PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan metode diskusi kelompok mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V SDN 122 sepanjang tahun pelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah penerapan Metode Diskusi Kelompok dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V SDN 122 sepanjang tahun ajaran.
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Metode Diskusi Kelompok
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya sedangkan guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memperhatikan dan memberikan semangat penuh agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif sehingga diskusi berjalan dengan lancar. Siswa menuliskan hasil diskusi dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut: 8 . a.. a) Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Konsentrasi Belajar
Pada penelitian ini dipilih salah satu metode pembelajaran yaitu metode diskusi kelompok untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Pada penelitian ini, metode PTK digunakan untuk mengetahui penerapan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V SDN 122 sepanjang tahun ajaran 2018/2019. Untuk mengetahui konsentrasi belajar siswa melalui metode diskusi kelompok di kelas V SDN 122 sepanjang tahun pelajaran 2018/2019.
Peneliti melakukan 3 observasi untuk mengetahui konsentrasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode diskusi kelompok. Hasil konsentrasi belajar siswa kelas V SD Negeri 122 Seluma pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Karena konsentrasi belajar siswa sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 82% maka siklus dihentikan pada siklus II. b) Hasil observasi kegiatan Guru.
Hasil Observasi Konsentrasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Menggunakan Metode Diskusi Kelompok. Konsentrasi belajar siswa dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pra siklus mencapai angka 12%, siklus I mencapai 47%. Dibandingkan dengan klasifikasi standar, konsentrasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada Siklus II termasuk dalam klasifikasi “Sedang” yaitu berada pada kisaran 75-84%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok pada mata pelajaran pendidikan agama Islam pada siswa kelas V SD Negeri 122 Seluma terlihat adanya peningkatan hasil konsentrasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok berhasil meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Kerangka Pikir/Rationale
Proses belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan proses pendidikan, dengan guru sebagai pelaku utamanya. Dalam proses ini dikemukakan bahwa ada satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara pembelajaran siswa dan pengajaran guru, antara keduanya terdapat interaksi yang saling mempengaruhi. Lingkungan belajar yang menarik, aman, nyaman dan kondusif akan membuat siswa lebih semangat dalam belajar dan tentunya juga akan membuat siswa lebih konsentrasi dalam mengikuti.
24 Amalia Cahya Setiani, “Peningkatan Konsentrasi Belajar Melalui Layanan Bimbingan Berkelompok Siswa Kelas VI SDN Karangcegak Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah/PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014). Dalam proses pembelajaran seorang siswa dituntut untuk dapat berkonsentrasi, karena belajar tanpa konsentrasi akan menghambat proses pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar yang kurang optimal. Penyebab rendahnya konsentrasi belajar siswa bukan hanya berasal dari siswa itu sendiri, melainkan dari banyak faktor, yaitu dari faktor internal, faktor eksternal dan psikologis.
Cara belajar yang baik tentunya harus memuat tujuan yang ingin dicapai dan cara mendorongnya, mengembangkannya dan menghubungkan keingintahuan kita sehingga kita benar-benar tahu apa yang ingin kita pelajari. Merujuk pada teori-teori yang ada, maka perlu adanya pembelajaran yang merangsang konsentrasi belajar siswa dalam belajar.
Jenis Penelitian
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dokumen mengacu pada peristiwa masa lalu yang diungkapkan dalam bentuk lisan, tulisan, dan tulisan. Tujuan dilakukannya dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data berupa teks tertulis dan tidak tertulis. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data kegiatan belajar mengajar, profil SD Negeri 122 Seluma (visi dan tujuan sekolah, kondisi guru dan siswa, struktur organisasi sekolah), serta daftar siswa kelas V.
Teknik Validitas Data
Indikator Kinerja
Prosedur Tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk melakukan survei observasi perkembangan siswa selama pelaksanaan tindakan. Tahap ini meninjau secara menyeluruh tindakan yang diambil berdasarkan data yang dikumpulkan.
Teknik Analisis Data
Hasil tes pada siklus II diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai antara 0%-49% sebanyak 3 siswa (17%) termasuk dalam kategori “Sangat Rendah”. Sehingga pada siklus II dapat disimpulkan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa mengalami peningkatan atau kemajuan dibandingkan dengan siklus I. Namun kelemahan pada siklus I dapat diatasi pada siklus II, sehingga konsentrasi belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 82%. .. dikategorikan sebagai "Sedang" karena berada di antara 75%-84%.
Dibandingkan dengan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 24%. f) Mendengarkan dengan seksama saat teman berpendapat, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 9 orang atau 53% dikategorikan “Rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 13 orang, 76% dikategorikan “Sedang”. Dibandingkan dengan Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 6%. h) Dengan ide yang cemerlang, siswa konsentrasi pada Siklus I 8 orang atau 47% dikategorikan “Sangat Rendah” sedangkan pada Siklus II 9 orang atau 53% dikategorikan “Rendah”. Dibandingkan dengan Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 6%. i) Dengan perencanaan dan pembagian tugas yang matang, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 8 orang atau 47% dikategorikan “Sangat Rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 10 orang atau 59% dikategorikan.
