• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBARAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) SEBAGAI SALAH SATU PERTIMBANGAN DALAM RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Suharyadi Yadiee

Academic year: 2023

Membagikan "PENYEBARAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) SEBAGAI SALAH SATU PERTIMBANGAN DALAM RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENYEBARAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) SEBAGAI SALAH SATU PERTIMBANGAN

DALAM RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS

KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

ABU HANIFAH LUBIS 077004001/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Σ

Ε Κ Ο Λ Α Η

Π Α

ΣΧ

Α Σ Α Ρ ϑΑΝ Α

(2)

PENYEBARAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) SEBAGAI SALAH SATU PERTIMBANGAN

DALAM RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS

KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ABU HANIFAH LUBIS 077004001/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENYEBARAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) SEBAGAI SALAH SATU

PERTIMBANGAN DALAM RENCANA

PENGELOLAAN DAN ZONASI TAMAN

NASIONAL BATANG GADIS KABUPATEN

MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Abu Hanifah Lubis Nomor Pokok : 077004001

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc., Ph.D) Ketua

(Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS) (Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

Tanggal lulus: 29 Agustus 2009

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 29 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D Anggota : 1. Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS

2. Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS 3. Ir. Guslim, MS

(5)

ABSTRAK

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) dengan luas 108.000 hektar merupakan kawasan taman nasional ke 42 di Indonesia yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 126/Menhut–

II/2004 pada tanggal 29 April 2004. Secara geografis terletak diantara 99012’45”

sampai 990 47’10” ΒΤ δαν 0027’15” σαmπαι 10 01’ 57” ΛΥ. Καωασαν ινι mεmιλικι keragaman bentang alam cukup lengkap dari hutan hujan dataran rendah perbukitan, hutan pegunungan rendah, dan hutan pegunungan tinggi hingga 2145 meter di atas permukaan laut. Keberagaman tipe habitat ini menyebabkan pula beragamnya kehidupan hayati yang terdapat di dalamnya. Tidak kurang dari 42 jenis mamalia dijumpai di kawasan ini, beberapa diantaranya merupakan jenis satwa langka yang terancam punah. Jenis mamalia tersebut antara lain: harimau Sumatera (Panthera tigris), kucing hutan (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temmincki), tapir (Tapirus indicus), beruang madu (Helarctos malayanus), kambing gunung (Capricornis sumatraensis), rusa sambar (Servus unicolor), kijang (Muntiacus muntjac) dan lima jenis primata.

Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga Juli 2009 yang merupakan bagian dari penelitian jangka panjang yang dimulai pada Desember 2005 untuk memantau populasi harimau Sumatera dan mangsanya di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang diprakarsai oleh Conservation International Indonesia (CII). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk keberadaan dan penyebaran harimau Sumatera di Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan dan pengelolaan zonasi di Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal.

Taman nasional merupakan model yang ideal untuk pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Berdasarkan penilaian potensi kawasan maka zonasi pengelolaan Taman Nasional Batang Gadis diharapkan mampu menampung berbagai kepentingan. Ada beberapa rencana untuk pengembangan zonasi di Taman Nasional Batang Gadis yaitu sebagai berikut: Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan Penelitian dan Pelatihan, Zona Pemanfaatan Wisata, Zona Pemanfaatan Tradisional, Zona Pemanfaatan Pemukiman Tradisonal (enclave).

Lima kamera dipasang selama periode Februari – Juli 2009 di lokasi-lokasi yang ditentukan secara acak dengan menggunakan jebakan kamera otomatis (Deercam, 860 Park Lane, Park Falls, WI 54552 dan Cuddeback Digital). Sebanyak 18 foto harimau pada enam titik pengamatan yang belum dapat diidentifikasi lebih lanjut termasuk yang terulang: 11 di kiri dan 7 di kanan.

Penelitian awal yang dilakukan oleh Conservation International Indonesia menunjukkan bahwa: rata-rata kepadatan harimau adalah 1,1 harimau per 100 km2, perbandingan antara harimau jantan dan betina berdasarkan identifikasi positif adalah 3:1, harimau jantan lebih banyak, kehadiran harimau tidak berhubungan dengan enam

(6)

spesies mangsa, kehadiran harimau menunjukkan kecenderungan lokasi tengah hutan yang jauh dari pemukiman pada ketinggian yang bervariasi

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Taman Nasional Batang Gadis memiliki potensi dan kelayakan untuk dikembangkan sebagai kawasan penelitian dan pemantauan harimau Sumatera untuk jangka pendek dan jangka panjang. Potensi habitat dan sebaran harimau Sumatera perlu dimasukkan sebagai bahan pertimbangan utama dalam proses perencanaan pengelolaan zonasi taman nasional.

