• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Menghitung Pembagian Mata Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SDN 1 Towangsan Kecamatan Gantiwarno

N/A
N/A
Ratih Rahmawati

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Menghitung Pembagian Mata Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SDN 1 Towangsan Kecamatan Gantiwarno"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN 1

Peningkatan Kemampuan Menghitung Pembagian Mata Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SDN 1 Towangsan Kecamatan Gantiwarno

Ratih Rahmawati 1) Suroto 2) Asfi Yanti WE 3)

1) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka

2) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka

3) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka

KUTIPAN LANGSUNG - TIDAK LANGSUNG ARTIKEL 1-5

Artikel 1 : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD IT Nur Ihsan Medan Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontektual

Kutipan Langsung

1. Lubis RHH (2022:138), mengatakan,

“Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangkan dirinya, sehingga mampu menjadi manusia yang berkualitas dan berpotensi serta mampu bersaing di era globalisasi. Melalui pendidikan manusia dapat

mengembangkan kemampuan

berpikirnya. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk melahirkan generasi muda yang cerdas dan bermartabat”.

Dst

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

(2)

Artikel 2 : PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SD NEGERI 101771

TEMBUNG T.P 2017/2018 Kutipan Langsung

1. Demmu KK & Desy CM ( 2019: 153)

“Proses pembelajaran adalah suatu sistem. Pencapaian standar prosses untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dapat dimulai dari menganilis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi proses belajar menjadi dinamis dan efektif, diantaranya dengan memotivasi dan keterlibatan siswa secara langsung dalam belajar.” ….……….

dst

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Artikel 3 : Analisis Kesulitan Siswa Belajar Operasi Hitung Perkalian Pada Pembelajaran Matematika di kelas IV

Kutipan Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Kutipan Tidak Langsung

1. Matematika diberikan untuk membekali siswa dala m memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang layak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika juga berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir. dan olahraga agar berdaya saing dalam menghadapi tantangan global. ( Amalia DR & Chan F , dkk, 2022)

(3)

Artikel 4 : ANALISIS KESULITAN BELAJAR OPERASI HITUNG PEMBAGIAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 3

Kutipan Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Kutipan Tidak Langsung

Pembelajaran matematika di sekolah dasar dimana peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Dan entah mengapa matematika menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta didik. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak, salah satunya adalah guru kelas harus sabar dalam menghadapi peserta didik dimana setiap anak memiliki sifat, karakter, dan kecerdasan emosional yang berbedabeda, sehingga guru kelas diharapkan dapat menemukan trik atau terobosan saat pembelajaran matematika di kelas peserta didik merasa nyaman, senang dan peserta didik tidak bosan dengan mata pelajaran matematika. ( Belinda LN & Dede MI, dkk, 2023)

Artikel 5 : Faktor Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik Kutipan Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Kutipan Tidak Langsung

1. Tujuan pembelajaran matematika memuat nilai-nilai matematika yang bersifat formal dan material. Maka hal ini merupakan hal yang sangat tepat, sebab jika seseorang belajar matematika, maka orang tersebut mampu melakukan perhitungan-perhitungan sederhana yang praktis dan mudah, sehingga diharapkan dapat menjadi orang yang tekun, kritis, berpikir logis, bertangung jawab serta mampu memecahkan masalah. (Ilham Raharjo &

Rasiman, dkk : 2021)

2.Namun pada kenyataannya, didalam aktivitas

(4)

bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, begitupun dalam pembelajaran matematika. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh cepat lambatnya daya tangkap seseorang terhadap suatu pelajaran dan cepat daya tangkap dipengaruhi oleh konsentrasi. Ada hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan belajar yang sering kita jumpai dalam aktivitas sehari-hari yang disebut kesulitan belajar.

Kesulitan yang terdapat di dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang selalu ditemui oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan suatu hambatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mempunyai beberapa karakteristik. (Ilham Raharjo & Rasiman, dkk : 2021)

KUTIPAN LANGSUNG – TIDAK LANGSUNG BUKU 1-5

Buku 1 : Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kutipan Langsung

1. Menurut Muhlisrarini (2014: 148) berpendapat bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis.

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Buku 2 : Strategi Belajar Mengajar Abad 21

(5)

Kutipan Langsung

1. Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan peserta didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. ( Halim simatupang, 2019: 7 )

Kutipan Tidak Langsung

1. Halim (2019) menyatakan dalam keadaan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi timbal balik dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator. Guru juga sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik yaitu pada aspek biologi, intelektual dan psikologis.

