• Tidak ada hasil yang ditemukan

PenyusunanMateriTeknisdanRperpresRTR KSN KawasanLautBanda

N/A
N/A
vian dri

Academic year: 2023

Membagikan "PenyusunanMateriTeknisdanRperpresRTR KSN KawasanLautBanda"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan dan/atau diusulkan sebagai warisan dunia.

Penataan ruang KSN dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam mendukung penataan ruang wilayah.

Dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dinyatakan bahwa RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci yang disusun sebagai perangkat operasional dari rencana umum tata ruang pada sistem nasional.

Berdasarkan PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang RTRWN, Kawasan Laut Banda ditetapkan menjadi KSN dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi. Laut Banda adalah sebuah laut di Kepulauan Maluku yang terkoneksi dengan Samudera Pasifik namun dikelilingi oleh ratusan pulau. Luasannya sekitar 1000 km dari timur ke barat dan sekitar 500 km dari utara ke selatan.

Pulau-pulau yang membatasi Laut Banda terdiri dari Pulau Sulawesi di sebelah barat, Kepulauan Ambon, Pulau Seram, Kepulauan Aru di sisi

(2)

Utara, Kepulauan Barat Daya di sebelah selatan, dan Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, dan Pulau Timor di sisi Timur.

Kawasan Laut Banda adalah ekoregion marina sebagaimana ditetapkan oleh World Wildlife Fund (WWF). Kawasan tersebut menjadi bagian dari region segitiga terumbu karang yang memiliki keanakaragaman spesies terumbu karang yang terbesar di Indo-Pasifik.

Pulau dan kepulauan yang mengelilingi kawasan Laut banda merupakan bagian dari Wallacea, kawsan biogeografikal yang mengandung pulau- pulau yang terbentang dari Asia ke Australia yang tidak tergabung dalam benua tersebut. Kepulauan Wallacea adalah habitat untuk spesies hewan dan tumbuhan campuran dari kedua bentang alam tropis Asia dan Australasia.

Keunikan keanekaragaman hayati ini menjadi sumber daya alam yang semakin dieksploitasi oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya. Strategi untuk melestarikan sumber daya alam di Kawasan Laut Banda perlu dilakukan dengan disusunnya rencana tata ruang yang mengaturnya.

Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi target penyelesaian RTR KSN sesuai amanat UU 26 Tahun 2007 j.o UU 11 Tahun 2020, maka pada tahun anggaran 2023 Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang akan menyusun Materi Teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mempercepat pemenuhan target penyelesaian RTR KSN sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana diubah dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

(3)

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersusunnya dokumen Materi Teknis dan RPerpres Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda yang berkualitas dan telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.2.3. Sasaran

Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1. Teridentifikasinya kebijakan dan program Kementerian/Lembaga atau sektor yang terkait dengan RTR KSN Kawasan Laut Banda;

2. Terumuskannya nilai-nilai penting, isu strategis dan fokus penanganan KSN Kawasan Laut Banda;

3. Teridentifikasinya delineasi RTR KSN Kawasan Laut Banda yang ditetapkan dan disepakati oleh pemangku kepentingan terkait;

4. Terkumpulnya data dan informasi yang diolah dan dianalisis untuk menyusun RTR KSN Kawasan Laut Banda;

5. Terumuskannya konsepsi dan rencana pengembangan KSN Kawasan Laut Banda; dan

6. Tersusunnya dokumen Materi Teknis dan RPerpres RTR KSN Kawasan Laut Banda.

1.3. Ruang Lingkup

1.3.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup penyusunan Materi Teknis dan RPerpres RTR KSN Kawasan Laut Banda yaitu:

1. Tersepakatinya delineasi KSN Kawasan Laut Banda;

2. Tersusunnya analisis data dan informasi yang digunakan sebagai dasar perumusan konsepsi RTR KSN Kawasan Laut Banda;

3. Tersusunnya materi teknis penyusunan RTR KSN Kawasan Laut Banda;

4. Tersusunnya dokumen KLHS dan Pravalidasi KLHS dalam penyusunan RTR KSN Kawasan Laut Banda;

(4)

5. Tersusunnya RPerpres tentang RTR Kawasan Laut Banda; dan 6. Tersusunnya laporan- laporan pelaksanaan kegiatan.

1.3.2. Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah penyusunan Materi Teknis dan RPerpres RTR KSN Kawasan Laut Banda berdasarkan Lampiran X dalam RTRWN yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 yaitu Kawasan Stategis Nasional (KSN) Kawasan Laut Banda di Provinsi Maluku sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi.

