• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYULUHAN PERTANIAN PEMANFAATAN BOTOL PLASTIK BEKAS SEBAGAI MEDIA TANAM BUDIDAYA HIDROPONIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI ALALAK UTARA 3

N/A
N/A
Muhammad Syahriansyah

Academic year: 2024

Membagikan "PENYULUHAN PERTANIAN PEMANFAATAN BOTOL PLASTIK BEKAS SEBAGAI MEDIA TANAM BUDIDAYA HIDROPONIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI ALALAK UTARA 3 "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

MAGANG

Program Studi Agribisnis

Oleh : Julia Rahayu NPM. 2004020076

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN 2023

(2)

MAGANG

Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Agribisnis

Oleh : Julia Rahayu NPM. 2004020076

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN 2023

(3)

Judul : Penyuluhan Pertanian Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Tanam Budidaya Hidroponik di Sekolah Dasar Negeri Alalak Utara 3

Nama : Julia Rahayu

NPM : 2004020076

Program Studi : Agribisnis Disetujui : Inda Ilma Ifada, SP., M.P

Pembimbing I

: Ridho Fahlevie Pangestu, S.P., M.P Pembimbing II

:

Penguji I :

Penguji II :

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dr. Ir. Aam Gunawan, M.P

NIP. 19670415 199403 1 003 Inda Ilma Ifada, SP., M.P NIK. 061205605

Tanggal lulus ujian :

i

(4)

Penulis bernama lengkap Julia Rahayu lahir di Kapuas pada tanggal 29 Juni 2002 merupakan anak pertama dari keluarga Bapak Jumiran dan Ibu Sriwelas.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 3 Terusan Makmur dan lulus pada Tahun 2014, melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Bataguh dan lulus pada Tahun 2017, setelah itu melanjutkan pendidikan sekolah menengah kejuruan di SMK-PP Negeri Banjarbaru jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dan lulus pada Tahun 2020. Mulai tahun 2020 penulis berkuliah di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian.

Pada tanggal 20 Januari 2023 penulis diyatakan lolos pada seleksi Kampus Mengajar Angkatan 5 dengan penempatan di SDN Alalak Utara 3 yang penugasannya dilaksanakan pada Tanggal 20 Februari 2023 sampai penarikan mahasiswa 12 Juni 2023 yang diselenggarakan oleh kemendikbud.

Penulis melaksanakan magang dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2023 di SDN Alalak Utara 3 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.

ii

(5)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat mengerjakan laporan magang pada kegiatan Kampus Merdeka dalam program Kampus Mengajar. Laporan magang ini berjudul

“Penyuluhan Pertanian Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Tanam Budidaya Hidroponik Di SDN Alalak Utara 3”. Laporan magang ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi S1-Agribisnis.

Laporan ini dapat tersusun atas bantuan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa.

2. Dr. Ir. Aam Gunawan, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari,

3. Inda Ilma Ifada, S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari.

4. Inda Ilma Ifada, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing 1.

5. Ridho Fahlevie Pangestu, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing 2.

iii

(6)

seluruh guru-guru di SDN Alalak Utara 3.

7. Kartika, Mayada, Husnatul Muniroh, dan Muhammad Saukani selaku team Kampus Mengajar Angkatan 5.

iv

(7)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari yang namanya kesalahan serta masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang memerlukannya.

Banjarmasin, Agustus 2023

Penulis

v

(8)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN...i

RIWAYAT HIDUP...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

I. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...3

1.3 Manfaat...4

II. TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Penyuluhan Pertanian...5

2.2 Hidroponik...5

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanaman Hidroponik...7

2.4 Sistem Hidroponik...8

2.5 Media Tanam Hidroponik...12

2.6 Nutrisi Hidroponik...15

2.7 Pembuatan Larutan Nutrisi...19

2.8 Budidaya Hidroponik...21

2.8.1 Persiapan Alat dan Bahan...22

2.8.2 Pemilihan Benih dan Peyemaian...22

2.8.3 Persiapan Larutan Nutrisi...23

2.8.4 Penanaman...24

2.8.5 Pemeliharaan Tanaman...25

2.8.6 Pengendalian Hama dan Penyakit...26

2.8.7 Panen...26

vi

(9)

3.1 Waktu dan Tempat...28

3.2 Jenis dan Sumber Data...28

3.3 Metode Pelaksanaan...28

3.4 Variabel yang Diamati...29

3.5 Analisis Data...30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...31

4.1 Gambaran Umum Lokasi Magang...31

4.2 Penyuluhan Tanaman Hidropnik...33

4.2.1 Penentuan Sasaran Kegiatan Penyuluhan...34

4.2.2 Penentuan Waktu Kegiaatan...34

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan...36

4.3 Tahapan Budidaya Tanaman Hidroponik...37

4.3.1 Persiapan Alat dan Bahan...37

4.3.2 Pemilihan Benih...37

4.3.3 Penyemaian...38

4.3.4 Persiapan Larutan Nutrisi...39

4.3.5 Penanaman...40

4.3.6 Pemeliharaan dan Penyulaman...40

4.3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit...41

4.3.8 Panen...41

4.4 Respon Peserta...42

4.5 Evaluasi Kegiatan Penyuluhan...42

V. KESIMPULAN DAN SARAN...46

5.1 Kesimpulan...46

5.2 Saran...47

DAFTAR PUSTAKA...48

LAMPIRAN...50

vii

(10)

1. Sistem Sumbu (Wick System)...9

2. Sistem Rakit Apung (Water Culture System)...9

3. Sistem NFT (Nutrient Film Technique System)...10

4. Sistem Irigasi Tetes (Drip System)...10

5. Sistem Pasang Surut (Ebb And Flow System)...11

6. Aeroponik...12

7. Nutrisi AB-Mix...24

viii

(11)

No Teks Halaman 1. Komposisi Pembuatan Larutan Nutrisi...20 2. Jadwal Kegiatan...34 3. Hasil Evaluasi Penyuluhan...43

ix

(12)

No Teks Halaman 1. Daftar Hadir...50 2. Kuesioner...52 3. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan...54

x

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, sumber energy, bahan baku industri, serta untuk mengelola lingkungan hidup. Secara luas pertanian merupakan pemanfaatan dari sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia dengan menanam tanaman yang produktif dan bisa menghasilkan bahan pangan untuk keberlangsungan hidup manusia.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengolahan dan pemanfaatan hasil-hasil komoditas pangan. Pengolahan dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh pendudukan Indonesia.

Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk para petani dan keluarganya dangan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya meningkatkan usahatani, selanjutnya mangarah ke pendapatan dan kesejahteraan mereka khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan kehadiran penyuluhan pertanian, petani dapat dibina dan dibimbing dengan cara berkomunikasi yang baik dan tetap memberikan dorongan dan keyakinan yang kuat dalam diri petani untuk meyakini serta menerima suatu kegunaan dari hal-hal baru (Batlayeri, dkk. 2013).

(14)

Semakin bertambahnya manusia diiringi dengan bertambahnya polusi dalam bentuk botol plastik bekas yang sangat sulit untuk mengurai dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat mengurai. Botol plastik yang sering dianggap tidak berguna dan dibuang begitu saja, namun sebenarnaya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai jenis hal salahsatunya sebagai media tanam. Botol plastik adalah salah satu sampah anorganik yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Sebagian dari kemasan botol plastik bekas tidak direkomendasikan untuk digunakan berulang kali, karena dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Akan tetapi botol plastik bekas masih memiliki kegunaan yang sangat banyak salah satunya sebagai media tanaman dengan sistem hidroponik.

Hidroponik pada umumnya menggunakan instalasi dari paralon yang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Namun dengan memodifikasi instalasi tempat budidaya hidroponik menggunakan botol plastik bekas dapat menghemat biaya dan tidak perlu menggunakan net pot, hanya cukup memanfaatkan botol plastik. Dalam sistem ini ada dua cara penggunaan botol plastik yaitu dengan dibelah menjadi dua bagian atau diberilubang dan di kombiasikan dengan gelas plastik pemanfaatan gelas plastik ini bertujuan untuk menggantikan net pot.

Penggunaan botol plastik sebagai media tanam hidroponik sangat membantu bagi pemula yang ingin bertanam sayuran hirdroponik namun tidak memiliki modal banyak, karena tidak memerlukan biaya yang banyak dan dapat meminimalisir biaya kerugian faktor kegagalan budidaya. Pemanfaatan botol plastik bekas ini juga sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar untuk menekan pencemaran sampah seperti botol plastik.