Buku 3 : Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual Kutipan Langsung

1. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarainya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang

berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. ( Ibnu, 2017)

dst

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Buku 4 : Tips Membangun Karakter Berprestasi bagi Siswa SD Kutipan Langsung

1. Konsep pembagian yang perlu kita sampaikan tersebut tentunya dengan mediasi barang yang ada di sekitar kita. Barang yang dikenal oleh siswa di lingkungannya. Pada saat pembelajaran tentang pembagian, siswa membawa barang konkret/nyata, diharapkan dengan adanya contoh benda konkret siswa mudah memahami penjelasan guru tentang pembagian. Kalaupun tidak ada benda konkret demonstrasi pembagian bisa dengan gambar atau visual.( Kriswanto Agus dkk,

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

(6)

2023 :35) dst

Buku 5 : (judul) Kutipan Langsung

1. Menurut Isro’atun & Amelia (2018), Model merupakan suatu istilah yang berhubungan, rancangan, atau pola. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, model merupakan suatu pola ( ragam, acuan, dsb ) dari sebuah hal yang ingin dibuat atau dihasilkan. Istilah model dalam lingkup proses pembelajaran diartikan sebagai suatu pola, yang memberikan nuansa pembelajaran agar berlangsung secara optimal. Model pembelajaran menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

dst

Kutipan Tidak Langsung

1. ….………..

2. ….……….

dst

Buku 6 : Strategi Belajar Matematika Kutipan Langsung

1. Suyadi (2013) dalam buku strategi belajar matematika, bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran menekankan pada tiga hal. Pertama, pendekatan kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pelajaran. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, pendekatan kontekstual mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitanyata. Ketiga, pendekatan kontekstual mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

(7)

Silahkan tulis sesuaikan jika semuanya kalimat lansung dan tidak ada kalimat tidak langsung atau sebaliknya atau ada dua duanya silahkan menyesuaikan dan perhatikan panduan Karya Ilmiah UT MKWI4560 Bab 3 Halaman 45,

DAFTAR PUSTAKA

Rizka Hidayah Husin Lubis, (2022). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD IT Nur Ihsan Medan Melalui Pendekatan Pembelajaran kontekstual. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. Volume 1

Karo-Karo, D & Christin, D. (2019). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Direct Intruction Dengang Model Problem Based Learning Di Kelas V SD Negeri 10771 Tembung T.P 2017/2018. ESJ (Elementary School Journal).

Volume 09 No.2

Rizka, D.A., Chan, F., & Sholeh. M. ( 2022). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa saja kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran matemaika di kelas IV sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling. Volume 4 Issue 3.

Norma, L.B., Margo, D.1 & Yuniarti. Y. ( 2023). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Matematika Pada Siswa Kelas 3. Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian. Vol 9, No 1.

Raharjo, I., Rasiman, Fita, A. ( 2021). Faktor Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik. Journal for Lesson and Learning Studies.Volume 4, Number 1.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia

Simatupang, H. (2019). Strategi Belajar mengajar Abad 21. Pustaka Media Guru.

Ibnu, T.B.A,. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual.

Prenada Media Group.

Kriswanto, A. (2021). Tips Membangun Karakter Berprestasi Bagi Siswa SD. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.

