• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan Rematik Lansia untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

N/A
N/A
uciii iii

Academic year: 2024

Membagikan "Penyuluhan Rematik Lansia untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENYULUHAN REMATIK LANSIA UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI JORONG SUNGAI

SANGKIR KENAGARIAN BARUNG BARUNG BALANTAI SELATAN KECAMATAN KOTO XI TARUSAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2024

Reza Yohana1)*, Utami Fitri Lovita2), Ayrelia Fahreza Syafel3), Shinta Afni Hotri4), Annisa Fahira5), Della Agustin Sukmi6)

Universitas Baiturrahmah Jl.Raya By Pass KM.15 Aie Pacah, Koto Tangah-Kota Padang, Sumatera Barat 25158

@fkm.unbrah.ac.i d ABSTRAK

Rheumatoid (rematik) merupakan penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat sistemik, progresif dan cenderung kronik. Pada lansia (Usia Lanjut) kecepatan berjalan menurun akibat proses fisiologis dimana kualitas otot rangka menurun. Hasilnya berupa keseimbangan, kekuatan dan fleksibilitas untuk menjaga postur tubuh juga akan berkurang (Bintang, 2020). Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama status kesehatan fisik. Berdasarkan data yang didapat bahwa prevalensi rematik di Jorong Sungai Sangkir tergolong buruk dengan jumlah kasus 30 kasus (90,9%). Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu mampu mengimplementasikan IPTEK yang dikuasai untuk mengindentifikasi masalah kesehatan masyarakat, menetapkan penyebab masalah serta memberikan alternatif penyelesaian masalah kesehatan di suatu wilayah.

Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan uji t Dependen (Paired Samples Test). Populasi pada pengabdian ini yaitu 15 responden dengan penyuluhan terkait rematik. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan, dimana skor pengetahuan sebelum penyuluhan yaitu 3,27 dan setelah penyuluhan sebesar 5,67. Saran untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Kenagarian Barung Barung Balantai Selatan mengenai pengetahuan masyarakat terkait rematik dan cara pencegahannya, juga bisa digunakan dengan metode lain seperti promosi kesehatan door to door atau menyampaikan informasi kepada masyarakat dari rumah ke rumah.

Kata Kunci : Rematik, Lansia, Penyuluhan, Pretest dan Postest, Banner

(2)

ABSTRACT

Rheumatoid (rheumatism) is a non-bacterial inflammatory disease that is systemic, progressive and tends to be chronic. In the elderly (Senior Age) walking speed decreases due to physiological processes where the quality of skeletal muscles decreases. The result is balance, strength and flexibility to maintain body posture will also be reduced (Bintang, 2020). The elderly are synonymous with various declines in health status, especially physical health status. Based on the data obtained, the prevalence of rheumatism in Jorong Sungai Sangkir is classified as bad with the number of cases being 30 cases (90.9%). The aim of this community service is to be able to implement the science and technology that is mastered to identify public health problems, determine the causes of problems and provide alternative solutions to health problems in an area. The method used is quantitative using the Dependent t test (Paired Samples Test). The population for this service was 15 respondents with education related to rheumatism. The sampling technique used is total sampling. The research results showed a change in knowledge before and after counseling, where the knowledge score before counseling was 3.27 and after counseling was 5.67. Suggestions for increasing public knowledge in Kenagarian Barung Barung Balantai Selatan regarding public knowledge regarding rheumatism and how to prevent it, can also be used with other methods such as door to door health promotion or conveying information to the public from house to house.

