PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG BERASAL DARI ORANG TUA KAYA DI
SMPN 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
LESTRI SYAFRIANI NIM 09070300
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2014
PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG BERASAL DARI ORANG TUA KAYA DI SMPN 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN
PESISIR SELATAN
Lestri Syafriani1 Elvawati, M.Si2 Drs. Nilda Elfemi, M.Si3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
This research was motivated by the low class VIII student achievement that comes from rich parents SMPN1 Linggo Sari Baganti South Coastal district. This study aimed to describe the factors causing low learning achievement of children who come from wealthy parents.
The theory used in this research that Giddens structuration. The approach used in this study is a qualitative research method with a type of descriptive study to provide a detailed description of the reality under study. Informants in this study students who come from wealthy parents whose value is below the average of the average is 78. Data was collected through observation and in-depth interviews and documentation. Units are individual data analysis, and data analysis were used to stage data collection, data reduction, data presentation ( data analysis ), and verification and conclusion.
Based on the results of research conducted at SMPN1 Linggo Sari Baganti factors causing low Eighth Grade Student Achievement Originating Parents Rich In SMPN1 Linggo Sari Baganti Kabupaten South Coast : 1) Lack of attention of students in learning, 2 ) lack of maturity of the students, 3 ) Lack of Parental concern, 4 ) lack of motivation from the Parent, 5 ) the number of facilities provided by the Parent, 6 ) the influence of peers.
Key words : low achievement, rich parents, students .
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009
2Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta
membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.
untuk mendapatkan pendidikan formal dipengaruhi oleh ekonomi keluarga.
Penghasilan keluarga dapat pula berperan terhadap perkembangan anak-anaknya seperi anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup (sosial ekonomi cukup), maka anak- anak tersebut lebih banyak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan.
Tinggi rendahnya tingkat pendapatan orangtua erat hubunganya dengan tingkat pendidikan anak, orang tua yang berpenghasilan tinggi bisa memenuhi kebutuhan anaknya untuk menempuh jenjang pendidikan, sebaliknya orang tua yang berpenghasilan rendah kurang mampu memfasilitasi anaknya dalam hal pendidikan (Sumardi, 2000:45). Jadi semakin tinggi penghasilan orang tua semakin tinggi pula minat anak untuk belajar. Namun kenyataanya tidak demikian halnya yang terjadi di SMPN 1 Linggo Sari Baganti Banyak siswa-siswi yang orang tuanya mampu tetapi mereka tidak berprestasi disekolah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Anthoni Giddens dalam teorinya yaitu membahas teori strukturasi. Kunci pendekatan Giddens bahwa ia melihat agen dan struktur sebagai dualitas, artinya keduanya
tidak bisa dipisahkan satu sama lain agen terlibat dalam struktur dan struktur terlibat dalam agen. Teori strukturasi memusatkan perhatian pada praktik sosial yang berulang itu ada dasarnya adalah sebuah teori yang menghubungkan antara agen dan struktur tujuan fundamental dari strukturasi untuk menjelaskan hubungan dialektika dan saling pengaruh mempengaruhi antara agen dan struktur. Seluruh tindakan sosial memerlukan struktur dan seluruh struktur memerlukan tindakan sosial, agen dan struktur saling jalin menjalin tanpa terpisahkan dalam praktik atau aktivitas manusia (Ritzer, 2012:508)
Giddens membagi tiga dimensi kesadaran, yaitu motivasi tak sadar, kesadaran praktis, dan kesadaran diskursif. Motivasi tak sadar menyangkut keinginan atau kebutuhan yang berpotensi mengarahkan tindakan, tetapi bukan tindakan itu sendiri. Lain dengan motivasi tak sadar, ‘kesadaran diskursif’
mengacu pada kapasitas kita merefleksikan dan memberikan penjelasan rinci serta eksplisit atas tindakan. ‘kesadaran praktis’
menunjuk pada gugus pengetahuan praktis yang tidak selalu bisa diurai. Rutinitas hidup personal maupun sosial terbentuk melalui kinerja gugus kesadaran praktis (Priyono, 2002:169).
Para aktor merasionalisasi dunia mereka dalam usaha mendapat rasa aman.
Yang dimaksud Giddens dengan rasionalisasi adalah perkembangan rutinitas yang tidak hanya memberi rasa aman bagi para aktor, tetapi juga memampukan mereka menangani kemampuan sosialnya secara efesien. Para aktor juga mempunyai motivasi untuk
bertindak, dan motivasi-motivasi itu meliputi keinginan dan hasrat yang mendorong tindakan. Oleh karena itu, meskipun rasionalisasi dan refleksivitas senantiasa terlibat di dalam tindakan, motivasi-motivasi lebih tepat di anggap sebagai potensi untuk tindakan. Motivasi-motivasi memberi rencana menyeluruh untuk tindakan, tetapi sebagian besar tindakan kita dalam pandangan Giddens tidak termotivasi secara langsung. Meskipun tindakan demikian tidak dimotivasi dan motivasi-motivasi kita pada umumnya tidak sadar, motivasi memainkan suatu yang signifikan dalam prilaku manusia (Ritzer, 2012:509).
Menurut (Hamalik, 2013: 37) belajar adalah susatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sedangkan menurut (Slameto, 2010:3).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hamdani, (2011:137).
Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok prestasi tidak akan dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Sedangkan Menurut Winkel (dalam Hamdani, 1996:226 ) mengemungkakan prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seeorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Adapun studi yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti penelitian yang dilakukan oleh Marisa Nanda (2009) dengan
judul “Interaksi Sosial Peserta Didik Berprestasi dalam Belajar di SMP Negeri 4 Paya Kumbuh” hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik berprestasi baik dengan persentase 74,53% sedangkan interaksi sosial peserta didik dengan kelompok termasuk baik dengan persentase 74,24%.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang didasarkan pada pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata- kata, gambaran holistic dan rumit (Moleong, 2010:6).
