• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING) PADA MATERI STATISTIKA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AIR BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING) PADA MATERI STATISTIKA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AIR BATU"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Aswar berpendapat bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa guna mencapai keberhasilan siswa dalam belajar, khususnya dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan dan menerapkannya dalam dunia nyata. Menurut penelitian Kusumaningsih tahun 2018, rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika terjadi karena siswa tidak memahami konsep dalam pembelajaran, melainkan menghafal rumus dan contoh. Statistika merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan kepada siswa pada tingkat sekolah menengah pertama/MTs.

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini tidak melampaui materi, maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran CORE (Connecting Organizing Reflecting Extending) pada materi statistika pada materi kelas. VIII SMP Negeri 1 Air Batu Tahun 2022/2023. Berdasarkan kendala masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah model CORE dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Statistika di Kelas VIII SMP Negeri 1 Air Batu. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika pada siswa yang menerapkan model pembelajaran CORE pada materi statistika di Kelas VIII SMP Negeri 1 Air Batu.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam meningkatkan kualitas pengajaran yaitu kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Perkembangan pemahaman konsep matematika siswa tercakup dalam beberapa indikator seperti pemahaman konsep pembelajaran matematika. Mengorganisasikan secara linguistik berarti menyusun dalam suatu sistem yang berjalan dengan baik, artinya siswa mengorganisasikan informasi yang diberikan.

Memperluas secara kebahasaan berarti membuat lebih panjang dan lebih besar, yang berarti diskusi dapat menambah pengetahuan siswa.

Sintaks Model Pembelajaran CORE

Guthrie (dalam Yuniarta, 2013) menyatakan bahwa pengetahuan deklaratif dan prosedural siswa berkembang pesat dengan mengeksplorasi jawaban atas pertanyaan yang mereka miliki, dan pengetahuan metakognitif meningkat dengan menerapkan strategi diskusi untuk memperoleh informasi dari teman dan gurunya, serta mencoba menjelaskan temuannya kepada teman-temannya. teman sekelas. Guru melakukan apersepsi, mengajukan pertanyaan awal tentang materi, kemudian menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Tahap menghubungkan adalah guru mengajak siswa menghubungkan konsep lama dan baru dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi lama yang telah dipelajarinya.

Siswa diharapkan aktif mengingat dan menggunakan konsep-konsep yang dimilikinya untuk menghubungkan dan mengorganisasikan ide-idenya. Tahap Pengorganisasian merupakan tahap dimana siswa mengorganisasikan gagasan dan konsep untuk membangun konsep baru dengan cara berdiskusi dalam kelompok dan di bawah bimbingan guru. Tahap Reflecting yaitu siswa diberikan waktu untuk mempertimbangkan kembali hasil diskusi kelompok, memperdalam dan mengeksplorasi ide-ide serta informasi yang diperoleh dan dilaksanakan dalam pembelajaran kelompok siswa (tahap).

Fase Extension adalah dimana siswa mengembangkan dan memperluas pengetahuannya dengan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan konsep yang baru dipelajarinya, namun dalam situasi baru atau dalam konteks yang berbeda secara berkelompok.

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran CORE

Materi Statistika

Guru menutup pelajaran. median dan modus), dan penyajian data (grafik batang, grafik garis, diagram lingkaran). Menghargai dan menghargai perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam, bangsa, negara, dan wilayah. Mengolah, menyajikan dan menalar dalam ranah konkrit (menggunakan, menganalisis, mengumpulkan, mengubah dan mencipta) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang mempunyai maksud yang sama. pandangan/teori.

Indikator kinerja materi statistik ini dikembangkan dengan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru dapat mengembangkan sendiri indikator pencapaian kompetensi dengan menyesuaikan karakteristik setiap siswa.

Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Penelitian Yang Relevan

Sari Indah Pratiwi, Lusiana dan Nyiayu Fahriza Fuadiah menjelaskan dalam penelitiannya tahun 2019 bahwa model pembelajaran CORE dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi geometri di kelas VII SMPN 30 Palembang.

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan membandingkan kelompok yang diberi model pembelajaran CORE (Connecting Organizing Reflecting Extending) dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok (dalam hal ini kelas), yaitu kelas eksperimen (A) dan kelas kontrol (B).

Kelas eksperimen merupakan kelas yang menerapkan model pembelajaran CORE, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang dilaksanakan tanpa menggunakan model pembelajaran CORE. Jadi, dengan menggunakan jenis penelitian ini, kami menyelidiki apakah keterampilan matematika di kelas eksperimen lebih baik atau tidak.

Lokasi & Waktu Penelitian

Lokasi sebagai objek penelitian ditentukan karena penerapan metode konvensional masih diterapkan, kemudian adanya dukungan dari pihak sekolah khususnya dari guru mata pelajaran matematika sehingga memungkinkan peneliti melakukan penelitian dengan metode eksperimen agar untuk kemajuan siswa. kemampuan memahami konsep matematika.