(15)

Hidroponik merupakan cara menanam dengan media cair ataupun tanpa menggunaka tanah. Hal ini sangat membantu masyarakat dalam berkebun di lahan yang sempit dengan bantuan beberapa media tanam dan cukup mudah dilakukan oleh masyarakat (Bolton, 2016). Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk pengembangan tanaman buah dan sayur dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional. Sistem hidroponik cocok untuk masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit untuk melalukan budidaya tanamaan buah dan sayuran. Sistem hidroponik ini hanya menggunakan air sebagai media tanam yang diberikan nutrisi atau tanpa menggunakan tanah sebagai media utama.

SDN Alalak Utara 3 sebagai penempatan kegiatan kampus merdeka dengan program kampus mengajar angkatan 5 merupakan tempat untuk melakukan penyuluhan pertanian pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media tanam hidroponik memberikan kesempatan untuk dapat belajar serta memberikan wawasan baru dengan sistem pembelajaran yang berbaur dengan dunia pertanian.

Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan judul “Penyuluhan Pertanian Pemanfaatan Botol Bekas Sebagai Media Tanam Hidroponik di SDN Alalak Utara 3”.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan kepada siswa SDN Alalak Utara 3 tentang pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media tanam budidaya hidroponik ?

(16)

2. Mengetahui respon dan hasil evaluasi peserta penyuluhan tentang pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media tanam budidaya hidroponik ? 1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi mau mempelajari tentang pemanfaatan botol

plastik bekas sebagai media tanam budidaya hidroponik.

2. Memperoleh wawasan dan pengalaman menjadi seorang penyuluh.

3. Melatih diri agar dapat berbicara dengan baik dihadapan orang banyak.

4. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar S-1 Fakultas Pertanian Prodi Agribisnis Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian

Kegiatan penyuluhan pertanian adalah proses komunikasi dimana penyuluh pertanian lapangan menjadi sumber informasi dan masyarakat sebagai penerima informasi, serta didalam praktik penyuluhan pertanian ini terdapat penyampaian informasi tentang teori dan pengenalan teknologi baru kepada masyarakat (Salman, dkk, 2020).

Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku kegiatan pertanian serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan diri untuk mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta untuk meningkatkan kesadaran dalam kelestarian lingkungan (Hasiholan, 2018).

2.2 Hidroponik

Hidroponik adalah budidaya yang memanfaatkan air yang telah diberikan nutrisi sebagai sumber makanan bagi tanaman. Konsep dari hidroponik yaitu memanfaatakan pekarangan yang kecil serta memanfaatkan bahan-bahan bekas.

Tanaman hidroponik adalah tanaman yang ramah lingkungan.

Pada awal tahun 1930 di Berkley California, William Frederick Gericke mempelopori sistem hidroponik, yaitu sistem budidaya menggunakan air yang mengandung nutrisi dan mineral tanpa tanah. Saat ini pertanian menggunakan

(18)

hidroponik telah diterapkan secara luas dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional, yaitu mengurangi resiko atau masalah budidaya yang berhubungan dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di tanah. Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan proses penyiangan dan pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya. Selanjutnya proses budidaya dilakukan dalam kondisi lebih bersih tanpa menggunakan pupuk kotoran hewan. Faktor-faktor pembatas dalam budidaya di lahan seperti suhu, kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dengan menggunakan metode hidroponik ini (Al-Khodmany, 2018).

Pada perinsipnya tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi dan jika nutrisi tersebut dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka tanaman juga dapat hidup dan memberikan hasil yang sama (Pascual et al, 2018).

Faktor nutrisi menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas tanaman. Larutan nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi dengan mikronutrien. Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara terus menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah. Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya bahwa nutrisi dalam proporsi yang tinggi tidak dimanfaatkan oleh tanaman dan juga tidak mempengaruhi produksi tanaman. Larutan nutrisi dengan konsentrasi tinggi menyebabkan penyerapan nutrisi yang berlebihan dan dapat menyebabkan keracunan dalam tanaman, walaupun beberapa penelitian menyebutkan ada juga pengaruh positif seperti

(19)

pembungaan yang lebih cepat pada Salvia sp. Atau meningkatnya berat kering buah, berat total buah dan jumlah lycopene pada tomat (Libia et al, 2012).

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanaman Hidroponik

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari teknik budidaya hidroponik, berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari teknik budidaya hidroponik : a. Kelebihan Tanaman Hidroponik

Berikut beberapa kelebihan tanaman hidroponik :

1. Pertumbuhan tanaman lebih cepat. Hal ini dikarenakan tanaman hidroponik menyerap nutrisi lebih baik melalui media air.

2. Tidak perlu menyiram dan pengolahan tanah dalam budidaya. Hal ini dikarenakan media yang digunakan tanaman hidroponik media air.

3. Proses penanaman yang lebih mudah jika dibandingkan dengan menggunakan teknik konvensional.

4. Hasil panen cenderung lebih banyak dan lebih cepat.

5. Dapat menghemat ruang atau lahan. Dalam penanaman hidroponik tidak perlu dengan lahan luas cukup di balkon dan teras rumah.

6. Hasil panen yang lebih steril. Hal ini karena tanaman tidak menggunakan media tanah, maka jika ada hujan tidak ada tanah yang menempel didaun-daun tanaman.

7. Tanaman hidroponik tidak tergantung dengan cuaca.

8. Penggunaan pupuk yang lebih hemat dan efisien.

(20)

9. Tanaman hidroponik tidak membutuhkan tanah. Karena media tanah dalam sistem hidroponik dapat diganti seperti menggunakan air.

10. Resiko adanya hama lebih kecil. Hal ini dikarenakan media yang digunakan adalah air maka tanaman akan terhindari dari hama terutama hama yang terdapat didalam tanah.

b. Kekurangan Tanaman Hidroponik

Berikut beberapa kekurangan tanaman hidroponik :

1. Perlu ketelitian yang ekstra dalam merawat tanaman hidroponik. Hal ini perlu dilakukan untuk selalu mengontrol nutrisi tanaman.

2. Membutuhkan modal yang cukup besar.

3. Pemeliharaan hidroponik masih langka.

4. Perawatan yang cukup mahal.

5. Perlu keahlian khusus untuk menanam tanaman metode hidroponik. Agar dapat menghemat pengeluaran dalam merawat tanaman hidroponik maka dibutuhkan keahlian agar dapat mebuat peralatan hidroponik.

Dengan begitu tidak perlu lagi membeli peralatan yang mahal.

2.4 Sistem Hidroponik

Berikut beberapa sistem hidroponik : 1. Sistem Sumbu (Wick System)

Sistem sumbu (wick system) merupakan salah satu sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik karena tidak memiliki bagian yang bergerak sehingga tidak menggunakan pompa atau listrik. Sistem sumbu

(21)

merupakan sistem pasif dalam hidroponik karena akar tidak bersentuhan lan gsung dengan air. Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar tanaman disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu (Susilawati, 2019).

Gambar 1. Sistem Sumbu (Wick System) 2. Sistem Rakit Apung (Water Culture System)

Sistem rakit apung adalah sistem paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif, cukup mudah digunakan karena tidak membutuhkan alat yang terlalu banyak, yang dibutuhkan box atau wadah yang terbuat dari bahan plastik, Styrofoam dan aerator. Hidroponik rakit apung merupakan pengembangan dari sistem bertanam hidroponik yang dapat digunakan untuk kepentingan komersial dengan skala besar ataupun skala rumah tangga (Susilawati, 2019).

(22)

Gambar 2. Sistem Rakit Apung (Water Culture System) 3.

(23)

3. Sistem NFT (Nutrient Film Technique System)

Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dangan akar tanaman terendam dalam air yang berisi nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dangan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal (Susilawati, 2019).

Gambar 3. Sistem NFT (Nutrient Film Technique System)

4. Sistem Irigasi Tetes (Drip System)

Sistem irigasi tetes atau drip system adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanaman (Susilawati, 2019).

(24)

Gambar 4. Sistem Irigasi Tetes (Drip System) 5. Sistem Pasang Surut (Ebb And Flow System)

Dalam sistem hidroponik ini, tanaman mendapatkan air, oksigen, dan nutrisi melalui pemompaan dari bak penampung yang dipompakan ke media yang nantinya akan dapat membasahi akar (pasang). Selang beberapa waktu air bersamaan dengan nutrisi akan turun kembali menuju bak penampungan (surut). Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air (Susilawati, 2019).