Keywords: Rheumatism, Elderly, Counseling, Pretest and Posttest, Banner

PENDAHULUAN

Rheumatoid (rematik) merupakan penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat sistemik, progresif dan cenderung kronik. Rematik yaitu gangguan peradangan kronis autoimun atau respon autoimun, dimana imun seseorang bisa terganggu dan turun yang menyebabkan hancurnya organ sendi dan lapisan pada sinovial, terutama pada tangan, kaki dan lutut. Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap remeh penyakit rematik, karena sifatnya yang seolah-olah tidak menimbulkan kematian padahal rasa nyeri yang ditimbulkan sangat menghambat seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Rematik yaitu sebuah kondisi autoimun yang progresif, yang ditandai oleh inflamasi kronis yang menyerang sistem muskuloskeletal serta dapat mempengaruhi organ dan sistem tubuh secara keseluruhan. Di kalangan lansia, rematik sering terjadi dan bisa mengganggu kualitas hidup mereka. Ini terjadi karena adanya peradangan yang berkelanjutan pada sendi, dimana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Tanpa pengobatan yang tepat, peradangan pada sendi dapat

(3)

memburuk dan menyebabkan gangguan fungsi serta perubahan bentuk sendi tersebut.

Lansia merupakan tahap terakhir proses perjalanan dalam kehidupan manusia sejak lahir sampai mencapai usianya lebih dari 60 tahun. Lansia secara keseluruhan akan mengalami penurunan biologis. Menurunnya masa tulang dan masa otot sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan keseimbangan yang sangat beresiko terhadap kejadian jatuh pada lansia (Handayani et al., 2020).

Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh.

Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama status kesehatan fisik. Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh. Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak permasalahan yang dialami lansia diantaranya, tidak memperoleh akses pendidikan, kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga atau teman untuk merawat mereka, dan kurangnya latihan fisik (Ariyanto et al., 2020).

Berdasarkan artikel (Enni Saputri, 2022) Angka kejadian Rheumatoid Arthritis di dunia menurut WHO setiap tahun mengalami peningkatan. Penderita rematik diseluruh dunia telah mencapai 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rematik. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Pada tahun 2020, sekitar 28,8 juta orang lanjut usia di Indonesia mengalami berbagai penyakit, dengan rematik menjadi salah satunya yang paling umum, mencapai 49,0% dari total kasus. Dari data RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2023, dimana pada tahun 2017 mencapai 26,063 kasus, tahun 2018; 42,197 kasus, tahun 2019; 42,622 kasus, tahun 2020; 29,646 kasus dan tahun 2021; 29,881 kasus.

(4)

Survei awal penelitian dilakukan di Jorong Sungai Sangkir 18 Mei 2024.

Hasil wawancara yang dilakukan memperoleh data 14 orang (63,6) terlalu banyak mengonsumsi garam, kebiasaan merokok yang lumayan tinggi 14 orang (63,6).

Jarangya masyarakat melakukan aktifitas fisik 10 orang (45,5%). Tingkat rematik di masyarakat wilayah kerja Puskesmas Barung-Barung Balantai Selatan, khususnya Jorong Sungai Sangkir masih belum mencapai target. Dari data yang didapat bahwa tingkat rematik sebesar 90,9%, sedangakan target yang harus dicapai adalah 0% penderita rematik.

METODE

Metode yang digunakan merupakan jenis kuantitatif menggunakan desain penelitian quasi eksperimen.

Intervensi yang diberikan adalah penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah, kemudian peneliti melakukan tanya jawab dengan responden mengenai rematik dan berisi materi atau informasi tentang pengetahuan terkait rematik.

Penilaian pengetahuan masyarakat Jorong Sungai Sangkir, Kenagarian Barung- Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan dilakukan dua kali yaitu sebelum penyuluhan kesehatan (pretest) dan setelah penyuluhan kesehatan (posttest). Selain itu, dilakukan penyuluhan mengenai rematik untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait rematik dan cara pencegahan.

Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai masyarakat mengenai pengetahuan tentang rematik (pretest) sebelum penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat terkait bahaya penyakit rematik, cara pencegahan, kemudian dilanjutkan dengan (post test) setelah penyuluhan. Teknik untuk mengumpulkan responden adalah dengan berkumpul di mushola yang dibantu oleh pemerintah setempat dalam menarik antusiasme warga, pelaksanaan pertemuan pertama (pre test dan penyuluhan kesehatan langsung dilanjutkan post test ketika selesai penyuluhan di hari yang sama kemudian melakukan kegiatan penyuluhan Senam lansia.

