• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Melalui Pendampingan Dengan Metode Diskusi Kelompok Guru SMA Negeri 14 Banda Aceh

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Melalui Pendampingan Dengan Metode Diskusi Kelompok Guru SMA Negeri 14 Banda Aceh"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

200

Peningkatan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Melalui Pendampingan Dengan Metode Diskusi Kelompok Guru SMA Negeri 14

Banda Aceh

Amaliawati, S.Pd.,M.Pd

Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Banda Aceh Email. [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan Modul Ajar dengan pelaksanaan pendampingan dengan menggunakan metode diskusi guru mata pelajaran pada SMA Negeri 14 Banda Aceh. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah 14 orang guru mata pelajaran yang berbeda pada SMA Negeri 14 Banda Aceh. Hasil penelitian didapatkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka melalui pendampingan guru mata pelajaran di sekolah dengan menggunakan metode diskusi kelompok termasuk dalam kategori sesuai dan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perkembangan perolehan skor rata-rata pada siklus I dan siklus II kemampuan guru secara kuantitatif mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari katagori Cukup (C) menjadi Sangat Baik (A) setelah melalui pendampingan. Hal ini berarti bahwa kemampuan guru dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka dapat ditingkatkan melalui pendampingan guru mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Artinya kemampuan para guru mata pelajaran pada SMA Negeri 14 Banda Aceh menyusun modul ajar kurikulum merdeka sangat baik.

Kata kunci: Pendampingan Guru, Metode Diskusi, Modul Ajar Kurikulum Merdeka

PENDAHULUAN

Kepala sekolah berfungsi sebagai pembina untuk peningkatan kualitas pendidikan, dengan demikian segala aktivitas sekolah yang berkaitan dengan upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan menjadi bagian bidang garapannya. Kepala sekolah juga sebagai supervisor adalah orang yang melakukan kegiatan supervisi, karena peranannya sebagai pemimpin mempunyai tanggung jawab tentang mutu program pengajaran di sekolahnya. Menurut Rusyan (2012: 71) bahwa :

“Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses pembelajaran secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses pembelajaran peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal penerapan kurikulum pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pembelajaran, prosedur dan teknik supervisi pembelajaran”.

Guru senantiasa membutuhkan bimbingan dari kepala sekolah terutama bimbingan akademik. Kepala sekolah SMA Negeri 14 Banda Aceh senantiasa melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap guru mata pelajaran secara terjadwal.

(2)

201 Peneliti sebagai kepala sekolah SMA Negeri 14 Banda Aceh melakukan supervisi beberapa guru mata pelajaran kelas X yang telah menggunakan kurikulum merdeka mandiri berubah didapatkan ada guru yang belum menyiapkan modul ajar dalam PBM yang akan dilaksanakan. Sekolah telah melaksanakan pelatihan khusus untuk membuat modul ajar untuk guru dengan memanggil instruktur yang telah pengalaman dalam melaksanakan perangkat pembelajaran kurikulum merdeka. Plaform Merdeka Mengajar (PMM) wajib diikuti oleh setiap guru mata pelajaran untuk memahami sepenuhnya mengenai kurikulum merdeka. Modul ajar juga sudah tersedia di PMM, guru mata pelajaran dapat mengambilnya dengan prinsip ATM (Ambil Tiru Modifikasi) sesuai dengan karakter dan lingkungan peserta didik. Pembelajaran menjadi kurang efektif karena guru masih cendrung menggunakan modul ajar yang telah didownload dari PMM tanpa ATM (Ambil Tiru Modifikasi) dan juga mengcopy paste dari guru sekolah lain, sehingga kurang sesuai dengan kondisi peserta didik di kelas SMA Negeri 14 Banda Aceh.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka dengan pelaksanaan pendampingan dengan menggunakan metode diskusi kelompok guru mata pelajaran di SMA Negeri 14 Banda Aceh.

KAJIAN PUSTAKA Kurikulum Merdeka

Kurikulum menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap sekolah sebagai pedoman bagi para guru dan memberikan arah dalam mengajar. terutama bagi sekolah- sekolah formal. Menurut Pemendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Proses, kurikulum adalah: “Semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah”.

Kurikulum dibuat untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan tujuan memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pendidikan, sehingga pelaksanaan pendidikan di Indonesia searah dengan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan Kemendikbud (2013:80) Kurikulum adalah: “Instrumen pendidikan untuk membawa insan Indonesia agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif”.

Selanjutnya Hamalik (2012:36) Kurikulum adalah rencana dasar komponen pendidikan yang disusun secara relevan atas dasar tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, dan evaluasi oleh sekolah dan guru yang mengajar. Sedangkan Kurikulum merdeka merupakan salah satu konsep kurikulum yang menuntut kemandirian bagi peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran. Perubahan kurikulum menyebabkan penyusunan perangkat pembelajaran mengalami beberapa perubahan. Seorang pendidik harus bisa mengembangkan perangkat pembelajaran agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.

Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Modul ajar berisikan materi, soal, pengayaan, penilaian, refleksi dan remidi.

Pembuatan modul ajar kurikulum merdeka lebih baik jika masih berbentuk tematik.

(3)

202 Selain itu dalam kurikulum merdeka seyogyanya terdapat kesinambungan antara materi dan subtema yang dikembangkan (Probosiwi, 2020). Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa modul ajar wajib disusun oleh guru sebelum masuk kelas, karena dengan adanya modul ajar guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu secara efisien, sehingga tujuan pembelajaran mudah dicapai.

Pendampingan

Pendampingan adalah pemberian suatu bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang yang telah mempunyai keahlian atau telah mendapat latihan khusus, untuk itu dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Atau dengan kata lain pendampingan adalah pemberian suatu bantuan yang diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu secara berkelanjutan berlangsung secara terus menerus untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan mendapat kemajuan dalam bekerja.

Metode Diskusi

Dalam pemaknaan yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, secara harfiah metode berarti

‘cara’. Menurut Ruslan (2013:24) mengatakan: “Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja atau sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya”.

Sesuai pendapat di atas dapat kita simpulkan metode adalah suatu cara kerja atau sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek agar tercapai tujuan.

Sedangkan diskusi adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang di dalam pertemuan tersebut membahas sebuah masalah yang kemudian diputuskan bersama. Menurut Sagala (2013:208) menyatakan bahwa: “diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan- pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenarannya”.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada kegiatan kelompok guru mata pelajaran di SMA Negeri 14 Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan November 2022.

Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran kelas X pada SMA Negeri 14 Banda Aceh sebanyak 14 orang.

(4)

203 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan dan dilakukan oleh pengamat yang terdiri darikepala peneliti dan kaloborator. Masing-masing pengamat memiliki peran dan tugas sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Sedangkan instrumen dalam bentuk tes tulis adalah untuk mengetahui kemampuan pemahaman.

Teknik Analisis Data

Data yang telah didapatkan dimasukkan dalam tabulasi yang lebih lanjut untuk di analisis. Hasil analisis dan setelah melalui proses pembahasan, lebih lanjut hasilnya dipergunakan sebagai pertimbangan mengambil simpulan dengan memperhatikan tabel rentang skor yang telah disusun dan ditetapkan sebagai pengambilan simpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Kemampuan guru dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka sebelum diadakan penelitian tindakan sekolah dari hasil pengamatan observasi terhadap 14 orang guru pada mata pelajaran yang berbeda yang mengajar di kelas X hanya 47% guru telah menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka dengan benar sesuai dengan kondisi dan lingkungan peserta didik, sedangkan 53% guru belum menyusun modul ajar sesuai kurikulum merdeka tetapi masih menggunakan format RPP kurikulum 2013 dengan alasan belum memahami cara penyusunannya. Sehingga Guru cendrung melaksanakan pembelajaran apa adanya, guru sudah terbiasa dengan mengajar berpedoman pada buku paket atau mencari digoogle internet tanpa adanya perencanaan yang disusun dalam modul ajar kurikulum merdeka. Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa penyusunan modul ajar kurikulum merdeka oleh guru sebelum masuk kelas harus dimiliki guru, karena dengan adanya modul ajar guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu secara efisien, sehingga tujuan pembelajaran mudah dicapai.

Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Guru dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak selamanya sukses dalam pelaksanaan proses pembelajaran, meskipun telah dinyatakan profesional, karena telah memiliki ijazah atau sertifikat untuk melaksanakan tugas, baik yang diperoleh pada saat pendidikan prajabatan maupun pada waktu pelatihan ataupun karena telah lulus uji sertifikasi.

Peneliti menetapkan indikator keberhasilan/ketuntasan kemampuan guru dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka, nilai Sangat baik dan baik telah mencapai 70% dari jumlah guru yang ikut dalam penelitian sebanyak 14 orang. Dari patokan rentangan nilai sebagaimana tabel 3.3 Bab III, dari 14 orang guru yang menjadi sampel pada pra siklus belum mencapai ketuntasan dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka, karena ketercapaian Modul Ajar Kurikulum Merdeka baru 21% yang termasuk katagori baik, 21% katagori cukup, dan 64% katagori kurang. Hasil observasi seperti tersebut pada tabel 4.1 di atas dari 14 orang guru mata pelajaran yang mengajar di kelas X yang telah menerapkan kurikulum merdeka, 3 orang mendapat nilai B, 3 orang mendapat nilai C, dan 8 orang mendapat nilai D.