Kata Kunci: Harimau Sumatera, Rencana Pengelolaan, Zonasi, Taman Nasional Batang Gadis, Mandiling Natal.

(7)

ABSTRACT

Batang Gadis National Park lies in the Mandailing Natal district covering 108,000 hectares of area is the 42nd national park in Indonesia which was enacted by the Government of Indonesia through the decree of Forestry Minister No. 126/

Menhut –II/2004 dated 29 April 2004. Geographically this national park lies between 99° 12∋ 45∀ το 99° 47∋ 10∀ Εαστ, ανδ 0° 27∋ 15” το 1° 01∋ 57∀ Νορτη. The park has a complete natural landscape ranging from low land rain forest, hills, low mountain forest, to high mountain forest up to 2,145 above sea level. The diversity of habitats indicates that the national park is rich in biodiversity. Not less than 42 species of mammals are found in this area, some of them are in danger of becoming extinct.

These endangered species include Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae), marbled cat (Pardofelis marmorata), golden cat (Catopuma temmincki), tapir (Tapirus indicus), sun bear (Helarctos malayanus), mountain goat (Capricornis sumatraensis), sambar deer (Cervus unicolor), common barking deer (Muntiacus muntjac) and five species of primates.

This study was carried out in the periods of February–July 2009 as part of a long-term project initiated in December 2005 to monitor the populations of Sumatran tigers and their prey in Batang Gadis National Park (BGNP) initiated by Conservation International Indonesia (CII). The objective of this research was to study the availability and distribution of Sumatran tigers in Batang Gadis National Park. Another objective was to identify the supporting factor and also the obstacles for development zones in Batang Gadis National Park, Mandailing Natal District.

National park are the most ideal conservation area type for Indonesia biodiversity conservation areas. There are a few zones of Batang Gadis National Park they are the core zone, wilderness zone, utilizing zone for research and training, utilizing zone for tourism, traditional zone, enclave and buffer zone. The national park core zone refers to protection of flora, fauna and its ecosystem specification and natural development. Wilderness zone is to make fauna diversity and to protect unique life. The utilizing zone can be visited for recreation activity. The buffer zone is a zone usually out of the national park which supports interaction between society and the national park.

Five cameras survey of large mammal were conducted between February and July 2009 in BGNP using passive infrared camera traps (Deercam, 860 Park Lane, Park Falls, WI 54552 and Cuddeback Digital), containing data packs that record time and date on photographs. A total of 18 tiger photographs were collected between February and July 2009 including duplicates and unidentified tigers; 11 lefts and 7 rights.

A preliminary study carried out by Conservation International Indonesia in BGNP using remote cameras found that: the mean density of tigers was at 1.1 tigers/100 km

2

, the ratio between male and female based on positive identifications

(8)

was at 3:1, skewed to male, tiger presence did not correlate with six prey species, tiger presence was increased with distance from forest edges to the interior and various elevations.

The result of this research suggested that Batang Gadis National Park (BGNP) is one of the forest blocks in Sumatera, identified as a tiger conservation landscape for short and long term research and monitoring of Sumatran tigers.

Habitat and distribution of Sumatran tigers are a special management problem and may require a special management zone of the national park.

Keywords: Sumatran tigers, management plan, zonation, Batang Gadis Nasional Park, Mandailing Natal.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya, hingga karya sederhana ini dapat diselesaikan. Banyak dukungan yang telah diberikan kepada penulis baik dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ini. Penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak hingga karya ini dapat diselesaikan, semoga Allah SWT selalu membalas segala amal perbuatan dan budi baik yang telah diberikan.

Pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menimba ilmu pengetahuan di Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan berbagai fasilitas yang mendukung penyelesaian studi penulis di Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS selaku Ketua Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, Ph.D selaku Ketua Pembimbing dalam penulisan tesis yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan demi sempurnanya karya ini.

5. Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS dan Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan selama proses penyelesaian karya ini.

