerakan wudhu‟ dengan tertib, tingkat ketercapaian belum tuntas dan tergolong rendah. Meninjau keadaaan yang terjadi, peneliti berambisi untuk melakukan perubahan pembelajaran melalui siklus-siklus dengan menggunakan metode discovery Learning.

2. Pembahasan Siklus I

Berdasarkan hasil evaluasi tahap pertama, praktik wudhu meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tiga aspek yang diamati mengalami peningkatan. Namun, target yang ingin dicapai belum memenuhi standar yang dipersyaratkan dan belum mencapai batas minimal. Menurut pengamatan, hasil mempraktekkan wudhu' tidak maksimal, sehingga anak didik menjadi kurang fokus. Setiap anak gagal memahami apa yang dikatakan dan fokus pada teman di seberang mereka.

3. Pembahasan Siklus II

Menurut hasil penelitian tahap kedua, kapasitas praktik wudhu meningkat.

Hasilnya sejauh ini telah memenuhi kriteria yang peneliti harapkan. Kriteria penilaian praktek wudhu sudah mencapai indikator target yaitu antara 80% sampai 100%, mungkin melebihi kriteria. Berdasarkan refleksi di atas, indikator pencapaian tujuan telah terpenuhi dan dinyatakan berhasil.

Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Praktek Wudhu’ Kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama’

(18)

(Pra-Siklus, Siklus 1, Siklus 2)

No Pernyataan Pra

Siklus Siklus

I Siklus

II Siswa Nilai Ketuntasan 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1

Menirukan gerakan wudhu‟

dengan benar 0 3 10 12 8 8 2 2 20 5 0 0

25 Prosentase % 0 12 40 48 32 32 8 8 80 20 0 0

Hasil 12% 88% 64% 16% 100% 0%

2

Melafalkan bacaan do‟a sebelum dan sesudah berwudhu‟ dengan lancar

0 1 13 11 8 7 3 2 24 1 0 0

25

Prosentase% 0 4 52 44 32 28 12 8 96 4 0 0

Hasil 4% 96% 60% 20% 100% %

Menirukan gerakan

wudhu‟dengan tertib 1 2 12 10 8 6 3 3 23 2 0 0 3 25

Prosentase% 4 8 48 40 32 24 12 12 92 8 0 0

Hasil 12% 88% 56% 24% 100% 0%

Rata-rata 9,3% 60% 100%

(19)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat meliputi beberapa hal yaitu:

a. Aspek Menirukan gerakan wudhu‟ dengan benar saat pelaksanaan pra tindakan tingkat ketuntasan mendapat prosentase 44% lanjut pada siklus I meningkat 64% dan pada siklus II tambah meningkat menjadi 76%.

b. Aspek Melafalkan bacaan do‟a niat sebelum dan sesudah berwudhu‟ dengan lancar selama melaksanakan pra tindakan memperoleh prosentase 40% kemudian siklus I bertambah 60% dan siklus II naik lagi menjadi 75%.

c. Aspek Menirukan gerakan wudhu‟ dengan tertib pada waktu kegiatan pra tindakan mendapat prosentase 40%, pada siklus I bertambah menjadi 56% dan pada siklus II melebihi kriteria dengan meraih angka 96%.

12%

64%

100%

4%

60%

100%

12%

56%

100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

GRAFIK PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTEK WUDHU'

Series1 Series2 Series3

9%

60%

100%

Rata-rata Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II

1 2 3

(20)

Dari hasil data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode discovery learning terbukti mampu meningkatkan kemampuan praktek wudhu‟ siswa kelas VII Mts. Nahdlatul Ulama‟ Sidomukti Kraksaan Probolinggo.

D. KESIMPULAN

Penerapan pembelajaran wudhu‟ melalui metode discovery learning berjalan dengan sempurna, karena dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini terbukti bahwa adanya peserta didik mampu dalam melakukan praktek wudhu‟ dengan baik dan benar. Penerapan metode discovery learning di kelas VII MTs. Nahdlatul Ulama‟ Kraksaan Probolinggo dapat meningkatkan kemampuan praktek wudhu‟. Hasil observasi pra tindakan sebesar 44% setelah melanjutkan tindakan siklus I menjadi 60%, dan pada siklus II, mengalami peningkatan menjadi 80%. Dengan demikian metode discovery learning dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VII dalam praktek wudhu‟. Survei membuktikan bahwa pembelajaran wudhu‟

dengan metode tersebut dapt membuat peserta didik lebih memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru didepan, dengan mencatat poin-poin penting dalam pembelajaran wudhu‟,dan menirukan setiap gerakan. Peserta didik merasa senang, semangat, serta melakukan dengan sungguh-sungguh selama kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

ANGGRAINI, D D, „Pengembangan Perangkat Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam Materi Local Super Antimagic Total Face Coloring‟, 2019

<https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99604>

Azis, Rosmiaty, Dr. Hj. A. Rosmiaty Azis, M.Pd.I., 2019 <http://repositori.uin- alauddin.ac.id/13856/1/Ilmu Pendidikan Islam.pdf>

Herawati, Evi, „Supervisi Klinis Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Discovery Learning Di Sdn Muneng Leres Ii Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo‟, Jurnal Pendidikan Taman Widya Humaniora, 1.2 (2022), 239–55

Mu‟alimin, and Rahmat Arofah Cahyadi Hari, „Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan Praktek‟, Ganding, 44.8 (2014), 1–87 <http://eprints.umsida.ac.id/4119/1/BUKU PTK PENUH.pdf>

(21)

Nata, Abuddin, „Penguatan Materi Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam‟, Ta’dibuna:

Jurnal Pendidikan Islam, 9.2 (2020), 244 <https://doi.org/10.32832/tadibuna.v9i2.3366>

Taufik, Ahmad, Universitas Wahid, and Hasyim Semarang, „S y a m i L‟, 7 (2019)

Gambar

Gambar  1.1 Model Penelitian  Tindakan  Kelas Kemmis &amp; Mc Taggart
Tabel 1.1 Hasil Pembelajaran  Praktek Wudhu’  Kelas VII MTs. Nahdlatul  Ulama’
Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran  Praktek Wudhu’  Kelas VII MTs. Nahdlatul  Ulama’
Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran  Praktek Wudhu’  Kelas VII MTs. Nahdlatul  Ulama’
+2

Referensi

Dokumen terkait