Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Pada Mazea Chicken
Disusun Oleh :
Ade Fitra Maulina (36122036)
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGRI UJUNG PANDANG
2024/2025
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini dengan judul
“Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Pada Mazea Chicken”.
Melalui penelitian ini, Penulis berharap dapat menyusun laporan keuangan Mazea Chicken berdasarkan SAK EMKM. Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian di Politeknik Negeri Ujung Pandang. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar proposal ini dapat lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan proposal ini, terutama kepada Dr. Tawakkal, SE.M.Si.Ak., selaku dosen pengampuh mata kuliah metodologi penelitian.
Makassar, 27 Desember 2024
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...3
1.3. Ruang Lingkup ...3
1.4. Tujuan dan Manfaat Kegiatan ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...6
2.1 Siklus Akuntansi ...6
2.2 Penggolongan Akun ... 11
2.3 Laporan Keuangan ... 12
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan... 12
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 13
2.3.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan ... 14
2.4 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) ... 14
BAB II METODE KEGIATAN ... 19
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan ... 19
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 19
3.3 Tipe Kegiatan ... 19
3.4 Teknik Analisis Data... 19
DAFTAR PUSTAKA ... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingginya potensi UMKM dalam perkembangan perekonomian tidak di imbangi dengan kualitas UMKM seperti kurangnya pencatatan dan pengelolaan keuangan yang merupakan kunci utama dalam keberhasilan UMKM tersebut.
Laporan keuangan merupakan instrumen yang sangat penting dalam memperoleh informasi mengenai laporan posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan dasar bagi pemilik usaha dalam memperhitungkan laba, tambahan modal yang dicapai dan dapat mengetahui bagaimana keseimbangan harta dan kewajiban yang dimiliki.
Menurut Hetika dan Nurul (2018) pentingnya penerapan akuntansi bagi UMKM, membuat IAI selaku organisasi profesi sekaligus sebagai badan penyusun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menyusun standar akuntansi yang sesuai dengan karakteristik UMKM.
Pada tahun 2009, DSAK telah mengesahkan SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) dan standar ini berlaku efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP merupakan standar akuntansi untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas kepada publik. Namun standar ini masih di rasa sulit untuk diterapkan oleh UMKM sehingga IAI menyiapkan Standar Akuntansi Entitas Mikro, Kecil, Menengah (SAK EMKM) yang telah disahkan pada tanggal 24 oktober 2016 dan akan berlaku efektif di 1 januari 2018. Diharapkan dengan adanya SAK EMKM perusahaan kecil menengah mampu menyusun laporan keuangannya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2 Mengingat fungsi laporan keuangan itu penting dalam menentukan kelancaran operasional suatu perusahaan, maka disarankan untuk setiap perusahaan seharusnya melakukan penyusunan laporan keuangan bagi kepentingan usahanya.
Namun, pada saat ini banyak perusahaan terutama pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menggunakan pencatatan laporan keuangan secara sederhana tanpa menggunakan sistem yang benar serta standar akuntansi yang berlaku.
Pelaku UMKM di Indonesia setelah diberlakukannya SAK EMKM masih banyak yang tidak menerapkan standar ini dalam laporan keuangannya, beberapa alasannya disebabkan karena mereka beranggapan bahwa penyusunan laporan keuangan adalah hal yang susah dan banyak memakan waktu, kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya fungsi pencatatan laporan keuangan bagi usahanya, serta ada juga yang beranggapan bahwa pencatatan dapat dilakukan secara sederhana dengan mengandalkan ingatan saja.
Dampak positif yang didapatkan jika menggunakan pencatatan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM yaitu dapat bermanfaat dalam menentukan biaya operasional usaha yang dikeluarkan, mengetahui untung atau rugi suatu usaha, jumlah piutang dan hutang usaha, maupun perhitungan pajak sehingga jumlah uang yang dikumpulkan dari usaha dapat dihitung secara akurat dan detail. (Harto el al., 2021; Lesmana, 2021; Olyvia Uno et al., 2019).