(5)

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 1 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Jorong Sungai Sangkir Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

No. Tingkat Pendidikan Lansia

N %

1. Tamat SD 4 26,7

2 Tamat SLTP 3 20

3 Tamat SLTA 6 40

4. S1/D3 2 13,3

Jumlah 15 100

Dari tabel 1 dapat dilihat sebagian besar responden yang tingkat pendidikan tamat SMA sebanyak orang (40%).

Tabel 2 Rata – Rata Pengetahuan Sebelum dilakukan Penyuluhan Rematik Lansia \ di Desa Sungai Sangkir Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan

Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan terkait rematik pada lansia responden sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan nilai mean adalah 3,27, minimum 2 dan maximum 4 dengan standar deviation 1,0333.

Tabel 3 Distribusi Pernyataan Mengenai Pengetahuan Sebelum dilakukan Penyuluhan Rematik Lansia di Desa Sungai Sangkir Kenagarian

Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 Rematik adalah Penyakit Sendi, otot, tulang, dan jaringan tubuh

8 53.5 7 46.7 2 Faktor penyebab rematik yaitu genetic (keturunan) 4 26.7 11 73.3 3 Makanan apa yang dapat menimbulkan penyakit

rematik adalah makanan tinggi gula dan lemak

5 33.3 10 66.7

4 Gejala rematik yaitu nyeri sendi 6 40 9 60

5 Cara mencegah hipertensi yaitu hindari cidera 9 60 6 40 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa sebelum adanya penyuluhan mengenai rematik lebih dari separuh responden memiliki pengetahuan yang salah tentang

Variabel N Mean Min Max Sd

Pengetahuan sebelum 15 3.27 2 4 1.03

(6)

makanan penyebab rematik dengan persentase 73,3% dan pernyataan mengenai makanan yang berpengaruh terhadap rematik dengan persentase 66,7% di Jorong Sungai Sangkir, Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Tabel 4 Rata – Rata Pengetahuan Setelah dilakukan Penyuluhan Rematik Lansia di Desa Sungai Sangkir Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan

Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan terkait rematik pada lansia responden sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan nilai mean

Tabel 5 Distribusi Pernyataan Mengenai Pengetahuan Setelah dilakukan Penyuluhan Rematik Lansia di Desa Sungai Sangkir Kenagarian

Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 Rematik adalah Penyakit Sendi, otot, tulang, dan jaringan tubuh

12 80 3 20

2 Faktor penyebab rematik yaitu genetic (keturunan) 9 60 6 40 3 Makanan apa yang dapat menimbulkan penyakit

rematik adalah makanan tinggi gula dan lemak

8 53.3 7 46.7

4 Gejala rematik yaitu nyeri sendi 11 73.3 4 26.7

5 Cara mencegah hipertensi yaitu hindari cidera 14 93.3 1 6.7 Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa setelah adanya penyuluhan mengenai rematik pada lansia, seluruh responden memiliki pengetahuan tentang pencegahan rematik sebesar 93,3% dan pengertian rematik dengan persentasi 80% di Jorong Sungai Sangkir, Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Perbedaan Pengetahuan Lansia Sebelum dan Setelah dilakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Rematik di Jorong Sungai Sangkir Kenagarian Barung- Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan terkait rematik pada lansia sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan. Analisis menggunakan uji T Dependen (Paired Samples Test), didapatakan nilai p 0.041(data terdistribusi normal).

Variabel N Mean Min Max Sd

Pengetahuan setelah 15 5.67 3 5 1.335

(7)

Tabel 2.7 Hasil Uji Beda Pengetahuan Sebelum dan Setelah Melakukan Penyuluhan Rematik Lansia di Desa Sungai Sangkir Kenagarian

Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan terkait rematik pada lansia sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan nilai mean adalah 3.27 dan setelah penyuluhan kesehatan nilai mean 5.67. Hasil uji menunjukkan p value yaitu 0.041 < 0.05 yang berarti ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan mengenai rematik pada lansia.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan perbedaan pengetahuan masyarakat Jorong Sungai Sangkir sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, dapat dilihat bahwa nilai mean pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan adalah 3.27 dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan meningkat menjadi 5.67 dan hasil uji statistik di dapatkan nilai p Value = 0,041 (p value < 0,05) artinya ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang rematik pada lansia.

Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama status kesehatan fisik. Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh. Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak permasalahan yang dialami lansia diantaranya, tidak memperoleh akses pendidikan, kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga atau teman untuk merawat mereka, dan kurangnya latihan fisik (Ariyanto et al., 2020).

Terjadi peningkatan yang signifikan antara sebelum dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang rematik pada lansia dengan setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan mengenai rematik karena masyarakat Jorong Sungai

No Pengetahuan Mean p Value

1. Sebelum dilakukan penyuluhan 3.27 0.041 2. Setelah dilakukan penyuluhan 5.67

(8)

Sangkir pada umumnya ketika dilakukan pre test tersebut masih belum mengetahui mengenai makanan yang dapat menyebabkan rematik dan dampak rematik. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Jorong Sungai Sangkir mengenai rematik pada lansia bisa digunakan dengan metode lain seperti promosi kesehatan massa atau kelompok misalnya menyampaikan informasi melalui door to door dan menggunakan media edukasi.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melakui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, indera perasa dan indera peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dan media (Nugroho, 2012).

Metode yang dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah metode ceramah, metode ini efektif digunakan untuk penyuluhan sebagaimana penelitian Mayasari dan Wahyono (2014) dan Penelitian Bany, Sunnati dan Darman (2014) meyatakan metode ceramah lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi. Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerima pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju. Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah media poster.

Untuk mencegah terjadinya rematik dapat dilakukan dengan tindakan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berupa memperhatikan jenis makanan, kesehatan diri, seperti berolahraga secara teratur, dan memperhatikan gejala penyebab rematik (Purnama, 2019).

Jumlah rata-rata responden yang berpengetahuan baik sebanyak 3.27 meningkat menjadi 5.67. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh pendidikan

(9)

kesehatan yang dilakukan dan juga penyuluhan kesehatan dengan menggunakan poster yang berfungsi dalam menyampaikan informasi, responden dapat memehami pesan berupa informasi yang disampaikan kepada masyarakat di Jorong Sungai Sangkir, hal ini juag bertujuan supaya pencegahan terhadap rematik dilakukan dan tidak muncul kasus serupa lagi sehingga derakat kesehatan dapat optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Nilai rata-rata pengetahuan terkait rematik pada lansia Jorong Sungai Sangkir sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan nilai mean 3.27.

2. Nilai rata-rata pengetahuan terkait pengetahuan terkait rematik pada lansia Jorong Sungai Sangkir setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan nilai mean 5.67.

3. Terdapat perbedaan nilai rata-rata pengetahuan terkait rematik sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan media poster dengan didapatkan nilai (p value = 0,041) yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan terkait rematik pada lansia Jorong Sungai Sangkir.

Saran

1. Disarankan untuk petugas puskesmas atau pemegang program promosi kesehatan untuk dapat mengunakan metode lainnya, seperti door to door dan media edukasi lainnya, seperti leaflet dalam pendidikan kesehatan untuk memudahkan penyampaian informasi kesehatan.

2. Penyuluhan kesehatan terkait rematik disarankan disertai dengan metode pendidikan kesehatan seperti ceramah, demonstrasi, ataupun metode lainnya untuk meningkatkan antusiasme masyarakat dalam menjaga derajat kesehatannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ini diberikan kepada Pejabat Pemerintah, Kepala Puskesmas, dan Masyarakat Desa Sungai Sangkir, Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan yang

(10)

telah memberikan kesempatan kepada kami dan membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Sungai Sangkir, Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

DAFTAR PUSTAKA

Afridon, A. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rematik Pada Penderita Rematik Di Kelurahan Vi Suku Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok. Ensiklopedia Education Review, 2(1), 1–10.

