• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBAB RENI}AHNY A SELF ESTEEM PESERTA DIDIK DI KELAS VItr MTsN SALIEO KABI}PATEN PESISIR SEI"ATAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENYEBAB RENI}AHNY A SELF ESTEEM PESERTA DIDIK DI KELAS VItr MTsN SALIEO KABI}PATEN PESISIR SEI"ATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

i.i :

I

PENYEBAB RENI}AHNY A SELF ESTEEM PESERTA DIDIK DI KELAS VItr MTsN SALIEO KABI}PATEN PESISIR SEI"ATAN

ARTIKEL

Oleh:

VIONA SARI NPM: l}lffi0241

PROGRAM STUDI BIMBINGAITI DAN KONSEDING SEKOLAE TINGGI KEGTIRUAN DAN ILMU PENDII}IKAI{

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PN)ANG

2016

5r;

IrP

(2)

PENYEBAB RENDAHNYA SELF ESTEEM PESERTA DIDIK DI KELAS VIII MTsN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh:

Viona Sari*

Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si.**

Zulkifli., M.Pd.**

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The research is based on the observation that find some students with low-self esteem. The research is generally aimed to investigate the cause of student’s low-self esteem. Specifically to investigate the cause of student’s low-self esteem from (1) parental acceptance, interest, affection, and parental warmth. (2) the level of parental punishment and permission, (3) whether the children-parent relationship is democratic or authoritarian. The type of this research is descriptive quantitative. The population is student of VIII class (241 students). The sampling technique is purposive random sampling. The number of samples are 36 people. Data processing technique is percentage technique. The result of research generally is quite appropriate category. Specifically, (1) the level of acceptance of the appropriate category, the level of interest in the category is quite appropriate, the level of affection in quite appropriate category, the level of warmth in quite appropriate category. (2) The level of permissiveness appropriate category,the level of punishment appropriate category. (3) the democratic relationship in quite appropriate category, authoritarian relationship in verry appropriate category.

Keywords : low Self Esteem

PENDAHULUAN

Peserta didik secara etimologi adalah anak yang mendapat pengajaran ilmu, secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga mereka masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktrural proses pendidikan.

Peserta didik disebut sebagai remaja khususnya peserta didik yang belajar di sekolah menengah pertama.

Masa remaja yang dijalani peserta didik merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Hal yang menonjol pada periode ini adalah kesadaran yang mendalam mengenai diri (self), dimana remaja mulai meyakini akan adanya kemauan, potensi dan cita-cita. Remaja

memiliki pemikiran tentang siapakah dirinya dan apa yang membuat diri remaja tersebut berbeda dengan orang lain. Kesadaran ini membuat remaja melakukan penilaian atau evaluasi terhadap diri sendiri (self esteem).

Self-esteem (harga diri) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri.

Harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif.

Individu yang memiliki harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri sebagaimana adanya serta tidak cepat-cepat menyalahkan dirinya atas kekurangan atau kesempurnaan dirinya.

Noesjirwan, 2000 (Syafitri, 2014:

295) mengungkapkan harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya secara rendah atau tinggi, penghargaan mereka terhadap keberdaan dan keberartian dirinya, serta menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Self esteem atau harga diri merupakan komponen aktif, kognitif,

(3)

dan evaluatif yang bukan hanya merupakan persoalan pribdadi atau psikologis, tetapi juga interaksi sosial.

Seseorang yang dikatakan memiliki self esteem yang rendah biasanya dikarakteristikkan cenderung ragu-ragu untuk mengambil sebuah tindakan dikarenakan takut keluar dari zona aman mereka dan saling memiliki padangan negatif tentang diri mereka sendiri. Self esteem yang sehat adalah memiliki keseimbangan diantara pemikiran negatif dan terlalu positif pada diri sendiri.