(10)

6. Bapak Ir. Guslim, M.Sc dan Prof. Dr. Erman Munir, MSc selaku Dosen Penguji yang memberi saran masukan dan saran pada penyempurnaan tesis

7. Bapak dan Ibu Dosen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah mendarmabaktikan ilmu pengetahuannya.

8. Para staf administrasi Sekolah Pascasarjana dan Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu kelancaran studi penulis.

9. Conservation International Indonesia yang mendanai program pemantauan Harimau Sumatera di Taman Nasional Batang Gadis.

10. Bapak Jatna Supriatna, Ph.D, Bapak Iwan Wijayanto, Bapak Didy Wurjanto, Bapak Herwasono Soedjito dari Conservation International Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melakukan kegiatan survei di TN. Batang Gadis.

11. Rekan-rekan dari Conservation International Indonesia: Erwin P, A. Hamid Damanik, Anton Ario, Ermayanti, Bonie Dewantara, T. Afriyenni, Chandrawirawan, Khairul Azmi, Adi, Afriansyah, Razali yang selalu memberikan dukungan selama penelitian ini berlangsung.

12. Rekan-rekan di lapangan: Sugesti M. Arif, Lokot D, Wagiman, Sahlan B, Pak Jakbar dan Pak Rohman yang telah membantu selama melakukan penelitian.

13. Bapak Hariyo T. Wibisono yang telah membantu mulai persiapan penelitian sampai dengan analisis data.

14. Bapak Tatang Mitrasetia M.Si dan Dr. Sri Suci Utami dari Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta yang selalu mendukung penulis untuk melanjutkan studi.

15. Bapak Barita O. Manullang, Bapak Ismayadi Samsoedin, Erwin Widodo, Bapak Asep Adhikerana, dan Rondang Siregar yang banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

(11)

16. Bapak Budi Ismoyo, Ferry Asep A., Cardi R dan Zulkarnaen Hasibuan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal: yang banyak memberikan masukan dalam penulisan karya ini.

17. Bapak Syahgiman Siregar, Bapak Kuswaya, Heru Sutmantoro, Sudiro, Yudi Santoso dan Mustafa Imran Lubis dari Balai Taman Nasional Batang Gadis:

yang telah memberikan ijin selama penelitian ini berlangsung.

18. Bapak Kepala Desa dan masyarakat Desa Aek Nangali, Sopotinjak, Hutagodang Muda dan M.B. Angkola yang memberikan dukungannya selama penelitian.

19. Kepada Istriku tercinta Tri Dhini Lestari dan Ananda tersayang Nadhif Abel Pranaja Lubis yang dengan sabar memberi dorongan, semangat dan doa selama pendidikan.

20. Orang tua dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar.

21. Rekan-rekan mahasiswa di Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya angkatan 2007 yang selalu memberi dukungan hingga selesai karya ini.

22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membantu penyelesaian karya ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyajian dalam tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhirnya penulis berharap, karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2009 Penulis,

Abu Hanifah Lubis

(12)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : ABU HANIFAH LUBIS

NIM : 077004001/PSL

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PEKALONGAN, 19 SEPTEMBER 1970

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

AGAMA : ISLAM

STATUS : KAWIN

KEBANGSAAN : INDONESIA

PEKERJAAN : SWASTA

ALAMAT : JL. RUMAH POTONG HEWAN KOMP.

IKES NO. 131 LING.VII, MABAR, MEDAN NAMA ORANG TUA

AYAH : SAYUTI LUBIS

IBU : HASIAH TANJUNG

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1981/1982 : Lulus Pendidikan Sekolah Dasar Pada SD Islam Kauman Pekalongan.

Tahun 1984/1985 : Lulus Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Pada SMP Islam Pekalongan.

Tahun 1987/1988 : Lulus Pendidikan Sekolah Menengah Atas Pada SMA Muhammadiyah Pekalongan.

