BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan abad ke-21 menuntut siswa memiliki keterempilan berpikir kritis, literasi, komunikasi, dan kolaboeasi. Dalam hal ini, kemampuan membaca menjadi landasan penting untuk mengembangkan potensi peserta didik. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, bermakna, dan mendorong berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu kemampuan membaca pemahaman tidak hanya menjadi keterampilan dasar, tetapi juga kunci untuk mengembangkan kompetensi lainnya.
Laporan Asesmen Nasional 2023 dari Kemendikbudristek menunjukkan bahawa sebagian besar siswa sekolah dasar di Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami bacaan, terutama bacaan teks naratif. Hanya 35% siswa SD yang mencapai kategori cakap dalam literasi membaca (Kemendikbudristek, 2023). Berdasarkan fakta tersebut, peneliti menyadari perlunya perbaikan dalam strategi pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Salah satu model pembelajaran yang potensial adalah membaca bergilir.
Model ini memungkinkan keterlibatan aktif, membantu siswa belajar dari teman sebaya, dan mendorong keberanian menyampaikan Kembali isi bacaan.
Peneliatian Rahmawati & Yuliana (2021) menunjukkan bahwa penerepan membaca bergilir secara konsisten dapat meningkatkan minat baca dan kemampuan memahami isi bacaan pada teks naratif siswa sekolah dasar. Oleh sebab itu, pendekatan ini dianggap relevan untuk menjadi bagian dari perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan.
1. Identifikasi Masalah
Hasil refleksi pemebelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan teks naratif. Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan isi bacaan, mengidentifikasi unsur cerita, serta menyampaikan kembali isi cerita dengan runtut dan bahasa sendiri. Sebagian besar siswa hanya mampu mengingat bagian awal cerita, tetapi tidak memahami keseluruhan makna dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Dari total 35 siswa, hanya 14 siswa (40%) yang dinyatakan tuntas dalam menyampaikan kembali isi cerita secaea runtut berdasarkan penilaian rubrik. Kondisi ini diperparah dengan minimnya partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dan rendahnya kepercayaan diri untuk bertanya atau menanggapi selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Analisis Masalah
Masalah kesulitan memahami isi bacaan dalam teks naratif yang dialami siswa bersumber dari berbagai faktor. Dari sisi siswa, rendahnya minat membaca, kurangnya perbendaharaan kosakata, serta ketidaktahuan terhadap struktur teks naratif menjadi hambatan utama. Dari sisi guru, pendekatan pembelajaran yang cenderung satu arah, tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam proses membangun makna teks, turut menjadi penyebab.
Pembelajaran membaca selama ini masih berpusat pada guru (teacher- centered), dengan siswa hanya diminta membaca dalam hati atau mendengarkan guru membacakan teks, lalu menjawab pertanyaan secara tertulis.
Masalah ini dipilih sebagai fokus penelitian karena kemampuan memahami bacaan merupakan kompetensi fundamental dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika pemahaman terhadap bacaan tidak berkembang dengan baik, maka keterampilan literasi lainnya seperti menulis, menyimpulkan, dan menyampaikan pendapat juga akan terhambat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perbaikan pembelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan aktif siswa dan memberikan ruang bagi mereka untuk membangun pemahaman secara mandiri dan kolaboratif.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami isi bacaan, peneliti memilih menerapkan model membaca bergilir. Model ini memungkinkan siswa untuk membaca secara bergantian dalam kelompok kecil, kemudian mendiskusikan isi cerita, menjawab pertanyaan, dan menyampaikan kembali isi bacaan secara lisan. Melalui proses ini, siswa tidak hanya dilatih untuk membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat, tetapi juga memahami isi teks melalui diskusi dan kolaborasi.
Penelitian Rahmawati dan Yuliana (2021) membuktikan bahwa model membaca bergilir dapat meningkatkan pemahaman bacaan siswa serta mendorong keberanian mereka dalam menyampaikan pendapat. Model ini juga efektif digunakan pada siswa dengan kemampuan heterogen, karena memungkinkan saling membantu antaranggota kelompok. Agar pemahaman siswa terhadap teks semakin mendalam, penggunaan media pemantik seperti audio-visual sebelum membaca juga akan diterapkan.
