• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka pada Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka pada Anak Usia Dini"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka pada Anak Usia Dini

1Iys Nur Handayani, UMNU Kebumen

2Laely Afnan Faiqoh, RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong iysnurhandayani@gmail.com, laelyafnan123@gmail.com

Received: 8 Agustus 2023 Reviewed: 11 Agustus 2023 Accepted: 31 Agustus 2023

Abstract

This study aims to determine the increase in the ability to recognize numbers through the media of number tube games in children aged 4-5 years at RA Salafiyah Ma'arif Kaligowong, Wadaslintang, Wonosobo in the 2023/2024 academic year. The low ability to recognize numbers is the background for this research. Education for early childhood is education aimed at children aged 0-8 years, one of which educators can use to improve early childhood abilities is through games. In this study, Classroom Action Research (PTK) techniques were used which were carried out in cycle II. The subjects in this study were group A students aged 4-5 years, while the object of this study was the ability to recognize numbers 1-10. Data collection techniques used are observation and documentation. The results of this study indicate that the number tube game can improve the ability to recognize numbers in children aged 4-5 years. In pre-action the percentage of good criteria was 44%, after the research in Cycle I it increased to 64%, then in Cycle II the percentage of completeness of children became 87%. From the data obtained, it shows that this research was successful, because it succeeded in exceeding the research indicator target of 80%.

Keywords: Ability to Recognize Numbers 1-10, Number Tube Game

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka melalui media permainan tabung angka pada anak usia 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, Wadaslintang, Wonosobo Tahun Pelajaran 2023/2024. Kemampuan mengenal angka yang rendah menjadi latar

(2)

belakang dilaksanakannya pada penelitian ini. Alasan dilaksanakan penelitian ini yaitu ingin meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia 4-5 tahun RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, Wadaslintang, Wonosobo Tahun Pelajaran 2023/2024. Penelitian ini dilaksanakan Pada penelitian ini digunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam II siklus.

Subjek pada penelitian ini adalah anak didik kelompok A yang berusia 4-5 tahun, sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu kemampuan mengenal angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia 4-5 tahun. Pada pra tindakan presentase kriteria baik adalah 44%, setelah dilakukan penelitian Siklus I meningkat menjadi 64%, kemudian dilaksanakan Siklus II presentase ketuntasan anak menjadi 87%. Dari data yang di dapatkan menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil, dikarenakan berhasil melebihi target indikator penelitian sebesar 80%.

Kata Kunci: Kemampuan Mengenal Angka, Permainan Tabung Angka

Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membantu mengembangkan kecerdasan berfikir, secara sikap atau berperilaku dan keterampilan. Pendidikan merupakan aktifitas terencana yang diselenggarakan untuk masyarakat yang terjadi dalam lingkungan keluarga, lembaga agama, dan lingkup pendidikan formal atau disekolah (Sujarwo, 2013:

54). Mendidik merupakan aktivitas dalam memfasilitasi berkembangnya potensi dan sistem nilai yang dimiliki oleh seseorang termasuk anak usia dini dalam kehidupanya.

Perkembangan anak usia dini meliputi lima aspek perkembangan. Aspek perkembangan tersebut yaitu perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, nilai agama dan moral, serta sosial emosional. Kelima aspek perkembangan tersebut perlu distimulasi dengan tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Khadijah, 2018:8). Salah satu aspek perkembangan yang perlu mendapatkan rangsangan dan perhatian khusus adalah aspek perkembanagn kognitif.

Perkembangan kognitif seringkali diartikan sebagai perkembangan berfikir. Kognitif memiliki arti yang luas mengenai berfikir dan mengamati yang akan menjadikan anak memperoleh pengetahuan. Proses berfikir ini melibatkan proses pengamatan, ingatan dan pemecahan masalah. Kemampuan kognitif yang berkembang akan memudahkan anak dalam menguasai

(3)

pengetahuan umum lainya (Khadijah, 2018:31). Salah satu perkembangan kognitif anak adalah kemampuan mengenal angka.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014 tingkat pencapaian perkembangan anak dalam mengenal angka saat usia 4-5 tahun yaitu mengetahui konsep bilangan dan membilang angka (Permendikbud, 2014:26). Diketahui indikator dari perkembangan kognitif mengetahui angka disaat usia 4-5 tahun adalah mengurutkan benda dari angka, menunjuk urutan benda untuk bilangan, dan memasangkan lambang bilangan dan bilangan. Demi untuk mencapai indikator mengenal angka diatas dibutuhkan metode pengajaran yang menyenangkan.

