• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyelesaian hukum bagi konsumen yang terlambat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penyelesaian hukum bagi konsumen yang terlambat"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Colombus Cabang Bandar Lampung dan bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif penyelesaian terhadap konsumen yang terlambat membayar sistem kredit yang timbul pada PT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya penyelesaian konsumen yang terlambat membayar sistem kredit pada PT. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Penyelesaian Hukum Konsumen yang Terlambat Pembayaran Kredit Perseptif Dalam Hukum Islam dan Hukum Positif” (Studi di PT. Columbus Cabang Bandar Lampung) .

Sebelum peneliti menguraikan pembahasannya, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami makna dalam judul ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut. PT. Colombus, Departemen Bandar Lampung)”.

Latar Belakang Masalah

Colombus memperkirakan sanksi berupa denda bagi konsumen yang terlambat melakukan pembayaran kredit. Bahkan ada penarikan produk jika konsumen tidak mampu membayar. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul “Penyelesaian hukum bagi konsumen yang terlambat membayar barang, perspektif sistem kredit hukum Islam dan hukum positif (studi pada PT. Columbus Cabang Bandar Lampung)".

Rumusan Masalah

Perspektif hukum Islam dan hukum positif terhadap penyelesaian tunggakan konsumen pada sistem perkreditan pada PT. Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap penyelesaian sistem kredit keterlambatan pembayaran konsumen pada PT?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tri Wahyuni ​​​​pada (2018) dengan disertasinya yang berjudul : “Analisis Hukum Islam Pada Sistem Perkreditan di PT. Colombus Pinrang sebagian diterapkan sesuai dengan hukum Islam, jual beli kredit, syarat-syarat kredit dan akad perjanjian kredit yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli dalam menjalankan sistem kredit. Dan ada pula yang tidak sesuai dengan hukum Islam yaitu sistem pembayaran kredit atau harga yang relatif mahal.

Perusahaan e-commerce ini tidak hanya mencari keuntungan saja, namun karyawan PT Colombus Pinrang jujur, ramah dan kooperatif satu sama lain. Karena inilah kunci terpenting dalam aktivitas bisnis sistem kredit konsumen ini. 8Tri Wahyuni, “Analisis Hukum Islam Terhadap Sistem Perkreditan di PT Columbus Pinrang” (Disertasi, STAIN Parepare, 2018).

Dengan kata lain pinjaman elektronik yang diberikan oleh pihak shopee untuk shopee dan shopee paylater ini tidak dibenarkan dalam islam, karena fitur ini menarik keuntungan dari penggunanya dan merupakan pinjaman riba, karena sebelum menggunakan fitur ini pihak shopee telah menetapkan syarat yang mengenakan denda yang akan dikenakan. dikenakan kepada pengguna jika tanggal jatuh tempo telah lewat atau terlambat membayar invoice.9. Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama membahas tentang penundaan pembayaran konsumen, namun yang membedakan adalah penelitian Okta Eri Cahyani hanya fokus pada pandangan hukum Islam terhadap sistem pembayaran pembayar. Sedangkan dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada upaya penyelesaian terhadap konsumen yang terlambat membayar sistem kredit serta persepsi hukum Islam dan hukum positif dalam melihat upaya penyelesaian tersebut.

Metode Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

ANALISIS PENELITIAN

PENUTUP

  • Rukun Dan Syarat Jual Beli
  • Prinsip-Prinsip Jual Beli
  • Macam-macam Jual Beli
  • Jual beli kredit menurut pendapat Ulama
  • Pelaksanaan Jual Beli Kredit
  • Pengaturan Jual Beli dalam Hukum Positif
  • Bentuk-bentuk jual beli kredit

Dalam terminologi fiqh, jual beli semuanya disebut ba’i yang artinya menjual, mengganti dan menukarkan sesuatu dengan yang lain. Jual beli adalah pertukaran harta berdasarkan kesepakatan bersama atau pengalihan harta sebagai pertukaran yang dapat dipertanggungjawabkan (yaitu berupa alat tukar yang sah). Jual beli mulamasa (jual beli dengan menyentuh barang atau benda yang diperjualbelikan) dan munabazah (jual beli barang bekas).