Media ini dapat membantu membangun konteks cerita dan menarik minat siswa sejak awal pembelajaran.
Menurut Suryani & Herlina (2020), membaca bergilir meningkatkan interaksi antarsiswa dan membangun kepercayaan diri dalam menyampaikan informasi. Selain itu, dukungan media audio-visual dapat memperkaya pengalaman belajar dan membantu membangun pemahaman konteks cerita sebelum membaca (Kemendikbudristek, 2021). Oleh karena itu, pendekatan kombinasi ini diprioritaskan dalam perbaikan pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, karakteristik materi, dan prinsip pembelajaran aktif dalam Kurikulum Merdeka, penerapan model membaca bergilir diprioritaskan sebagai strategi utama dalam perbaikan pembelajaran ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimana meningkatkan kemapuan siswa memahami isi bacaan teks naratif melalui model membaca bergilir di kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan?”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan teks naratif melalui penerapan model membaca bergilir di SD Muhammadiyah Serbalawan.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Siswa:
- Siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan menyampaikan kebali isi bacaan dengan Bahasa sendiri.
- Siswa menjadi lebih percaya diri dalam berdiskusi dan berbicara di depan teman-temannya.
2. Manfaat Bagi Guru
- Guru mendapatkan alternatif strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
- Guru dapat meningkatkan kompetensi profesional dalam merancang pembelajaran yang bermakna.
3. Manfaat Bagi Sekolah:
- Sekolah memperoleh peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
- Menjadi contoh praktik baik yang dapat diterapkan di kelas atau di mata pelajaran lain.
4. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Secara Umum:
- Menambah referensi praktik pembelajaran berbasis penelitian yang dapat diadaptasi oleh sekolah lain.
- Mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional.
E. Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2021) Buku Guru dan Siswa Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV. Jakarta: Kemdikbudristek.
Kemendikbudristek. (2022). Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemendikbudristek. (2023) Laporan Hasil Asesmen Nasional Tahun 2023.
Jakarta: Pusat Asesmen Pendidikan.
Rahmawati, L., & Yuliana, T. (2021). Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Naratif melalui Model Membaca Bergilir. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 50-58.
Suryani, R., & Herlina, N. (2020). Pengaruh Model Membaca Bergilir Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 134-140.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan literasi siswa, yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Kemdikbudristek (2022), pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang dasar bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif, serta memperkuat karakter siswa. Keterampilan membaca, khususnya membaca pemahaman, menjadi fondasi utama dalam penugasan kompensi lain.
Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 menegaskan bahwa pembelajaran harus mendorong keaktifan peserta didik, memberi ruang eksplorasi, dan mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata. Dalam konteks ini, pembelajaran Bahasa Indonesia harus dirancang secara bermakna agar siswa mampu memahami isi teks, menyimpulkan informasi, dan mengkomunikasikan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri.
Laporan Asesmen Nasional 2023 juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan kompetensi literasi membaca di tingkat sekolah dasar, karena hanya sekitar 35% siswa yang tergolong cakap dalam memahami bacaan. Hal ini menjadi dasar perlunya strategi pembelajaran yang lebih efektif dan berpusat pada siswa untuk mengatasi kesenjangan literasi.
B. Objek Penelitian Pertama: Kesulitan Siswa Dalam Memahami Isi Bacaan Teks Naratif
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah kesulitan siswa dalam memahami isi bacaan, terutama jenis teks naratif.
Teks naratif merupakan jenis teks yang bertujuan menceritakan peristiwa atau pengalaman, sehingga menuntut siswa untuk memahami alur, tokoh, latar, dan pesan moral.
Menurut Fitriani (2020), rendahnya pemahaman siswa terhadap teks naratif disebabkan oleh kurangnya kemampuan menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman pribadi dan lemahnya kemampuan berpikir inferensial. Penelitian lain oleh Rahmawati & Yuliana (2021) menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hanya memahami bacaan secara literal dan belum mampu menarik kesimpulan berdasarkan makna implisit.