Kemampuan mengenal angka merupakan kemampuan anak untuk mengenal simbol-simbol bilangan. Mengenal angka penting untuk dikembangnkan karena merupakan dasar kemampuan matematika anak.

Kemampuan mengenal angka atau bilangan yang baik sejak usia dini, memudahkan anak dalam memahami operasi-operasi bilangan pada tingkat pendidikan sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi (Khadijah, 2018:59). Anak dikatakan mengenal angka dengan baik apabila anak tidak hanya sekedar menghafal angka atau bilangan akan tetapi juga mengenal bentuk dan makna dari angka tersebut.

Susanto (2014:97) menyebutkan bahwa kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Sedangkan menurut Saleh (2009:103) bahwa bilangan adalah sebuahkonsep dan pemikiran manusia terhadap perhitungan banyaknya suatu benda misalnya setelah satu ada dua, setelah dua ada tiga, setelah tiga ada empat dan seterusnya. Mengingat pentingnya kemampuan berhitung dan membaca, maka berhitung dan membaca dapat diberikan melalui berbagai macam cara yang menarik sehingga tidak meksa otak anak untuk berfikir (Ayu Mustika Sari, 2019:96)

Pengajaran mengenal angka harus dikemas menjadi hal yang menyenangkan. Sedangkan yang terjadi di lapangan banyak pendidik yang mengajarkan mengenal angka dengan cara yang abstrak termasuk di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong. Observasi lapangan di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong terdapat masalah dalam mengembangkan aspek kemampuan kognitif. Rata-rata anak yang memiliki perkembangan kognitif dalam mengurutkan angka sudah baik, akan tetapi tidak dapat membedakan bentuk angka secara benar. Menurut (Nani Lutri, 2012:2) Pada saat inilah permainan angka mulai dikenal pada anak Taman Kanak-kanak mayoritas anaknya memiliki kemampuan kognitif yang kurang misalnya, dalam kegiatan

(4)

membilang ataupun menunjukan ukuran bilangan dengan benda 1-10, ataupun mengenal konsep bilangan anak masih dalam kesulitan.

Keadaan yang dilihat secara nyata ketika observasi memperlihatkan bahwa dari 25 siswa dari kelompok A RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong hanya 10 anak yang sudah mampu berhitung dengan baik dan mengerti perbedaan angka, sedangkan 15 anak belum mampu mengenal angka dengan baik. Rata- rata dari mereka masih bingung dengan perbedaan angka 2 dengan 5 dan 6 dengan 9.

Hasil observasi lain juga menemukan beberapa penyebab penghambat perkembangan anak dalam mengenal angka rendah. Media yang digunakan guru dalam mengenalkan angka kurang menarik dan cara yang diterapkan guru sata mengajar masih kurang bervariatif. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan LKA padahal hal itu sangat membosankan bagi anak. Hal ini mengakibatkan kurangnya kesempatan anak untuk mengenal angka melalui benda yang kongkrit. Upaya dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usai dini pada usia 4-5 tahun merupakan suatu hal yang dianggap penting.

Konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengertian. Konsep bilangan ini selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubung-hubungkan baik benda-benda maupun dengan lambang bilangan (Ramaini, 2012:4). Mengenalkan konsep bilangan atau angka kepada anak usia dini memang sedikit sulit. Hal ini dikarenakan konsep bilangan atau mengenal angka sifatnya abstrak dan anak usia dini belum bisa berfikir secara abstrak melainkan mereka berfikir secara kongkret (Maria dkk, 2021:327).

Oleh karena itu dalam mengenal konsep angka bagi anak, tidak hanya menggunakan penjelasan secara lisan saja tetapi juga perlu menggunakan benda-benda yang dapat dilihat secara nyata selain itu juga harus menyenangkan agar anak tidak mudah merasa bosan yaitu dengan menggunakan permainan tabung angka.