Menurut Santrock (2003: 338) indikator perilaku negatif dari rasa percaya diri atau harga diri adalah : (1) merendahkan orang lain dengan cara menggangu, memberi nama panggilan dan menggosip (2) menggerakkan tubuh secara dramatis atau tidak sesuai konteks (3) melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak fisik (4) memberikan alasan-alasan ketika gagal melakukan sesuatu (6) melihat sekeliling untuk memonitor orang lain (7) membual secara berlebihan tentang prestasi, keterampilan, penampilan fisik (8) Merendahkan diri sendiri secara verbal, depresiasi diri (9) berbicara terlalu keras, tiba-tiba, atau dengan nada suara yang dogmatis (10) tidak mengekspresikan pandangan atau pendapat terutama ketika ditanya (11) memposisikan diri secara submisif.

Menurut Bernard, 1991 (Damayanti

& Purnamasari, 2011: 146) ada beberapa ciri dari individu yang mempunyai harga diri rendah yaitu : (1) Cendrung menarik diri dari lingkungan dan mempunyai kesulitan dalam menjalin persahabatan (2) Cendrung menghukum diri dan pasif dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dan tekanan lingkungan (3) Inferior, malu-malu, benci pada diri sendiri, kurang bisa menerima diri dan bersikap patuh sehingga kurang percaya diri untuk menghargai suatu penilaian atau kritik dari orang lain serta cendrung mengalah (4) Menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi, depresi dan keluhan psikosomatis serta tidak tahan terhadap tekanan sosial (5) Cendrung lebih tenang jika terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan personal attack dan bereaksi keras terhadap kritikan serta mempunyai kesadaran diri etika berbicara dengan orang lain (6) Cendrung tidak terlihat sebagai

anggota dari suatu kelompok, contohnya jarang tampil sebagai kelompok.

Berdasarkan observasi pada 7 Desember 2015 dan proses pelayanan konseling yang telah dilakukan selama Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling di MTsN Salido diketahui adanya peserta didik dengan self esteem rendah seperti adanya peserta didik yang menarik diri dari lingkungan dan susah menjalin persahabatan seperti tidak mempunyai teman, semua aktifitas di sekolah dilakukan sendiri, Adanya peserta didik yang tidak mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua sehingga membuat peserta didik merasa ia tidak sama dengan orang lain, ia merasa tidak dicintai oleh kedua orang tuanya, adanya peserta didik yang mendapat reward negatif dari orang tua sebagai hukuman terhadap kesalahan yang dilakukannya sehingga membuat peserta didik merasa rendah diri, adanya peserta didik yang merasa tertekan dengan aturan orang tua di rumah sehingga peserta didik melampiaskan rasa tertekannya di luar rumah dengan hal- hal negatif seperti berbicara dengan nada suara keras, merendahkan orang lain, sulit mengontrol emosi, melanggar aturan sekolah, adanya peserta didik yang sering diolok-olok seperti dipanggil alien sehingga peserta didik malu untuk menampilkan diri baik di dalam maupun di luar kelas.

Berdasarkan wawancara dengan guru yang mengajar di kelas dan guru bk pada 8 Desember 2016 adanya peserta didik yang tidak mengekspresikan pendapat terutama ketika ditanya, adanya peserta didik yang menampilkan perilaku mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang akan membuat dia ditegur seperti keluar masuk saat jam pelajaran sehingga guru akan menegurnya, adanya peserta didik yang tidak pecaya diri terhadap kemampuan yang dimiliknya seperti disuruh kedepan kelas untuk menyimpulkan apa yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan di lapangan tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut. Adapun judul penelitian ini adalah “Penyebab Rendahnya Self Esteem Peserta Didik di Kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan”.

(4)

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penyebab rendahnya self esteem peserta

didik dilihat dari penerimaan, ketertarikan, kasih sayang, dan kehangatan orang tua.

2. Penyebab rendahnya self esteem peserta didik dilihat dari tingkat permisif dan hukuman.

3. Penyebab rendahnya self esteem dilihat dari hubungan orang tua anak bersifat demokratis atau otoriter.

Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII dilihat dari : 1. Tingkat penerimaan, ketertarikan, kasih

sayang, dan kehangatan orang tua.