Berdasarkan refleksi pembelajaran di kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan, hanya 14 dari 35 siswa (40%) yang mampu menyampaikan kembali isi cerita secara runtut dan logis. Kesulitan tersebut menunjukkan perlunya pendekatan pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam membangun makna bacaan secara kolaboratif dan kontekstual.
C. Objek Penelitian Kedua: Model Membaca Bergilir Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca
Model membaca bergilir adalah strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa membaca teks secara bergantian dalam kelompok, mendiskusikan isi bacaan, dan menyampaikan kembali pemahaman mereka secara lisan. Menurut Suryani & Herlina (2020), model ini mampu meningkatkan interaksi sosial, kepercayaan diri, serta kemampuan memahami teks naratif karena siswa aktif terlibat dalam proses belajar.
Rahmawati & Yuliana (2021) juga menyatakan bahwa model membaca bergilir sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman bacaan siswa sekolah dasar karena metode ini memberi ruang bagi siswa untuk saling mendukung dalam membangun pemahaman teks. Lebih lanjut, penggunaan media audio- visual sebagai pemantik sebelum membaca dapat meningkatkan konteks dan motivasi belajar siswa (Kemendikbudristek, 2021).
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, model ini sangat sesuai karena menekankan pembelajaran berbasis aktivitas nyata, gotong royong, dan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan demikian, membaca bergilir dipandang
sebagai pendekatan yang relevan dan aplikatif untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan teks naratif.
D. Daftar Pustaka
Fitriani, N. (2020). Kesulitan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 112–118.
Kemendikbudristek. (2021). Buku Guru dan Siswa Bahasa Indonesia Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kemendikbudristek. (2022). Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemendikbudristek. (2023). Laporan Hasil Asesmen Nasional Tahun 2023. Jakarta: Pusat Asesmen Pendidikan.
Rahmawati, L., & Yuliana, T. (2021). Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Naratif melalui Model Membaca Bergilir. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 50–58.
Suryani, R., & Herlina, N. (2020). Pengaruh Model Membaca Bergilir terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 134–140.
BAB III.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERNAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan semester genap tahun pelajaran 2024/2025 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan teks naratif melalui penerapan model membaca bergilir.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Serbalawan, Jl. Bombongan Urat Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan pada semseter genap tahun pelajaran 2024/2025, dimulai pada tanggal 14 April 2025 sampai dengan selesai.
Table 3.1 Waktu Perbaikan Pembelajaran
No. Pelaksanaan Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan 1. Siklus I Senin, 14
April 2025
Pengenalan teks naratif, pembagian kelompok,
penerapan model
membaca bergilir, diskusi isi bacaan dan pemberian tugas.
Fokus pada pemahaman literal dan partisipasi awal.
2. Siklus I Selasa, 15 April 2025
Pembahasan hasil tugas sebelumnya, refleksi, penguatan pemahaman isi bacaan, perbaikan
Menangani kesulitan dalam menangkap
strategi diskusi kelompok.
pesan moral dan isi cerita.
3. Siklus II Senin, 21 April 2025
Penggunaan media pemantik
(video/gambar),
membaca bergilir, diskusi
dengan panduan
pertanyaan
Meningkatkan kedalaman pemahaman dan interaksi antar siswa
4. Siklus II Selasa, 22 April 2025
Persentasi hasil diskusi kelompok, refleksi individu, evaluasi pemahaman bacaan, umpan balik dari guru.
Evaluasi ketercapaian indicator dan peningkatan hasil belajar.
4. Pihak yang Membantu
Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini, peneliti dibantu oleh kepala sekolah, guru sejawat, dan wali kelas. Kepala sekolah memberikan izin dan dukungan moral, guru sejawat berperan sebagai observer dalam pelaksanaan tindakan, serta wali kelas memberikan informasi awal tentang karateristik siswa.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus I
Pada siklus I, tindakan perbaikan dilakukan dengan menerapkan model membaca bergilir. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, setiap anggota kelompok membaca secara bergiliran, kemudian mendiskusikan isi teks dan menjawab pertanyaan pemahaman. Guru memfasilitasi dengan pertanyaan pancingan dan memberikan umpan balik. Setelah pembelajaran, dilakukan evaluasi berupa tes pemahaman bacaan dan refleksi bersama siswa.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah dilakukan refleksi terhadap hasil siklus I.