Mazea Chicken adalah salah satu UMKM yang ada di Maros, merupakan usaha dagang milik Askar Radjab sejak tahun 2020. Mazea Chicken adalah usaha
3 dagang yang menjual olahan ayam. Salah satu produk dari Mazea Chicken adalah ayam geprek bakar. Mazea Chicken berlokasi di Jalan Crisant, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros. Mazea Chicken termasuk UMKM karena omzet yang didapat pertahunnya adalah Rp1.200.000.000, dimana dikatakan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 bahwa syarat dikatakan usaha kecil adalah apabila penjualan tahunan yang dihasilkan lebih dari Rp300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 per tahun. Mazea Chicken termasuk salah satu UMKM yang tidak menggunakan atau menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Dari hasil wawancara awal yang dilakukan penulis, pemilik usaha hanya melakukan pencatatan yang sederhana yaitu pencatatan terkait transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Bukti transaksi berupa nota penjualan sudah tersedia. Berdasarkan fenomena dan kejadian tersebut penulis tertarik untuk membantu Mazea Chicken dalam membuat laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Mazea Chicken?
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan ini dimulai dari pencatatan transaksi yang dilakukan Mazea Chicken pada Januari 2024 sebagai data untuk diolah menjadi jurnal umum, buku besar, nercara saldo awal sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Menggunakan SAK EMKM maka laporan yang dibuat ada 3 yaitu
4 Laporan Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
1.4. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulis adalah menerapkan akuntansi pokok dengan menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Mazea Chicken.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi pada UMKM lainnya dalam menjalankan usahanya dengan menerapkan prinspin yang digunakan pada Mazea Chicken. Selain itu juga memberikan pemahaman mengenai bidang akuntansi yang mencakup penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM yang dapat menjadi sumber referesnsi untuk penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan standar tersebut.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
a. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan bagi penulis untuk mendalami pengetahuan dan pemahaman tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada UMKM. Dan juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan penelitian, seperti pengumpulan data, penyusunan laporan penelitian yang komprehensif.
5 b. Bagi Mazea Chicken
Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi kepada Mazea Chicken dalam menyempurnakan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan secara baik dan benar yang mengacu pada standar akuntansi yang berlaku, dan juga membantu mengetahui kinerja dan perkembangan Mazea Chicken dengan signifikan karena adanya pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM yang dapat meningkatkan daya saing dalam bisnis, baik dalam menjalin kemitraan dengan pemasok, menarik pelanggan atau bersaing dalam pasar.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Akuntansi
Menurut Pujiyanti (2015:71) “Siklus akuntansi adalah serangkaian langkah yang dilakukan untuk mengubah data transaksi menjadi laporan keuangan. Mulai dari mencatat transaksi hingga menyusun laporan akhir, semua langkah tersebut saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan Gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan.
Hery (2019:18) menjelaskan tahapan-tahapan siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis disetiap transaksi yang kemudian akan dicatat kedalam jurnal.
2. Data dari jurnal kemudian dipindahkan (diposting) dalam buku besar berdasarkan akun.
3. Neraca saldo awal daftar saldo akun untuk cek keseimbangan debet atau kredit.
4. Di akhir periode akuntansi, beberapa akun perlu disesuaikan agar mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Proses ini dicatat dalam jurnal penyesuaian
5. Setelah jurnal penyesuaian dibuat, data tersebut kemudian diposting ke buku besar, sama seperti transaksi lainnya.
6. Laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas disiapkan.
7. Membuat ayat jurnal penutup.
8. Jurnal penutup dipindahkan ke buku besar.
9. Menyusun neraca saldo setelah penutupan dibuat uuntuk memastikan keseimbangan akun setelah proses penutupan.
10. Membuat ayat jurnal pembalik.
7
Sumber: Samryn (2014)
1. Analisis Transaksi
Bahri (2016:19) mengatakan “Transaksi adalah semua kegiatan perusahaan yang dapat diukur dengan nilai uang dan kegiatan perusahaan yang mengakibatkan berubahnya posisi keuangan perusahaan.” Transaksi yang terjadi di perusahaan didokumentasikan ke dalam bukti-bukti transaksi (dokumen dasar).
Setiap transaksi harus didukung dengan bukti transaksi. Purwaji, dkk (2016:72) menyatakan “Bukti transaksi adalah dokumen yang digunakan oleh perusahaan sebagai dasar pencatatan di dalam buku harian atau jurnal.”