2. Tingkat permisif dan hukuman.

3. Apakah hubungan orang tua anak bersifat demokratis atau otoriter.

KAJIAN TEORI

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009:

232) mengemukakan bahwa self esteem anak terkait lebih erat dengan kondisi interpersonal di rumah dan lingkungan terdekat. Anak-anak terlihat mengembangkan pandangan terhadap diri melalui proses pencerminan penilaian dimana mereka menggunakan opini-opini mengenai diri mereka yang diekspresikan oleh orang lain sebagai suatu dasar bagi penilaian diri mereka sendiri. Terdapat tiga pengasuhan yang penting bagi pembentukan self esteem yaitu :

1. Tingkat penerimaan, ketertarikan, kasih sayang, dan kehangatan yang diekspresikan oleh para orang tua tehadap anak. Para ibu yang lebih mencintai dan mengembangkan hubungan lebih dekat dengan anak mereka memiliki anak-anak dengan tingkat self esteem yang lebih tinggi.

Anak-anak terlihat menginterpretasikan ketertarikan sang ibu sebagai petunjuk bahwa mereka adalah orang-orang yang berharga dan layak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

2. Tingkat permisif dan hukuman, orang tua dari anak yang memiliki self esteem tinggi membangun dan sangat mendukung sang anak serta memiliki permintaan yang jelas mengenai perilaku

dengan menggunakan hadiah.

Sebaliknya, orang tua dari anak yang memiliki self esteem rendah tidak membangun petunjuk yang jelas bagi perilaku, bersikap, kasar, tidak menghargai anak, cendrung menggunakan hukuman dan bukan hadiah, menekankan kekuatan, dan kehilangan kasih sayang.

3. Apakah hubungan orang tua anak bersifat demokratis atau otoriter orang tua dari anak dengan self esteem tinggi telah membangun dan memberikan peraturan-peraturan yang luas untuk diikuti, namun dalam penerapannya mereka memperlakukan anak secara adil dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan dan memperhatikan hak-hak dan opini-opini dari sang anak. Orang tua dengan self esteem rendah hanya memberikan sedikit batasan tanpa defenisi yang jelas, otoriter, diktator, penuh penolakan, dan tidak mengenal kompromi dalam metode pengendalian mereka.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Kuswana (2011: 49) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika. Sehubungan dengan itu menurut Kuswana (2011: 42) penelitian deskirptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen, baik satu variabel maupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antarvariabel.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 241 orang.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive random sampling. Menurut Riduwan (2012:

63) purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel yang diperlukan.

Pengambilan sampel berdasarkan pengamatan peneliti, dan berdasarkan wawancara dengan guru yang mengajar di

(5)

kelas dan guru bk. Berdasarkan data yang telah peneliti peroleh maka peneliti menetapkan jumlah sampel yaitu sebanyak 36 orang.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2009: 84) data interval merupakan data yang menunjukkan jarak antara satu dengan data yang lain. Mencari interval skor sebagai berikut :

skor idel tertinggi − skor ideal terendah Alternatif jawaban

Maka diperoleh interval sebagai berikut:

Teknik analisis data menggunakan teknik persentase yang dikemukakan oleh oleh Sudijono (2010:43) sebagai berikut:

P = x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Tingkat Penerimaan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan Dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat penerimaan orang tua sebanyak 12 orang (33,3 %) berada pada kategori cukup sesuai, 17 orang (47,2 %) berada pada kategori sesuai, 7 orang (19,4 %) berada pada kategori sangat sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerimaan orang tua sesuai menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Self esteem adalah penilaian individu terhadap dirinya secara keseluruhan penilaian itu dapat berupa penilian positif maupun negatif hal tersebut diperoleh oleh individu ketika individu berinteraksi dalam lingkungan sosial terutama lingkungan keluarga yaitu orang tua. Hubungan orang tua dengan anak diliputi dengan berbagai hal salah satunya yaitu tingkat penerimaan orang tua terhadap anak, orang tua yang

penuh dengan penerimaan akan membuat anak mempunyai penilaian positif tentang diri anak, namun sebaliknya orang tua yang penuh dengan penolakan terhadap anak, menyebabkan anak mempunyai penilaian negatif tentang dirinya (self esteem rendah).

Kernis, 2006 (larasati, 2012: 20) menuturkan bahwasanya kurangnya penerimaan dari orang tua terhadap kelebihan dan kekurangan anak dapat menurunkan self esteem anak.

Dapat diartikan bahwa orang tua yang tidak menunjukkan penerimaan terhadap anak baik itu penerimaan tentang kelebihan dan kekurangan anak, akan menyebabkan rendahnya self esteem anak.