Isrok’atun & Rosmala. A. (2018). Model – Model Pembelajaran Matematika. PT Bumi Aksara Ovan. ( 2022). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Prenada Group

Lanjutkan Sesuaikan dengan 5 artikel dan 5 buku

(8)

BAGIAN 2

Peningkatan Kemampuan Menghitung Pembagian Mata Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SDN 1 Towangsan Kecamatan Gantiwarno

Penulis Pertama (Mahasiswa) 1) Penulis Kedua (Tutor PKP) 2) Penulis Ketiga (Tutor Karya Ilmiah) 3)

1) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka

2) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka

3) Program Studi, Fakultas, Universitas Terbuka penulis@ecampus.ut.ac.id

ABSTRAK (belum disi) Satu paragraf abstrak (Indonesia)

ABSTRACT (tulis miring semua) (belum disi)

Satu paragraf abstrak (Ingris) Keyword:

PENDAHULUAN

Pada isi UUD 1945 telah menyebutkan Pendidikan adalah hak segala bangsa. Maka dari itu pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib untuk ditempuh manusia guna untuk meningkatkan kualitas kehidupannya di masa yang akan mendatang juga menambah wawasan yang lebih luas. Lubis (2022:138), mengatakan, “Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangkan dirinya, sehingga mampu menjadi manusia yang berkualitas dan berpotensi serta mampu bersaing di era globalisasi. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk melahirkan generasi muda yang cerdas dan bermartabat”.

Karo-Karo.D & Christin.D.M ( 2019: 153) “Proses pembelajaran adalah suatu sistem.

Pencapaian standar prosses untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dapat dimulai dari menganilis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.

(9)

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi proses belajar menjadi dinamis dan efektif, diantaranya dengan memotivasi dan keterlibatan siswa secara langsung dalam belajar”.

Dalam pembelajaran yang ada di Indonesia saat ini banyak mata pelajaran yang hendak diikuti oleh peserta didik untuk kedepannya mencapai tujuan yang menjadi suatu keahliannya, salah satunya terdapat mata pelajaran matematika.

Menurut Muhlisrarini (2014: 148) berpendapat bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis.

Tujuan pembelajaran matematika memuat nilai-nilai matematika yang bersifat formal dan material. Maka hal ini merupakan hal yang sangat tepat, sebab jika seseorang belajar matematika, maka orang tersebut mampu melakukan perhitungan-perhitungan sederhana yang praktis dan mudah, sehingga diharapkan dapat menjadi orang yang tekun, kritis, berpikir logis, bertangung jawab serta mampu memecahkan masalah. (Ilham Raharjo & Rasiman, dkk : 2021)

Matematika diberikan untuk membekali siswa dala m memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang layak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika juga berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir. dan olahraga agar berdaya saing dalam menghadapi tantangan global.

( Amalia DR & Chan F , dkk, 2022)

Namun pada kenyataannya, didalam aktivitas bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, begitupun dalam pembelajaran matematika. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh cepat lambatnya daya tangkap seseorang terhadap suatu pelajaran dan cepat daya tangkap dipengaruhi oleh konsentrasi. Ada hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan belajar yang sering kita jumpai dalam aktivitas sehari-hari yang disebut kesulitan belajar.

Kesulitan yang terdapat di dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang selalu ditemui oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan suatu hambatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mempunyai beberapa karakteristik. (Ilham Raharjo & Rasiman, dkk : 2021)

(10)

Berdasarkan hasil observasi khususnya pada pelajaran matematika, menunjukkan bahwa penguasan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih rendah khususnya pada operasi hitung pembagian. Permasalahan dalam belajar matematika ini karena siswa tidak memiliki dorongan belajar sebagai akibat dari pembelajaran yang menekankan pada pemberian materi secara langsung. Permasalahan tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran dan menjadikan banyak siswa yamg memiliki nilai dibawah KKM. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas III dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III SD N 1 Towangsan Gantiwarno relatif rendah.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar dimana peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Dan entah mengapa matematika menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta didik. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak, salah satunya adalah guru kelas harus sabar dalam menghadapi peserta didik dimana setiap anak memiliki sifat, karakter, dan kecerdasan emosional yang berbedabeda, sehingga guru kelas diharapkan dapat menemukan trik atau terobosan saat pembelajaran matematika di kelas peserta didik merasa nyaman, senang dan peserta didik tidak bosan dengan mata pelajaran matematika. ( Belinda LN & Dede MI, dkk, 2023).

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan peserta didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. ( Halim simatupang, 2019: 7 ).

Upaya mengatasi agar peserta didik tidak terlalu takut dan dapat menyelami mata pelajaran matematika lebih dalam dan lebih bermakna maka guru perlu mempersiapkan metode dan strategi yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya khusunya dalam operasi pembagian dalam mata pelajaran matematika.