Permainan tabung angka adalah sebuah alat berbentuk tabung yang diberi simbol angka, digunakan untuk kegiatan belajar mengenal angka dan meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini (Tubagus Rahman, 2021:

85-96). Alasan peneliti menggunakan permainan tabung angka yaitu karena permainan tabung angka dapat memberikan rasa senang sekaligus pengetahuan kepada anak sehingga anak dapat bermain sekaligus belajar. Permainan tabung angka menggunakan tabung sebagai tempat bermain anak yang dapat dimodifikasi oleh guru sesuai kebutuhan pembelajaran berhitung permulaan.

Tabung angka juga dapat diisi dengan benda atau gambar sejumlah angka yang

(5)

tertera pada tabung sebagai tempat bermain yang tidak baku, artinya dapat di sesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran mengenal angka.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan anak terhadap bilangan atau mengenal angka yaitu dengan permainan, metode pembelajaran yang menarik dan media pembelajaran untuk dapat menarik perhatian anak selama proses pembelajaran didalam kelas agar dapat dengan mudah dipahami (Fadlillah, 2017:41). Menggunakan permainan tabung angka maka pembelajaran mengenal angka akan lebih menyenangkan sehingga mudah diterima oleh anak.

Karena pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain sehingga anak akan lebih nyaman ketika berada didunianya sendiri.

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Tubagus Rahman, 2021:96). permainan tabung angka dapat mempengaruhi kemampuan mengenal angka anak. Penerapan permainan tabung angka ini sangat efektif diterapkan disekolah jenjang pendidikan anak usia dini di TK maupun KB atau yang lainya. Penerapan permainan tabung angka berpotensi dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia dini. Dari hasil penelitian diatas terbukti dari 54,4% kemampuan anak dalam mengenal angka meningkat hingga rata-rata 89%. Maka dari itu permainan tabung angka terbukti efektif dalam mengenalkan angka kepada anak usia dini.

Kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 sangat penting bagi anak karena melalui kemampuan mengenal konsep bilangan merupakan suatu dasar dari pengenalan angka atau lambang bilangan kepada anak dimana angka merupakan sesuatu yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari, anak dapat mengenal angka melalui benda konkret ke abstrak, dengan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 membantu proses belajar mengajar anak sehingga apa yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anak, anak dapat memecahkan masalah dalam pelajaran berhitung dan kehidupana nyata lainnya. Selain itu, bilangan juga dapat melatih daya ingat anak dan mengajarkan untuk berpikir kritis dan logis (Fauziah Muin, 2018:6).

Dari latar belakang diatas maka permainan tabung angka dapat dijadikan metode guna meningkatkan kemampuan mengenal angka anak dengan media yang nyata dan dilakukan sembari bermain, khusunya di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong. Anak-anak dapat belajar dengan metode yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain dan kemampuan mengenal angka mereka meningkat. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang permainan tabung angka berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka Pada Anak Usia 4-5 Tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong” yang dapat dijadikan

(6)

media pembelajaran untuk mempermudah anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelasn (PTK). Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal dari proses belajar mengajar. Susilo, dkk (2022:1) Secara sederhana, PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dapat memperbaiki proses pembelajaran didalam kelas. Ebbut dalam Kunandar (2011: 43) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok pendidik dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut.

Sukardi (2020:4) secara garis besar para peneliti perlu mengenal adanya empat komponen penting yang selalu ada dalam setiap siklus dan menjadi ciri khas penelitian tindakan kelas yaitu:1) Plan (Rencana); 2) Act (Tindakan); 3) Observe (Observasi); 4) Reflect (Reflektif). Desain penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin. Arikunto (2010: 22). Sumber data yang dimaksud dalam penelitian yaitu subjek darimana data diperoleh yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakana observasi dan dokumentasi. Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang sudah diperoleh selama peneliti melaksanakan penelitian (Wijaya Hengki, 2019: 76).

Teknik analisis pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data hasil dari penelitian ini berupa tanggapan dari ahli media dan ahli materi terhadap kualitas produk yang telah dikembangkan ditinjau dari berbagai aspek yang dinilai. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media akan diperoleh kritik dan saran untuk dilakukan revisi.

Penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, telah dilaksanakan dalam dua siklus. Pada pelaksanaannya peneliti membuat rancangan pembelajaran berupa RPPH, mempersiapkan media pembelajaran dan penilaiannya. Dalam dua siklus tersebut dilasanakan pembelajaran sesuai dengan RPPH yang sudah dirancang sebelumnya. Setah dilaksanakan

(7)

pembelajaran dan penilaian, selanjutnya hasil tersebut dianalisis sehingga mendapatkan hasil akhir yang dapat di bahas dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di RA Salafiyah Ma’arif, Desa Kaligowong, Kecamatan Wadaslitang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong yang berusia 4-5 tahun. Jumlah anak yaitu 25 anak, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 14 anak perempuan.

Hasil Dan Pembahasan Pelaksanaan Pra Tindakan

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan pengamatan pada saat kegiatan pelajaran di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong.

Penelitian pra tindakan sendiri dilaksanakan pada tanggal 22-27 September 2022. Dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, saat anak istirahat sampai dengan kegiatan penutup. Penelitian dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas melalui tabung angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka anak di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong.

Dari pengamatan awal pada proses pembelajaran sehari hari di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong dapat diketahui bahwa proses pembelajaran sering dilakukan didalam kelas, pembelajaran mengenal angka dilakukan dengan cara yang monoton, media yang digunakan dalam pembelajaran mengenal angka kurang menarik dan sudah terlalu biasa. Selain itu pembelajaran dikelas seringnya hanya diisi dengan mengerjakan LKA saja, sehingga anak mudah merasa bosan. Hasil pra tindakan yang dilakukan menunjukkan kemampuan mengenal angka pada anak usia 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong masih rendah. Kemampuan yang diamati diataranya adalah membilang angka, menunjukan urutan benda untuk bilangan dan memasangkan lambang bilangan dengan benda. Tiga kemampuan yang diamati, belum mencapai capaian indikator yang ditetapkan seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Data Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Pada Pra Tindakan

No Indikator Aktivitas

Hasil Pengamata

(*)

Jumlah yang Tuntas

Presentase

1 2 3 4

(8)

1

Anak mampu membilang dari angka 1- 10

Anak dapat membilang angka 1-10 melalui tabung angka

7 6 7 5 12 48,00%

2

Anak dapat menyebutka n angka sesuai benda (tabung angka) yang di tunjuk oleh guru

Anak mampu menyebutkan angka pada tabung angka yang di tunjuk oleh guru

8 6 6 5 11 44,00%

3

Anak dapat memasangka n angka 1-10 dengan benda yang sesuai dengan jumlahnya

Anak mampu memasangkan angka 1-10 dengan jumlah benda yang sesuai pada tabung angka

7 8 6 4 10 40,00%

Keterangan (*):

1: Belum Muncul (Belum Tuntas) 2: Mulai Berkembang (Belum Tuntas) 3: Berkembang Sesuai Harapan (Tuntas) 4: Berkembang Sangat Baik (Tuntas)

Berdasarkan data hasil pengamatan saat pembelajaran, kemampuan mengenal angka di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong sebelum diberikan tindakan menunjukkan indikator dalam membilang angka sebesar 48%, menunjukan urutan benda untuk bilangan 44% dan memasangkan lambang bilangan dengan benda 40%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bilangan anak di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya sarana pembelajaran yang berfariasi sehingga membuat anak jenuh dan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Data hasil implementasi tentang peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan tabung angka dengan menggunakan gambar benda sesuai tema pembelajaran sebgai sumber belajar pada siklus I, pada

(9)

siklus I anak-anak memperhatikan penjelasan guru dan bermain tabung angka dengan tertib meski ada anak yang dimotivasi untuk mencoba permainan tabung angka. Guru mengajak anak-anak untuk menyebutkan angka yang ada pada tabung bersama-sama setiap permainan tabung angka selesai.

Gambar 1. Pelaksanaan Siklus I

Hasil pengamatan Siklus I cukup baik karena anak-anak cukup antusias mengikuti penjelasan dan permainan tabung angka. Sebagian anak sudah dapat menyebutkan lambang bilangan dengan benar, dapat memasukan angka kedalam tabung sesuai dengan angka dan dapat mengurutkan tabung angka dari dengan benar namun ada beberapa anak yang kemampuan mengenal angkanya belum tampak sehingga masih perlu dimotivasi agar kemampuan mengenal angka tampak dan dapat berkembang.