Tahun 1995 : Lulus Pendidikan Strata–1 Pada Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta RIWAYAT PEKERJAAN

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... v

RIWAYAT HIDUP ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1. Pembangunan Berwawasan Lingkungan... 11

2.2. Pengertian Konservasi ... 15

2.3. Konservasi Sumberdaya Alam ... 18

2.4. Peranan Kawasan Konservasi dalam Pembangunan ... 19

2.5. Taman Nasional ... 20

2.6. Urgensi Taman Nasional Batang Gadis ... 21

2.7. Tantangan dan Ancaman Konservasi Taman Nasional Batang Gadis ... 23

2.8. Penataan Kawasan ... 25

2.9. Konservasi Harimau Sumatera ... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2. Bahan dan Alat-alat Penelitian ... 34

3.3. Teknik Pengambilan Sampel... 34

3.4. Metode Pengenalan Jenis ... 35

3.5. Teknik Analisis Data ... 36

(14)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 38

4.1. Hasil... 38

4.2. Pembahasan ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Rangkuman Foto Harimau, Individu yang Teridentifikasi, Penangkapan

Ulang, Rasio Jantan dan Betina di Taman Nasional Batang Gadis. ... 42

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Peta Sebaran Harimau Sumatera... 30 2. Peta Taman Nasional Batang Gadis ... 32 3. Blok Sampling Berukuran 256 km2 (16x16 km) Terletak di Tengah Taman Nasional Batang Gadis. Blok Dibagi Menjadi 16 Sel Berukuran 16 km2

(4x4 km) ... 39 4. Penyebaran Kamera yang Diletakkan Berdasarkan Ketinggian. Segitiga

adalah Jumlah Kamera, Balok Hitam adalah Area Ketinggian di Taman

Nasional, dan Balok Abu-Abu adalah Area Ketinggian di Blok Sampling ... 41 5. Pola Aktivitas Harian dari (A) Harimau (Tidak Ada Pola), (B) Kijang

(Tidak Ada Pola), (C) Beruk (Diurnal), (D) Burung Argus (Diurnal) dan Tapir (Nocturnal) di Taman Nasional Batang Gadis. Jam Setelah Tengah Malam adalah Sumbu X, Jumlah Hewan adalah Sumbu Y... 45 6. Faktor yang Paling Banyak Disebut Responden Sebagai Penyebab

Kerusakan atau Hilangnya Hutan ... 56

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Jenis-jenis Mamalia di Kawasan Taman Nasional Batang Gadis

dan Sekitarnya ... 73 2. Blok Lokasi Pemasangan Jebakan Kamera di Kawasan Taman Nasional

Batang Gadis dan Sekitarnya ... 76 3. Tabel Data Satwa yang Tertangkap oleh Jebakan Kamera yang Digunakan untuk Memperkirakan Kelimpahan Relatif Harimau, Rusa Sambar, Babi, Kijang, Burung Kuau dan Beruk di Taman Nasional Batang Gadis ... 78 4. Model Prediksi dari Penyebaran Harimau di Taman Nasional Batang Gadis Berdasarkan Ketinggian dan Jarak dari Batas Hutan ... 79 5. Bukti dari Individu Harimau yang Sama yang Terfoto pada Dua Kamera Berbeda yang Diletakkan di Bagian Utara dan Selatan TNBG yang Melintasi Desa dan Jalan Raya ... 80 6. Beberapa Gambar Harimau yang Tertangkap Kamera Selama Penelitian Berlangsung Sejak Februari – Juli 2009 ... 81 7. Arahan Pola Ruang Kabupaten Mandailing Natal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Mandailing Natal (2008) ... 83 8. Peta Rencana Zonasi Taman Nasional Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal ... 84 9. Peta Usulan Rencana Zonasi Taman Nasional Batang Gadis berdasarkan pada Perkiraan Sebaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ... 85 10. Peta Perkembangan Tata Batas Sementara Taman Nasional Batang Gadis ... 86 11. Peta Penutupan Lahan Taman Nasional Batang Gadis ... 87

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam, peninggalan sejarah, seni dan budaya, yang sangat besar sebagai daya tarik pariwisata dunia. Ahli biokonservasi memperediksi bahwa Indonesia yang tergolong negara Megadiversity dalam hal keanekaragaman hayati, akan mampu menggeser Brasil sebagai negara tertinggi akan keanekaragaman jenis, jika para ahli biokonservasi terus giat melakukan pengkajian ilmiah terhadap kawasan yang belum tersentuh (BAPPENAS, 1993).