2. Jurnal
Bahri (2016:26) mengatakan “Jurnal adalah pencatatan yang sistematis dan kronologis atas transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan,”
Sedangkan Setiyani dkk. (2021:51) menyatakan bahwa “Jurnal adalah media atau formulir untuk mencatat segala transaksi yang terjadi karena kronologis disertai dengan pendebitan dan pengkreditan berdasarkan jumlah tertentu.”
Adapun jenis-jenis jurnal yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
Analisis Transaksi
Jurnal Transaksi
Posting Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Neraca Setelah Penutupan Jurnal Penutup
Laporan Keuangan
Neraca Disesuaikan
8 1. Jurnal umum
Menurut Rudianto (2012:71) “Jurnal umum atau jurnal transaksi adalah catatan sistematis dan kronologis yang dimiliki perusahaan atas transaksi yang telah dilakukan.”
Format jurnal umum sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Debit Kredit
2. Jurnal Khusus
Menurut Rudianto (2012:147) “Jurnal khusus adalah buku jurnal yang hanya digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja.” Jurnal khusus pada suatu perusahaan dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1) Jurnal Khusus Penjualan
Format jurnal khusus penjualan sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Piutang usaha Lain-lain Penjualan
2) Jurnal Khusus Pembelian
Format jurnal khusus pembelian sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Pembelian Utang Usaha Lain-lain
3) Jurnal Khusus Penerimaan Kas
Format jurnal khusus penerimaan kas sebagai berikut:
9
Tgl Ket Ref Debit Kredit
Kas Pot Penjualan Piutang Lain-lain
4) Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Tgl Ket Ref
Debit Kredit
Utang Pembelian Beban operasi
Lain- Lain
Pot.
Pembelian Kas
3. Akun
Akun adalah kelas informasi dalam sistem akuntansi atau media yang digunakan untuk mencatat informasi sumber daya perusahaan dan informasi lainnya berdasarkan jenisnya. Misalnya, akun kas, akun piutang, akun modal saham, dan sebagainya. Menurut Purwaji, dkk (2016:89) “Daftar akun adalah daftar yang berisikan akun-akun (nama akun dan nomor akun) yang dimiliki oleh suatu perusahaan.” Nama akun dan nomor akun diurutkan berdasarkan urutan di dalam persamaan akuntansi yaitu asset, kewajiban, dan ekuitas.
4. Posting ke Buku Besar
Menurut Muslicahh dkk (2018:28) “Buku besar merupakan kumpulan rekening yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang disusun dan dikelompokkan sesuai dengan pos-pos laporan keuangan. Posting adalah proses pemindahan masing-masing jurnal ke buku besar.”
10
Nama Akun Kode Akun:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
5. Neraca Saldo
Menurut Bahri (2016:58) “Neraca saldo adalah daftar yang menunjukkan saldo debet dan saldo kredit dari buku besar setiap rekening aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapata, dan beban atau daftar akun-akun buku besar dengan saldo debet dan kredit.”
6. Jurnal Penyesuaian
Menurut Purwaji dkk (2016:126) “Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang berfungsi untuk memutakhirkan akun-akun di buku besar pada akhir periode akuntansi.”
Rekening yang membutuhkan penyesuaian menurut Bahri (2016:76) adalah sebagai berikut:
a) Beban yang masih harus dibayar
Pada akhir periode sebelum laporan keuangan disusun terdapar beban yang belum dibayar oleh perusahaan. Beban yang merupakan beban akuntansi berjalan harus diakui pada periode pelaporan tersebut.
b) Pendapatan yang masih harus diterima
Pendapatan yang harus diterima adalah pendapatan yang terlah dihasilkan oleh perusahaan, tetapi pembayarannya belum diterima secara tunai. Ini berarti perusahaan telah memberikan barang atau jasa kepada pelanggan, namun tagihan belum dilunasi.
c) Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka adalah pembayaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan pada periode- periode mendatang.
11 d) Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima dimuka adalah pembayaran yang diterima oleh perusahaan untuk barang atau jasa yang diberikan pada periode-periode mendatang.
e) Pemakaian perlengkapan
Perlengkapan adalah asset lancar yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian perlengkapan akan mengurangi nilai perlengkapan dan diakui sebagai beban.