Namun kegiatan pada Siklus I perlu diulang karena peningkatan kemampuan mengenal angka anak belum tercapai, masih ada beberapa anak yang belum memahami angka, belum dapat mengurutkan bilangan dengan benar dan masih ada beberapa anak yang belum dapat dengan tepat memasukan gambar kedalam tabung sesuai angka (mengenal konsep bilangan dengan benda). Pada penelitian Siklus I tingkat pencapaian peningkatan kemampuan mengenal angka melalui permainan tabung angaka dengan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran masih kurang yaitu 64% karena pencapaian peningkatan kemampuan mengenal angka minimal 80% maka peneliti dan rekan kerja melakukan perencanaan ulang pembelajaran Siklus II.

Peningkatan kemampuan mengenal angka selanjutnya dilakukan di Siklus II dengan permainan tabung angka menggunakan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Permainan tabung angka Siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka lebih optimal sehingga tingkat pencapaian perkembangan anak dapat mencapai standar minimal atau lebih baik.

(10)

Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan selama Siklus II dapat diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui permainan tabung angka dapat berjalan dengan baik dan lancar dibandingkan kegiatan pembelajaran pada Siklus I. Selama proses pembelajaran pada Siklus II dapat direfleksikan sebagai berikut:

Gambar 2. Pelaksanaan Siklus II

Hasil pengamatan Siklus II sudah baik karena anak sangat antusias mengikuti penjelasan dan permainan tabung angka. Sebagian besar anak sudah dapat membilang angka pada tabung angka, menyebut angka pada tabung angka yang ditunjuuk, dan memasangkan tabung angka dengan jumlah yang sesuai dengan benar hanya tinggal beberapa anak yang kemampuan mengenal angkanya kurang berkembang sehingga masih perlu dimotivasi agar

Tidak seperti biasanya dalam

pembelajaran mengenal angka anak-anak terlihat

lebih antusias dengan adanya permainan tabung

angka yang digunakan selama

pembelajaran.

Dengan digunakanya permainan tabung

angka, anak jadi memahami kegunaan lain tabung angka selain

untuk bermain, sehingga anak tidak

hanya asal memainkan saja

Dengan adanya apresiasi dari guru seperti kata “pintar”, “bagus”,

“kamu pasti bisa”, “hebat”, dan pemberian stiker bintang membuat anak merasa senang dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam pembelajaran mengenal angka karena mengasyikkan. Hal ini membuat anak lebih antusias untuk mengikuti

pembelajaran mengenal angka menggunakan tabung angka.

(11)

kemampuan mengenal angka anak dapat berkembang. Kegiatan Siklus II tidak perlu diulang karena peningkatan kemampuan mengenal angka anak sudah tercapai, hampir semua anak sudah dapat membilang angka pada tabung angka, menyebut angka pada tabung angka yang ditunjuuk, dan memasangkan tabung angka dengan jumlah yang sesuai.

Pada penelitian Siklus II tingkat pencapaian peningkatan kemampuan mengenal angka melalui permainan tabung angka yang disesuaikan dengan tema pembelajaran sudah naik yaitu 87% karena pencapaian peningkatan kemampuan mengenal angka minimal 80%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil penelitian berhasil karena peningkatan kemampuan mengenal angka anak sudah melebihi standar minimal penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka di kelompok A RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong.

Hasil Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

Permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada kelompok A di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong sebagai sumber belajar, anak dapat menumbuhkan kemampuan mengenal angka melalui permainan ini. Kegiatan ini dilaksanakan melalui permainan tabung angka dengan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran saat itu. Anak akan belajar mengenal angka melalui permainan tabung angka yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka.

Peningkatan kemampuan mengenal angka melalui permainan tabung angka yang menarik dan baru bagi anak-anak akan membuat anak bersemangat untuk mengikutinya. Anak-anak terlihat senang dalam mengikuti permainan tabung angka mereka antusisa dalam bermain tabung angka, membilang dari angka, menyebutkan angka sesuai benda (tabung angka) yang di tunjuk oleh guru dan memasangkan angka dengan benda yang sesuai dengan jumlahnya.

