• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENYULUHAN DAN SOSIALISASI KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN UNTUK DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENYULUHAN DAN SOSIALISASI KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN UNTUK DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 6 Tahun 2023, Hal. 13518-13521

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 13518

PENYULUHAN DAN SOSIALISASIKUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN UNTUK DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK

Yanti Herawati1, Wike Arini2, Lina Herlina3

Program Studi Sarjana dan Profesi Kebidanan, STIKes Dharma Husada e-mail: yantihera29@gmail.com

Abstrak

Hasil studi pendahuluan di PMB Bidan Wike A pada bulan Juni 2023, tentang perkembangan dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) didapatkan hasil sejumlah 189 bayi atau sebesar 77,8% perkembangan bayi sesuai, 51 bayi atau 21% perkembangan yang meragukan, 3 bayi atau 1,2%

perkembangan yang penyimpangan, ibu tidak banyak mengetahui cara perawatan pemeriksaan kuesioner pra skrining perkembangan. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan penyuluhan dan sosialisasi pada ibu yang memiliki balita. Hasil pengabdian masyarakat menunjukan bahwa setelah dilakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang KPSP pada ibu balita, pengetahuan ibu belita meningkat menjadi 93%. Skrining secara dini dan berkala sangat penting untuk dilakukan untuk tujuan pencegahan penyimpangan perkembangan pada balita, sehingga setiap penyimpangan yang terjadi dapat ditangani sedini mungkin. Melalui skrining pertumbuhan dapat diketahui status gizi anak.

Sementara itu, skrining perkembangan balita dapat dilakukan dengan menggunakan metode KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan).

Kata kunci: Penyuluhan, Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Sosialisasi

Abstract

The results of a preliminary study at PMB Midwife Wike A in June 2023 regarding development using the Pre-Developmental Screening Questionnaire (KPSP) showed that 189 babies or 77.8% of the babies' development, were appropriate, 51 babies, or 21%, had doubtful development, and 3 babies, or 1.2%, had deviations in development. Mothers do not know much about how to care for pre-screening developmental questionnaires. This community service is carried out through counseling and outreach to mothers with toddlers. The results of community service show that after providing counseling and outreach about KPSP to mothers of toddlers, knowledge increased to 93%. Early and regular screening is very important for the purpose of preventing developmental deviations in toddlers, so that any deviations that occur can be treated as early as possible. Through growth screening, a child's nutritional status can be determined. Meanwhile, developmental screening for toddlers can be carried out using the KPSP method (Pre-Developmental Screening Questionnaire).

Keywords: Counseling, Developmental Pre-Screening Questionnaire, Socialization

PENDAHULUAN

Ibu merupakan orang tua terdekat dalam pemantauan gerak aktivitas anaknya. Pola asuh orang tua menjadi pokok dari penyelesaian permasalahan pada balita. Pengetahuan yang cukup dan persepsi yang tanggap dapat menjadi stimulasi deteksi dini penyimpangan perkembangan balita. Selain dari pihak keluarga, kesehatan balita juga merupakan salah satu tanggung jawab dari pemerintah dan tenaga kesehatan dengan cara melakukan skrining deteksi dini tumbuh kembang anak (Prasida et al., 2015). Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat khususnya pelayanan Kesehatan ibu dan anak dapat diakses melalui Praktik Bidan Mandiri (PMB). PMB merupakan langkah yang strategis dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak. Berdasarkan hasil analisis situasi di PMB Bidan Wike A, Katapang Kabupaten Bandung merupakan daerah pedesaan di pinggiran kota, dimana masyarakat di wilayah tersebut masih kurang kesadaran dalam kesehatan diri dan keluarga.

Permasalahan kesehatan di daerah tersebut masih cukup kompleks, mulai dari bayi balita, remaja, pasangan usia subur hingga lansia. Berdasarkan hasil wawancara pada 3 ibu bayi, menyatakan masyarakat masih jarang untuk mengantarkan anak balitanya ke posyandu, maupun ke bidan terkait deteksi untuk pemantauan tumbuh kembang, hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya skrining tumbuh kembang. Masyarakat beranggapan bahwa posyandu ataupun praktik mandiri bidan hanya sekedar melakukan penimbangan bayi balita jika di posyandu dan praktik mandiri bidan hanya tempat pemeriksaan pemeriksaan bayi balita jika mengalami sakit.

