• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyelesaian upah dan sisa pekerjaan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penyelesaian upah dan sisa pekerjaan dalam"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Dalam perjanjian kontrak di CV Putra Kencana Kabupaten Lebak Banten, mandor wajib menyediakan 3 orang pekerja. Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan hidayah sehingga disertasi berjudul Penyelesaian Upah dan Sisa Pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Sistem Kontrak Dalam Perspektif Hukum Islam. Studi kasus di CV. Saya selaku promotor I dan promotor II telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepala perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan pengelola perpustakaan yang memberikan informasi, data, referensi, dan lain-lain. Kepala desa dan staf pegawai yang telah memberikan izin penelitian dan bersedia memberikan bantuan selama penelitian. Putra Kencana, Kabupaten Lebak – Banten, Terima kasih atas informasi yang diberikan sehingga membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan teori penelitian yang penulis miliki.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Akad ijaroh bi al-'amal merupakan akad yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat dalam berbagai sektor, berdasarkan sektor jasa. Para ulama fuqaha juga menegaskan, jika tidak ada kejelasan objek pekerjaan dalam akad ijârah bi al-'amal, maka hal ini tentu menjadi salah satu rukunnya. Dalam akad ijârah bi al-'amal para pihak harus menyepakati dengan jelas bentuk jasa yang akan diberikan, antara lain penjelasan spesifikasi pekerjaan jika diperlukan, penjelasan jangka waktu akad kerja karena tanpa penjelasan. suatu waktu tertentu, obyek pekerjaan menjadi tidak jelas, sehingga waktu pelaksanaan dan batas waktu berakhirnya pekerjaan juga menjadi salah satu syarat yang harus disepakati dalam ma’qud ‘akad ijârah bi al-’bagus. .

Menurut Imam Syafi'i, kejelasan waktu dalam akad ijârah bi al-'amal sangat penting karena mempunyai konsekuensi terhadap upah atau biaya tenaga kerja yang harus dibayarkan oleh pengguna jasa kepada pekerjanya. Setelah menjelaskan maksud pekerjaan dan mencapai kesepakatan, maka dalam realisasi akad para pihak harus menjauhi unsur kebohongan dan unsur penipuan, baik penipuan berupa tadlis maupun gharar yang dilakukan oleh muajjir (pihak yang memberi ijârah). bial- „amal) serta penipuan yang dilakukan oleh musta'jir (orang yang menggunakan ijârah bi al-'amal). Kedua belah pihak yang melakukan akad ijarah wajib memiliki pengetahuan yang cukup tentang objek ijarah bi al-'amal.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah mempekerjakan pekerja perusahaan jasa konstruksi adalah wajib bagi pekerja dengan sistem Kontrak. Yang sering terjadi adalah perselisihan antar pihak karena hasil pekerjaan yang diinginkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Fokus Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian PenelitianTerdahulu

Hasil penelitian Binti Masitoh tahun 2019 mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Bagi Tokoh Agama”. Penelitian ini membahas bagaimana hubungan hukum Islam terhadap pemuka agama yang bertugas merawat jenazah dan memimpin setiap acara yasinan, dan setiap kepala keluarga menerima gaji sebesar 2 kg beras, dan waktu pembayarannya setahun sekali setelah panen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penelitian ini tidak bisa disebut gaji karena tidak memenuhi unsur gaji (pekerjaannya tidak diukur).

Menurut hukum Islam, pahala atau ucapan terima kasih yang diberikan masyarakat kepada pemuka agama adalah mubah (boleh). Persamaan penelitian-penelitian sebelumnya membahas teori pengupahan, namun yang membedakan penelitian-penelitian sebelumnya adalah perbedaan tempat, fokus penelitian dan topik yang berbeda. 9 Binti Masitoh, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Gaji Umat Beragama, (Studi di Desa Sripendowo Kecamatan Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah),” 13 November 2019.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan dalam bidang teori penyelesaian upah dan pekerjaan selebihnya.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Populasi
  • Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Analisis Data
  • Sistematika Pembahasan
    • Pengertian Akad
    • Dasar Hukum Akad
    • Prinsip-Prinsip Akad
    • Berakhirnya Akad
    • Rukun dan Syarat Ujrah atau Upah a. Rukun Ujrah
    • Dasar Hukum Ujrah atau Upah