(5)

204 Deskripsi Hasil Siklus I

Pada siklus I pengamatan menggunakan lembar pengamatan dan dilakukan oleh pengamat yang terdiri dari kepala peneliti dan kaloborator. Masing-masing pengamat memiliki peran dan tugas sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Instrumen yang digunakan dalam melakukan pendampingan dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka melalui diskusi kelompok guru mata pelajaran SMA Negeri 14 Banda Aceh.

Peneliti sebagai kepala sekolah memberi pendampingan sebagai pembinaan guru dengan menggunakan instrumen penilaian pendampingan Modul Ajar Kurikulum Merdeka yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data hasil penilaian oleh kaloborator dapat dijelaskan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel Kesesuaian Penilaian Pendampingan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Siklus I

No. Aspek Kegiatan Skor

A Pendahuluan 87%

B Kegiatan Inti 90%

C Penutup 87%

Jumlah Seluruh Skor 264%

% Skor rata-rata 88%

Sehingga kesesuain data yang diperoleh pada siklus I adalah 89% sesuai, bila berpedoman pada patokan rentang skor sebagaimana tabel diatas. Berdasarkan data tersebut diatas tingkat kesuaian penyusunan Modul Ajar dengan pelaksanaan pendampingan guru mata pelajaran adalah sesuai.

Hasil observasi pada siklus I penelitian tindakan pendampingan di kelompok guru mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 pada SMA Negeri 14 Banda Aceh, kegiatan yang dilakukan oleh guru masih dalam penyusunan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka sesuai komponen-komponennya, antara lain: A. Informasi umum yang terdiri dari (1)identitas penulis modul, (2)kompetensi awal, (3)Profil Pelajar Pancasila, (4)sarana dan prasarana, (5)target peserta didik, (6)Model pembelajaran yang digunakan;

B. Kompetensi Inti yang terdiri dari :(1)Tujuan pembelajaran, (2)pemahaman bermakna, (3)pertanyaan pematik, (5) kegiatan pembelajaran, (6)Asesmen, (7) pengayaan dan remedial,

(8) refleksi peserta didik dan Guru; C. Lampiran yang terdiri dari : (1) lembar kerja peserta didik, (2) bahan bacaan peserta didik, (3) Glosarium, (4) Daftar pustaka.

Sedangkan hasil observasi siklus I terhadap Penelitian tindakan Pendampingan Guru Mata pelajaran dengan Menggunakan Metode Diskusi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka pada SMA Negeri 14 Banda Aceh semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka sesuai komponen, antara lain:

Informasi umum yang terdiri dari

(1) identitas penulis modul, dari 14 orang guru sebagai sampel, duabelas orang guru mendapatkan skor 3, satu orang mendapatkan skor 2 dan satu orang mendapatkan skor 1

(2) kompetensi awal, dari 14 orang guru sebagai sampel, duabelas orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 1

(6)

205 (3) Profil Pelajar Pancasila, dari 14 orang guru sebagai sampel, duabelas orang

guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2

(4) sarana dan prasarana, dari 14 orang guru, sepuluh orang guru mendapatkan skor 3, satu orang mendapatkan skor 2 dan satu orang mendapatkan skor 1 (5) target peserta didik, dari 14 orang guru sebagai sampel, sepuluh orang guru

mendapatkan skor 3, dan empat orang mendapatkan skor 1

(6) Model pembelajaran yang digunakan; dari 14 orang guru sebagai sampel, sembilan orang guru mendapatkan skor 3, tiga orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapatkan skor 1

Kompetensi Inti yang terdiri dari

(7) Tujuan pembelajaran, dari 14 orang guru sebagai sampel, sembilan orang guru mendapatkan skor 3, tiga orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapatkan skor 1

(8) pemahaman bermakna, dari 14 orang guru sebagai sampel, delapan orang guru mendapatkan skor 3, empat orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapatkan skor 1

(9) pertanyaan pematik, dari 14 orang guru sebagai sampel, dari 14 orang guru sebagai sampel, sepuluh orang mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapat skor 1

(10) kegiatan pembelajaran, dari 14 orang guru sebagai sampel, sembilan orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1

(11) Asesmen, dari 14 orang guru sebagai sampel, tujuh orang guru mendapatkan skor 3, empat orang mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1 (12) pengayaan dan remedial, tujuh orang guru mendapatkan skor 3, empat orang

mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1

(13)refleksi peserta didik dan Guru, lima orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan nilai 2, tujuh orang mendapatkan skor 1

Lampiran yang terdiri dari

(14)lembar kerja peserta didik, tiga orang guru mendapatkan skor 3, empat orang mendapatkan skor 2, empat orang mendapat skor 2, tiga orang mendapat skor 1