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif dengan tujuan menggambarkan atau melukiskan realita sosial yang kompleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu gejala yang kongkrit.
Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi wawancara dan Dokumentsi. Observasi penelitian ini dilakukan secara nonpartisipan dan wawancara dilakukan secara mendalam. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman.
HASIL PENELITIAN
PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG BERASAL DARI ORANG TUA KAYA
Belajar adalah susatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2013:
37). Sedangkan menurut (Slameto, 2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sesuai dengan penelitian proses pembelajaran dilihat didalam sekolah. Dimana dalam proses pembelajaran disekolah terjadi hubungan yang dekat antara siswa dengan guru disekolah, dan dengan strategi mengajar pulalah sistem pembelajaran dapat berjalan dengan baik, bila strategi belajar kurang menarik maka proses pembelajaran akan menjadi kurang baik.
5.1 Kurangnya Perhatian Siswa Dalam Belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku, baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu (Aunurrahman, 2011:35).
Dalam proses pembelajaran disekolah sangat diperlukan perhatian terhadap pelajaran baik itu siswa maupun guru, untuk mendapatkan hasil belajar yang baik siswa harus memperhatikan terhadap bahan yang dipelajarinya dan guru juga harus memperhatikan muridnya dalam belajar.
5.2 Kurangnya Kematangan Siswa Dalam Belajar
Kematangan merupakan kesiapan diri untuk melaksanakan kecakapan, kesiapan itu sangat diperlukan dalam proses belajar agar siswa dapat mendapatkan hasil yang lebih baik (Slameto, 2003:55). Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapan sebelum belajar.
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
5.3 Kurangnya Perhatian Dari Orang Tua
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mensosialisasikan anak dilingkungan tempat tinggal atau dirumah, karena orang tua yang bisa mengetahui sifat anaknya. Lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan keberhasilan pendidikan anak. Karena itu yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, disamping lingkungan sekolah dan ligkungan masyarakat.
Menurut Giddens, seluru tindakan sosial memerlukan struktur dan stukturpun memerlukan tindakan sosial, agen dan strukur saling jalin-menjalin tanpa dipisakan dalam praktik aktifitas manusia (Rizer, 2012:508).
Jadi hasil penelitian yang ditemukan dilapangan, aturan-aturan yang ada didalam keluarga belum berjalan dengan baik, karena perhatian dari orang tua sendiri belum diterapkan didalam keluarga, dan kontrol keluarga terhadap anak juga kurang sehingga dengan kurangnya perhatian dari orang tua tersebut dapat menyebabkan prestasi belajar anak menjadi menurun atau menjadi rendah.
5.4 Kurangnya Motivasi Dari Orang Tua
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan dalam belajar. Didalam kehidupan sehari-hari motivasi itu sangat dibutuhkan apalagi motivasi untuk belajar, baik itu disekolah maupun belajar dirumah.
Motivasi timbul apabila ada dorongan dari diri individu untuk merubah diri dan mendapatkan sesuatu yang ingin dicapainya. Dan untuk mencapai keberhasilan didalam belajar motivasi tidak berasal dari individu saja tetapi motivasi juga berasal dari luar yaitu motivasi dari orang tua juga berpengaruh besar terhadap hasil belajar anak disekolah.
5.5 Banyaknya Fasilitas yang Diberikan Oleh Orang Tua
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermuda dan melacarkan kerja dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan.
Orang tua yang memberikan fasilitas yang lebih kepada anaknya memang bagus, namun tidak semua benar. Tergantung dari segi apa fasilitas yang diberikan kepada anaknya, dan apa manfaat fasilitas tersebut sudah dibutuhkan oleh anak apa belum. Namun orang tua dari siswa-siswa yang prestasinya rendah dalam memberikan fasilitas mereka sangat berlebihan.
5.6 Pengaruh Teman Sebaya
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya dari pada yang kita duga (Slameto, 2010:71). Teman bergaul akan berpengaruh baik kepada siswa, begitu juga sebaliknya, teman yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Jadi pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena kalau tidak hati-hati memilih teman kita akan sama dengan teman tesebut serta pengawasan orang tua dan mendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi janga juga lengah).
Dari hasil penelitian yang didapat, Orang tua dari anak-anak yang prestasinya rendah lengah untuk mendidik anaknya, karena orang tua dari anak-anak yang prestasinya rendah sibuk dengan urusannya masing-masing.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian siswa dalam belajar
2. Kurangnya kematangan siswa dalam belajar kematangan
3. Kurangnya perhatian dari orang tua 4. Kurangnya motivasi dari orang tua 5. Banyaknya fasilitas yang diberikan
oleh orang tua
6. Pengaruh teman sebaya
DAFTAR PUSTAKA
Sumardi, Mulyanto, Hands Dieter Ever,ed.
2000. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV Raja Wali Ritzer, George dan Doglas J. Goodman. 2012.
Teori Sosiologi Postmodern Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Moleong, lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Kuaitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabet Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung : CV Pustaka Setia.
Priyono, Herry. 2002. Anthoni Giddens Suatu Pengantar. Jakarta: Pustaka Gramedia
Sumber Skripsi
Marisa, Nanda. 2009. Inteaksi Sosial Peserta Didik Berprestasi dalam Belajar Di SMP Negeri 4 Paya Kumbuh. Skripsi:
Stkip