Perbaikan dilakukan pada aspek pelaksanaan diskusi yang kurang aktif dan pemanfaatan media pemantik. Pada siklus ini, guru menggunakan video atau gambar sebagai pengantar sebelum membaca. Siswa tetap menggunakan metode membaca bergilir, namun lebih diarahkan untuk menggali pesan moral dan menyampaikan kembali cerita dengan bahasa sendiri.
C. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menurut Moleong (2021), pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami proses pembelajaran secara mendalam, sementara data kuantitatif digunakan untuk melihat penigkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes hasli belajar, dan dokumentasi. Setiap data dianalisis dengan membandingkan ketercapaian indicator keberhasilan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Hasil analisis digunakan untuk menentukan efektivitas model membaca bergilir dalam meningkatkan pemahaman isi bacaan siswa.
D. Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2021). Buku Guru dan Siswa Bahasa Indonesia Kelas IV. Jakarta: Kemdikbudristek.
Kemendikbudristek. (2022). Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Moleong, L. J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahmawati, L., & Yuliana, T. (2021). Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Naratif melalui Model Membaca Bergilir. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 50–58.
Suryani, R., & Herlina, N. (2020). Pengaruh Model Membaca Bergilir terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 134–140.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing terdiri dari dua pertemuan. Fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan teks naratif melalui penerapan model membaca bergilir. Berikut ini adalah uraian hasil pelaksanaan per siklus dan per pertemuan.
1. Siklus I
a. Pertemuan 1 (Senin, 14 April 2025)
Pada pertemuan ini, guru memperkenalkan teks naratif dan membagi siswa dalam kelompok kecil. Setiap siswa membaca bagian teks secara bergiliran, kemudian mendiskusikan isi bacaan bersama kelompok. Guru membimbing proses dengan pertanyaan pancingan dan memberikan tugas menjawab soal pemahaman.
Hasil:
Siswa mulai aktif membaca secara bergiliran namun diskusi belum berjalan optimal.
Beberapa siswa masih kesulitan menyampaikan kembali isi cerita.
18 siswa (51%) menunjukkan pemahaman dasar terhadap isi bacaan.
b. Pertemuan 2 (Selasa 15 April 2025)
Guru membahas hasil tugas dari pertemuan sebelumnya, kemudian memperkuat pemahaman siswa terhadap isi teks, unsur cerita, dan pesan moral. Diskusi kelompok difokuskan pada penyusunan ulang cerita dengan alur yang benar.
Hasil:
Partisipasi siswa meningkat, tetapi masih didominasi siswa aktif.
22 siswa (63%) mulai dapat menyusun kembali isi cerita secara runtut.
Refleksi menunjukkan siswa merasa kegiatan membaca bergilir menyenangkan, tapi butuh lebih banyak waktu memahami bacaan.
2. Siklus II
a. Pertemuan 1 (Senin, 21 April 2025)
Perbaikan dilakukan dengan menambahkan media pemantik berupa video/gambar sebelum membaca. Guru juga menyertakan panduan diskusi dan pertanyaan. Siswa membaca teks secara bergilir dan mendiskusikan isi bacaan berdasarkan panduan tersebut.
Hasil:
Media pemantik meningkatkan motivasi siswa dan pemahaman konteks.
Diskusi lebih aktif dan semua anggota kelompok terlibat.
28 siswa (80%) mampu menjawab pertanyaan secara mendalam dan logis.
b. Pertemuan 2 (Selasa, 22 April 2025)
Kegiatan difokuskan pada presentasi hasil diskusi, refleksi individu, dan evaluasi akhir pemahaman bacaan. Guru memberikan umpan balik menyeluruh.
Hasil:
30 siswa (86%) menunjukkan peningkatan pemahaman isi bacaan, baik secara literal maupun inferensial.