(15)bahan bacaan peserta didik, dari 14 orang guru sebagai sampel, 14 orang guru mendapatkan skor 3

(16) Glosarium, dari 14 orang guru sebagai sampel, enam orang guru mendapatkan skor 3, delapan orang mendapatkan skor 1

(17) Daftar pustaka. dari 14 orang guru sebagai sampel, dua orang guru mendapatkan skor 3, enam orang mendapatkan skor 2, enam orang mendapatkan skor 1

Hasil rincian keseluruhan kemampuan guru menyusun Modul Ajar kurikulum merdeka dapat dilihat pada tabel sebagai beikut:

Tabel Kemampuan Guru Menyusun Modul Ajar kurikulum merdeka Siklus I No Nama Guru Mata Pelajaran Nilai Hasil

Kerja Guru Kata Gori

1 CAM Bahasa Inggris 86 A

2 MA Tik 54 D

3 RR Pkn 53 D

4 NA Fisika 85 B

(7)

206

5 CPZ Matematika 94 A

6 EM Kimia 85 B

7 YE Sejarah 54 D

8 NH Pai 50 D

9 YU Bahasa Indonesia 54 D

10 ACH Pjok 54 D

11 MU Biologi 92 A

12 SM Seni Budaya 75 C

13 PI Sosiologi 49 D

14 CE Ekonomi 54 D

Sumber : Hasil data September 2022

Sesuai indikator ketuntasan yang telah peneliti tetapkan dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka yaitu bila nilai sangat baik dan baik mencapai 70% dari jumlah guru yang ikut dalam penelitian sebanyak 14 orang maka dianggap tuntas, untuk mengetahui peningkatan hasil kerja guru penyusunan modul ajar kurikulum merdeka peneliti menggunakan patokan rentangan nilai peningkatan hasil kerja guru sebagaimana tabel 3.3 pada Bab III, maka diketahui bahwa guru yang telah mencapai ketuntasan dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka sebanyak 6 orang guru atau 43%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 8 orang guru atau 57

%, maka kegiatan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka pada siklus I belum selesai. Jadi pendampingan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka menggunakan metode diskusi melalui kelompok mata pelajaran guru SMA Negeri 14 Banda Aceh dilanjutkan ke siklus II.

Selama kegiatan penelitian siklus I berlangsung, setiap akhir pertemuan pendampingan selalu dilakukan refleksi. Hasil refleksi diperoleh dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kepala peneliti dan kolaborator. hasil refleksi pada dasarnya ada dua yaitu kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah hasil refleksi:

1. Catatan kelebihan

a. Hasil pengamatan peneliti pada siklus I guru sangat antusias dalam pelaksanaan penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka melalui kelompok mata pelajaran dikarenakan dapat saling berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama guru dan guru narasumber.

b. Guru merasa senang karena didampingi oleh peneliti sebagai kepala sekolahnya dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka karena dapat mengetahui apa saja yang perlu dilengkapi dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka tersebut.

2. Catatan Kekurangan

a. Masih ada guru yang tidak hadir pada saat kegiatan pertemuan guru mata pelajaran dengan alasan tidak sempat atau lupa jadwal yang telah ditetapkan padahal sudah diingatkan melalui group WhatsApp.

b. Masih ada guru kurang motivasi dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka, apabila diberikan tugas tidak menyelesaikan tugas tersebut dengan alasan tidak sempat dan lebih cenderung menunggu hasil dari temannya.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II perlakuannya sama dengan pada siklus I yaitu pengamatan menggunakan lembar pengamatan dan dilakukan oleh pengamat yang terdiri dari kepala peneliti dan kolaborator. Masing-masing pengamat memiliki peran

(8)

207 dan tugas sama sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Instrumen yang digunakan juga sama dalam melakukan pendampingan menggunakan metode diskusi dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka melalui kelompok guru mata pelajaran sekolah SMA Negeri 14 Banda Aceh adalah instrumen penilaian pendampingan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data hasil penilaian oleh kaloborator dapat dijelaskan pada siklus II kesesuaian penyusunan modul ajar kurikulum merdeka dengan pelaksanaan pendampingan berdasarkan data hasil yang diperoleh 95% adalah sesuai.

Hasil observasi pada siklus II penelitian tindakan pendampingan di kelompok guru mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 pada SMA Negeri 14 Banda Aceh, kegiatan yang dilakukan oleh guru masih dalam penyusunan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka sesuai komponen-komponennya, antara lain:

A. Informasi umum yang terdiri dari (1)identitas penulis modul, (2)kompetensi awal, (3)Profil Pelajar Pancasila, (4) sarana dan prasarana, (5) target peserta didik, (6) Model pembelajaran yang digunakan;

B. Kompetensi Inti yang terdiri dari :(1)Tujuan pembelajaran, (2)pemahaman bermakna, (3)pertanyaan pematik, (5) kegiatan pembelajaran, (6)Asesmen, (7) pengayaan dan remedial,

(8) refleksi peserta didik dan Guru; C. Lampiran yang terdiri dari : (1) lembar kerja peserta didik, (2) bahan bacaan peserta didik, (3) Glosarium, (4) Daftar pustaka.