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang baru ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 126/Menhut-II/2004 tanggal 29 April 2004, telah menjadi sebuah khazanah baru bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal. Taman Nasional Batang Gadis lahir di tengah gerak laju kerusakan hutan hujan tropis hampir di seantero wilayah negeri yang bermula dari inisiatif Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang didukung elemen-elemen masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Bagi pencinta lingkungan, inisiatif tersebut patut mendapat apresiasi sebagai sebuah terobosan untuk menyelamatkan sumberdaya hutan yang terus menghadapi ancaman kepunahan, dan sekaligus dapat dijadikan modal dasar bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Kehadiran Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), memiliki arti yang penting bagi nilai konservasi. Dengan posisi hutan yang lestari dan terjaga fungsi ekologisnya

(19)

keanekaragaman hayati dan fungsi ekonomi yang berkelanjutan, maka TNBG secara maksimal dapat dimanfaatkan sebagai modal alam tanpa bayar (unchanged natural capital) yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Insiatif yang telah dilahirkan oleh seluruh stakeholders dalam melahirkan sebuah gagasan yang sangat penting bagi terciptanya pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Mandailing Natal adalah awal pekerjaan yang sangat berat. Tantangan kedepan pelestarian ekosistem TNBG adalah bagaimana mengelola TNBG secara bijaksana, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi tujuan pencapaian pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan yang menyelaraskan keseimbangan kepentingan sosial budaya, sosial ekonomi dan lingkungan ekologi.

Potensi sumberdaya alam dan budaya yang dimiliki menjadikan Kabupaten Mandailing Natal memiliki peluang sebagai daerah kunjungan yang diperhitungkan di Provinsi Sumatera Utara. Namun dari sisi lain dengan dimilikinya potensi sumberdaya alam tersebut menuntut adanya tanggung jawab yang besar baik oleh pemerintah dan masyarakatnya, agar dapat mempertahankan fungsi (ekologis) dan sekaligus kelestarian manfaat (ekonomis) dari pembangunan yang akan dikembangkan. Sektor kepariwisataan apabila dikembangkan sesuai dengan prinsip- prinsip yang benar tentunya akan memberikan kontribusi bagi penerimaan daerah, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Perbatakusuma et al, 2005).

Konsep baru yang dipakai dalam pelestarian kawasan konservasi diantaranya menggunakan habitat satwa herbivora besar sebagai kunci dalam mendesain kawasan konservasi dalam skala luas. Pelestarian satwa herbivora besar berkaitan dengan

(20)

komposisi vegetasi, sehingga dapat dijadikan sebagai spesies payung bagi pelestarian fauna dan flora. Dalam konteks ini herbivora besar teresterial yang mendukung upaya pelestarian di TN. Batang Gadis adalah tapir (Tapirus indicus) dan kambing hutan (Capricornis sumatraensis). Kerapatan tapir di hutan primer berbukit dan sedikit terganggu oleh tebang pilih adalah 2,5 individu/km″, σεδανγκαν καmβινγ ηυταν dengan keterbatasan perjumpaan jejak dan hasil jebakan kamera (camera trapping), populasinya belum dapat diestimasi, namun ada kecenderungan bahwa jenis ini cukup tersebar rata di TN. Batang Gadis.

Meskipun sebagian besar jenis satwa yang dilaporkan Rijksen et al, (1999) di kawasan belantara Angkola ditemukan di areal ini, namun beberapa jenis belum dapat dipastikan keberadaannya di TN. Batang Gadis, yaitu orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Survei berhasil menambah catatan keberadaan avifauna di TN. Batang Gadis dari 149 jenis menjadi menjadi 247 jenis burung. Catatan sebelumnya untuk seluruh daerah hutan belantara Angkola adalah 57 jenis (Rijksen et al, 1999; 2001). Dari 247 jenis tersebut, 47 merupakan jenis burung yang dilindungi di Indonesia, tujuh jenis secara global terancam punah, 12 jenis mendekati terancam punah. Dari total jenis burung yang ditemukan 13 jenis merupakan burung yang memberi kontribusi pada terbentuknya Daerah Burung Endemik (endemic bird areas), seperti srigunting Sumatera (Dicrurus sumatranus) dan sempidan Sumatera (Lophura inornata) dan Daerah Penting bagi Burung (important bird areas), seperti paok Schneider (Pitta schneideri), sepah

Referensi

Dokumen terkait

Date:……/……/14……H Corresponding to:……/……/2021 Gentlemen / Abdulmohsen Alhokair Group for Tourism and Development Respected Peace be upon you Subject / Membership of the company's