Perkataan ―akad‖ berasal daripada bahasa Arab al-aqdu dalam bentuk jamak yang dipanggil al-uqud, yang bermaksud pengikat atau simpulan.24 Menurut ulama fiqh, perkataan akad ditakrifkan sebagai hubungan antara penerimaan dan penerimaan menurut kehendak syariah, yang menetapkan adanya pengaruh (hasil) hukum dalam objek akad. Surah ini dimulakan dengan perintah kepada setiap orang mukmin supaya menunaikan nazar, baik nazar kepada Allah mahupun nazar kepada sesama manusia. Tonggak kontrak yang dimaksudkan adalah elemen yang mesti ada dan menjadi intipati kepada sebarang perjanjian.

Rukun akad terdiri daripada empat unsur iaitu highhat (penyataan iltizam dan qabul), Al-Aqid (pelaksana akad), ma'qud'alaih (objek akad), dan Maudhu' akad (tujuan akad). kontrak). kontrak). Pendapat ini merupakan fahaman umum yang difahami orang bahawa ijab ialah ucapan orang yang menyerahkan barang, manakala qabul ialah pernyataan penerima barang. Al-Aqid atau pihak-pihak yang berakad adalah orang-orang yang melakukan akad, atau badan usaha yang mempunyai keahlian untuk melakukan perbuatan hukum.

37 Eka Nuraini Rachmawati, “Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar Modal Indonesia,” Al-'Adalah 12, no. Kekuasaan atas nama orang lain diberikan karena yang berhak melaksanakan akad mempunyai kapasitas yang tidak sempurna, misalnya masih di bawah umur. Akad Maudhu Tujuan utama akad, yaitu akad yang dilaksanakan secara jelas dan dapat dikenali oleh mata, dan tujuan akad berkaitan erat dengan berbagai bentuk yang diwujudkan.

Dengan konsep kesediaan berarti Islam mengenal prinsip transparansi karena para pihak mempunyai kedudukan yang sama dalam memahami objek akad. Salah satu pihak membatalkan, dengan persetujuan pihak lain, karena menyesali kontrak yang baru saja dibuatnya. Iqalah adalah kesepakatan bersama antara dua pihak yang mengadakan akad untuk mengakhiri akad yang telah disepakati.

Jadi jika ada persetujuan bersama antara dua pihak yang mempunyai kontrak untuk menamatkan kontrak, kontrak itu tamat. Orang yang memberi upah dan penyewa disebut mu'jir dan orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan menyewa sesuatu disebut musta'jir. Menurut ulama Syafi'iyah dan Hanabilah, kedua-dua pihak yang berkontrak diisyaratkan telah baligh dan berakal.

Secara umumnya, boleh dikatakan bahawa pihak yang melakukan ijarah hendaklah orang yang sudah memiliki kemahiran lakonan yang sempurna. Perjanjian pajakan untuk disewakan tidak boleh dibuat oleh mana-mana pihak atau kedua-duanya atas dasar paksaan, sama ada daripada pihak yang berkontrak atau pihak yang satu lagi.

ا دبع هاور(

Hadits Nabi Muhammad SAW yang lain juga menegaskan bahwa dalam suatu transaksi ijharah hendaknya disebutkan besarnya upah yang akan diberikan kepada pekerja secara jelas dan tegas, yaitu sebagai berikut:

قاَّزّر ل

  • Macam-macam dan Waktu Pembayaran Ujrah Atau Upah
  • Hak Menerima Ujrah/Upah
  • Sistem Pembayaran Ujrah/Upah dalam Islam
  • Sumber Buku
  • Sumber Jurnal
  • Sumber Wawancara

Sebagaimana dikatakan Sayyid Sabiq: “Mengenai hukum sewa-menyewa, kaum muslimin telah menyetujui dan mengabaikan pendapat-pendapat (yang serius) orang-orang yang berbeda dengan ijma kesepakatan para ulama tersebut, karena Al-Ijarah adalah akad peralihan hak pakai hasil. dalam suatu barang atau jasa, dengan pembayaran sewa tanpa adanya perpindahan kepemilikan atas benda itu sendiri.Sedangkan Rozalinda dalam bukunya yang berjudul Fiqih Ekonomi Syariah menjelaskan bahwa Al-ijarah adalah akad pengalihan hak pakai atas suatu barang atau jasa dengan membayar sewa tanpa peralihan yang diikuti dengan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Upah yang setara (ajrun mitsli) adalah upah yang sepadan dengan pekerjaan dan sepadan dengan syarat-syarat kerja (pekerjaan), jika jasa (manfaat) pekerjaan itu ditentukan dalam akad ijarah. Mu’ajjir adalah orang yang mempunyai keahlian, pekerjaan, jasa dan sebagainya, maka musta’jjir adalah klien yang menuntut keahlian, pekerjaan atau jasa dengan imbalan tertentu. Undang-undang tidak memperbolehkan seorang pekerja untuk bekerja secara berbeda dari orang yang memberinya gaji.

Artinya sebelum mempekerjakan karyawan, harus jelas terlebih dahulu bagaimana upah yang akan diterima oleh karyawan tersebut. Upah tersebut meliputi besaran upah dan tata cara pembayaran upah. Menunda pembayaran upah dilarang oleh Nabi dan orang yang tidak mau membayar upah kepada orang yang pernah bekerja padanya menjadi sangat murka kepada Allah SWT.74. Oleh karena itu, wajib bagi pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pekerjanya, dan dalam hal ini juga dengan memberikan upah yang layak.

Jasa-jasa dalam lingkup perdagangan yang mengandung unsur kezaliman, penipuan, eksploitasi atau mempromosikan hal-hal yang dilarang, upah yang berkaitan dengan perdagangan khamr, ganja, daging babi, patung-patung dan sejenisnya, dikonsumsi, didistribusikan atau digunakan, juga dilarang. perdagangan dilarang dalam Islam. Hasbi Ash Shiddieqy menjelaskan, upah itu ada macam-macam, yakni upah arbun, upah najasy menjual sesuatu yang haram haram, dan upah yang tidak transparan. Upah yang tidak transparan Yaitu setiap transaksi yang memberi peluang litigasi karena barang yang dijual tidak transparan, atau karena ada unsur penipuan upah yang tidak pantas dan dapat menimbulkan permusuhan antara kedua pihak yang bertransaksi, atau salah satunya pihak menipu pihak lain.

Misalnya menjual calon bayi hewan yang masih menjadi tulang punggung hewan jantan, atau bayi unta yang masih dalam kandungan, burung yang berada di udara, atau ikan yang masih berada di dalam air, dan segala upah yang masih mengandung unsur. yang tidak transparan. Oleh karena itu, transaksi pengupahan dapat dikatakan mencakup pengupahan yang tidak kasat mata (non-existent), meskipun bercirikan uang sebagai perantaranya. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa upah harus berbeda dengan objek pekerjaannya; menyewakan rumah dengan membayar rumah yang lain, atau membayar pekerjaan dengan pekerjaan serupa, adalah ijarah yang tidak memenuhi syarat.

Jadi yang menghambat jual beli karena ada unsur ketidaktahuan tempat sehingga menimbulkan kerugian juga berlaku untuk masalah ketenagakerjaan. Imam Malik dan Syafi’i sepakat bahwa jika kedua belah pihak menetapkan jangka waktu tertentu untuk suatu manfaat yang tidak mempunyai tujuan, maka permulaan jangka waktu itu juga dimulai setelah akad, maka cara ini boleh. Ketika menetapkan harga atau memungut uang sewa, prinsip-prinsip keadilan dan keadilan harus diperhatikan dan pertimbangan bersama harus diberikan terhadap tindakan yang harus diambil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan berupa upah menjadi ilegal sebagai akibat dari paksaan dari pihak salah satu pihak. para pihak.

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman nasabah asuransi prudential syariah Kota Bengkulu terhadap akad-akad yang disepakati pada saat kontrak antara nasabah dan pihak asuransi belum dipahami dengan baik, hal