Populasi dan Sampel Penelitian

Desain Penelitian

Tes kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Instrumen tes ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur, mengevaluasi dan memperoleh data penelitian. Tes yang digunakan untuk menguji kemampuan pemahaman konsep matematika siswa adalah tes berbentuk esai. Mengembangkan tes, yaitu (a) menentukan tujuan tes, (b) membatasi materi yang akan diujikan, (c) menyusun kisi-kisi soal tes tertulis, dan (d) menulis dan menyusun soal tes yang akan diujikan. diuji.

Melaksanakan uji coba tes yaitu pengujian lokal tes non penelitian untuk mengetahui kualitas soal yang akan dijadikan instrumen. Analisis tugas tes yaitu pengujian validitas empirik, reliabilitas tes, daya pembeda dan indeks kesukaran tugas.

Pengujian Instrumen i) Uji Validitas

Dalam hal ini, isi instrumen dibandingkan dengan isi atau desain yang sebelumnya ditentukan dalam kisi-kisi instrumen. Dalam hal ini, setelah instrumen disusun berkaitan dengan aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu, kemudian dilakukan konsultasi dengan para ahli. Uji validitas empiris dilakukan setelah dilakukan tes terhadap siswa yang mengerjakan soal tes.

Uji ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya validitas instrumen penelitian yang dinyatakan dengan koefisien korelasi yang diperoleh melalui perhitungan. Jika Anda menggunakan software SPSS versi 25, carilah nilai Pearson Correlation atau dalam hal ini. Pindahkan semua variabel (item pertanyaan menjadi total) ke dalam kotak variabel dengan mengklik tanda panah ke kanan.

Klik OK, kemudian jendela keluaran akan menampilkan hasil uji validasi data berupa nilai korelasi Pearson. Kemudian untuk menarik kesimpulan, suatu tanda tanya dikatakan valid apabila mempunyai tanda '*' (valid untuk nilai signifikansi 5%) atau '**' (valid untuk nilai signifikansi 1%). ii) Keandalan. Reliabilitas tes merupakan suatu tes yang akan mengukur apakah tes tersebut tetap stabil dan dapat dipercaya untuk digunakan berulang kali atau mempunyai konsistensi dengan materi dan dalam kondisi yang sama.

Jika dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 25, Cronbach’s alpha dicari sebagai ukuran suatu instrumen tes dikatakan reliabel atau konsisten diberikan berkali-kali. Pada kolom Variabel, masukkan semua variabel (item pertanyaan sampai dengan nilai total) dengan mengklik tanda panah di sebelah kanan. Instrumen tes mempunyai nilai reliabilitas yang baik yaitu jika nilai Cronbach’s alpha > 0,7.

Daya pembeda suatu soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Barang-barang yang dimaksud mempunyai daya diskriminatif yang sangat lemah atau dianggap tidak memiliki daya diskriminatif yang baik.

Tabel 3.3 Kriteria Korelasi Reliabilitas Instrumen Tes
Tabel 3.3 Kriteria Korelasi Reliabilitas Instrumen Tes

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Uji dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan SPSS mempunyai kriteria jika Sig. itu; 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal, sedangkan jika Sig. gt; 0,05 berarti data berdistribusi normal. Prosedur yang digunakan untuk menguji homogenitas varians dalam kelompok adalah dengan mencari nilai Fmax. Selain menggunakan rumus diatas, kami juga menggunakan software SPSS versi 25.0 untuk mempermudah dan sebagai pembanding, sehingga kesalahan dalam perhitungan dan analisa dapat diminimalisir.

Perhitungan pengaturan N-gain atau normalized gain digunakan untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diberikan soal pre-test dan post-test. Dan juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode atau perlakuan tertentu pada penelitian one group pre-test-post-test design (untuk desain eksperimen atau pre-experiment design) atau penelitian dengan kelompok kontrol (quasi-experiment atau true eksperimen). ) untuk menentukan. Dengan menghitung selisih skor pre-test dan post-test atau gain setting, maka dapat diketahui apakah penggunaan atau penerapan suatu metode tertentu dapat dikatakan efektif atau tidak.

Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang telah dikemukakan, diperlukan pengujian hipotesis yang tepat terhadap hipotesis yang telah dirumuskan. H0 merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen yang diberi model CORE (Connecting Organizing Reflecting Extending) dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional (tata letak). Ha merupakan hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode tersebut.

Dalam uji-t, sampel independen yang diuji adalah skor perbedaan atau perbaikan yang terjadi antara kedua sampel. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, diuji pada taraf signifikansi α = 0,05 yang berarti kemungkinan kebenaran pernyataan tersebut. kesimpulan yang diambil mempunyai probabilitas 95% atau toleransi 5 kesalahan.

Tabel 3.7 Kategori Tafsiran Efektif Gain  Presentase (%)  Tafsiran
Tabel 3.7 Kategori Tafsiran Efektif Gain Presentase (%) Tafsiran

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Korelasi Reliabilitas Instrumen Tes
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Diskriminasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai peta konsep

The study also examines the role of online political expression in moderating the relationship among attention to news, social media use on mobile devices, mobile apps use, and