2.2 Penggolongan Akun
Menurut Halimah dan Nurfadila (2019:26) “Akun dalam akuntansi merupakan alat pengikhtisaran yang paling dasar, alat ini adalah suatu catatan rinci yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dari semua perubahan yang terjadi di dalam asset, hutang, dan ekuitas pemilik.”
Menurut Halimah dan Nurfadila (2019:26) akun digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Akun Riil adalah akun yang mencerminkan kondisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu. Saldo akhir dari akun riil akan dibawa ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga elemen utama neraca, yaitu:
a) Aset merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat ekonomis di masa depan.
1. Harta lancar
Harta lancar merupakan asset yang mudah diubah menjadi kas dalam waktu dekat. Contohnya: kas, piutang usaha, dan persediaan.
2. Harta tetap
Harta tetap merupakan asset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dengan jangka waktu yang panjang. Contohnya:
tanah, bangunan, dan mesin.
3. Harta tidak bewujud
Harta tidak berwujud merupakan asset yang tidak berwujud fisik tetapi memiliki nilai ekonomis. Contohnya: hak paten, merek dagang.
4. Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diharapkan memberikan keuntungan di masa depan. Contohnya: saham, obligasi.
12 b) Kewajiban/Utang
Kewajiban/Utang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dilunasi di masa mendatang.
1. Utang lancar
Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Contoh: utang dagang, utang wesel.
2. Utang jangka panjang
Utang jangka panjang merupakan kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Contohnya: utang obligasi, utang hipotek
c) Ekuitas (Modal)
Ekuitas merupakan hak residual pemilik atas asset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.
2. Akun Nominal/Rugi Laba
Akun Nominal adalah akun yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama suatu periode tertentu. Saldo akhit dari akun nominal akan ditutup pada akhir periode dan dipindahkan ke akun laba ditahan.
Akun nominal terdiri dari:
a) Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomis selama suatu periode dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan peningkatan ekuitas, selain dari kontribusi pemilik.
b) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu periode dalam bentuk arus kas keluar atau penggunaan asset atau peningkatan kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain dari distribusi kepada pemilik.
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kieso dkk (2017:4) “Laporan Keuangan merupakan sarana utama untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak di luar perusahaan dan juga menggambarkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam satuan uang.”
Sedangkan Menurut Bahri (2016:134) menyatakan bahwa “Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan
13 yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah dokumen resmi yang menyajikan ringkasan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan pertanggungjawaban.
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Efraim (2017:7) berdasarkan pengakuan terhadap karakteristik lingkungan akuntansi, pelaporan keuangan harus memberikan informasi kepada pihak kreditur, debitur, serta pihak lain yang berkepentingan:
1) Untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan- keputusan rasional yang serupa
2) Untuk menentukan jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek aliran kas dari dividen atau bunga, dan aliran kas masuk dari penjualan, pelunasan utang surat berharga yang telah jatuh tempo.
3) Tentang sumber-sumber ekonomi, tuntutan terhadap sumber- sumber ekonomi, dan pengaruh transaksi, kejadian, atau keadaan yang mengubah sumber-sumber dan tuntutan terhadap sumber- sumber ekonomi.
Menurut Bahri (2016:134) tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan kepada pengguna laporan keuangan, sehingga mereka dapat membuat keputusan ekonomi yang tepat.
Selain itu, laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
14 2.3.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Menurut Samryn (2014:12) unsur-unsur yang ada pada laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menyajikan ringkasan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini menunjukkan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan usahanya dan berbagai beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
2) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai perubahan modal pemilik selama suatu periode. Perubahan modal ini dapat disebabkan oleh laba yang ditahan, rugi yang ditanggung, penyetoran modal baru, atau penarikan modal oleh pemilik.
3) Neraca
Neraca merupakan laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini menyajikan informasi mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran masuk dan keluar kas selama suatu periode.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang memberikan informasi tambahan mengenai angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan utama.