Konsep pembagian yang perlu kita sampaikan tersebut tentunya dengan mediasi barang yang ada di sekitar kita. Barang yang dikenal oleh siswa di lingkungannya. Pada saat pembelajaran tentang pembagian, siswa membawa barang konkret/nyata, diharapkan dengan adanya contoh benda konkret siswa mudah memahami penjelasan guru tentang pembagian.

(11)

Kalaupun tidak ada benda konkret demonstrasi pembagian bisa dengan gambar atau visual. ( Kriswanto Agus dkk, 2023 :35).

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarainya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. ( Ibnu, 2017).

Halim (2019) menyatakan dalam keadaan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi timbal balik dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator. Guru juga sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik yaitu pada aspek biologi, intelektual dan psikologis.

Menurut Isro’atun & Amelia (2018), Model merupakan suatu istilah yang berhubungan, rancangan, atau pola. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, model merupakan suatu pola ( ragam, acuan, dsb ) dari sebuah hal yang ingin dibuat atau dihasilkan. Istilah model dalam lingkup proses pembelajaran diartikan sebagai suatu pola, yang memberikan nuansa pembelajaran agar berlangsung secara optimal. Model pembelajaran menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode yang cocok dan berhubungan dengan hal – hal yang nyata dan dalam kehidupan sehari – hari serta lebih bermakna adalah menggunakan metode kontekstual. Suyadi (2013) dalam buku strategi belajar matematika, bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran menekankan pada tiga hal. Pertama, pendekatan kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pelajaran. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, pendekatan kontekstual mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitanyata. Ketiga, pendekatan kontekstual mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Pada penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian bahwa melalui pendekatan

kontekstual mampu meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SD N I Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

2009/2010. Maka dari itu akan dilakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan metode kontekstual.

(12)

Metode kontekstual adalah metode yang mudah diingat karena dihubungkan dengan kehidupan sehari – hari. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian menggunakan metode kontekstual tujuannya agar peserta didik mampu mengerjakan operasi pembagian dalam mata pelajaran matematika.

METODE

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakah Kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di bulan Nopember 2023 dilakukan di kelas III SDN 1 Towangsan Gantiwarno. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah strategi investigasi yang difokuskan untuk menemukan makna, pengertian, konsep, ciri, gejala, simbol, dan deskripsi dari suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara narratif (Yusuf, 2017:329). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2010: 185). Sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1998) menerangkan bahwa rancangan studi kasus merupakan suatu bentuk desain kualitatif yang lebih menekankan pada pengungkapan objek, peristiwa, atau peristiwa secara detail dan terperinci. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesulitan belajar materi operasi hitung pembagian matematika pada siswa kelas III.

Silahkan diisi dengan hasil penelitian disertai gambar/diagram/tabel dll untuk menampilkan hasil penelitian.

Pembahasan

Berikan interpretasi dan analisis dari hasil penelitian tambahkan kutipan yang kaitkan dengan sumber bacaan dari artikel, buku dll.

SIMPULAN DAN SARAN (belum disi) Simpulan

Silahkan diisi sesuai dengan hasil penelitian yang dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan.

Saran

(13)

Saran langsung ditujukan kepada pembaca/ guru/instansi/lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, A. Muri. (2017). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana.

Arikunto, S. (2006). Manajemen penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Media BINGO menurut Mel Silbermen (2007:255) adalah media permainan yang berbentuk persegi empat yang terdiri dari dua puluh lima persegi kecil dimana titik tekan dalam

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan serta hasil belajar menulis paragraf pada siswa kelas III SD Negeri Sepat 2 Sragen dengan

Adapun dalam dunia pendidikan, matematika sudah menjadi pelajaran wajib bagi peserta didik mulai dari usia sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengan atas (SMA), bahkan

digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran matematika khususnya pada materi pembagian. Metode ceramah yang digunakan guru pada pengajaran matematika materi pembagian

Tahap ini peneliti mengadakan observasi awal dan melakukan wawancara dengan guru berkaitan dengan permasalahan yang dialami siswa dalam pelajaran matematika.