Dibandingkan dengan standar klasifikasi yang ditetapkan pada Bab III, konsentrasi belajar siswa dengan metode diskusi kelompok pada siklus I berada pada klasifikasi “rendah” karena berada pada kisaran 0-49%. Dibandingkan klasifikasi tersebut, aktivitas guru dalam menggunakan metode diskusi kelompok pada siklus II berada pada taraf “tinggi” karena berada pada kisaran 85%-100%. Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan metode diskusi pada siklus I mencapai 76% dengan kategori “Sedang”, pada siklus II mencapai 86% dengan kategori “Sedang”.
Pada siklus data awal hasil konsentrasi belajar siswa sebesar 12%, pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 47% sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 82%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa adalah sebagai berikut. Data konsentrasi belajar siswa kelas V SDN 122 Seluma sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Jika dihitung berdasarkan tingkat ketuntasan konsentrasi belajar siswa, hanya 47% siswa yang tuntas dan 53% siswa tidak tuntas.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa pada siklus I masih tergolong “rendah”. Untuk itu penelitian akan dilanjutkan ke Siklus II untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Konsentrasi belajar ini juga didukung oleh hasil observasi konsentrasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil observasi sebelum intervensi.
Karena kelemahan yang teridentifikasi dan hasil observasi konsentrasi belajar siswa masih tergolong rendah. Setelah menguji materi yang dipelajari - Guru menyimpulkan materi yang dipelajari - Salam, penutup dan kata Allhamdullilah.. a) Hasil observasi siklus konsentrasi belajar siswa II. Berdasarkan target konsentrasi belajar yang diinginkan sebesar 80%, dapat dikatakan dari hasil tersebut bahwa penggunaan metode diskusi kelompok berhasil meningkat.
Seperti halnya pada siklus I, pengamatan didasarkan pada aktivitas guru dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, sedangkan hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan adanya kemajuan atau peningkatan, baik aktivitas guru maupun konsentrasi belajar siswa.
Perbandingan Konsentrasi Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan
Dibandingkan dengan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 29%. b) Kerjasama dalam kelompok, siswa yang aktif dan konsentrasi pada siklus I sebanyak 11 orang atau 65% dan dikategorikan “rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 15 orang atau 88% dan dikategorikan “tinggi”. Dibandingkan dengan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 17%. e) Dengan memberikan pendapat kepada teman dalam kelompoknya, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 8 orang atau 47% dikategorikan “Sangat Rendah”, sedangkan pada siklus II 12 orang sebanyak 71% dikategorikan “Rendah”. Jika dibandingkan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 23%. g) Dapat menanggapi dan memahami setiap penjelasan yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 11 orang atau 65%.. dikategorikan “Rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 12 orang atau 71%.
Dibandingkan dengan Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 12%. j) Selalu aktif bertanya dan berargumen terhadap materi yang sedang dibahas, siswa yang konsentrasi pada siklus I sebanyak 10 orang atau 59% dikategorikan “rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 13 orang atau 76% . Dibandingkan dengan Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 17%. k) Menjawab dengan baik dan benar setiap soal yang diberikan oleh kelompok lain, siswa konsentrasi pada siklus I berjumlah 10 orang atau dikategorikan 59%. Dibandingkan dengan siklus I dan siklus II tidak ada peningkatan. l) Saling membantu dalam memecahkan masalah, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 10 orang atau 59% dikategorikan “Rendah”, sedangkan pada siklus II sebanyak 11 orang atau 65% dikategorikan “Rendah”.
Dibandingkan dengan Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 6%. m) Siswa tenang dan tidak membuat gaduh selama proses pembelajaran, siswa yang berkonsentrasi pada siklus I sebanyak 12 orang atau 71% dikategorikan “Sedang”, sedangkan pada siklus II terdapat 13 orang atau 76% dikategorikan “Sedang ". Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa konsentrasi siswa pada pra siklus mencapai 12% dengan kategori “rendah”, pada siklus II mencapai 47% dengan kategori “rendah”, pada siklus II mencapai 47% dengan kategori “rendah”. mencapai 82% dalam kategori “sedang”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan konsentrasi belajar siswa melalui metode diskusi kelompok di kelas V SD Negeri 122 Seluma.
Guru PAI masih perlu meningkatkan kinerja mengajarnya, terutama yang berkaitan dengan peningkatan konsentrasi belajar siswa.
Pebahasan Hasil Penelitian
PENUTUP
Saran-saran
Dengan hasil penelitian diatas, maka penulis ingin memberikan saran kepada orang-orang yang sedang menghadapi masalah yang dibahas oleh peneliti yaitu. Sekolah harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meminimalisir gangguan terhadap konsentrasi belajar di dalam maupun di luar sekolah, sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar. Untuk mengatasi masalah siswa yang sulit konsentrasi belajar diperlukan penanganan yang tepat, oleh karena itu guru PAI harus pandai menciptakan suasana belajar yang aktif dan menguasai berbagai strategi/metode dalam mengajar.
Siswa hendaknya berusaha memperhatikan setiap prosedur pembelajaran yang telah disampaikan agar dapat mengikuti pembelajaran dengan benar. Siswa harus berusaha untuk tetap fokus dan memperhatikan saat belajar sehingga mereka nantinya dapat menafsirkan dan memberikan wawasan tentang apa yang telah mereka pelajari. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Menggunakan Strategi Index Card Matching (Studi Kasus di Kelas III SD N 2 Sribit Delanggu Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2013) (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah/PAI Institut Agama Islam Negeri Surakarta .