Gambar 5. Sistem Pasang Surut (Ebb And Flow System) 6. Aeroponik

Sistem Aeroponik merupakan cara bercocok tanam dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman. Nutrisi yang disemprotkan mempunyai bentuk seperti kabut. Aeroponik adalah suatu sistem penanaman sayuran yang paling baik dengan menggunakan udara dan ekosistem air tanpa menggunkan tanah. Teknik ini merupakan metode penanaman hidroponik

(25)

dengan menggunakan bantuan teknologi. Desain aeroponik merupakan desain yang paling canggih dari semua sistem hidroponik. Akar tanaman menggantung ke dalam wadah dan hara disemprotkan terus menerus dangan semburan bergantian secara kontinu (misalnya satu menit “on”, satu menit

“off”) (Susilawati, 2019).

Gambar 6. Aeroponik 2.5 Media Tanam Hidroponik

Media tanam hidroponik adalah suatu media yang terbuat dari matrial atau bahan selain tanah yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman. Berdasarkan pengertian tersebut media tanam hidroponik berfungsi sebagai tempat menopang tanaman agar mampu berdiri tegak sehingga tidak mudah roboh. Penggunaan macam dan peranan media merupakan perbedaan yang sangat jelas antara menanam dengan cara konvensional dengan sistem hidroponik.

Berikut macam-macam media yang dapat digunakan dalam budidaya hidroponik (Susilawati, 2019).

1. Media Arang Sekam

(26)

Arang sekam yaitu sekam yang sudah dibakar namun tidak sempurna.

Arang sekam merupakan media tanam organik sehingga ramah lingkungan, pH netral, memiliki daya ikat air yang cukup bagus serta aerasi yang baik, steril dari bakteri dan cendawan (Susilawati, 2019).

2. Media Cocopeat

Media untuk pertumbuhan tanaman yang satu ini tergolong sebagai media tanam organik. Sabut kelapa yang pada umumnya dijumpai sebagai alat pencuci panci, dijadikan sapu, dan kesetan ini sekarang penggunaannya mulai berkambang menjadi media tanam hidroponik yang ditemukan pada tahun 80-an oleh Dutch Plantin, sebuah lembaga yang pertama kali melaporkan bahwa serbuk halus yang diperoleh dari serbuk kelapa bisa dijadikan sebagai media bercocok tanam hidroponik (Susilawati, 2019).

3. Media Spons

Spons merupakan media tanaman hidroponik yang banyak mempunyai pori yang cukup besar sehingga sarana mengalirkan air nutrisi ke akar tanaman. Media spons mempunyai bobot sangat ringan sehingga saat diaplikasikan akan mudah untuk dipindahkan dan ditempatkan di mana saja (Susilawati, 2019).

4. Media Kapas

Kapas merupakan media tanam yang sangat baik sebagai langkah awal dalam penyemaian benih sebelum benih ditanam pada media tanam lain.

Penyemaian perlu dilakukan untuk tanaman yang memiliki benih kecil dan memiliki masa tanam menengah sehingga panjang. Kapas memiliki daya

(27)

serap terhadap air sangat tinggi sehingga pemberian nutrisi untuk tanaman hidroponik sangat bagus (Susilawati, 2019).

5. Media Rockwool

Rockwool merupakan salah satu mineral fiber atau mineral wool yang sering digunakan sebagai media tanaman hidroponik. Rockwool berasal dari batu (umumnya batu kapur, basalt atau batu bara), kaca, atau keramik yang dilelehkan dengan suhu tinggi kemudian “dipintal” membentuk serat-serat mirip seperti membuat gula kapas arum manis. Setelah serat dingin, mineral wool ini dipotong-potong sesuai dangan ukuran yang diinginkan (Susilawati, 2019).

Sebagai media tanam, rockwool memiliki kemampuan menahan air dan udara (oksigen atau aerasi) dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi pada metode hidroponik.

Struktur serat alami yang dimiliki rockwool juga sangat baik untuk menompang batang dan akar tanaman sehingga dapat tegak dengan stabil.

Kemampuan rockwool tersebut membuat bahan ini cocok digunakan sebagai media tanaman sejak tahap persemaian hingga proses produksi atau panen (Susilawati, 2019).

6. Media Hydroton

Bahan dasar hidroton adalah tanah liat yang sudah dikeringkan dengan cara pemanasan dan dibentuk menjadi sebuah bulatan kecil dengan diameter 1-2,5 cm. hidroton memiliki pH yang stabil dan netral. Hidroton dapat digunakan berulang kali sama seperti sekam, yaitu dengan cara mencuci

(28)

hingga bersih dan dapat menghilangkan kotoran seperti lumut yang menempel pada sisi bagian hidroton (Susilawati, 2019).

7. Hydrogel

Hydrogel merupakan Kristal polimer yang biasa digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media tanam jenis ini sangan mudah dan efisien karena tidak perlu untuk mengganti, menyiram atau memupuk. Hydrogel pada umumnya media tanam hidroponik bukan untuk pembudidayaan. Biasanya digunakan untuk menanam tanaman hias didalam ruangan, karena hydrogel memiliki berbagai warna dan bentuk. Oleh karena itu media tanam ini biasa digunakan untuk keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang kerja atau ruang tamu (Susilawati, 2019).

2.6 Nutrisi Hidroponik

Nutrisi tanaman adalah kandungan nutrisi atau unsur hara berupa zat-zat kimia yang dibutuhkan tanaman untuk melanjutkan siklus hidup atau nutrisi tanaman adalah inti dari pertanian modern dengan kenyataan produktivitas tanaman yang sangat tergantung pada ketersediaan unsur hara pada tanaman.

Larutan nutrisi adalah salah satu faktor paling vital yang mempengaruhi kualitas dan hasil panen. Sistem hidroponik mengandung terutama larutan berair elemen penting senyawa organik atau anorganik. Unsur hara adalah sejumlah unsur kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk keperluan pertumbuhan tanaman. Tanaman dapat memperoleh nutrisi dari tanah, udara dan air. Dasar yang paling penting dari sistem budidaya secara hidroponik adalah kandungan hara dalam air berupa larutan yang diberikan secara terus-menerus sebagai nutrisi. Nutrisi tanaman

(29)

terlarut dalam air yang digunakan dalam hidroponik sebagian besar anorganik dan dalam bentuk ion (Susilawati, 2019). Berikut beberapa nutrisi yang digunakan dalam budidaya hidroponik :

1. Nitrogen (N)

Nitrogen termasuk ke unsur hara makro yang memegang peran penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara berupa nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar (Susilawati, 2019).

2. Fosfor (P)

Fosfor atau phospat merupakan nutrisi hidroponik yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, termasuk ke dalam unsur hara makro. Jumlah fosfor pada tanaman lebih sedikit dibanding nitrogen dan kalium. Meskipun demikian, pada kenyataannya fosfor dianggap sebagai kunci keberlangsungan setiap tanaman. Unsur hara fosfor berasal dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineral-mineral di dalam tanah. Unsur hara fosfor sangat diperlukan untuk pembentukan bunga, daun dan biji (Susilawati, 2019).

3. Kalium (K)

Kalium menjadi nutrisi hidroponik alami nomor tiga setelah nitrogen dan fosfor. Unsur hara makro berupa kalium biasa dibuat pupuk dengan menggabungkan kedua unsur penting lain dengan tujuan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas hasil tanaman, yakni nitrogen dan fosfor (Susilawati, 2019).

4. Magnesium (Mg)

(30)

Magnesium merupakan bagian penting yang dibutuhkan oleh tanaman

(31)

dalam proses metabolisme fosfat, pembentukan klorofil, respirasi tanaman, dan aktivitas enzim (Susilawati, 2019).

5. Kalsium (Ca)

Kalsium juga termasuk nutrisi hidroponik yang tergabung dalam unsur hara makro bagi tanaman. Unsur hara kalsium biasanya tidak dianggap sebagai unsur hara pupuk, sehingga penggunaan kalsium dalam jumlah yang tidak sebanyak seperti unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur hara kalium digunakan untuk mempercepat pembentukan dan pertumbuhan agar (Susilawati, 2019).

6. Belerang atau Sulfur (S)

Belerang atau sulfur merupakan hara makro yang bakal diserap oleh tanaman dalam bentuk ion sulfat. Ion sulfat sendiri merupakan bagian dari protein yang terkandung dalam cysteine, methionine, dan thiamine. Unsur hara sulfur diperlukan untuk membuat warna daun akan terlihat menjadi lebih hijau karena sulfur bekerja membentuk butir hijau (Susilawati, 2019).