Penerapan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka memberi kesempatan kepada anak untuk mengenal angka dengan cara yang menyenangkan. Permainan tabung angka memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat dimainkan secara kelompok maupun individu, dengan menggunakan benda yang disesuaikan dengan tema pembelajaran sehingga dapat menarik karena benda yang digunakan bervariasi. Anak merasa lebih senang dan tertarik belajar mengenal angka karena dilakukan dengan bermain.

Penerapan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka sesuai dengan teori belajar John Dewey yang menyatakan bahwa pengalaman belajar tampak ketika anak memiliki kesempatan untuk

(12)

beraktivitas fisik yang menggerakan mereka untuk beramain (Hamdani, 2011:98). Dengan demikian belajar akan terjadi jika anak terlibat aktif dan mengambil bagian dari setiap tahap kegiatanya, misalnya untuk belajar mengenal angka anak tidak pasif mendengarkan penjelasan guru saja tetapi secara aktif terlibat dalam kegiatan mengidentifikasi benda-benda tertentu, berfikir mengenal angka, serta bentuknya. Anak memiliki pengalaman melihat wujud benda, memegangnya, memindahkanya, mengelompokanya, memisahkanya dan menyatukan kembali dan seterusnya. Saat terlibat dalam suatu aktivitas secara aktif anak mencatat banyak hal dalam pikiranya.

Penelitian ini membuat anak tidak hanya mampu mendengarkan penjelasan guru, namun anak juga dapat mengenal angka secara langsung benda sesuai angka yang ada serta mengenal dan mengurutkan angka dengan permainan yang menyenangkan. anak memperoleh pengalaman belajar mengenal angka yang menyenangkan melalui permainan, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan mengenal angka dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka di kelompok A di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong. Hal ini sesuai dengan teori Piaget (Suyanto, 2005:13) yang menyatakan pengenalan matematika sebaiknya dilakukan melalui penggunaan benda-benda kongkrit dan pembiasaan. Pengenalan matematika secara kongkrit membuat anak dapat memahami matematika seperti mengenal bilangan, menghitung dan oprasi bilangan.

Dalam penelitian ini, guru memberikan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka yang dimiliki anak dapat berkembang secara maksimal. Dalam kegiatan permainan ini anak diberikan kesempatan untuk dapat secara kongkrit mengenal angka dan menghitung angka secara langsung, anak juga diberikan kesempatan kesempatan untuk membilang menggunakan tabung angka, mencocokan angka dan benda yang sudah diambil dalam permainan bersama-sama serta menebak angka yang ditunjukan guru di akhir permainan. Selain itu guru memberikan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk anak, dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan untuk anak, dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan memberikan pengaruh besar terhadap anak untuk dapat mengikuti pembelajaran melalui permainan tabung angka.

Dalam kegiatan pembelajaran guru memberikan pengalaman kepada anak seperti memberikan contoh nyata dari pembelajaran yang sedang dilakukan sehingga dapat menstimulasi perkembangan anak dan memberi penghargaan kepada anak yang ikut aktif dalam proses pembelajaran serta memperhatikan guru dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori belajar stimulus

(13)

respon yang dikembangkan oleh Edward (Hamdani, 2011:288). Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Belajar akan lebih berhasil apabila respon anak terhadap suatu stimulus diikuti dengan rasa semnang atau kepuasan. Rasa senang atau puas bisa timbul karena anak mendapat pujian sehingga mereka merasa dari kesuksesan yang telah diraihnya.

Banyak anak yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak. Kemampuan tersebut berkembang ketika guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berani mencoba langsung permainan tabung angka dengan menggunakan benda-benda atau gambar yang bisa disesuaikan dengan tema pembelajaran. Peningkatan kemampuan mengenal angka dilaksanakan melalui permainan yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak merasa senang dan nyaman saat mengikuti pembelajaran melalui permainan dan kemampuan mengenal angka dapat berkembang secara optimal.