2) Tingkat Ketertarikan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat ketertarikan orang tua sebanyak 6 orang (16,7 %) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 10 orang (27,8) berada pada kategori kurang sesuai, 17 orang (47,2%) berada pada kategori cukup sesuai, 2 orang (5,6 %) berada pada kategori sesuai, 1 orang (2,8 %) berada pada kategori sangat sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat ketertarikan orang tua cukup sesuai menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Orang tua yang menunjukkan ketertarikan terhadap anak akan membentuk anak dengan self esteem tinggi, namun sebaliknya orang tua yang tidak menunjukkan ketertarikan terhadap anak-, anak akan menginterpretasikan ketidaktertarikan orang tua terhadap dirinya dengan merasa bahwa ia tidak berharga dan tidak layak mendapat kasih sayang dari orang lain sehingga menyebabkan self esteem anak rendah. Anak akan merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak tahan terhadap tekanan dan lain sebagainya.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009:

232) tingkat ketertarikan yang diekspresikan oleh orang tua terhadap anak akan membentuk anak dengan self esteem tinggi, anak-anak terliha menginterpretasi-kan ketertarikan orang tua sebagai petunjuk bahwa mereka adalah orang-orang yang berharga dan layak mendapat kasih sayang dari orang lain.

Interval Kategori 148-184 Sangat Sesuai

111-147 Sesuai

75-110 Cukup Sesuai 38-74 Kurang Sesuai

0-37 Sangat Kurang Sesuai

(6)

Dapat diartikan orang tua yang tidak menujukkan ketertarikan terhadap anak akan menyebabkan self esteem anak rendah.

3) Tingkat Kasih Sayang

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat kasih sayang orang tua sebanyak 12 orang (33,3%) berada pada kategori kurang sesuai, 15 orang (41,7%) berada pada kategori cukup sesuai, 7 orang (19,4 %) berada pada kategori sesuai, 2 orang (5,6 %) berada pada kategori sangat sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kasih sayang orang tua cukup sesuai menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009:

232) tingkat kasih sayang yang diekspresikan oleh orang tua terhadap anak akan membentuk anak dengan self esteem tinggi, anak-anak terlihat menginterpretasi- kan kasih sayang orang tua sebagai petunjuk bahwa mereka adalah orang-orang yang berharga dan layak mendapat kasih sayang dari orang lain.

Tingkat kasih sayang yang diekspresikan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan self esteem anak, orang tua yang mengekspresikan kasih sayangnya kepada anak akan membuat anak merasa dibutuhkan, dihargai sebaliknya orang tua yang tidak menunjukkan kasih sayang akan membuat anak merasa tidak diharapkan, tidak dibutuhkan sehingga menyebabkan self esteem anak rendah.

4) Tingkat Kehangatan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat kehangatan orang tua sebanyak 1 orang (2,8

%) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 12 orang (33,3 %) berada pada kategori kurang sesuai, 20 orang (55,6 %) berada pada kategori cukup sesuai, 2 orang (5,6 %) berada pada kategori sesuai, 1 orang (2,8 %) berada pada kategori sangat sesuai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kehangatan orang tua cukup sesuai menjadi

penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Tingkat kehangatan yang diekspresikan oleh orang tua dapat membentuk sefl esteem anak, orang tua yang hangat seperti memeluk ketika anak merasa sedih akan membuat anak merasa disayangi, namun sebaliknya orang tua yang tidak menunjukkan kehangatan seperti orang tua yang berprilaku kasar, tidak bersikap ramah akan membuat anak merasa tidak dihargai, merasa tidak disayangi, hal tersebut akan menyebabkan rendahnya self esteem anak rendah.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009:

232) tingkat kehangatan yang diekspresikan oleh orang tua terhadap anak akan membentuk anak dengan self esteem tinggi.

Dapat diartikan orang tua yang tidak menunjukkan kehangatan akan menyebab rendahnya self esteem anak.