Sedangkan hasil observasi siklus II terhadap Penelitian tindakan Pendampingan Guru Mata pelajaran dengan Menggunakan Metode Diskusi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka pada SMA Negeri 14 Banda Aceh semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka sesuai komponen, antara lain:

Informasi umum yang terdiri dari

(1) identitas penulis modul, dari 14 orang guru sebagai sampel, empat belas orang guru mendapatkan skor 3,

(2) kompetensi awal, dari 14 orang guru sebagai sampel, tiga belas orang guru mendapatkan skor 3, satu orang mendapatkan skor 2

(3) Profil Pelajar Pancasila, dari 14 orang guru sebagai sampel, empat belas orang guru mendapatkan skor 3,

(4) sarana dan prasarana, dari 14 orang guru, empat belas orang guru mendapatkan skor 3,

(5) target peserta didik, dari 14 orang guru sebagai sampel, empat belas orang guru mendapatkan skor 3

(6) Model pembelajaran yang digunakan; dari 14 orang guru sebagai sampel, dua belas orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2

Kompetensi Inti yang terdiri dari

(7) Tujuan pembelajaran, dari 14 orang guru sebagai sampel, dua belas orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2,

(8) pemahaman bermakna, dari 14 orang guru sebagai sampel, delapan orang guru mendapatkan skor 3, empat orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapatkan skor 1

(9)

208 (9) pertanyaan pematik, dari 14 orang guru sebagai sampel, dari tujuh orang guru sebagai sampel, sepuluh orang mendapatkan skor 3, tujuh orang mendapatkan skor 2,

(10) kegiatan pembelajaran, dari 14 orang guru sebagai sampel, sembilan orang guru mendapatkan skor 3, dua orang mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1

(11) Asesmen, dari 14 orang guru sebagai sampel, tujuh orang guru mendapatkan skor 3, empat orang mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1 (12) pengayaan dan remedial, tujuh orang guru mendapatkan skor 3, empat orang

mendapatkan skor 2, tiga orang mendapatkan skor 1

(13)refleksi peserta didik dan Guru, enam orang guru mendapatkan skor 3, delapan orang mendapatkan nilai 2,

Lampiran yang terdiri dari

(14)lembar kerja peserta didik, sembilan orang guru mendapatkan skor 3, tiga orang mendapatkan skor 2, dua orang mendapat skor 1

(15)bahan bacaan peserta didik, dari 14 orang guru sebagai sampel, 14 orang guru mendapatkan skor 3

(16) Glosarium, dari 14 orang guru sebagai sampel, empat belas orang guru mendapatkan skor 3,

(17) Daftar pustaka. dari 14 orang guru sebagai sampel, empat belas orang guru mendapatkan skor 3,

Hasil rincian keseluruhan kemampuan guru menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel Kemampuan Guru Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Siklus II No Nama Guru Mata Pelajaran Nilai Hasil

Kerja Guru Katagori

1 CAM Bahasa Inggris 94 A

2 MA TIK 94 A

3 RR PKN 82 B

4 NA Fisika 96 A

5 CPZ Matematika 94 A

6 EM Kimia 98 A

7 YE Sejarah 82 B

8 NH PAI 94 A

9 YU Bahasa Indonesia 88 A

10 ACH PJOK 94 A

11 MU Biologi 94 A

12 SM Seni Budaya 82 B

13 PI Sosiologi 82 B

14 CE Ekonomi 92 A

Sumber : Hasil data oktober 2022

Indikator ketuntasan yang telah ditetapkan dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka bila nilai sangat baik dan baik mencapai 70% dari jumlah guru yang ikut dalam penelitian sebanyak 14 orang dianggap tuntas. Untuk menilai guru mengenai peningkatan hasil kerja pada siklus II peneliti berpedoman pada patokan rentangan nilai peningkatan hasil kerja guru sebagaimana tabel diatas. Diketahui bahwa sepuluh guru (72%) mencapai ketuntasan dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum

(10)

209 Merdeka memperoleh nilai A katagori sangat baik, dan sebanyak 4 orang guru (28%) yang ikut dalam penelitian memperoleh nilai B katagori baik.

Dengan demikian penelitian tindakan pendampingan di kelompok guru mata pelajaran SMA Negeri 14 Banda Aceh dengan menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka pada SMA Negeri 14 Banda Aceh dihentikan sampai siklus II tidak dilanjutkan ke siklus III karena dianggap sudah berhasil.

