• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi

AzkiaM

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN LITERASI

TERHADAP PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI

(Ditulis sebagai Bahan Penilaian UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia)

Ditulis oleh:

Azkia Martiana Winarning Tyas 211414034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

ii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

2.1 Cara Mengembangkan Literasi Digital dalam Proses Pembelajaran Daring ... 4

2.2 Pemanfaatan aplikasi belajar yang menyenangkan bagi siswa seperti belajar sambil bermain ... 5

BAB III PENUTUP ... 7

3.1 Kesimpulan ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

LAMPIRAN ... 9

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan artikel ilmiah gagasan yang berjudul “Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi”. Artikel ilmiah gagasan ini ditulis sebagai bahan penilaian ujian akhir semester pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis berterima kasih kepada Ibu Ekaresta Prihardjati Saputro, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan artikel ilmiah gagasan ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi dalam proses penulisan artikel ilmiah ini.

Artikel ilmiah ini berisikan tentang cara meningkatkan literasi terhadap peserta didik di masa pandemi khususnya dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena pada situasi pandemi, pembelajaran di ubah menjadi di rumah masing- masing. Siswa dan guru dituntut agar pandai dalam hal teknologi digital. Guru harus dapat mengarahkan dan meningkatkan siswanya agar literasi digital semakin meningkat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan artikel ilmiah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat menyempurnakan artikel ilmiah ini. Penulis berharap artikel ilmiah ini dapat meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca.

Sleman, 5 Desember 2021 Penulis

(4)

iv ABSTRAK

Artikel ilmiah gagasan ini berisi tentang peningkatan literasi terhadap peserta didik di masa pandemi covid-19. Berjalannya pembelajaran daring ditentukan oleh siswa dan guru yang berpartisipasi dalam pembelajaran tersebut.

Penulis menulis artikel ilmiah gagasan ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui cara mengembangkan literasi digital dalam pembelajaran daring. Guru dapat memanfaatkan aplikasi maupun website untuk menunjang proses pembelajaran seperti google classroom, quizizz, serta whatsApp. Dengan pemanfaatan beberapa aplikasi tersebut oleh guru, siswa akan merasa senang dan pembelajaran tidak terkesan membosankan. Dengan meningkatnya kemampuan literasi digital, siswa akan dapat berkomunikasi, berkarya, serta berpikir yang selanjutnya akan mengantarkan menuju gerbang kesuksesan.

Kata kunci: literasi digital, covid-19, pembelajaran daring, aplikasi belajar online

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Alberta (2009), kemampuan untuk membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, memecahkan masalah dengan berpikir kritis, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi disebut dengan literasi. Literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis serta rendahnya minat baca pada siswa. Literasi sangat penting dalam memperlancar kegiatan belajar secara daring. Ditambah lagi dengan pandemi covid-19 ini membuat aktivitas manusia dibatasi dan dialihkan menjadi dirumah masing-masing termasuk kegiatan belajar mengajar. Perubahan pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring membuat manusia lebih dekat dengan teknologi. Berubahnya ke pembelajaran daring juga memunculkan berbagai problematika. Kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan di sekolah seperti membaca dan belajar menggunakan buku, berubah menjadi online dan serba digital.

Dalam pembelajaran, aspek sarana dan prasarana sangat menentukan keberhasilan pembelajaran daring. Aspek sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan lancar yaitu perangkat keras seperti komputer, laptop, atau smartphone, sinyal, serta beberapa aplikasi seperti, zoom, google meet, google classroom, dan lain-lain. Pendidik dan peserta didik harus mampu menggunakan serta memanfaatkan sarana dan prasarana agar proses pembelajaran daring dapat berjalan. Namun, kebanyakan guru yang sudah berumur, kurang menguasai sarana dan prasarana tersebut.

Dalam pembelajaran daring, siswa dan guru memerlukan teknologi digital. Teknologi digital tersebut akan sangat membantu proses belajar mengajar. Secara tidak langsung siswa akan literasi menggunakan perangkat keras sebagai pendukung. Mereka harus mampu memahami dan menangkap

(6)

2

makna dari suatu bacaan. Siswa akan sulit dalam memahami dan menangkap makna dari suatu bacaan karena kurangnya minat mereka dalam hal literasi.

Pada waktu pembelajaran tatap muka, literasi diwajibkan bagi para siswa. Berdasarkan Permendikbud (Tahun 2015 No. 23) mengemukakan, bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah adalah cerminan dari nilai-nilai Pancasila dan seharusnya menjadi bagian proses belajar dan budaya setiap sekolah. Hal ini dapat juga dengan menumbuhkan minat baca dapat melalui kegiatan 15 menit membaca buku selain buku mata pelajaran. Pada umumnya, literasi dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai. Setelah membaca suatu buku, siswa menuliskan makna dari buku yang telah dibaca.

Dari hal ini siswa belajar untuk membaca, menulis, serta berpikir kritis. Namun, dengan adanya pembelajaran online membuat tingkat literasi semakin menurun.

Hal ini karena terbatasnya buku yang mereka baca dan kurangnya inisiatif siswa untuk mencarinya di internet.

Pada abad ini, teknologi sangat digaungkan. Teknologi digital dibutuhkan sebagai alat pendukung proses pembelajaran daring. Kurangnya kemampuan literasi digital pada siswa akan menentukan keberhasilan pembelajaran daring. Hal ini mempengaruhi siswa dalam hal berpikir kritis.

Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut Perkins (dalam Nyayu, 2014:116), kemampuan untuk mengumpulkan, mengipretasi, dan mengevaluasi informasi secara akurat dan efisien disebut dengan berpikir kritis.

Kurangnya literasi digital dapat diatasi dengan pengadaan sosialisasi mengenai pentingnya kegiatan literasi serta tetap menanamkan budaya literasi setiap pagi sebelum pembelajaran daring dimulai. Dengan adanya literasi digital pada proses pembelajaran daring, siswa diharapkan dapat mencari dan menyeleksi informasi yang penting. Tidak hanya itu, mereka juga diharapkan mampu mengkomunikasikan serta dapat menyampaikan gagasan dalam ruang digital. Ketersediaan sinyal akan mendukung proses pembelajaran daring serta akan meningkatkan minat literasi digital pada siswa.

(7)

3

Dengan adanya literasi digital dalam pembelajaran daring, siswa diharapkan mampu meningkatkan akan urgensi kemampuan literasi digital.

Karena pada abad ini, teknologi semakin dikedepankan. Semakin kedepan teknologi juga akan semakin berkembang. Semua orang diharapkan menjadi pandai dalam hal teknologi baik siswa maupun guru sebagai pengajar.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk menulis artikel ilmiah gagasan mengenai peningkatan literasi terhadap peserta didik di masa pandemi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara mengembangkan literasi digital dalam proses pembelajaran daring?

b. Bagaimana cara agar siswa tidak bosan saat belajar daring?

1.3 Tujuan

a. Cara mengembangkan literasi digital dalam proses pembelajaran daring.

b. Memanfaatkan aplikasi belajar yang menyenangkan bagi siswa seperti belajar sambil bermain.

(8)

4 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Cara Mengembangkan Literasi Digital dalam Proses Pembelajaran Daring

Pada pandemi covid-19 seperti ini, aktivitas dan kegiatan manusia semakin dibatasi. Tidak heran bahwa dengan adanya pandemi ini manusia lebih banyak beraktivitas dirumah, tidak terkecuali dalam hal belajar mengajar.

Semakin kedepan, teknologi akan semakin canggih. Karena pandemi covid-19, manusia lebih dekat dengan teknologi sebagai perantara dalam beraktivitas.

Pembelajaran yang sebelumnya tatap muka sekarang berubah menjadi pembelajaran daring. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Dengan pembelajaran daring seperti ini, guru harus pandai dalam mengajar karena akan berbeda dengan pembelajaran tatap muka dan akan lebih sering menggunakan teknologi digital sebagai penunjang pembelajaran.

Menurut Douglas A.J. Belshaw (2011), mengatakan bahwa, “ada delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital, yaitu sebagai berikut:

a. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital, b. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten,

c. Konstruksi, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual,

d. Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital,

e. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab, f. Kreatif melakukan hal baru dengan cara baru, g. Kritis dalam menyikapi konten.”

Salah satu keterampilan yang penting dan harus dimiliki oleh siswa adalah keterampilan dalam mencari informasi (Azmi, 2006). Peneliti lain juga mengatakan bahwa kesuksesan belajar berkaitan dengan liteasi digital yang membuka kesempatan untuk berkarya dan berkomunikasi (Sujana &

(9)

5

Rachmatin, 2019) (Ellpira, 2018). Menurut Dinata (2021), setelah melakukan suatu kajian mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan literasi digital yang dapat dilakukan pimpinan suatu institusi perguruan tinggi maupun sekolah, yaitu:

a. Pelatihan mengenai literasi digital,

b. Pengadaan literasi digital baik disekolah maupun kampus, c. Pembentukan tim penggerak akan literasi digital.

2.2 Pemanfaatan aplikasi belajar yang menyenangkan bagi siswa seperti belajar sambil bermain

Pada abad 21 ini, teknologi semakin canggih. Manusia beraktivitas lebih dekat dengan teknologi. Pembelajaran yang sebelumnya tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring. Sebagai seorang pendidik, guru harus pandai dalam hal teknologi dan harus mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Sistem pembelajaran daring menggunakan perangkat dan akses internet sebagai fasilitas dalam berlangsungnya proses pembelajaran (Roida, 2020). Penggunaan aplikasi berupa google classroom sangat membantu proses pembelajaran. google classroom adalah aplikasi untuk mempermudah orang dalam belajar mengajar seperti pada pandemi covid-19.

Penggunaan aplikasi ini termasuk mudah dan tidak terlalu rumit. Terdapat beberapa fitur yang diberikan pada penggunanya seperti tugas, pengukuran, komunikasi, hemat waktu, program arsip, kode kelas, serta keamanan pribadi.

Penerapan belajar sambil bermain juga perlu diwujudkan agar siswa tidak jenuh pada saat pembelajaran. Agar pembelajaran terkesan bervariasi guru dapat memanfaatkan aplikasi quizizz. quizizz adalah aplikasi online yang bertujuan untuk mengetahui seberapa pemahaman siswa mengenai suatu mata pelajaran atau materi. Guru dapat membuatkan suatu kelompok untuk siswanya dan dapat juga dilakukan individu agar siswa dapat bermain sambil belajar yang dituangkan dalam bentuk soal. Siswa dapat mengetahui secara langsung apabila mengerjakan dengan jawaban yang kurang tepat. Sebelum siswa mengerjakan soal, guru akan memberikan kode. Setelah semua siswa siap

(10)

6

untuk mengerjakan, guru dapat memulai permainan tersebut untuk peserta didiknya. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi quizizz terlihat menyenangkan karena siswa dapat menilai kemampuan yang dimiliki setelah belajar suatu materi yang diberikan oleh guru.

whatsApp adalah sebuah aplikasi untuk berkomunikasi yang dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran. Fitur yang dapat dimanfaatkan bagi pengguna yang sedang melaksanakan pembelajaran adalah whatsApp grup yang dapat berisikan kurang lebih 200 peserta. Melalui whatsApp grup ini, guru dapat berkomunikasi dengan siswa. Apabila siswa tidak kondusif, maka guru dapat mengaktifkan fitur hanya admin yang dapat mengirim pesan. Tidak hanya itu, apabila guru ingin menjelaskan dapat menggunakan pesan rekam suara agar dapat menjelaskan dengan lebih mudah kepada siswa mengenai materi pembelajaran.

Wordwall merupakan sebuah website yang dapat mempermudah guru dalam menilai siswanya sebagai bahan evalusai pembelajaran. Dengan menggunakan website ini, siswa dapat merasakan belajar sambil bermain karena terdapat beberapa fitur yang mendukung. Wordwall dilengkapi dengan beberapa fitur yang tidak akan membosankan salah satunya teka-teki silang untuk menguji tingkat daya ingat siswa pada materi yang telah diberikan oleh guru, untuk menguji tingkat pemahaman siswa dapat menggunakan fitur match up, untuk menguji ketelitian siswa dapat menggunakan wordsearch. Tidak hanya itu, guru juga dapat menggunakan beberapa fitur untuk menguji siswanya seperti fitur matching pairs, random cards, group short, random wheel, find the match, open the box, unjumble, missing word, anagram, gameshow quiz, labelled diagram, dan maze chase. Bagi siswa yang mempunyai HP dengan memori yang kecil tidak akan khawatir karena wordwall tidak seperti sebuah aplikasi yang perlu ruang untuk mengunduhnya.

(11)

7 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Munculnya pandemi covid-19 di Indonesia hampir menyebabkan semua aktivitas di Indonesia berubah menjadi di rumah masing-masing tidak terkecuali pada proses belajar mengajar. Pada masa pandemi, baik guru maupun siswa dituntut untuk dapat menggunakan teknologi digital. Literasi digital sangat penting bagi siswa maupun guru di dalam dunia pendidikan.

Guru harus tahu cara untuk mengembangkan literasi digital dalam proses pembelajaran daring. Tidak hanya itu, guru juga harus mengetahui cara agar siswa tidak merasa bosan saat proses belajar berlangsung.

Terdapat delapan elemen untuk mengembangkan literasi digital pada pembelajaran daring yaitu kultural, kognitif, konstruksi, komunikatif, kepercayaan diri, kreatif, serta kritis dalam menyikapi konten. Guru dapat memanfaatkan beberapa aplikasi maupun website agar siswa tidak cepat bosan ketika pembelajaran berlangsung seperti google classroom, quizizz, whatsApp, dan wordwall. Dengan kemampuan literasi digital, siswa akan dapat berkomunikasi, berkarya, serta berpikir yang selanjutnya akan mengantarkan menuju kesuksesan.

(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, A. R., Ipungkarti, A. A., & Saffanah, K. N. (2021). Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir. Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi, 01, 1-2. Diakses 4 November 2021, dari https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/article/view/32685/pdf

Auliya, A. (2021, September 23). Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Wordwall untuk Mata Pelajaran IPA SMP Kelas VII. 6-7. Diakses 4

Desember 2021, dari

http://repository.iainbengkulu.ac.id/7085/1/SKRIPSI%20ANISA%20AUL IYA.pdf

Aziz, R. M., Sarwoprasodjo, S., & Wahyuni, E. S. (2020). Tingkat Literasi Media Remaja Desa Dalam PemanfaatanMedia Sosial. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 2. Diakses 5 Desember 2021, dari http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm/article/view/740/pdf Dinata, K. B. (2021). Ligital Literasi dalam Pembelajaran Daring. Jurnal Eksponen,

11, 1-2. Diakses 13 November 2021, dari

https://jurnal.umko.ac.id/index.php/eksponen/article/view/368/196

Indonesia, P. M. (2015). tentang Penumbuhan Budi Pekrti dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Diakses 14 November 2021, dari https://www.slideshare.net/kemdikbud/permendikbud-232015-

penumbuhan-budi-pekerti-63470238

Khodijah, N. (2017). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Diakses 15

November 2021, dari

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1170459

Pujiasih, E. (2020). Membangun Generasi Emas dengan Variasi Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Karya Ilmiah Guru, 5, 2-3.

Diakses 28 November 2021, dari https://jurnal- dikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jurnalideguru/article/view/136/174

(13)

9 LAMPIRAN

(14)

10

(15)

11 Penyuntingan Naskah

Formulir Penyuntingan Format

Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi Penulis: Azkia Martiana Winarning Tyas

No Unsur Artikel Ilmiah Gagasan

Ada Tidak Ada Keterangan

1. Halaman judul √

a. Judul √

b. Tujuan √

c. Logo √

d. Identitas Penulis √

e. Instansi √

f. Tahun √

2. Daftar Isi √

3. Kata Pengantar √

4. Abstrak √

5. Pendahuluan √

6. Pembahasan √

7. Penutup √

8. Daftar Pustaka √

9. Lampiran √

Catatan: Urutan berdasarkan aturan yang telah disepakati oleh dosen pengampu.

Formulir Penyuntingan Isi

Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi Penulis: Azkia Martiana Winarning Tyas

No Penyuntingan Isi Catatan Penyuntingan Keterangan 1. Penyajian data atau

fakta serta

interpretasinya yang

Jelas Tidak revisi

(16)

12 jelas, ringkas, dan

benar.

2. Orisinilitas. Tulisan orisinil Tidak revisi

3. Legalitas. Legal/ beres Tidak revisi

4. Konsistensi Penulisan. Penulis konsisten Tidak revisi 5. Gaya penulisan/cara

penyajian tulisan.

Cara penyajian tulisan baik.

Tidak revisi

6. Penggunaan konsistensi

penyuntingan naskah.

- Tidak revisi

7. Penggunaan gaya selingkung.

Jelas Tidak revisi

8. Kejelasan pada keterangan gambar, tabel, atau ilustrasi.

- Tidak revisi

9. Kesesuaian kerangka susunan naskah.

Lengkap dan sesuai. Tidak revisi

10. Kesesuaian judul dan isi.

Sesuai Tidak revisi

11. Kesesuaian abstrak. Sesuai Tidak revisi

12. Kelengkapan acuan pustaka.

Lengkap Tidak revisi

13. Bagian tertentu yang perlu dipersingkat, diperjelas, cara penyajian tulisan.

Sudah jelas Tidak revisi

Catatan: Penulis telah melakukan revisi setelah penyunting melakukan penyuntingan terhadap artikel ilmiah gagasan penulis.

(17)

13

Formulir Penyuntingan Bahasa

Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi Penulis: Azkia Martiana Winarning Tyas

No Penyuntingan Bahasa Catatan Penyunting

Keterangan (revisi/tidak) 1. Ejaan

a. Pemakaian huruf Ada kesalahan Revisi b. Penulisan kata Ada kesalahan Revisi c. Pemakaian tanda baca Ada kesalahan Revisi d. Penulisan unsur

serapan

Tidak ada kesalahan Tidak revisi

2. Tata Bahasa 1. Kata

a. Penggunaan bentuk kata (baku/tidak baku)

Ada kesalahan Revisi

b. Penggunaan pilihan kata

Baik Tidak revisi

2. Kalimat

a. Penggunaan standar kalimat baku (S-P-O- K)

Baik Tidak revisi

b. Kebenaran struktur kalimat

Baik Tidak revisi

c. Penulisan kalimat efektif memperhatikan unsur kesatuan,

koherensi, kehematan, kesejajaran,

penggunaan ejaan.

Ada kesalahan Revisi

(18)

14 3. Penulisan Paragraf

a. Penggunaan penalaran yang logis dalam penulisan paraagraf

Logis Tidak revisi

b. Kepaduan Paragraf Padu Tidak revisi c. Hubungan Paragraf Padu Tidak revisi d. Urutan paragraf yang

logis

Logis Tidak revisi

Catatan: Penulis telah melakukan revisi setelah penyunting melakukan penyuntingan terhadap artikel ilmiah gagasan penulis.

Formulir Daftar Periksa Pacapenyuntingan Naskah Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi

Penulis: Azkia Martiana Winarning Tyas

No Daftar Pustaka Pengecekan

Catatan Beres Perlu Cek Ulang

1. Penyuntingan format

2. Penyuntingan isi √ 3. Penyuntingan

bahasa

Keimpulan (layak terbit/layak terbit dengan revisi) dan alasannya:

Artikel ilmiah gagasan berjudul “Peningkatan Literasi terhadap Peserta Didik di Masa Pandemi” sudah layak terbit karena telah memenuhi kriteria penyuntingan naskah.

Referensi

Dokumen terkait

Platform yang mudah digunakan dan perangkat yang mendukung, tentu menjadi kunci keberhasilan model pembelajaran daring, mengingat dalam pembelajaran daring guru tidak

Literasi digital harus menjadi milik bersama, menyenangkan, dan mudah dilaksanakan, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat, sesuai dengan kapasitas

Sebagai dasar pernyataan kebaruan kajian artikel ilmiah, kajian literatur mengenai dampak pandemi terhadap minat baca (literasi) dan peran seorang pustakawan

Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi

ada beberapa faktor yang mempengaruhi perpuastakaan dalam membuat agenda literasi informasi di perpustakaan untuk mengakses dan menulis artikel ilmiah, pertama

Dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi digital pada masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi Kemendikbudristek melalui Pusat Prestasi Nasional Puspresnas dan

Secara singkat, penyebab utama belum berhasilnya praktik kelas virtual dalam penelitian ini adalah: 1 literasi digital yang belum diperluas menjadi literasi informasi dan digital

91 jaringan.6 Secara umum, terdapat tiga media digital yang digunakan untuk efektifitas diseminasi informasi, yakni media sosial, website, dan aplikasi.7 Salah satu produk literasi