https://doi.org/10.33559/eer.v2i1.653

Al-Ahmadi, A. F. R., Fitriany, E., & Wardhana, A. W. (2024). Gambaran Gejala Berdasarkan Skrining Abbreviated Conners Rating Scale pada Pasien Attention Deficit Hyperactivity Disorder Anak di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie. Jurnal Kesehatan Andalas, 12(3), 100.

https://doi.org/10.25077/jka.v12i3.2190

Amelia, N., & Pranata, R. (2024). Manfaat Senam Rematik bagi Pra Lansia terhadap Intensitas Nyeri Sendi pada Penderita Rheumatoid Arthritis.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 10(1), 147–154.

https://doi.org/10.59672/jpkr.v10i1.3416

Andrianto, R. D., Gustianty, E., & Rifada, R. M. (2024). Karakteristik Klinis Glaukoma Uveitis di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Cicendo Bandung Tahun 2021-2022. Jurnal Kesehatan Andalas, 12(3), 112.

https://doi.org/10.25077/jka.v12i3.2277

Anisia, D., & Umam, F. N. (2020). Pengaruh Nyeri Sendi Terhadap Kualitas Tidur dan Kualitas Hidup Pada Lansia Penderita Osteoartritis. Jurnal

Keperawatan, 1, 7. https://e-

journal.lpppmdianhusada.ac.id/index.php/jk/article/download/74/68 Ariyanti, R., Sigit, N., & Anisyah, L. (2021). Edukasi Kesehatan Terkait Upaya

Swamedikasi Penyakit Osteoarthritis Pada Lansia. SELAPARANG Jurnal

Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(3), 552.

https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i3.4802

Chang, K., Yang, S. M., Kim, S. H., Han, K. H., Park, S. J., & Shin, J. Il. (2014).

Smoking and rheumatoid arthritis. International Journal of Molecular Sciences, 15(12), 22279–22295. https://doi.org/10.3390/ijms151222279 Dedmon, L. E. (2020). The genetics of rheumatoid arthritis. Rheumatology

(United Kingdom), 59(10), 2661–2670.

https://doi.org/10.1093/rheumatology/keaa232

Gorajiya, A., Shelat, P., & Lalwani, A. (2022). Formulation and characterization of dexmedetomidine HCL liposomes in gel for intraarticular administration. International Journal of Health Sciences, 6(April), 6426–

6442. https://doi.org/10.53730/ijhs.v6ns1.6364

Kania, V. V., Sulistyaningsih, S. K., Satiranada, S., Nur Afifah, W. K., BL, A. B., Nasirudin, Y., & Ali, M. (2022). Penyuluhan Strengthening Exercise dan Senam Untuk Penurunan Nyeri pada Lansia dengan Osteoarthritis Lutut di RW 07 Desa Lulut Kabupaten Bogor. Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi Dan Kesehatan Indonesia, 1(1), 46–53.

(11)

https://doi.org/10.59946/jpmfki.2022.107

Ridhyalla, A. (2019). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri Rematik pada Lansia. Menara Ilmu, 1(79), 117–124.

Saputri, E., Hamdiana, & Adriani, L. (2022). Hubungan Nyeri Rheumatoid Arthritis Dengan Kemandirian Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia. Darussalam Indonesian Journal of Nursing and Midwifery, 4(2), 21–30. http://jurnal.sdl.ac.id/index.php/dij/

Sari, D. R. K., Kurniady, D. A., & Perdana, S. S. (2024). Pengaruh Mobilization With Movement terhadap Nyeri dan Lingkup Gerak Sendi Penderita Osteoarthritis Lutut di Rumah Sakit Islam Klaten. Jurnal Kesehatan Andalas, 12(3), 106. https://doi.org/10.25077/jka.v12i3.2218

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian analisis implementasi program kampung iklim untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peneliti memilih lokasi Korong Pasa Surau Kabupaten

Pembagian Masker dan Handsanitizer Dengan adanya kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa KSM-Tematik melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan