PENINGKATAN LITERASI
TERHADAP PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI
Ditulis oleh:
Azkia Martiana Winarning Tyas 211414034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Alberta, kemampuan untuk membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, memecahkan masalah dengan berpikir kritis, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi disebut dengan literasi. Literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis serta rendahnya minat baca pada siswa. Literasi sangat penting dalam memperlancar kegiatan belajar secara daring.
Ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 ini membuat aktivitas manusia dibatasi dan dialihkan menjadi dirumah masing-masing termasuk kegiatan belajar mengajar.
Perubahan pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring membuat manusia lebih dekat dengan teknologi. Berubahnya ke pembelajaran daring juga memunculkan berbagai problematika. Kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan di sekolah seperti membaca dan belajar menggunakan buku, berubah menjadi online dan serba digital.
Dalam pembelajaran, aspek sarana dan prasarana sangat menentukan keberhasilan pembelajaran daring. Aspek sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan lancar yaitu perangkat keras seperti komputer, laptop, smartphone , sinyal serta beberapa aplikasi seperti zoom, google meet, google classroom, dan lain-lain. Pendidik dan peserta didik harus mampu menggunakan serta memanfaatkan sarana dan prasarana agar proses pembelajaran daring dapat berjalan. Namun, kebanyakan guru yang sudah berumur, kurang menguasai sarana dan prasarana tersebut.
Dalam pembelajaran daring, siswa dan guru memerlukan teknologi digital.
Teknologi digital tersebut akan sangat membantu proses belajar mengajar. Secara tidak langsung siswa akan literasi menggunakan perangkat keras sebagai pendukung. Mereka harus mampu memahami dan menangkap makna dari suatu bacaan. Siswa akan sulit dalam memahami dan menangkap makna dari suatu bacaan karena kurangnya minat mereka dalam hal literasi.
Pada waktu pembelajaran tatap muka, literasi diwajibkan bagi para siswa.
Berdasarkan Permendikbud (Tahun 2015 No. 23) mengemukakan, bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah adalah cerminan dari nilai-nilai Pancasila dan seharusnya menjadi bagian proses belajar dan budaya setiap sekolah. Hal ini dapat juga dengan menumbuhkan minat baca dapat melalui kegiatan 15 menit membaca buku selain buku mata pelajaran. Pada umumnya, literasi dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai. Setelah membaca suatu buku, siswa menuliskan makna dari buku yang telah dibaca. Dari hal ini siswa belajar untuk membaca, menulis, serta berpikir kritis. Namun, dengan adanya pembelajaran online membuat tingkat literasi semakin menurun. Hal ini karena terbatasnya buku yang mereka baca dan kurangnya inisiatif siswa untuk mencarinya di internet.
Pada abad ini, teknologi sangat digaungkan. Teknologi digital dibutuhkan sebagai alat pendukung proses pembelajaran daring. Kurangnya kemampuan literasi digital pada siswa akan menentukan keberhasilan pembelajaran daring. Hal ini mempengaruhi siswa dalam hal berpikir kritis. Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut Perkins (dalam Nyayu, 2014:116), kemampuan untuk mengumpulkan, mengipretasi, dan mengevaluasi informasi secara akurat dan efisien disebut dengan berpikir kritis.
Kurangnya literasi digital dapat diatasi dengan pengadaan sosialisasi mengenai pentingnya kegiatan literasi serta tetap menanamkan budaya literasi setiap pagi sebelum pembelajaran daring dimulai. Dengan adanya literasi digital pada proses pembelajaran daring, siswa diharapkan dapat mencari dan menyeleksi informasi yang penting. Tidak hanya itu, mereka juga diharapkan mampu mengkomunikasikan serta dapat menyampaikan gagasan dalam ruang digital. Ketersediaan sinyal akan mendukung proses pembelajaran daring serta akan meningkatkan minat literasi digital pada siswa.
Dengan adanya literasi digital dalam pembelajaran daring, siswa diharapkan mampu meningkatkan akan urgensi kemampuan literasi digital. Karena pada abad ini, teknologi semakin dikedepankan. Semakin kedepan teknologi juga akan semakin berkembang. Semua orang diharapkan menjadi pandai dalam hal teknologi baik siswa maupun guru sebagai pengajar.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk menulis artikel ilmiah gagasan mengenai peningkatan literasi terhadap peserta didik di masa pandemi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara meningkatkan literasi digital dalam proses pembelajaran daring?
b. Bagaimana cara agar siswa tidak bosan saat belajar daring?
1.3 Tujuan
a. Memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran baik alat perangkat maupun aplikasi sebagai pendukung pembelajaran.
b. Memanfaatkan aplikasi belajar yang menyenangkan bagi siswa seperti belajar sambil bermain.