(2)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 6 Tahun 2023, Hal. 13518-13521

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 13519 Berdasar atas studi pendahuluan di PMB Bidan Wike A pada bulan Juni 2023, tentang perkembangan dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) didapatkan hasil sejumlah 189 bayi atau sebesar 77,8% perkembangan bayi sesuai, 51 bayi atau 21% perkembangan yang meragukan, 3 bayi atau 1,2% perkembangan yang penyimpangan, ibu tidak banyak mengetahui cara perawatan pemeriksaan kuesioner pra skrining perkembangan.

Skrining secara dini dan berkala sangat penting untuk dilakukan untuk tujuan pencegahan penyimpangan perkembangan pada balita, sehingga setiap penyimpangan yang terjadi dapat ditangani sedini mungkin. Melalui skrining pertumbuhan dapat diketahui status gizi anak. Sementara itu, skrining perkembangan balita dapat dilakukan dengan menggunakan metode KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan ibu dalam mendeteksi dini perkembangan anak.

METODE

Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode penyuluhan dan sosialisasi terhadap ibu-ibu yang memiliki balita dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada ibu tentang tumbuh kembang. Sosiali.

Kegiatan sosialisai ini bertujuan untuk memperkenalkan intrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, sedangkan kegiatan penyuluhan dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya stimulasi Skrining Perkembangan dengan melakukan pretest sebelum melakukan penyuluhan, kemudian melakukan posttest setelah melakukan penyuluhan. Kegiatan ini menggunakan instrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan dan catatan evaluasi diri. Tahap pertama konselor akan bermain peran dengan tanya jawab, kemudian penyuluh akan melihat seberapa baik pemahaman ibu dengan metode umpan-balik, setelah itu di lanjutkan dengan diskusi atau curah pendapat.

Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 30 Juni 2023. Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang memiliki balita, dengan menggunakan sempel sebayak 30 orang ibu. Penelitian dilakukan di PMB Bidan Ike Arini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Karakteristik Partisipan

No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Usia

< 20 tahun 2 6,7

20-35 tahun 25 83,3

>35 tahun 3 10,0

2 Pendidikan

SD 2 6,7

SMP 11 36,7

SMA 15 50,0

D3/S1 2 6,7

3 Pekerjaan

Tidak bekerja 22 73,3

Bekerja 8 26,7

4 Penghasilan

Rendah (<UMK) 15 50,0

Tinggi (>UMK) 15 50,0

5 Jumlah anak

1 10 33,3

>2 20 66,7

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa partisipan sebesar 83,3% yang mengikuti penyuluhan adalah ibu dengan usia 20-35 tahun, dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 50,0%, berprofesi sebagai ibu rumah tangga 73,3%, berpenghasilan tinggi (>UMK) 50,0% dan 66,7%

memiliki ≥ 2 orang anak.

(3)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 6 Tahun 2023, Hal. 13518-13521

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 13520 Tabel 2. Hasil Pre Test Dan Post Test Selama Penyuluhan

Pretsest (Sebelum Penyuluhan) Post Test (Sesudah Penyuluhan) Tinggi

(n)

Persen

%

Rendah (n)

Persen

%

Tinggi (n)

Persen

%

Rendah (n)

Persen

%

4 13,3 26 86,7 28 93,3 2 6,7

Dari data di atas, sebelum melakukan penyuluhan tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan balita masih sangat rendah, terbukti hanya 13,3% ibu yang memilki dasar pemahaman. Setelah diberikan penyuluhan presentase mengalami peningkatan, yaitu sebesar 93,3%.

Kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan juga dipengaruhi dari bagaimana seseorang itu mendapatkan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara mendengarkan suatu informasi, melihat dan mencoba. KPSP merupakan salah satu metode instrumen skrining penambah wawasan kepada orang tua balita agar dapat memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang tumbuh kembang anaknya.

Penyuluhan dan sosialisasi KPSP pada 30 orang ibu-ibu yang memiliki balita dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada tanggal 30 Juni 2023 PMB Bidan Ike Arini. Sebelum diberikan penyuluhan ibu-ibu diberikan sosialisasi tentang KPSP, setelah itu dilakukan pre test dan post test untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang KPSP. Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa pengetahuan ibu-ibu mengenai KPSP sebelum adanya prestest sangat rendah yaitu 13,3% tentang pemahaman KPSP. Jika dilihat dari table karakteristik menunjukan bahwa pasangan yang baru memiliki satu orang anak harus menjadi prioritas penyuluhan tentang perwatan balita. Pengetahuan yang kurang menyebabkan ibu kurang dapat memahami masalah yang terjadi pada anaknya, dan berakibat akan gagalnya tumbuh kembang anak seperti Stunting atau bahkan dapat terjadi gizi buruk pada balita. Jika pengetahuan ibu kurang maka stimulasi anak akan kurang dan ibu tidak terampil dalam memberikannya kepada anak.