7. Boron (B)

Boron dapat membentuk siklus hidup tanaman dengan meningkatkan mobilitas gula dan kalsium. Unsur hara boron juga memainkan fungsi dalam pembelahan sel dan pembuatan protein. Pada proses penyerbukan, pembentukan bunga, buah, dan biji, semua mempunyai ketergantungan atau setidaknya memperoleh pengaruh besar dari unsur boron. Meskipun boron kelihatannya penting bagi tanaman, tapi untuk nutrisi tanaman hidroponik dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Susilawati, 2019).

(32)

8. Tembaga (Cu)

Tembaga menjadi komponen esensial yang mengaktifkan enzim- enzim pendukung pertumbuhan seperti diamin oksidase, askorbat oksidase, dan sitokrom-c oksidase (Susilawati, 2019).

9. Zinc/seng (Zn)

Zinc merupakan nutrisi untuk tumbuhan yang sangat penting dalam proses pembentukan klorofil dan aktivitas fotosintesis. Ketika tumbuhan mengalami pertumbuhan, efektifitasnya juga dipengaruhi oleh unsur seng yang memegang peran untuk memproduksi hormon pertumbuhan serta sebagai katalisator dalam reaksi oksidasi (Susilawati, 2019).

10. Zat besi (Fe)

Zat besi pada tanaman berguna dalam proses pembentukan klorofil serta pembawa elektron pada reaksi oksidasi dan reduksi dalam respirasi (Susilawati, 2019).

11. Molibdenum (Mo)

Molibdenum merupakan unsur hara tanaman berjenis mineral yang diperlukan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Unsur molibdenum menjadi unsur hara esensial yang paling sedikit dibutuhkan oleh tanaman. Walaupun hanya sedikit, molibdenum mempunyai pengaruh cukup pada proses sintesis protein dan termasuk ke dalam enzim yang mereduksi nitrat ke nitrit (Susilawati, 2019).

12. Magang (Mn)

Mangan diperlukan oleh setiap tanaman sebagai nutrisi hidroponik

(33)

dalam reaksi respirasi dan proses sintesis vitamin riboflavin dan asam askorbin. Pada kegiatan fotosintesis, mangan juga berperan dalam pengurangan zat karbondioksida (Susilawati, 2019).

13. Klorin (Cl)

Klorin diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl (Chlor). Unsur hara atau zat nutrisi tanaman hidroponik ini juga membantu peran nutrisi lain dalam proses sintetis. Kebutuhan tanaman akan unsur hara mikro ini tidak sebanyak dengan unsur hara mikro lain (Susilawati, 2019).

14. Natrium (Na)

Natrium merupakan zat hara bagi tanaman yang berperan selam pembukaan stomata, pembentukan umbi, dan mencegah busuk bagian tengah umbi. Natrium mempunyai kemampuan untuk mengganti peranan unsur kalium (Susilawati, 2019).

2.7 Pembuatan Larutan Nutrisi

Bahan baku pupuk hidroponik berupa garam anorganik atau garam kimia yang dapat dibeli ditoko kimia atau toko pertanian. Nutrisi hidroponik biasanya menggunakan konsep formulasi AB mix. Yaitu kalsium pada grup A dan tidak bertemu sulfat dan fosfat pada grup B. dibawah ini adalah nama bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat pupuk hidroponik AB mix (Sastro, dkk, 2016).

(34)

Tabel 1. Komposisi Pembuatan Larutan Nutrisi

AB-Mix Sayuran Daun : AB-Mix Sayuran Buah : Komposisi Paketan A

 Kalsium nitrat : 1176 gram

 Kalium nitrat : 616 gram

 Fe EDTA : 38 gram Komposisi B

 Kalium dihidro fosfat : 335 gram

 Amnonium sulfat : 122 gram

 Kalium sulfat : 36 gram

 Magnesium sulfat : 790

 Cupri sulfat : 0,4 gram

 Zinc sulfat : 1,5 gram

 Asam borat : 4,0 gram

 Mangan sulfat : 8 gram

 Ammonium hepta molibdat : 0,1 gram

Komposisi Paketan A

 Kalsium nitrat : 1100 gram

 Kalium nitrat : 575 gram

 Fe EDTA : 38 gram Komposisi B

 Kalium dihidro fosfat : 560 gram

 Amnonium sulfat : 30 gram

 Kalium sulfat : 75 gram

 Magnesium sulfat : 1.050 gram

 Cupri sulfat : 0,4 gram

 Zinc sulfat : 1,5 gram

 Asam borat : 4,0 gram

 Mangan sulfat : 8 gram

 Amonium hepta molibdat : 0,1 gram

A. Cara Membuat larutan A

1. Siapkan kemasan AB mix yang hendak dilarut, dua buah ember atau wadah penampung air dan tempat penyimpanan hasil larutan, bisa ember yang ada tutupnya atau jerigen.

2. Isi ember pertanaman dengan air 5 liter. Buka kemasan larutan A, yang berisi butiran nutrisi dan satu kemasan kecil berisi serbuk di dalamnya.

Masukkan butiran-butiran ini kedalam air kemudian diaduk dengan gayung atau kayu hingga terlarut semua.

3. Simpan hasilnya dalam jerigen yang sudah dibersihkan.

B. Cara membuat larutan B

1. Sebanyak 5 liter air bersih diuangkan dalam ember, kemudian kemasan N berikut bungkusan kecil di dalamnya dibuka dan isinya dituang ke dalam ember.

(35)

2. Aduk hingga merata. Hasilnya disimpan dalam jerigen yang kedua.

Larutan nutrisi yang telah dibuat tadi masih bersifat pekat.

C. Pemakaian larutan AB-mix

1. Untuk AB-mix model ini, 5 ml larutan A dan 5 ml larutan B dicampurkan lagi kedalam 1 liter air kemudian diaduk hingga merata. Larutan encer ini siap digunakan untuk nutrisi hidroponik yang di tanam. Untuk membuat 10 liter larutan siap pakai berarti diperlukan 50 ml larutan paket A dan 50 ml larutan paket B, demikian seterusnya setiap liter yang dipakai diperlukan dikalikan 5.

2. Dari 5 liter larutan paketan A dan B ini dapat diperoleh sebanyak 1000 liter larutan hidroponik siap pakai. Tentunya tidak semua harus langsung dilarutkan, namun disesuaikan dengan kebutuhan.

2.8 Budidaya Hidroponik

Pada dasarnya konsep hidroponik itu amat sederhana, sesuai dengan asal katanya “Hydro dan Ponos” yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan hidro berarti air dan ponik berarti kekuatan (daya). Jadi hidroponik itu berarti membudidayakan tanaman dengan menggunakan media air, sebenarnya membuat konsep sistem hidroponik sederhana di rumah bisa ditujukan selain non komersial (dimanfaatkan sendiri), juga komersil (untuk dijual) (Susilawati, 2019). Faktor yang mempengaruhi hasil dalam budidaya non komersil antara lain : bibit, nutrisi, media semai dan media tanam, wadah, tempat/lokasi dan sistem hidroponik Syarat kegiatan hidroponik skala kecil menjadi skala komersial seperti : Mudah

(36)

dikembangkan, hemat tempat, ketersediaan media, tidak menggunakan pestisida, sesuai kondisi lahan dan tekun.

2.8.1 Persiapan Alat dan Bahan

Adapun alat yang dapat digunakan untuk bercocok tanam hidroponik adalah sebagai berikut (Trina et al, 2017) :

a. Benih tanaman yang dapat digunakan dalam budidaya hidroponik seperti : Buah-buahan atau sayuran. Contoh buah-buahan yaitu stoberi, tomat, paprika dan contoh sayuran yaitu pakcoy, kangkung, bayam, dan selada.

b. Netpot digunakan sebagai wadah untuk tanaman.

c. Rockwool digunakan sebagai media tanam yang bersifat menyerap dan menyimpan air.

d. Sumbu digunakan pada beberapa jenis sistem untuk menyerap air nutrisi yang disalurkan ke akar tanaman.

e. Pupuk yang digunakan biasanya menggunakan AB-Mix untuk sayuran maupun buah-buahan.