Jual beli en-Najhasi, iaitu jual beli yang dilakukan dengan memuji barang atau benda secara sendiri. Dalam hal ini, kebanyakan ulama berpendapat bahawa jual beli dengan cara ini adalah haram dan tidak sah di sisi syarak. Jual beli fasid, iaitu jual beli yang rosak dan apabila kerosakan itu berkaitan dengan harga barang dan boleh dibaiki.

Jual beli saham adalah jual beli melalui pesanan, yaitu jual beli dengan terlebih dahulu melakukan pembayaran kemudian barang diantar. Jual beli muqayadhah adalah jual beli dengan cara menukarkan barang dengan barang, seperti menukarkan baju dengan sepatu. Jual beli muthlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang disepakati sebagai alat tukarnya, misalnya uang.

Syarat-syarat sahnya jual beli menurut hukum positif tercantum dalam KUH Perdata pasal 1320, sehingga. Ada beberapa bentuk jual beli kredit yang saat ini ditawarkan penjual dengan pilihan berbeda-beda.

Dasar hukum hutang piutang

لَ َو َر ۡهَّشلٱ

اوُداَط ۡص َو

Denda Dalam Hukum Islam

Menurut Hamdati al-'Ainain dalam karyanya berpendapat bahwa konsep klausul pidana dibangun atas dasar 2 hal yang saling berkaitan, yaitu kesalahan salah satu pihak dan kerugian yang diderita pihak lain. Sebelum dilaksanakannya klausul pidana harus didahului dengan teguran dari pihak yang satu kepada pihak yang lain agar memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya. bahwa apabila akad yang dilakukan oleh kedua belah pihak tidak memenuhi rukun dan syarat-syarat yang diatur dalam hukum Islam, khususnya hukum ekonomi syariah, maka klausul pidananya dinyatakan tidak sah secara hukum. Masalah keterlambatan pembayaran sudah ada sejak zaman Rasulullah, peristiwa ini dibuktikan dengan sebuah hadis yang artinya “Menunda pembayaran hutang oleh orang yang mampu adalah kezaliman”, yang menghalalkan pencernaan nama baiknya dan penjatuhan hukuman.” Yang dimaksud dalam hadis ini adalah agar orang tersebut diberitahukan bahwa ia mempunyai rekam jejak yang buruk dalam melunasi utangnya dan orang tersebut dapat dikenakan sanksi atau denda bahkan dapat berujung pada sanksi pidana. Fiqh Muamalah, klausul sanksi bagi pihak yang terlambat menunaikan kewajibannya, bentuknya bermacam-macam, namun yang paling populer adalah sanksi materil (denda berupa uang), denda tersebut biasa juga disebut dengan ganti kerugian.

Denda adalah perjanjian antara kedua belah pihak yang telah mengadakan kontrak untuk penentuan denda yang dijatuhkan kepada salah satu pihak atas keterlambatan menunaikan kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan sebagai ganti rugi atas kerugian pihak lain. Sekatan dalam kontrak jualan ansuran, di mana apabila pembeli lewat membayar ansuran, pemiutang (penjual) tidak boleh mengenakan denda kepada pembeli sama ada secara persetujuan. Penggunaan perkataan “undang-undang” dalam lafaz Perjanjian ini lebih tepat jika digantikan dengan perkataan perbuatan atau perbicaraan, kerana perbuatan tersebut mempunyai akibat hukum bagi pihak yang berkontrak.

Satu orang atau lebih melawan satu orang atau lebih, untuk dapat terjadi suatu kesepakatan minimal harus ada dua pihak yang saling berseberangan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang pantas atau cocok satu sama lain. Dalam perjanjian ini orang-orang terikat pada akibat-akibat hukum yang timbul karena kemauannya sendiri.Perjanjian adalah suatu perjanjian. Dalam akad terdapat dua pihak yaitu kreditur dan debitur, kreditur adalah pihak yang berhak menuntut sesuatu, dan debitur adalah pihak yang wajib memenuhi tuntutan tersebut.