Oleh karena itu pengetahuan ibu merupakan hal terpenting sebagai kontributor kualitas perkembangan balita (Surani, 2020).

Tumbuh kembang anak berhubungan erat dengan seberapa luas pemahaman orang tua serta pola asuh untuk anaknya (Baroroh et al., 2021). Dengan kata lain jika pengetahuan ibu baik, maka semakin baik pula pola asuh ibu terhadap stimulus perkembangan balita. Telah terbukti bahwa ketika ibu memiliki pengetahuan yang lebih tinggi maka semakin baik pula keterampilan orangtua dalam mengasuh anak. Ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian bahwa pengetahuan orang tua mempengaruhi perkembangan anak (Direktorat Kesehatan Departmen Kesehatan Keluarga, 2016). Hal ini didukung juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rambe, N. L., Sebayang, W. B., &

Nisa, K. (2022) tentang penyuluhan kesioner pra skrining (KPSP) untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak Penyuluhan KPSP untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perkembangan balita, memang harus diberikan kepada ibu- ibu yang memiliki balita apalagi untuk ibu muda. Keterampilan ibu dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang dengan pertumbuhan dan perkembangan balita. Dengan ibu memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang KPSP, maka akan membuat ibu lebih tenang dalam menghadapi kondisi dan pemantauan perkembangan anak (Direktorat Kesehatan Departmen Kesehatan Keluarga, 2016).

SIMPULAN

Setelah ibu balita diberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang deteksi dini perkembangan anak melalui Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), pengetahuan ibu balita meningkat dari 13,3%

menjadi 93,3%.

SARAN

Bagi ibu yang memiliki anak balita agar memperhatikan perkembangan anaknya sesuai dengan usianya, ibu dapat memperhatikan perkembangan anak melalui kuesioner Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), .

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada STIKes Dharma Husada ang sudahmemberidukungan financial dalamkegiatan pengabdian inisehingga berjalan dengan lancar dan Praktik Bidan Mandiri Wike A yang sudah bersedia menjadi tempat pengabdian masyarakat ini.

(4)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 6 Tahun 2023, Hal. 13518-13521

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 13521 DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Departmen Kesehatan Keluarga. (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan lntervensi dini tumbuh kembang anak. Bakti Husada.

Prasida, Maftuchah, & Mayangsari. (2015). Pengaruh Penyuluhan Tentang KPSP Terhadap Pengetahuan Guru Di Paud Taman Belia Semarang. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang. 570–576.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1638

Rambe, N. L., Sebayang, W. B., & Nisa, K. (2022). Penyuluhan Kpsp Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Balita. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat.

(Ji-SOMBA), 2(1), 8-12.

Surani, E. (2020). Peningkatan Kemampuan Balita Melalui Pemantauan Tumbuh Kembang Penggunaan Kuesioner Pra Skreening Perkembangan (KPSP). Jurnal Pengabdian Masyarakat:

Darma Bakti Teuku Umar, 2(1), 142. https://doi.org/10.35308/baktiku.v2i1.1624.

Referensi

Dokumen terkait

Pada anak yang memperoleh hasil skrining sesuai, dilakukan intervensi : memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik, menganjurkan ibu untuk meneruskan

Penelitian ini menghasilkan enam tema besar meliputi perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah, cara efektif pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah,

Pada anak yang memperoleh hasil skrining sesuai, dilakukan intervensi : memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik, menganjurkan ibu untuk meneruskan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang deteksi dini perkembangan anak usia balita terhadap peningkatan pengetahuan

Hasil dari penilaian aplikasi Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang dilakukan peneliti menggunakan metode UEQ dengan kuesioner yang berisi 26 pertanyaan

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur

deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau masalah mental emosional pada

Instrument pada deteksi dini ini memberikan pengetahuan pada tahapan perkembangan sosial anak, dengan cara mendeteksi dini guru atau orang tua dapat mengetahui perkembangan anak pada