2.8.2 Pemilihan Benih dan Peyemaian

Penyemaian merupakan tahapan awal dalam berkebun hidroponik. Media yang digunakan yaitu rockwool (Murali et al, 2011). Berikut cara-cara melakukan pernyemaian :

1. Media tanam rockwool dipotong kecil, diletakkan di atas wadah, dan dibasahi dengan air secukupnya agar basah.

(37)

2. Pada rockwool dibuat lubang dengan menggunakan tususk gigi untuk tempat bibit.

3. Bibit tanaman dimasukkan ke dalam lubang dan wadah disimpan di dalam tempat gelap. Untuk tanaman yang menjulang tinggi keatas seperti sawi, bayam dan kangkung, 1 rockwool bisa diisi 2-3 benih, tetapi untuk yang tumbuh kesamping seperti pakchoy dan selada cukup 1 benih saja. Untuk cabe dan tomat cukup 1-2 benih.

4. Kelembaban rockwool harus diperiksa secara berkala. Apabila kering, maka perlu ditambahkan air.

5. Setelah 1-4 hari, bibit akan pecah yang ditandai dengan warna putih. Lamanya pecah tergantung dari jenis tanaman.

6. Jika benih tanaman sudah pecah, maka wadah di tempatkan didaerah yang terkena sinar matahari minimal 6 jam sehari.

7. Setelah berdaun empat, tanaman dipindahkan ke instalasi hidroponik yang telah diberi pupuk cair sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan.

2.8.3 Persiapan Larutan Nutrisi

Pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk AB-mix. Selain itu, alat-alat yang dibutuhkan yaitu botol bekas air mineral, gelas ukur, TDS meter atau (Total Dissolved Solids), dan sendok pengaduk. Sebaiknya pada botol bekas diberi lebel pupuk A dan pupuk B. pupuk kemasan kecil digunakan untuk membuat stok pupuk sebanyak masing-masing 500 ml. pupuk A dimasukkan ke dalam gelas ukur kemudian diaduk sampai larut. Pupuk A dimasukkan ke dalam botol berlebel A. Cara yang sama dilakukan untuk pupuk B (Trina et al, 2017).

(38)

Gambar 7. Nutrisi AB-Mix

Masing-masing konsentrat pupuk ini dapat digunakan sebagai stok. Untuk membuat larutan pupuk sebagai nutrisi tanaman maka digunakan perbandingan 5 ml pupuk A + 5 ml pupuk B + 1 liter air. Untuk pemakaian dalam jumlah yang banyak, 50 ml pupuk A + 50 ml pupuk B + 8 liter air, akan menghasilkan konsenterasi pupuk sekitar 1400 ppm. Kebutuhan masing-masing tumbuhan berbeda-beda (Trina et al, 2017).

2.8.4 Penanaman

Bibit yang siap tanam biasanya telah berumur 2 minggu atau sampai sumbuh 3-4 helai daun. Siapkan botol diisi dengan larutan nutrisi yang telah dibuat kebotol sehinggaada bagian sumbu yang terendam oleh larutan nutrisi.

Lalu bibit tanaman hasil persemaian dipindahkan ke hidroponik system sumbu pada botol (Febriani et al, 2022).

a. Macam-Macam Alternatif Wadah Tanam

Wadah tanam merupakan tempat yang terbatas untuk menampung media dan nutrisi bagi tanaman. Banyak jenis bahan yang dapat digunakan sebagai wadah tanam. Wadah tanam yang ideal adalah wadah yang kuat dan tahan lama, dapat merembeskan air yang berlebih, ringan, dan menarik. Contoh wadah yang

(39)

biasa digunakan adalah pot tanah, pot plastik, pot semen, polybag, pipa, talang air, dan berbagai wadah yang dapat menampung media dan nutrisi bagi tanaman.

Dapat juga memanfaatkan berbagai barang bekas seperti kaleng, kemasan dan botol plastik bekas (Susilawati, 2019).

2.8.5 Pemeliharaan Tanaman

Kelembaban yang tinggi (>80%) memicu perkembangan jamur petogen yang menyerang tanaman. Menjaga aerasi dan sanitasi di lingkungan hidroponik juga menjadi syarat penting agar tanaman tumbuh baik (Sri Swastika et al, 2017).

Hal-hal yang perlu diperharikan antara lain : 1. Pengukuran pH dan Nutrisi

pH penting untuk mengatur serapan unsur hara tanaman agar tidak terjadi defisiensi. Kadar nutrisi dalam larutan dapat diukur dengan TDS (Total Dissolved Solids) atau PPM (Parts Per Millions). Hasil pengukuran menunjukkan nilai EC larutan yang sangat menentukan kecepatan metabolisme tanaman yaitu jika nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman (Swastika et al, 2017).

2. Penyulaman

Penyulaman tanaman dapat dilakukan pada umur tanaman 15 HST (Swastika et al, 2017).

3. Pengontrolan Instalasi

Sistem pompa dan selang/pipa yang tidak lancar akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Listrik dan air yang tidak tersedia

(40)

menyebabkan kegagalan budidaya jika dibiarkan dalam waktu lama (Swastika et al, 2017).

2.8.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman hidroponik adalah kutu putih, kutu Aphid, siput, lalat pengorok daun dan semut. Jenis penyakit pada tanaman hidroponik umumnya sama dengan tanaman yang dibudidayakan di tanah.

Penyebab penyakit disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang ditularkan melalui vektor serangga ataupun penggunaan alat-alat tanam yang terkontaminasi.

Gulma bukan merupakan masalah karena teknik hidroponik meminimalisir tumbuhnya gulma (Swastika et al, 2017).

2.8.7 Panen

Pemanenan pada tanaman kangkung dapat dilakukan apabila kangkung sudah mencapai usia 30-40 hari setelah tanam. Ciri-ciri tanaman kangkung siap panen yaitu batangnya telah panjang sekitar 20-25 cm dan daunnya cukup besar.

Waktu panen yang baik adalah saat pagi atau sore hari. Panen bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dua cara yaitu dicabut atau dipotong paling bawah.

Untuk memanen kangkung dangan cara memotong paling bawah batangnya, karena batangnya akan bisa tumbuh lagi dan bisa dibudidayakan ulang serta bisa mengurangi pengeluaran untuk beli bibit (Arief, 2020).

(41)

2.9 Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitasi, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek atau program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan objektif (Harahap, dkk, 2017).

Evaluasi suatu kegiatan merupakan hal yang penting, namun sering dikesampingkan, dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian. Sebenarnya monitoring dan evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program atau kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi merupakan proses mengumpulkan data yang sistematis untuk mengetahui efektivitas program pendidikan dan pelatihan (Harahap, dkk, 2017).

(42)

III. METODE MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan di SDN Alalak Utara 3 di Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Magang ini dimulai tanggal 20 Februari sampai dengan tanggal 19 Juni 2023.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dari pelaksanaan magang ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang bersifat non angka atau berupa deskripsi. Data kualitatif diperoleh dalam bentuk wawancara, pengamatan, pemotretan dan lain-lain di SDN Alalak Utara 3.

Sumber data yang diambil dari pelaksanaan magang ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi langsung selama pelaksanaan magang di SDN Alalak Utara 3. Sedangkan data sekunder adalah pendukung yang diperoleh dari berbagai buku, sumber pustaka atau literatur yang berkaitan dengan pelaksanaan magang ini.

3.3 Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung di lapangan terutama berkaitan dengan penyuluhan pertanian yang berkaitan

(43)

dengan pemanfaatan botol bekas untuk membuat hidroponik serta ikut berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan yang ada dilapangan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali informasi permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh sekolah, baik dari pihak guru, para siswa.

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan kepala sekolah dan penjaga sekolah SDN Alalak Utara 3.

3. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode mengajar yang disampaikan langsung kepada peserta didik mengenai materi pemanfaatan botol bekas sebagai media tanam budidaya hidroponik.

4. Diskusi dan Tanya Jawab

Metode ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan rasa keingin tahuan peserta penyuluhan.

5. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil foto yang digunakan sebagai bukti dari setiap kegiatan.

3.4 Variabel yang Diamati

Adapun variabel yang diamati sebagai berikut :

1. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyuluhan pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media budidaya hidroponik.

(44)

2. Mengamati perbandingan pemahaman peserta sebelum dan sesudah penyuluhan.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari berbagai data dan informasi selama kegiatan penyuluhan dianalisis, diolah, kemudian dibahan secara deskriptif, sehingga diperoleh gambaran tentang kondisi dan bagaimana keadaan tanaman serta permasalahan yang dihadapi.