Selama kegiatan penelitian siklus II berlangsung, setiap akhir pertemuan pendampingan selalu melakukan refleksi. Hasil refleksi diperoleh dari hasil pengamatan yang telah dilakukan olehkepala peneliti dan kolaborator. Hasil refleksi siklus II ada dua yaitu kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah hasil refleksi:

a. Hasil pengamatan Peneliti pada siklus II guru sangat antusias dalam menyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka melalui kelompok guru mata pelajaran dikarenakan dapat saling berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama guru dan guru narasumber.

b. Guru merasa senang karena didampingi oleh kepala sekolah karena dapat mengetahui apa saja yang sudah sesuai dan apa yang masih perlu perbaikan dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka tersebut.

Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Kesesuaian Modul Ajar Kurikulum Merdeka dengan pelaksanaan Pendampingan Memperhatikan tabel hasil pelaksanaan pendampingan di kelompok guru mata pelajaran SMA Negeri 14 Banda Aceh dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 89%. Angka tersebut masuk dalam katagori sesuai. Jika dikaji pada setiap aspek yaitu aspek Pendahuluan, diperoleh skor rata-rata 87% dan masuk katagori sesuai. Dalam pelaksanaannya untuk pemberian motivasi oleh kepala sudah maksimal. Kondisi ini ditandai dengan perolehan skor sebesar 90% dan masuk katagori sesuai. Untuk butir kegiatan yang lain juga rata-rata sudah dalam katagori sesuai walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Aspek Kegiatan Inti, secara keseluruhan untuk kegiatan inti diperoleh skor rata- rata sebesar 90% masuk dalam katagori sesuai. Untuk sub aspek kegiatan inti rata-rata sudah dalam katagori semuanya sesuai walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Selanjutnya aspek Kegiatan Penutup, secara keseluruhan untuk kegiatan penutup diperoleh skor rata-rata sebesar 90% masuk dalam katagori sesuai. Untuk sub aspek kegiatan penutup rata-rata sudah dalam katagori sesuai semuanya walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Untuk mengetahui peningkatan hasil kerja guru dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka menggunakan patokan rentangan nilai peningkatan hasil kerja guru sebagaimana tabel diatas. dari 14 orang guru yang menjadi sampel pada pra siklus belum mencapai ketuntasan dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka, karena ketercapaian Modul Ajar Kurikulum Merdeka baru 21% yang termasuk katagori baik, 21% katagori cukup, dan 50% katagori kurang. Hasil observasi seperti tersebut di atas dari 14 orang guru mata pelajaran yang mengajar di kelas X yang telah menerapkan

(11)

210 kurikulum merdeka, 3 orang mendapat nilai B, 4 orang mendapat nilai C, dan 7 orang mendapat nilai D.

Secara individu untuk guru “Cut Aulia Makhsum, S.PdI” memperoleh skor 70 dalam katagori Baik (B), guru “Maysara, S.Si” memperoleh skor 50 dalam katagori Cukup (D), guru “Riski Ramdhani, S.Pd” memperoleh skor 40 dalam katagori kurang (D), guru “Nazliah, S.Pd. M.Pd” memperoleh skor 60 dalam katagori cukup (C), dan

“Cut Putri Zulaicha, S.Pd” memperoleh skor 80 dalam katagori Baik (B), guru “Elta Mustaklima, S.Pd” memperoleh skor 65 dalam katagori cukup (C), guru “Yuni Erawati, S.Pd” memperoleh skor 50 dalam katagori kurang (D), guru “Nikmah Hayati, S.Pd.I” memperoleh skor 45 dalam katagori kurang (D), guru “Yunizar, S.Pd”

memperoleh skor 50 dalam katagori kurang (D), dan “Afwani Ch, S.Pd” memperoleh skor 50 dalam katagori kurang (D). guru “Ir. Mustikawati” memperoleh skor 60 dalam katagori kurang (C), guru “Santi Marlinda, S.Pd” memperoleh skor 70 dalam katagori kurang (B), guru “Pitaloka, S.sos” memperoleh skor 40 dalam katagori kurang (D), dan

“Cut Ernawati, S.Pd” memperoleh skor 50 dalam katagori kurang (D).