2.4 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
Ikatan Akuntan Indonesia dalam (SAK EMKM, 2018:2) mengemukakan bahwa pengertian SAK EMKM, yaitu:
SAK EMKM adalah aturan akuntansi yang dibuat khusus untuk usaha kecil dan menengan (UMKM). Aturan ini jauh lebih mudah dipahami dan diikuti dibandingkan dengan aturan akuntansi yang berlaku untuk perusahaan besar. Tujuan utama SAK EMKM adalah untuk membantu UMKM dalam membuat laporan keuangan yang benar dan akurat, tanpa harus terbebani oleh aturan-aturan yang rumit. Dengan kata lain, SAK EMKM memberikan solusi yang lebih praktis bagi UMKM untuk mengelola keuangan mereka.
15 Sebagaimana dalam SAK EMKM (2018:42) bahwa Kriteria UMKM diperjelas dalam pasal 6 UU No. 20 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:
1. Usaha mikro memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling banyak Rp50.000.000 atau memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.
2. Usaha kecil memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara Rp50.000.000 dan Rp500.000.000 atau memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp300.000.000 dan Rp2.500.000.000.
3. Usaha menengah memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara Rp500.000.000 dan Rp 10.000.000.000 atau memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000
Salah satu karakteristik utama SAK EMKM adalah penggunaan biaya historis sebagai dasar pengukuran nilai asset dan liabilitas. Artinya, nilai suatu asset atau liabilitas dalam laporan keuangan umumnya dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan atau diterima pada saat transaksi awal. Pendekatan ini dipilih karena dianggap lebih sederhana dan mudah diterapkan oleh UMKM yang mungkin memiliki sumber daya yang terbatas.
Laporan keuangan untuk UMKM yang disusun berdasarkan SAK EMKM umumnya mencakup:
1. Laporan posisi keuangan yang menyajikan gambaran komprehensif mengenai posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini menyajikan informasi mengenai asset, liabilitas, dan ekuitas entitas. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut menurut (SAK EMKM, 2018):
a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan yang dari manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas:
b. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik;
c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangan seluruh liabilitasnya.
16 Format laporan posisi keuangan (neraca):
NAMA PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN
PERIODE XXX ASET
Kas dan setara kas Kas
Giro Deposito
Jumlah kas dan setara kas Piutang usaha
Persediaan
Beban dibayar dimuka Asset tetap
Akumulasi penyusutan JUMLAH ASET
LIABILITAS Utang usaha Utang bank Jumlah liabilitas EKUITAS Modal
Saldo laba (defisit) Jumlah ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX (RpXXX) RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX
Sumber: IAI, 2018
2. Laporan laba rugi menunjukkan kinerja keuangan entitas selama suatu periode tertentu. Laporan ini menyajikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi bersih.
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan asset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.
17 Format Laporan Laba Rugi:
NAMA PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI
PERIODE XXX PENDAPATAN
Pendapatan usaha Pendapatan lain-lain Jumlah Pendapatan BEBAN
Beban usaha Beban lain-lain Jumlah Beban
Laba(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban pajak penghasilan
Laba(Rugi) Setelah Pajak Penghasilan
RpXXX RpXXX RpXXX
RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX RpXXX Sumber, IAI 2018
3. Catatan atas laporan keuangan yang menyediakan informasi tambahan yang relevan untuk memahami laporan keuangan utama.
Catatan ini menjelaskan kebijakan akuntansi yang digunakan, dasar pengukuran, dan rincian pos-pos yang material.
Meskipun Standar Akuntansi Kuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) secara umum mengharuskan UMKM untuk menyajikan minimal Laporan Posisi Keuangan, mereka sebenanrnya diberikan fleksibilitas untuk menyajikan laporan keuangan lainnya jika dianggap perlu, misalnya Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Untuk dianggap lengkap, laporan keuangan UMKM harus minimal menyajikan laporan keuangannya setidaknya dua periode, catatan atas laporan keuangannya harus dilengkapi dengan catatan yang menjelaskan detail mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan, dasar pengukuran, dan rincian pos-pos yang material.
18 Tujuan utama dari penyajian laporan keuangan yang lengkap adalah untuk meningkatkan transparansi, memudahkan analisis, dan meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap perusahaan.