(45)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Magang

Magang ini dilaksanakan bersamaan pada kegitan pemerintah yaitu Kampus Merdeka dalam program Kampus Mengajar Angkatan 5 yang penempatannya di SDN Alalak Utara 3, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

A. Kelurahan Alalak Utara

Kelurahan merupakan ujung tombak pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dimana secara langsung berhadapan dengan masyarakat memberikan pelayanan serta menyampaikan program-program pemerintah baik dibidang pembangunan maupun sosial ekonomi, serta menjaga ketertiban umum serta menjalankan pemerintahan umum lainnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor :140/502 tangga 22 September 1980 tentang penepatan desa menjadi kelurahan, maka sejak saat itu resmilah Desa Alalak Utara menjadi Kelurahan Alalak Utara wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara Daerah Kota Banjarmasin.

Alalak Utara adalah sebuah Kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmaasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Semula merupakan bagian dari wilayah Desa Alalak Besar yang lebih luas, kemudian hari dimekarkan meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Alalak Utara, Alalak Tengah, dan Alalak Selatan.

(46)

B. Kecamatan Banjarmasin Utara

Kecamatan Banjarmasin Utara merupakan salah satu dari 5 (lima) kecamatan yang berada di kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara adalah 17,75 km² (17.750 m²) wilayah ini dikelilingi oleh Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Awang dan Sungai Kuin yang merupakan batas-batas wilayah Banjarmasin Utara. Batas-batas wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara adalah sebagai berikut :

1. Batas sebelah Utara : Sungai Awang Kabupaten Barito Kuala 2. Batas sebelah Timur : Kecamatan Banjarmasin Timur

3. Batas sebelah Selatan : Kecamatan Banjarmasin Barat

4. Batas sebelah Barat : Sungai Barito Kabupaten Barito Kuala C. Profil SDN Alalak Utara 3

SDN Alalak Utara 3 terletak di Jl. Alalak Utara Rt. 6, Alalak Utara.

Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

1. Identitas Sekolah

NPSN : 30304493

Status : Negeri

Bantuk Pendidikan : SD

Status Kependidikan : Pemerintah Daerah SK Pendirian Sekolah : II-1/282/1983

Tanggal SK Pendirian : 1983-05-01

SK Izin Operasional : -

Tanggal SK Izin Operasional : 1910-01-01 2. Data Sekolah

Kepala Sekolah : Nurul Fajriah, S.P., S.Pd

Operator : Jamilah, S.Ak

Guru : 17

Siswa Laki-Laki : 94

Siswa Perempuan : 93

Rombongan Belajar : 7

Kurikulum : SD 2013

Penyelenggaraan : Pagi/6 hari

(47)

Manajemen Berbasis Sekolah : ✓

Semester Data : 2022/2023-2

Akses Internet : Ada

Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 1,200

Luas Tanah : 1,694 M²

Ruang Kelas : 6

Laboratorium : 0

Perpustakaan : 1

Sanitasi Siswa : 5

4.2 Penyuluhan Tanaman Hidropnik

Adapun hal-hal yang dilakukan dalam program penyuluhan hidroponik di SDN Alalak Utara 3 adalah sebagai berikut :

(48)

4.2.1 Penentuan Sasaran Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan hidroponik ini disasarkan pada siswa-siswi kelas 5 dengan jumlah sasaran siswa-siswi sebanyak 29 peserta. Untuk tempat pelaksanaannya sendiri dilaksanakan di dalam kelas 5 yang ada di SDN Alalak Utara 3.

4.2.2 Penentuan Waktu Kegiaatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan

No Waktu Kegiatan

1. Jumat, 17 Maret 2023 Pengisian quisoner (pre test) dan materi ruang (hidroponik serta sistem hidroponik dan media tanam hidroponik).

2. Rabu, 29 Maret 2023 Materi ruang (pengenalan alat dan bahan serta tahapan budidaya hidroponik).

3. Rabu, 03 Mei 2023 Praktik pembibitan dan pembuatan nutrisi AB-Mix.

4. Rabu, 10 Mei 2023 Pembuatan instalasi dan pindah tanam bibit.

5. Sabtu, 13 Mei – Sabtu 03 Juni 2023

Perawatan.

6. Jumat, 09 Juni 2023 Panen.

7. Sabtu, 10 Juni 2023 Penanaman tahap 2, evaluasi kegiatan dan pengisian quisoner (post test).

Penyuluhan ini dilaksanakan sebanyak 7 kali dengan 2 kali pertemuan sebagai sosialisasi materi tentang pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media budidaya tanaman hidroponik, berikut rinciannya :

a. Pertemuan pertama

Pada peretemuan ini bertempat di ruang kelas 5 SDN Alalak Utara pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2023 diikuti sebanyak 29 peserta dengan penyampaian meteri ruang mengenai :

(49)

1. Pengisisan identitas dan quisoner (pre test).

2. Hidroponik dan sistem hidroponik.

3. Media tanam hidroponik dan nutrisi hidroponik.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua bertempat di ruang kelas 5 SDN Alalak Utara 3 pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2023 di ikuti oleh 30 peserta dan menyampaikan meteri ruang mengenai :

1. Pengenalan alat-alat hidroponik (instalasi botol air mineral).

2. Pengenalan bahan hidroponik.

3. Tahapan budidaya hidroponik.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga bertempat di ruang kelas 5 SDN Alalak Utara 3 dengan jumlah 29 peserta pada hari Rabu tanggal 03 Mei 2023 di ikuti oleh 29 peserta. Pada kegiatan ini melakukan :

1. Pembibitan.

2. Pembuatan nutrisis AB-mix.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilakukan disamping kelas 4 SDN Alalak Utara 3 di ikuti 35 peserta dari kelas 5 serta tambahan 6 orang hari kelas 4 pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2023 dengan kegiatan :

1. Pembuatan instalasi hidroponik menggunakan botol plastik bekas.

2. Pindah tanam bibit.

(50)

e. Pertemuan kelima

Pertemuan keenam bertepatan dilapanngan sekolah SDN Alalak Utara 3 di ikuti 29 peserta melakukan perawatan dan pemeliharaan apabila ada tanaman yang mati atau menambahan air nutrisi. Perawatan ini dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu.

f. Pertemuan keenam

Pertemuan keenam bertempatan di lapangan SDN Alalak Utara 3 di ikuti oleh 29 peserta pada hari Jumat tanggal 09 Juni 2023 melakukan kegiatan panen.

g. Pertemuan ketujuh

Pertemuan ketujuh bertepatan di ruang kelas 5 dengan jumlah 29 peserta pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023 dengan kegiatan :

1. Pindah tanam tahap 2 pada botol yang kosong.

2. Evaluasi kegiatan penyuluhan.

3. Pengisian quisoner (post test).

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan ini dilakukan secara terjadwal dalam satu minggu sekali.

Penyuluhan diberikan dengan menggunakan metode ceramah yang diiringi dengan alat LCD sebagai media pemaparan materi. Pemilihan metode ceramah ini untuk memudahkan interaksi antara penyuluh dengan peserta secara langsung.

Penyuluh menjelaskan materi yang sudah dirangkum dalam bentuk power point yang ditampilkan dengan bantuan LCD yang sudah tersedia di sekolah.

(51)

4.3 Tahapan Budidaya Tanaman Hidroponik

4.3.1 Persiapan Alat dan Bahan a. Percobaan penanaman pertama

Metode yang digunakan dalam budidaya hidroponik di SDN Alalak Utara 3 adalah Wick Sistem atau sistem sumbu. Dimana sistem ini memanfaatkan botol plastik bekas sebagai media tanamnya, dimana peserta menggunakan botol air mineral dengan ukuran 500-1.500 ml lalu botol di potong menjadi 2 bagian dengan bagian atas akan di balik, maka setiap botol hanya dapat menghasilkan 1 lubang tanam.

b. Percobaan penanaman kedua

Masih menggunkan metode Wick Sistem dan juga masih menggunkan media botol plasik. Percobaan kedua siswa hanya mengisi ulang botol yang sudah dipanen. Adapun peralatan yang digunakan di percobaan 1 dan 2 adalah sebagai berikut hal ini sudah sesuai dengan pendapat (Trina et al, 2017).

4.3.2 Pemilihan Benih

Benih yang digunakan dalam budidaya ini adalah benih kangkung dengan merk cap kapal layar yang dibeli langsung di toko pertanian. Alasan memilih menggunakan benih bibit kangkung karena tanaman kangkung mudah tumbuh sehingga mudah utuk dibudidayakan serta tanaman kangkung cocok bagi pemula yang ingin bertanaman menggunakan hidroponik. Dengan keunggulan tanaman kangkung yang mudah tumbuh dan memiliki butiran benih yang besar mudah

(52)

untuk dijadikan bahan praktek pada siswa-siswi kelas 5 yang belum pernah bertaman menggunkan sistem hidroponik (Murali et al, 2011).