Setelah guru diberi tindakan pada siklus I melalui pendampingan menggunakan metode diskusi kelompok, hasil kerja dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka, untuk skor rata-rata keseluruhan hasil penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka empat belas orang guru. Secara individu untuk guru “Cut Aulia Makhsum, S.PdI” memperoleh skor 86 dalam katagori Sangat baik (A), guru “Maysara, S.Si”

memperoleh skor 54 dalam katagori baik (D), guru “Riski Ramdhani, S.Pd”

memperoleh skor 53 dalam katagori kurang (D), guru “Nazliah, S.Pd. M.Pd”

memperoleh skor 85 dalam katagori Sangat baik (A), dan “Cut Putri Zulaicha, S.Pd”

memperoleh skor 94 dalam katagori sangat Baik (A), guru “Elta Mustaklima, S.Pd”

memperoleh skor 85 dalam katagori sangat baik (A), guru “Yuni Erawati, S.Pd”

memperoleh skor 54 dalam katagori kurang (D), guru “Nikmah Hayati, S.Pd.I”

memperoleh skor 50 dalam katagori kurang (D), guru “Yunizar, S.Pd” memperoleh skor 54 dalam katagori kurang (D), dan “Afwani Ch, S.Pd” memperoleh skor 54 dalam katagori kurang (D). guru “Ir. Mustikawati” memperoleh skor 92 dalam katagori sangat baik (A), guru “Santi Marlinda, S.Pd” memperoleh skor 75 dalam katagori baik (B), guru “Pitaloka, S.sos” memperoleh skor 49 dalam katagori kurang (D), dan “Cut Ernawati, S.Pd” memperoleh skor 54 dalam katagori kurang (D).

Jika memperhatikan perkembangan perolehan skor rata-rata pada siklus I dan memperhatikan pula skor rata-rata hasil refleksi awal, maka rata-rata kemampuan guru secara kuantitatif sedikit mengalami peningkatan, dan secara kuantitatif masih dalam katagori Cukup (C).

Siklus II

Kesesuaian Modul Ajar Kurikulum Merdeka dengan pelaksanaan Pendampingan Berdasarkan tabel 4.4 hasil pelaksanaan pendampingan penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 93%.

Angka tersebut masuk dalam katagori sesuai. Jika memperhatikan skor rata-rata pada hasil siklus I yaitu sebesar 89% dalam katagori sesuai, maka untuk pelaksanaan pendampingan menggunakan metode diskusi kelompok mengalami kenaikan sebesar 4%.

Selanjutnya jika dikaji pada setiap aspek yaitu aspek Pendahuluan, diperoleh skor rata-rata 90% dan masuk katagori sesuai. Dalam pelakanaannya untuk pemberian motivasi yang dilakukan kepala sudah maksimal. Kondisi ini ditandai dengan data

(12)

211 perolehan skor sebesar 90% dan masuk katagori sesuai. Untuk butir kegiatan yang lain juga rata-rata sudah dalam katagori sesuai walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Pada aspek Kegiatan Inti, secara keseluruhan untuk kegiatan inti diperoleh skor rata-rata sebesar 94% masuk dalam katagori sesuai. Untuk sub aspek kegiatan inti rata- rata sudah dalam katagori semuanya sesuai walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Kemudian aspek Kegiatan Penutup, secara keseluruhan kegiatan penutup diperoleh skor rata-rata sebesar 94% dan sudah masuk katagori sesuai. Untuk sub aspek kegiatan penutup rata-rata sudah dalam katagori sesuai semuanya walaupun secara kuantitatif diperoleh skor yang berbeda.

Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Hasil kerja guru dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka menggunakan patokan rentangan nilai peningkatan hasil belajar sebagaimana tabel diatas. Maka setelah dilakukan siklus II melalui pendampingan menggunakan metode diskusi kelompok, hasil kerja dalam menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka, untuk skor rata-rata keseluruhan hasil penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka sepuluh orang guru sebesar 71% dalam katagori Sangat Baik (A). Secara individu untuk guru

“CAM” memperoleh skor 94 dalam katagori Sangat baik (A), guru “MA” memperoleh skor 94 dalam katagori sangat baik (A), guru “RR” memperoleh skor 82 dalam katagori Baik (B), guru “NA memperoleh skor 96 dalam katagori Sangat baik (A), dan “CPZ”

memperoleh skor 94 dalam katagori sangat Baik (A), guru “EM” memperoleh skor 94 dalam katagori sangat baik (A), guru “YE” memperoleh skor 82 dalam katagori Baik (B), guru “NH” memperoleh skor 96 dalam katagori Sangat Baik (A), guru “YU”

memperoleh skor 94 dalam katagori Sangat baik (A), dan “ACH” memperoleh skor 88 dalam katagori sangat baik (B), guru “MU” memperoleh skor 94 dalam katagori sangat baik (A), guru “SM” memperoleh skor 82 dalam katagori baik (B), guru “PI”

memperoleh skor 82 dalam katagori baik (B), dan “CE” memperoleh skor 92 dalam katagori sangat baik (A).