Catatan :
- Menyunting ukuran font , ketebalan , penggunaan huruf besar dan kecil , - Meperbaiki kata yang ejaannya salah dan kurang tepat
Penyunting : Maria Natalia NIM : 211414036
LAMPIRAN
Formulir Kelengkapan Naskah
No. Unsur Naskah Ada Tidak Ada Keterangan
1 Daftar Isi √
2 Prakata √
3 Kata Pengntar √
4 Daftar
tabel/gambar/ilustrasi
√
5 Judul bab √ Tidak Revisi
6 Subjudul bab √ Tidak Revisi
7 Sub-subjudul bab √
8 Catatan kaki √
9 Kepustakaan √
10 Daftar istilah √
11 Lampiran √
12 Indeks √
13 Biografi singkat √
14 Nomor halaman √
15 Foto penulis √
16 Disket √
Catatan: Tidak terdapat revisi pada judul dan subjudul bab pada naskah .
a. Penyuntingan Format
Formulir Penyuntingan Format
Artikel Ilmiah Peningkatan Literasi Terhadap Peserta Didik Di Masa Pandemi Penulis Azkia Martiana Winarning Tyas
No. Unsur Resensi Ada Tidak
Ada
Keterangan
1. Judul √
2. Nama penulis √ Revisi
3. Abstrak √
4. Kata Kunci √
5. Pendahuluan √ Revisi
6. Penutup √
7. Rujukan √
Catatan:
Tidak semua unsur ada dalam kelengkapan naskah dan ada beberapa unsur yang perlu direvisi .
b. Penyuntingan Isi
Formulir Penyuntingan Isi
Artikel Ilmiah Peningkatan Literasi Terhadap Peserta Didik Di Masa Pandemi Penulis Azkia Martiana Winarning Tyas
No. Penyuntingan Isi Catatan penyunting Keterangan (revisi/tidak revisi) 1. Penyajian data atau fakta
serta interpretasinya yang jelas, ringkas, dan benar
Jelas
2 Orisinalitas Tulisan orisinil
3. Legalitas Legal/beres
4. Konsitensi penulisan Penulis tidak konsisten karena banyak terjadi kesalahan dalam ejaan.
Revisi
5. Gaya penulisan/cara penyajian tulisan
Cara penyajian tulisan atau gaya tulisan sudah cukup baik. Masih dijumpai kesalahan dalam penulisan kalimat dan paragraf.
Hal tersebut mengganggu pemahaman pembaca.
Revisi
5. Penggunaan konvensi penyuntingan naskah 7. Penggunaan
selingkung
gaya Jelas
8. Kejelasan pada
keterangan gambar, tabel, atau ilustrasi
-
9. Kesesuaian
kera ngka susunan naskah
Sesuai antara latar belakang m rumusan masalah dan tujuan . 10. Kesesuaian judul dan isi Sesuai
11. Kelengkapan abstrak -
12. Kelengkapan
acua n pustaka
-
13 Bagian tertentu yang perlu dipersingkat, diperjelas, atau diperpanjang, cara penyajian tulisan
Dibagian latar belakang masih ada beberapa kata yang masih salah dalam penulisannya .
Revisi
Catatan:
Penyunting memperbaiki kesalahan dan mengomunikasikannya kepada penulis.
c. Penyuntingan Bahasa
Formulir Penyuntingan Isi
Artikel Ilmiah Peningkatan Literasi Terhadap Peserta Didik Di Masa Pandemi Penulis Azkia Martiana Winarning Tyas
No. Penyuntingan Bahasa Catatan Penyunting
Keterangan (revisi/tidak) 1. Ejaan
a. Pemakaian huruf Ada kesalahan Revisi b. Penulisan kata Ada kesalahan Revisi c. Pemakaian tanda baca Ada kesalahan - d. Penulisan
serapan
unsur - -
2. Tata Bahasa 1. Kata
a. Penggunaan bentuk kata (baku/tidak baku)
Ada kesalahan Revisi b. Penggunaan
kata
pilihan - -
2. Kalimat
a. Penggunaan standar kalimat baku (S-P-O- K)
- -
b. Kebenaran kalimat.
struktur - -
c. Penulisan kalimat efektif memperhatikan unsur kesatuan, koherensi, kehematan,
Ada kesalahan Revisi
kesejajaran,
penggunaan pilihan kata, penggunaan ejaan.
3. Penulisan paragraf
a. Penggunaan penalaran yang logis dalam penulisan paragraf
- -
b. Kepaduan paragraf - -
c. Hubungan paragraf - -
Catatan : Penyunting memperbaiki kesalahan dan mengomunikasikannya kepada penulis.
Kegiatan pasca Penyuntingan Naskah
Formulis Daftar Periksa Pascapenyuntingan Naskah
No. Daftar Periksa Pengecekan Catatan
Beres Perlu cek ulang 1. Penyuntingan format √
2. Penyuntingan isi √ Masih ada
pengutipan yang kurang tepat , sehingga masih terlihat plagiarisme .
3. Penyuntingan bahasa √ Masih asa kesalahan
penulisan kata .
Kesimpulan (layak terbit/layak terbit dengan revisi) dan alasannya:
Layak diterbitkan degan melakukan revisi pada beberapa bagian terutama pada penulisan kata yang kurang tepat . Ide dan permasalahan yang dibahas sangat bagus dan sedang terjadi saat ini .
d. Urutan paragraf yang logis
- -
Catatan:
Penyunting memperbaiki kesalahan dan mengomunikasikannya kepada penulis.