Siswa lebih percaya diri dalam berbicara dan menyampaikan kembali isi cerita.
Refleksi siswa menunjukkan mereka menikmati pembelajaran membaca bergilir dan merasa lebih paham isi teks.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model membaca bergilir efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan teks naratif. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmawati & Yuliana (2021) yang menyatakan bahwa model membaca bergilir dapat mendorong siswa untuk memahami isi teks melalui partisipasi aktif dan diskusi.
Pada siklus I, kegiatan berjalan cukup baik namun masih terdapat kendala seperti minimnya pemerataan partisipasi dan rendahnya kemampuan siswa menangkap makna tersirat. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, melalui penggunaan media pemantik dan panduan diskusi, terlihat peningkatan yang signifikan baik dari segi keterlibatan siswa maupun hasil pemahaman bacaan.
Peningkatan pemahaman dari 40% di awal menjadi 86% di akhir menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang kolaboratif, kontekstual, dan berbasis pengalaman dapat meningkatkan literasi siswa sekolah dasar secara efektif. Temuan ini juga sejalan dengan pendekatan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran aktif dan berdiferensiasi.
C. Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2021). Buku Guru dan Siswa Bahasa Indonesia Kelas IV. Jakarta: Kemdikbudristek.
Kemendikbudristek. (2022). Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rahmawati, L., & Yuliana, T. (2021). Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Naratif melalui Model Membaca Bergilir. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 50–58.
Suryani, R., & Herlina, N. (2020). Pengaruh Model Membaca Bergilir terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 134–140.
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Simpulan
Penelitian perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Muhammadiyah Serbalawan dilaksanakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami isi bacaan teks naratif. Masalah utama yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyampaikan kembali isi cerita, mengidentifikasi unsur teks, serta memahami pesan moral secara mendalam.
Melalui penerapan model membaca bergilir selama dua siklus pembelajaran, ditemukan bahwa model ini efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan siswa. Pada siklus I, partisipasi siswa mulai tumbuh namun masih didominasi oleh siswa tertentu. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II dengan menambahkan media pemantik serta panduan pertanyaan, keterlibatan siswa meningkat signifikan dan pemahaman mereka terhadap teks naratif mengalami kemajuan yang nyata.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian pemahaman isi bacaan siswa meningkat dari 40% pada awal tindakan menjadi 86% pada akhir siklus II. Siswa menjadi lebih aktif, percaya diri, serta mampu menyampaikan isi bacaan dengan bahasa sendiri secara runtut dan logis. Hal ini membuktikan bahwa strategi membaca bergilir yang dikombinasikan dengan media visual dan diskusi terstruktur dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia secara efektif.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa mendatang, antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa perlu terus dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memahami makna tersirat dalam bacaan.
Kegiatan membaca bergilir sebaiknya dilanjutkan secara rutin untuk membangun keterampilan literasi secara menyeluruh.
2. Bagi Guru
Guru disarankan menggunakan model membaca bergilir dengan variasi media dan pertanyaan yang mendorong berpikir tingkat tinggi.
Guru juga perlu membuat rubrik penilaian pemahaman bacaan yang terstruktur dan dapat memantau perkembangan siswa secara individu dan kelompok.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya memfasilitasi pelatihan atau diskusi antar guru terkait praktik baik dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Penerapan model membaca bergilir bisa diintegrasikan dalam program literasi sekolah.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk studi lanjutan dalam konteks mata pelajaran atau jenjang yang berbeda.
Peneliti lain juga dapat mengeksplorasi efektivitas kombinasi membaca bergilir dengan metode lain seperti role play atau pembelajaran berbasis proyek
C. Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2021). Buku Guru dan Siswa Bahasa Indonesia Kelas IV. Jakarta: Kemdikbudristek.
Kemendikbudristek. (2022). Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemendikbudristek. (2023). Laporan Hasil Asesmen Nasional Tahun 2023.
Rahmawati, L., & Yuliana, T. (2021). Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Naratif melalui Model Membaca Bergilir. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 50–58.
Suryani, R., & Herlina, N. (2020). Pengaruh Model Membaca Bergilir terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 134–140.