Data kemampuan guru menyusun modul Ajar kurikulum merdeka antar siklus dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel Perbandingan kemampuan menyusun modul Ajar antar siklus No Nama Guru Nilai Hasil Kerja

Guru Observasi Awal

Nilai Hasil Kerja Guru Siklus I

Nilai Hasil Kerja Guru Siklus II

1 CAM 70 86 94

2 MA 50 54 94

3 RR 40 53 82

4 NA 60 85 96

5 CPZ 80 94 94

6 EM 65 85 98

7 YE 50 54 82

8 NH 45 50 94

9 YU 50 54 88

10 ACH 50 54 94

11 MU 60 54 94

(13)

212

12 SM 70 75 82

13 PI 40 49 82

14 CE 50 54 92

Nilai Rata-rata 56 64 90

Memperhatikan perkembangan perolehan skor rata-rata pada siklus II dan memperhatikan pula skor rata-rata hasil siklus I, maka rata-rata kemampuan guru secara kuantitatif mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari katagori Cukup (C) menjadi sangat baik (A) setelah melalui pendampingan oleh kepala .

Terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, maka hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan 70% guru sudah tuntas. Oleh karena itu, upaya-upaya perbaikan pembinaan atau pendampingan kedepan tetap di perlukan agar dalam penyusunan perangkat pembelajaran dapat lebih baik, terutama dalam menghadapi setiap perubahan-perubahan terhadap penyusunan perangkat pembelajaran yaitu Modul Ajar Kurikulum Merdeka.

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan. Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan.

Sesuai pendapat di atas, pendampingan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok yang bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan untuk menguasai, mengendalikan, dan mengontrol dengan harapan mendapatkan suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan kurikulum menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu konsep kurikulum yang menuntut kemandirian bagi peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran.

Kegiatan pengajaran dan pendidikan di sekolah akan berhasil, jika proses belajar mengajar di dalam kelas dapat dikuasai oleh guru dengan baik dan memberikan layanan yang berkualitas kepada peserta didik. Layanan belajar yang berkualitas terpenuhi, bila semua unsur yang terkait di dalamnya mempunyai komitmen yang sama untuk memajukan pendidikan dengan cara dapat bekerja sama dengan tim kerja yang baik untuk mencapai tujuan sekolah. Namun tidak semua pekerjaan berjalan dengan lancar, tapi perlu bimbingan dan masukan dari para ahli pendidikan.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas bahwa pada refleksi awal skor rata-rata penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka sebesar 56 dalam katagori Cukup (C), siklus I sebesar 67 masih dalam katagori Baik (C) dan untuk silus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 90 dengan katagori Sangat Baik (A). Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendampingan kelompok Guru Mata pelajaran SMA Negeri 14 Banda Aceh dengan menggunakan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka pada SMA Negeri 14 Banda Aceh secara kuantitatif mengalami peningkatan dan secara kualitatif masuk pada katagori sangat baik dan tuntas.

(14)

213 Kesimpulan

Peneliti menetapkan indikator keberhasilan/ketuntasan dalam pelaksanaan pendampingan dengan metode diskusi kelompok guru SMA Negeri 14 Banda Aceh untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan modul ajar Kurikulum Merdeka semester ganjil tahun 2022/2023 pada SMA Negeri 14 Banda Aceh bila nilai sangat baik telah mencapai 71% dari jumlah guru yang ikut dalam penelitian tersebut sebanyak 14 orang.

Hasil pembahasan di atas bahwa pada observasi awal skor rata-rata penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka sebesar 56 dalam katagori Cukup (C), siklus I sebesar 67 masih dalam katagori Cukup (C) dan untuk silus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 90 dengan katagori Sangat Baik (A). Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendampingan dengan metode diskusi kelompok Guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka secara kuantitatif mengalami peningkatan dan secara kualitatif masuk pada katagori sesuai pendampingan dan katagori sangat baik kemampuan guru dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Omar.(2012). Pendekatan Baru Strategi Belajra mengajar Berdasarkan.

CBSA.Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.54 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan.

Probosiwi, P., & Retnasari, L. (2020). Penyusunan RPP format terbaru mewujudkan merdeka belajar bagi guru sekolah dasar di PCM Prambanan. In Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (pp. 409– 420).

Ruslan, Rosady. 2013. Metode Penelitian Komunikasi Dan Public Relations,. Jakarta:

Raja Grafido Persada.

Rusyan, Tabrani H.A dan Suherlan,Lailan. (2012). Profesionalisme Kepala Sekolah.

Jakarta: PT. Gilang Saputra Perkasa.

Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Sahri, Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a

Dalam penelitian tindakan sekolah PTS ini, SMA Negeri Bateti menjadi konteks atau lokasi penelitian yang digunakan untuk memperlihatkan bagaimana upaya meningkatkan kemampuan guru dalam