Permainan dalam penelitian ini membuat anak tidak hanya mampu mendengarkan penjelasan guru, namun anak juga dapat mengenal angka secara langsung melalui tabung angka. Anak memperoleh pengalaman pengenalan angka yang menyenangkan melalui permainan, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan mengenal angka dengan baik. Hal ini dapat didukung dengan hasil pengamatan Siklus I dan II pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Indikator Sub

Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II

1

Anak mampu membilang dari angka 1-10

Anak dapat membilang angka 1-10 melalui tabung angka

48% 68% 92%

2

Anak dapat menyebutkan angka sesuai benda (tabung angka) yang di tunjuk oleh guru

Anak mampu menyebutkan angka pada tabung angka yang di tunjuk oleh guru

44% 64% 84%

(14)

3

Anak dapat memasangkan angka 1-10 dengan benda yang sesuai

dengan jumlahnya

Anak mampu memasangkan angka 1-10 dengan jumlah benda yang sesuai pada tabung angka

40% 60% 84%

Presentase rata-rata peningkatan kemampuan mengenal angka 1-10

permulaan anak

44% 64% 87%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan mengenal angka anak yang tuntas pada prasiklus adalah 44%, setelah dilakukan penelitian Siklus I meningkat menjadi 64% yaitu mengalami peningkatan sebesar 20% dan dilakukan penelitian kembali pada Siklus II presentase ketuntasan anak menjadi 87% mengalami peningkatan sebesar 23%.

Dapat diketahui bahwa sebelum diberi tindakan menunjukkan presentase kemampuan mengenal angka anak sebesar 44%, setelah diberi tindakan pada Siklus I melalui permainan tabung angka dengan menggunakan gambar benda yang di sesuaikan dengan tema pembelajaran, kemampuan mengenal angka anak meningkat menjadi 64%. Peneliti kemudian memberi tindakan pada Siklus II dengan permainan tabung angka menggunakan gambar dan benda yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, kemampuan mengenal angka anak meningkat menjadi 87%. Hasil peningkatan kemampuan mengenal angka anak sebesar 87% penelitian dinyatakan berhasil karena melebihi target penelitian sebesar 80%.

Peningkatan kemampuan mengenal angka melalui permainan tabung angka dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel. 4.12 Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Anak Usia 4-5 Tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong

No Indikator Sub

Indikator Siklus I Siklus II

1

Anak mampu membilang dari angka 1-10

Anak dapat

membilang angka 1- 68% 92%

(15)

10 melalui tabung angka

2

Anak dapat

menyebutkan angka sesuai benda

(tabung angka) yang di tunjuk oleh guru

Anak mampu

menyebutkan angka pada tabung angka yang di tunjuk oleh guru

64% 84%

3

Anak dapat memasangkan angka 1-10 dengan benda yang sesuai dengan jumlahnya

Anak mampu memasangkan angka 1-10 dengan jumlah yang sesuai pada tabung angka

60% 84%

Presentase rata-rata peningkatan kemampuan

mengenal angka 1-10 permulaan anak 64% 87%

Pada proses pembelajaran Siklus I dan II, melalui permainan tabung angka pada indikator membilang dari angka pada Siklus I kemampuan anak sebesar 68% pada Siklus ke II meningkat menjadi 92%, menyebutkan angka sesuai benda (tabung angka) yang di tunjuk oleh guru pada Siklus I kemampuan anak sebesar 64% pada Siklus ke II meningkat menjadi 84% dan memasangkan angka dengan benda yang sesuai dengan jumlahnya pada Siklus I kemampuan anak sebesar 60% pada Siklus ke II meningkat menjadi 84%.

Dari pemaparan diatas serta berdasarkan hasil penelitian pada kondisi awal, dapat diketahui bahwa melalui permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka di Kelompok A RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong. Persentase ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan menunjukkan 44%. Setelah diberikan tindakan pertama melalui permainan tabung angka yang disesuaikan dengan tema, kemampuan mengenal angka anak meningkat menjadi 64%. Guru memberikan tindakan kedua melalui permainan tabung angka dengan benda-benda yang disesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan mengenal angka meningkat menjadi 87%. Dengan hasil peningkatan menjadi 87% ini penelitian dinyatakan berhasil karena melebihi target penelitian sebesar 80%.