Denda Dalam Hukum Positif

Menurut pasal 1234 Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan “Setiap komitmen adalah memberi sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu”. Kinerja merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh debitur dalam suatu perikatan, kinerja merupakan isi dari perikatan tersebut. Pasal Penggantian biaya, kerugian dan bunga akibat tidak dipenuhinya suatu perjanjian mulai diwajibkan, apabila debitur meskipun dinyatakan lalai namun tetap memenuhi perjanjian, atau apabila sesuatu yang diberikan atau dilakukan hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang melebihi jangka waktu yang ditetapkan. waktu yang ditentukan.

Apabila ia tidak dapat membuktikan bahwa transaksi itu tidak dilakukan atau transaksi itu bukan akibat sesuatu yang tidak disangka-sangka, maka ia tidak dapat dimintai pertanggung jawaban. Apabila debitur berhalangan untuk memberikan atau mengerjakan sesuatu yang diminta, atau untuk melakukan suatu perbuatan yang dihalanginya karena keadaan terpaksa atau karena kejadian yang tidak disengaja. Pasal Kerugian dan biaya bunga yang dapat dituntut oleh kreditur meliputi kerugian yang diderita dan keuntungan yang dapat diperoleh, dengan tidak mengurangi pengecualian-pengecualian dan tindakan-tindakan tersebut di bawah ini.

Bahkan dalam pasal-pasal berikutnya mengenai penggantian biaya, kerugian, dan bunga apabila tidak dipenuhinya suatu perjanjian, dijelaskan bahwa apabila debitur dengan sengaja menunda atau karena penipuannya menyebabkan tidak terpenuhinya perjanjian, maka penggugat dapat mengambil tindakan. denda per mereka.

Penarikan Barang Dalam Hukum Positif

Segala transfer, hipotek atau biaya-biaya lain yang dilakukan oleh penerima hibah setelah pendaftaran adalah batal jika gugatannya kemudian dimenangkan. Dalam hal itu, dalam pasal 1690, penerima hibah wajib mengembalikan harta sumbangannya beserta buah-buahan dan hasil sejak hari gugatan itu diajukan ke pengadilan. Selain itu, ia wajib membayar ganti rugi kepada pemberi hibah atas hipotek dan biaya-biaya lain yang dikenakan atas barang yang dihibahkan, termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perkara itu dimulai.

Gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1691 gugur setelah lewat waktu 1 tahun terhitung sejak peristiwa yang menjadi alasan gugatan itu terjadi dan dapat diketahui oleh pemberi hibah. Gugatan tidak dapat diajukan oleh pemberi hibah terhadap ahli waris penerima hibah dan sebaliknya. Penarikan atau pembatalan sumbangan dilakukan dengan pernyataan wasiat kepada penerima sumbangan disertai dengan pengembalian barang yang dihibahkan, dan bila tidak dipenuhi dengan sukarela, maka tuntutan atas barang itu diajukan ke pengadilan. . Di sini pemberi hibah dapat berhubungan dengan debitur, penerima hibah berhubungan dengan kreditur, dan pihak ketiga dianggap sebagai badan hukum yang menangani perkara.

Praktek Pengalihan Pembayaran Jual Beli Barang Kredit Kepada Pihak Lain Dalam Perspektif Hukum Islam.” ASAS 14, No. Andri Ilhamdi (HRD PT. Colombus Cabang Bandar Lampung), “Faktor Penyebab Kredit Macet,” Wawancara dengan Penulis, 8. Juli 2022. Andri Ilhamdi (HRD PT. Colombus Cabang Bandar Lampung), “Upaya Penyelesaian Keterlambatan Pembayaran,” Wawancara dengan penulis, 1 Juli 2022.

Referensi

Dokumen terkait

“SPayLater” adalah layanan dan fitur pada Platform Shopee yang memberikan limit kredit untuk Fasilitas Pinjaman dan pemberian Fasilitas Pinjaman itu sendiri kepada