19
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan pada Mazea Chicken yang beralamat di Jalan Crisant, Pettuadae, Kec. Turikale, Kabupaten Maros. Waktu pelaksanaan kegiatan mulai bulan September sampai Desember 2024.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam kegiatan ini adalah analisis dokumen yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang menganalisis dokumen-dokumen perusahaan sebagai penunjang data penelitian.
Adapun dokumen yang dibutuhkan seperti data penjualan, pembelian, dan dokumen lain perusahaan selama bulan September sampai Desember 2024.
3.3 Tipe Kegiatan
Tipe kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan pihak perusahaan guna memperoleh data mengenai penjualan dan pembelian pada Mazea Chicken.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk menyusun laporan keuangan dengan menggunakan SAK EMKM pada Mazea Chicken.
Prosedur yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan pada Mazea Chicken adalah sebagai berikut:
20 1. Mengumpulkan dan mengidentifikasi dokumen-dokumen.
Mengupulkan dokumen-dokumen seperti, data penjualan, pembelian, daftar asset tetap dan dokumen lainnya yang mendukuung penelitian ini.
2. Penentuan kebijakan akuntansi
Melakukan penentuan kebijakan akuntansi sesuai dengan standar dan kebutuhan perusahaan.
3. Menyusun neraca awal
Mengumpulkan dokumen sekunder yang sudah ada di perusahaan kemudian mengidentifikasi dokumen tersebut untuk menyusun neraca awal.
4. Menyusun kode akun
Mengklasifikasikan setiap akun/rekening dengan cara memberikan kode baik berupa angka, huruf, maupun kombinasi dari keduanya, sehingga memudahkan pemilik menemukan rekening yang diinginkan.
5. Mengidentifikasi transaksi
Mengumpulkan dokumen-dokumen seperti data penjualan, pembelian, dan dokumen lainnya untuk diidentifikasi.
6. Melakukan pencatatan ke dalam jurnal
Mencatat dokumen/bukti transaksi ke dalam format jurnal khusus sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
7. Pemindahan (posting) ke buku besar
Setiap akun/rekening yang sudah dicatat ke dalam jurnal umum kemudian di posting ke dalam buku besar sesuai dengan nama akun.
21 8. Membuat neraca saldo
Menyusun neraca saldo sesuai posisi akunnya masing-masing.
9. Membuat jurnal penyesuaian
Menyesuaikan saldo setiap akun-akun yang ada di buku besar pada akhir periode pelaporan, sehingga akun-akun yang ada di neraca dan laba rugi menunjukkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode pelaporan.
10. Menyusun laporan keuangan
Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Berdasarkan SAK EMKM laporan keuangan terdiri atas:
a. Laporan laba rugi
b. Laporam posisi keuangan (neraca) c. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
22
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Irmah Halima dan Nurfadila. (2019). Akuntansi Dasar. Yogyakarta:
Deepublish
Bahri, Syaiful. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Efraim Ferdinan Gri. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah 1. Yogyakarta: UUP STIM YKPN.
Harto, B., Komalasari, R., & Mustofa, R. (2021). Peningkatan Kapasitas Dan Kapabilitas Pengelolaan Keuangan Berbasis Aplikasi Excel dan Sesuai Sak EMKM Pada UMKM Moochi Lembang.
Hery. (2019). Intisari Konsep Dasar Akuntansi. Jakarta: PT Grasindo
Hetika dan Nurul Mahmudah. (2018). Penerapan Standar Akutansi Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Dalam Menyusun Laporan Keuangan.
Jurnal Bisnis Terapan (Juni), hal. 81-104.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2018). Standar Akuntansi keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Kieso, Weygandt, dan Warfield. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi IFRS. Jakarta: Salemba Empat.
Muslichah dkk. (2018). Akuntansi Usaha Kecil Menengah. Edisi Pertama. Malang:
Indomedia Pustaka.
Pujiyanti, F. (2015). Akuntansi Dasar. Lembar Pustaka Indonesia.
Purwaji dkk. (2016). Pengantar Akuntansi 1. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat.
Samryn, L.M. (2014). Pengantar Akuntansi: Mudah Membuat jurnal dengan pendekatan siklus transaksi edisi IFRS. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiyani, Rediana dkk. (2021). Pengantar Akuntansi perusahaan jasa dan dagang.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Jejak Pustaka.