(16)

Berdasarkan hasil pengamatan Siklus II, terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 25 anak, 21 anak atau 87% dalam kriteria baik, dan 4 anak yang masih belum paham tentang mengenal angka atau 13% dalam kriteria mulai berkembang. Hasil wawancara dengan guru mengenai empat anak yang belum meningkat, dua anak tersebut kemampuan mengingatnya buruk, kurang percaya diri serta masih di tunggui oleh orangtuanya, sedangkan dua anak lainya belum berkembang dikarenakan sulit untuk fokus, tidak bisa duduk dengan tenang, dan lemahnya kemampuan mengikuti instruksi ringan.

Penelitian ini membuktikan bahwa anak lebih mudah memahami sesuatu yang diajarkan dengan melihat, menyentuh dan merasakan secara langsung dengan bendanya. Permainan tabung angka merupakan permainan yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usai 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, karena anak dapat melihat dan menyentuh secara langsung bendanya. Hal ini sesuai dengan teori Sofia Hartati bahwa proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pencapaian perkembangan anak. Anak 4-5 tahun berada pada tahap pra operasional yaitu anak akan mudah memahami sesuatu dengan melihat benda yang nyata berusa benda eksternal, simbolis dan imitasi.

Simpulan

Penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tabung Angka di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, telah dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan dan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. Permainan tabung angka berhasil meningkatkan kemampuan mengenal angka anak di kelompok A di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong karena permainan merupakan salah satu metode efektif dalam pembelajaran untuk menyampaikan pengetahuan kepada anak usia dini. Anak mempelajari banyak hal dengan sendirinya melalui kegiatan permainan misalnya mengenal angka, mengurutkan angka dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan mengenal angka pada anak usia 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong, dapat diingat melalui permainan tabung angka. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil peningkatan kemampuan mengenal angka anak usia 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong saat pratindakan, penelitian siklus I dan siklus II.

Pra tindakan dapat mencapai rata-rata 44% dan mengalami peningkatan 20%

hingga pada siklus I presentase anak yang sudah berhasil 64% dan pada siklus II mengalami peningkatan 23% sehingga pada siklus II mencapai skor 87%.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan tabung angka dapat

(17)

meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia 4-5 tahun di RA Salafiyah Ma’arif Kaligowong.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas.

Yogyakarta: Aditya Media.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Cipta

Khadijah. (2018). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik. Jakarta: PT Rajawali Pers

Lutri, Nani. (2012). Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Lempar Susun Dadu. Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Jurnal Pesona PAUD. Vol-1 No.1.

Maria dkk. (2021). Pengembangan Media Kartu Angka Bergambar Untuk Melatih Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini. Jurnal Citra Pendidikan (JCP). Volume 1 Nomor 2.

Muin, Fauziah. (2018) Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Tradisional Congklak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Khusnul Khotimah Polewali Mandar. Jurnal PAUD. Prodi PGPAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Rahman, T., Kurniasih, N., & Aisyah, I. (2021). Penerapan Media Pembelajaran Tabung Angka Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Journal of Earlychildhood Education (JoEE). 2(2), 85-96.

Ramaini. (2012). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Tabung Pintar di TK Negeri Pembina Lubuk Basung. Jurnal Pesona PAUD. Vol.1. No.1.

Saleh. (2009). Number Sense Belajar Matematika Selezat Cokelat. Jakarta: Transmedia.

Sari, Ayu Mustika. (2019). Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Tabung Menggunakan Balok Angka Dan Huruf. June 2019. Jurnal Pelita PAUD.

3(2):95. DOI:10.33222/pelitapaud.v3i2.598. License CC BY-SA 4.0 http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud

Sujarwo. (2013). Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. Diklus.Volume 14, Nomor 1, Maret.

Sujiono, YN, et.al, (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sukardi, H. M. (2022). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

(18)

Susanto, Ahmad. (2014). Perkembangan Anak usia Dini (Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya). Jakarta: Kencana.

Susilo, H., Chotimah, H., & Sari, Y. D. (2022). Penelitian Tindakan Kelas. Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gunung Talang Kabupaten Solok Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together NHT Skor

Analisis Geokimia Manifestasi Air Panas 4.5 Temperatur Sumur Penelitian Secara umum pada sumur PSR-1 memperlihatkan adanya penurunan temperatur atau pendinginan dari kondisi