5) Tingkat Permisif

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat permisif orang tua sebanyak 2 (5,6 %) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 7 orang (19,4 %) berada pada kategori kurang sesuai, 10 orang (27,8 %) berada pada kategori cukup sesuai, 17 orang (47, 2 %) berada pada kategori sesuai. Jadi dapat disimpulkan tingkat permisif orang tua sesuai menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Walgito (2010: 218) serba melarang atau serba boleh mencerminkan hubungan orang tua dengan anak, pada kontrol serba melarang serba boleh, dalam suasana otonomi atau serba boleh, orang tua memberikan kebebasan kepada anak dan orang tua tidak atau kurang memberikan kontrol kepada anak, sebaliknya pada kontrol serba melarang, orang tua memberikan kontrol yang sangat ketat memberikan pengaran kepada anak, sikap yang berbeda dari orang tua akan berpengaruh dalam pembentukan harga diri anak.

Tingkat permisif orang tua kepada anak akan mempengaruhi pembentukan harga diri anak, orang tua yang serba boleh, yang serba bebas sehingga membuat anak

(7)

merasa ia tidak berharga karena semua yang anak lakukan orang tua membolehkan, anak dengan orang tua yang serba boleh akan merasa ia tidak disayangi, orang tua tidak peduli dengan dirinya. Oleh karena hal tersebut menyebabkan self esteem anak rendah.

6) Tingkat Hukuman

Berdasarkan hasil analisis data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dapat diketahui bahwa dari 36 orang responden pada sub indikator tingkat hukuman terdapat 4 orang (11,1%) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 6 orang (16,7%) berada pada kategori kurang sesuai, 7 orang (19,4%) berada pada kategori cukup sesuai, dan 19 orang (52,8%) berada pada kategori sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat hukuman orang tua sesuai menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009:

232) orang tua dari anak yang memiliki self esteem rendah tidak membangun petunjuk yang jelas bagi prilaku, bersikap kasar, tidak menghargai anak, cendrung menggunakan hukuman, dan bukan hadiah, menekankan kekuatan, dan kehilangan sayang.

Sejalan dengan itu Mukhlis, 2000 (Ghufron & Risnawita, 2010: 41) pembentukan harga diri individu dimulai sejak individu mempunyai pengalaman dan interaksi sosial, yang sebelumnya didahului dengan kemampuan mengadakan perepsi.

Olok-olok, hukuman, perintah, dan larangan berlebihan akan membuat anak merasa tidak dihargai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasanya hukuman dapat menyebabkan rendahnya self esteem anak.

7) Hubungan Demokratis

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator hubungan demokratis sebanyak 1 orang (2,8 %) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 11 orang (30,5 %) berada pada kategori kurang sesuai, 23 orang (63,9 %) berada pada kategori cukup sesuai, 1 orang (2,8 %) berada pada kategori sangat sesuai. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hubungan orang tua dengan peserta didik tidak demokratis, hal tersebutlah yang menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik. Orang tua yang tidak memperlakukan anak secara adil, tidak memperhatikan hak-hak dan opini anak, dan memberikan sedikit batasan tanpa definisi yang jelas akan membentuk anak dengan self esteem rendah.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009) orang tua dari anak dengan self esteem tinggi telah membangun dan memberikan peraturan-peraturan yang luas untuk diikuti, namun dalam penerapannya mereka memperlaukan anak secara adil dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan dan memperhatikan hak-hak dan opini dari sang anak. orang tua dengan self esteem rendah hanya memberikan sedikit batasan tanpa definisi yang jelas, otoriter, diktator, penuh penolakan, tidak mengenal kompromi dalam pengendalian mereka.

Dapat diartikan bahwasanya hubungan yang tidak demokratis akan menyebab rendahnya self esteem anak.

8) Hubungan Otoriter

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dari 36 orang responden pada sub indikator hubungan otoriter sebanyak 4 orang (11,1 %) berada pada kategori sangat kurang sesuai, 8 orang (22,2 %) berada pada kategori kurang sesuai, 7 orang (19,4%) berada pada kategori cukup sesuai, 6 orang (16,7 %) berada pada kategori sesuai, 11 orang (30,6 %) berada pada kategori sangat sesuai. Jadi dapat disimpulkan hubungan orang tua dengan peserta didik bersifat otoriter, hal tersebutlah yang menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

Coopersmith, 1967 (Taylor, 2009) orang tua dari anak dengan self esteem tinggi telah membangun dan memberikan peraturan-peraturan yang luas untuk diikuti, namun dalam penerapannya mereka memperlaukan anak secara adil dalam batasan-batsan yang telah ditetapkan dan memperhatikan hak-hak dan opini dari sang anak. orang tua dengan self esteem rendah hanya memberikan sedikit batasan tanpa definisi yang jelas, otoriter, diktator, penuh

(8)

penolakan, tidak mengenal kompromi dalam pengendalian mereka.