4.3.3 Penyemaian

Penyemaian dilaksanakan di ruang kelas 5 oleh peserta didik melalui media semai menggunakan media rockwol. Penyempaian dilakukan sebanyak 2 kali percobaan. Percobaan pertama sebanyak 75 dan di tanam sebanyak 60 sisanya digunakan untuk penyulaman. Percobaan kedua sebanyak 54 dan di tanam sebanyak 30 sisanya digunakan untuk penyulaman. Pada tahap penyemaian benih kangkung di kecambahkan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Rendam benin dengan air bersih selama ±15 menit.

2. Tiriskan benih menggunkan kain atau tisu, lalu diamkan selama semalam atau berkecambah.

3. Kecambah siap untuk di pindah.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penyemaian : 1. Rockwol dipotong dengan ukuran 2 x 1 cm.

2. Basahi media rockwol menggunakan air bersih.

3. Lalu lubangi rockwol sebanyak 5 lubang.

4. Semai kecambah di media rocwol yang sudah di lubangi, dalam satu rocwol terdapat 5 tanaman kangkung.

5. Jika kecambah sudah bertunas dan muncul daun maka berikan sinar matahari untuk mempercapat pertumbuhan, namun tetap dengan menjaga kelembabannya.

(53)

6. Setelah berumur 2 minggu atau sudah memiliki 3-4 helai daun, bibit kangkung siap untuk pindah tanam.

Tahapan langkah-langkah persemaian dari mulai perendaman sampai berbentuk kecambah hingga persiapan media semai, selanjutnya pemotongan rockwol hingga pemindahan kecambah sudah sesuai pendapat (Trina et al, 2017).

4.3.4 Persiapan Larutan Nutrisi

Adapun nutrisi yang digunakan adalan AB mix buatan pabrik yang dibeli dari toko pertanian subur langkar kelayan, nutrisi yang digunakan bukan nutrisi yang sudah jadi dalam kemasan n amun dalam bentuk bahan nutrisi A dan B yang masih berbentu butiran pupuk. Bahan nutrisi yang digunakan untuk 100 liter air dengan jumlah larutan A 500 ml dan B 500 ml. Adapaun cara pembuatan larutan nutrisi AB mix sebagai berikut :

a. Tahapan membuat larutan nutrisi A :

1. Masukkan semuan nutrisi A kedalam wadah.

2. Tambahkan air bersih sampai menjadi total 500 ml.

3. Aduk sampai butiran pupuk benar-benar larut.

4. Simpan larutaan pupuk kedalam botol bersih.

b. Tahapan membuat larutan nutrisi B :

1. Masukkan semuan nutrisi B kedalam wadah.

2. Tambahkan air bersi sampai menjadi total 500 ml.

3. Aduk sampai butiran pupuk benar-benar larut.

4. Simpan larutaan pupuk kedalam botol bersih.

(54)

c. Tahapan menggunkan nutrisi AB-Mix : 1. Siapkan 900 ml air bersih.

2. Tungkan 5 ml stok A atau stok B.

3. Lalu aduk hingga merata.

4. Tambahkan air menjadi 1 liter.

Dari cara tersebut dapat disumpulkan bahwa 1 liter air memerlukan 5 ml stok nutrisi A dan 5 ml stok nutrisi B. langkah-langkah tersebut yang tercantum dalam kemasan nutrisi hidroponik buatan pabrik. Pembuatan larutan nutrisi ini sudah sesuai dengan pendapat (Trina et al, 2017).

4.3.5 Penanaman

1. Percobaan penanaman pertama

Pada percobaan pertaman bibit kangkung yang sudah berusia 2 minggu atau sudah memiliki 3-4 helai daun sudah siap di pindah pada instalasi botol air mineral. Caranya dengan memasukkan setiap potongan rockwol pada instalasi botol air mineral yang sudah disiapkan, hal ini dilakukan sudah sesuai dengan pendapat (Febriani et al, 2022).

2. Percobaan penanaman kedua

Pada percobaan kedua metode yang digunakan masih sama dengan percobaan pertama, penanam kangkung tetap dilakukan pada instalasi botol air mineral dengan penambahan instalasi botol dan mengisi kembali botol-botol yang sudah kosong.

(55)

4.3.6 Pemeliharaan dan Penyulaman

Pemeliharaan 1 dan 2 dilakukan oleh peserta secara bergiliran. Untuk memudahkan pemeliharaan maka dibagi kelompok setiap kelompok terdapat 5 orang sehingga setiap siswa berkesempatan untuk dapat merawat tanamannya.

Pemeliharaan ini dilakukan untuk memastikan air nutrisi yang ada didalam botol tetap ada, jika air yang ada didalam botol sudah terlihat sediki maka dilakukan penambahan air nutrisi agar tanaman tidak sempat kekeringan.

Pada proses penyulaman dilakukan hanya untuk mengganti apabila terdapat tanaman yang mati karena patah batang atau di makan ayam melihat dari kondisi sekolah yang dekat dengan permukiman warga, tidak menutup kemungkinan untuk ayam masuk kedalam lingkungan sekolah. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Swastika et al, 2017).

4.3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit

Tidak ada proses pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya hidroponik ini berlangsung, pada umumnya budidaya hidroponik tidak menggunakan pestisida. Selama proses budidaya hidroponik tanaman kangkung ini berlangsung tidak terdapat hama dan panyakit, oleh karena itu tidak perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Swastika et al, 2017).

(56)

4.3.8 Panen

Proses panen dilakukan pada saat tanaman kangkung berusia ±1 bulan sejak pembibitan dengan menggunakan dua teknik pemanenan seperti di cabut langsung dan di potong. Tanaman kangkung yang di panen dengan cara di potong akan tumbuh tunas kembali sehingga dapat terus dibudiayakan tanpa menanam kembali selama air nutrisi dalam botol terpenuhi. Pemanenan ini dilakukan bersama siswa-siswa dan ibu kepala sekolah. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Arief, 2020).

(57)

4.4 Respon Peserta

Selama kegiatan penyuluhan berlangsung peserta cukup antusias dalammengikuti kegiatan penyuluhan dengan tema “Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Tanam Budidaya Hidroponik”. Penyuluhan pertanian ini termasuk penyuluhan pertama yang mengajarkan tentang bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Selama kegiatan peserta tidak hanya diam memperhatikan namun juga terdapat interaksi antara peserta bersama penyuluh, dari mulai peserta yang bertanya hingga penyuluh yang bertanya balik kepada peserta sehingga ada umpan balik antara penyuluh dan peserta. Peserta tidak hanya aktif didalam ruangan namun juga aktif di luar ruangan seperti pada pelaksaan praktek pembuatan hidroponik, peserta sangat antusias dalam melakukan praktek hingga saat luar jam pelajaran pun peserta aktif bertanya kapan praktik selanjutnya akan diadakan.

4.5 Evaluasi Kegiatan Penyuluhan

Evaluasi kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan partisipasi para siswa hal ini dilakukan sesui dengan pendapat (Harahap, dkk, 2017). Berikut hasil “Penyuluhan Pertanian Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Budidaya Hidroponik” sebagai berikut :

(58)