Dapat disimpulkan orang tua dengan hubungan otoriter dapat membentuk anak dengan self esteem rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik di Kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat penerimaan orang tua berada pada kategori sesuai. Dapat disimpulkan tingkat penerimaan orang tua terhadap peserta didik menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

2. Tingkat ketertarikan berada pada kategori cukup sesuai. Dapat disimpulkan tingkat ketertarikan orang tua terhadap peserta didik menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

3. Tingkat kasih sayang berada pada kategori cukup sesuai. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kasih sayang orang tua terhadap peserta didik menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

4. Tingkat kehangatan berada pada kategori cukup sesuai. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kehangatan orang tua terhadap peserta didik menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

5. Tingkat permisif berada pada kategori sesuai, dapat disimpulkan bahwa tingkat permisif orang tua terhadap peserta didik menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

6. Tingkat hukuman orang tua berada pada kategori sesuai, dapat disimpulkan bahwa tingkat hukuman orang tua menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

7. Hubungan demokratis berada pada kategori cukup sesuai, dapat disimpulkan bahwa hubungan peserta didik dengan orang tua tidak demokratis, dan hal tersebutlah yang menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

8. Hubungan otoriter berada pada kategori sangat sesuai, dapat disimpulkan bahwa hubungan orang tua dengan peserta didik bersifat otoriter, dan hal tersebutlah yang

menjadi penyebab rendahnya self esteem peserta didik.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada : 1. Orang tua, agar orang tua mengubah dan

memperbaiki pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga seperti tingkat penerimaan, ketertarikan, kasih sayang dan kehangatan kepada anak, tingkat permisif dan hukuman orang tua terhadap anak, dan hubungan orang tua dengan anak tidak demokratis dan otoriter terhadap anak.

2. Peserta didik, dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk mengetahui tentang penyebab rendahnya self esteem peserta didik dan sebagai evaluasi diri untuk menjadi yang lebih baik untuk kedepannya.

3. Bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu guru BK mengetahui penyebab rendahnya self esteem peserta didik dan membantu guru BK untuk merencanakan program untuk mengatasi rendahnya self esteem peserta didik.

4. Bagi pengelola program studi, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam upaya pengembangan calon guru BK yang profesional.

5. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel lain.

KEPUSTAKAAN

Damayanti & Purnamasari. (2011). Berpikir Positif dan Harga Diri pada Wanita

yang Mengalami Masa

Premenopause. Jurnal Psikologi ( Vol VIII No 2).

Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan

Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ghufron, M Nur., & S Risnawita R. (2010).

Teori-teori Psikologi. Jogjakarta : Ar- ruzz Media.

(9)

Kuswana, Dadang. (2011). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : CV Pustaka Setia.

Larasati, Putri W. (2012). Meningkatkan Self Esteem Melalui Metode Self Instruction. Tesis tidak diterbitkan.UI Sudijono, Anas. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Syafitri, Selviana. (2014). Pengaruh Harga Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Aktualisasi Diri pada Komunitas Modern Dance di Samarinda. Jurnal Psikologi ( Vol 2 No 2).

Taylor, S. E., Peplau, L, A., & Sears, D. O.

(2009). Psikologi Sosial. Jakarta:

Kencana.

Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier).

Yogyakarta: Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data tabel 4.2 hasil skor tertinggi pretest kelas eksperimen yaitu 16, skor terendah 10, rata-rata pretest kelas eksperimen memperoleh skor 10 dan

Hasil analisis tes keterampilan berpikir kreatif Indikator Persentase Kriteria Skor Tertinggi Skor Menengah Skor Terendah Fluency 61,11 % Baik 5 orang 15 orang 10 orang Flexibility