Tabel 3. Hasil Evaluasi Penyuluhan

No Nama Siswa Pree Test Kategori Post Test Kategori

1 Muhammad Farhan 20 TT 70,5 T

2 Maulidia 0,5 TT 90 ST

3 M. Reski 10 TT 50,5 CT

4 Ahmad Faris 0,5 TT 50,5 CT

5 Riduan Nuriahman 60 CT 90,5 ST

6 M. Raihan Fadillah 20,5 TT 60,5 T

7 M. Radiyan 10 TT 50,5 CT

8 Mispuah 30,5 KT 100 ST

9 Syarifah Fahriah 10 TT 100 ST

10 Maulinda 0,5 TT 90,5 ST

11 M. Saparudin 10 TT 40,5 KT

12 Keisha Amanda 30,5 KT 90,5 ST

13 Hilyatul Aulia 10,5 TT 100 ST

14 Nur As’syifa 0,5 TT 100 ST

15 Raisa Andiani 10,5 TT 50,5 CT

16 Rahmawati 0,5 TT 80 T

17 Eliyana 10,5 TT 100 ST

18 Devi Azalia 0,5 TT 80 T

19 Fitriani 0,5 TT 80 T

20 Ahmad Lutfi 0.5 TT 60,5 CT

21 M. Fikri 20 TT 70,5 T

22 Putri Cila Habsari 0 TT 100 ST

23 Suwai Batul 0 TT 60,5 CT

24 M. Haris fadhillah 0 TT 60 CT

25 Mujalifah 0 TT 100 ST

26 Sari Wulandari 0 TT 90 ST

27 A. Rizki Maulana 0 TT 70 T

28 Ahmad Reza Aditya 0 TT 90,5 ST

29 Raudatul Munawwarah 0 TT 100 ST

30 Rehan 10 TT 90 ST

Jumlah 267 2367

Rata-rata 8,9 78,9

Keterangan :

a. Tidak Tahu (TT) : 0-20 b. Kurang Tahu (KT) : 21-40 c. Cukup Tahu (CT) : 41-60

(59)

d. Tahu (T) : 61-80 e. Sangat Tahu (ST) : 81-100

Maka berdasarkan hasil penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan menujukkan bahwa terdapat kemajuan pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh para siswa-siswi mengenai pemanfatan botol plastik bekas sebagai media tanaman budidaya hidroponik. Dapat dilihat dari hasil evaluasi menujukan pada saat pree test sebelum penyuluhan memperoleh hasil 8,9 x 100% = 8,9% dan post test sesudah penyuluhan memperoleh hasil 78,9 x 100% = 78,9%, yang artinya terdapat peningkatan pengetahuan siswa-siswi sebesar 70%.

Penyuluhan ini menujukan bahwa cara ini memberikan kemajuan bagi pengetahuan siswa-siswi yang mana sebelumnya siswa-siswi hanya tau bahwa bercocok tanam hanya dapat dilakukan pada media tanah, maka dengan adanya penyuluhan ini siswa-siswi jadi mengetahui bahwa bercocok tanam juga bisa menggunakan media air dengan cara sistem hidroponik serta tidak perlu membutuhkan lahan yang luas. Hal ini diketahui dengan cara memberikan pree test dan post test, yang mana pree test diberikan pada saat awal atau pertemuan pertama kali sebelum penyampaian materi penyuluhan dan post test diberikan di akhir kegiatan dimana semua materi sudah disampaikan dan semua langkah- langkah budidaya pemanfaatan botol plastik bekas sudah diberikan pada saat praktik.

Penyuluhan ini dilaksakan di tempat penugasan Program Kampus Mengajar bertepatan di SDN Alalak Utara 3, yang mana sekolah ini berupakan

(60)

sekolah inklusi, dimana terlihat dari lingkungan sekolah yang minim sekalih dengan tanaman. Dengan adanya program penyuluhan mengenai pemanfaatan botol plastik bekas sebagai media tanam budidaya hidroponik ini mengenalkan seberapa pentingnya mengolah sampah dan mengenalkan teknologi baru yang mudah serta murah. Sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan ini hampir semua siswa-siswi yang berada di kelas 5 tidak tahu apa itu hidroponik dan mereka hanya tahu bahwa budidaya hanya dapat dilakukan pada media tanah.

(61)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan mengenai Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Tanam Budidaya Hidroponik di SDN Alalak Utara 3 maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut :

1. Telah terlaksananya kegiatan penyuluhan ini dengan beberapa materi yang di sampaikan perihal hidroponik seperti, pengenalahan hidroponik, sistem hidroponik, media tanam hidroponik, nutrisi hidroponik, serta pengenalahan alat dan bahan hidroponik dan praktik yang sudah disampaikan perihal hidroponik seperti, tahapan pembuatan hidroponik meulai dari persemaian, pembuatan air nutrisi, pembuatan instalasi hidroponik, pemeliharaan tanaman serta panen.

2. Dari hasil evaluasi pada penyuluhan budidaya hidroponik yang dilaksanakan memperoleh hasil pree test sebesar 8,9% dan post test sebesar 78,9%, maka terlihat perubahan pengetahuan siswa-siswi sebesar 70% yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Respon siswa-siswi pun sangat bagus banyak siswa-siswi yang tertarik dan semangat dalam belajar melakukan budidaya secara hidroponik. Dengan adanya penyuluhan ini siswa-siswi jadi mengetahui cara mengolah sampah botol plastik menjadi barang yang bermanfaat melalui sistem hidroponik, serta siswa-siswi mengetahui bahwa budidaya tanaman

(62)

tidak hanyak menggunakkan media tanah dam memerlukan tempat luas namun bisa menggunakan media air dan dengan tempat yang terbatas.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan penyuluhan ini terlihat para siswa-siswi sangat antusias dalam melaksanakan budidaya hidroponik alangkah baiknya jika para guru atau penyuluh yang akan datang dapat meneruskan pengembangan sistem hidroponik dalam pemanfaatan botol plastik bekas serta terus melakukan praktik tentang pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat seperti menjadi media tanam budidaya hidroponik.

(63)

2023, dari https://www.yuksinau.id/pengertian-pertanian/

Al-Kodmany. K, 2018, The Vertical Farm: A Review of Developments and Implications for the Vertical City, Buildings, 8, 24;

doi:10.3390/buildings8020024. Diakses pada tanggal 02 April 2023.

Batlayeri, M., Adam, F. P., & Far-Far, R. A. (2013). Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Penyuluhan Pertanian pada Desa Waiheru Kecamatan Kota Ambon. Agribisnis Kepulauan, 3(1), 81–94. Diakses pada tanggal 03 April 2023.

Bolton, M. (2016). Incorporating rural users in small-scale growing container development: A case study. South African Journal of Agricultural Extension, 44(1), 91–103. doi: 10.17159/2413-3221/2016/v44n1a374.

Diakses pada tanggal 03 April 2023.

Dr. Susilawati, M. (2019). Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. Bukit Besar Palembang: UNSRI PRESS.

Dinar Ambarita, M. M. (2021). Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Sebagai Media Tanaman Sayur Hidroponik Untuk Meningkatkan Produktivitas Dan Menghasilkan Nilai Jual Serta Menambah Income Di Masyarakat. Jurnal Abdimas, 101. Diakses pada tanggal 06 April 203.

Intan Febriani, D. F. (2022). Penanaman Kangkung (Ipomoea sp.) dan Tanaman Hias dengan. Prosiding SEMNAS BIO, 4. Diakses pada tanggal 23 Juli 2023.

Libia I. Trejo-Téllez and Fernando C. Gómez-Merino (2012). Nutrient Solutions for Hydroponic Systems, Hydroponics - A Standard Methodology for Plant Biological Researches, Dr. Toshiki Asao (Ed.), ISBN: 978- 953-51- 0386-8. Diakses pada tanggal 06 April 2023.

Mardiati Arief, S. (2020). Panen dan Pasca Panen Pada Tanaman Kangkung.

Cybext, 1. Diakses pada tanggal 23 Juli 2023, dari http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/96324/PANEN-DAN-PASCA- PANEN-PADA-TANAMAN-KANGKUNG/.

Murali MR, Soundaria M, Maheswari V, Santhakumari P, Gopal. V. 2011.

Hydroponics, a novel alternative for geoponic cultivation of medicinal

48

(64)

plants and food crops. Int. J. Pharm. Bio. Sci. 2(2):286-296. Diakses pada tanggal 21 Juli 2023.

Nurliana Harahap, S. M. (2017). Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan Pertanian.

Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Badan Penyuluhan SDM Pertanian Kemantrian Pertanian.

Pascual M.P, Gina A. Lorenzo, Arneil G. Gabriel, 2018, Vertical Farming Using Hydroponic System: Towrd a Sustainable Onion Production in Nueva Ecija, Philippines. Diakses pada tanggal 07 April 2023.

Salman Ali Rusdy, A. F. (2020). Proses Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian Program. Jurnal Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian, 1. Diakses pada tanggal 08 April 2023.

Sri Swastika, A. Y. (2017). Budidaya Sayuran Hidroponik Bertanam Tanpa Media Tanah. Pekanbaru Riau: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Trina E. Tallein, I. F. (2017). Hidroponik Untuk Pemula. Manado: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepadaan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada tanggal 23 Juli 2023.

Ulfa Isbah, R. Y. (2016). Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Dan Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 45-46. Diakses pada tanggal 08 April 2023.

(65)
(66)

Lampiran 1. Daftar Hadir N

O

NAMA PREE TEST POST TEST

1 AFRILLIA

2 AHMAD FARIZ

3 AHMAD LUTFI

Referensi

Dokumen terkait