1.4. Dasar Hukum

Dasar hukum sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan materi dalam Penyusunan Materi Teknis dan RPerpes KSN Kawasan Laut Banda meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang- undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran

(5)

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-

(6)

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603);

12. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6525);

14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

(7)

18. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6345);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6617);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633);

23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 177);

24. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 32);

25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Tahun 2018-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 151);

(8)

26. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

27. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2021-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 51);

28. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN- KP/2016 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1138);

29. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/PERMEN- KP/2014 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 503);

30. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Selaku Ketua Komite Nasional CTI-CFF Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Coral Triangle Initiative On Coral Reefs, Fisheries And Food Security (CTI-CFF) Indonesia Tahun 2018-2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 369);

31. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8/PERMEN- KP/2018 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Kelola Masyarakat Hukum Adat Dalam Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 330);

32. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan, Peninjauan Kembali, dan Revisi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 332);

33. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian

(9)

Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 330);

34. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 326);

35. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 327);

36. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1165);

37. Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1034);

38. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.69/MEN/2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Banda di Provinsi Maluku;

39. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 81/KEPMEN- KP/2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 714;

40. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1516) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;

(10)

41. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 16 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengelolaan Peta Rencana Tata Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1517);

42. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Maluku Tahun 2018-2038 (Lembaran Daerah Provinsi Maluku Tahun 2018 Nomor 140, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 140);

43. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Tahun 2013-2033 (Lembaran Daerah Provinsi Maluku Tahun 2013 Nomor 23, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 23);

44. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perizinan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Maluku (Berita Daerah Provinsi Maluku Tahun 2020).

1.5. Istilah dan Definisi

Beberapa istilah dan definisi di dalam Materi Teknis dan RPerpres RTR KSN Kawasan Laut Banda adalah sebagai berikut:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata Ruang adalah wujud Struktur Ruang dan Pola Ruang.

3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

4. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil perencanaan tata ruang.

5. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi Masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

6. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

(11)

peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

7. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

8. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

9. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

10. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disingkat RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara.

11. Pulau/Kepulauan adalah pulau-pulau besar dan gugusan kepulauan yang memiliki satu kesatuan ekosistem yang meliputi Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Papua, gugusan Kepulauan Nusa Tenggara, dan gugusan Kepulauan Maluku.

12. Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan yang selanjutnya disingkat RTR Pulau/Kepulauan adalah rencana rinci dari RTRWN yang memuat tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang, rencana Struktur Ruang, rencana Pola Ruang, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, serta peran Masyarakat dalam penataan ruang.

13. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

14. Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan dan bentukbentuk alamiah lainnya, yang merupakan kesatuan geografls dan ekologis beserta segenap unsur

(12)

terkait, dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.

15. Perairan Pesisir adalah Laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mi1 Laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna.

16. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dari Laut yang ditetapkan peruntukannya bagi berbagai sektor kegiatan.

17. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan, dan/atau dimanfaatkan secara berkelanjutan.

18. Kawasan Konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil secara berkelanjutan.

19. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna;

20. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya 21. Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.

22. Wilayah Kerja adalah daerah tertentu di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia untuk pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi.

23. Wilayah Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.

24. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahazrn mineral atau batubara yang

(13)

meliputi penyelidika.n umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau pengembangan dan/ atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

25. Pergaraman adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan praproduksi, produksi, pascaproduksi, pengolahan, dan pemasaran garam.

26. Wisata Bahari adalah kegiatan wisata alam yang berlangsung di wilayah pesisir dan/atau Laut yang meliputi wisata pantai, wisata bentang Laut, dan wisata bawah Laut.

27. Industri Maritim adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber dava kelautan berupa industri galangan kapal, industri pengadaan dan pembuatan suku cadang, industri peralatan kapal, dan/atau industri perawatan kapal.

28. Sentra Industri Maritim adalah daerah yang berperan sebagai sentra untuk pengembangan galangan kapal, pengadaan dan pembuatan suku cadang, peralatan kapal, dan/atau perawatan kapal.

29. Sentra Industri Rioteknologi Kelautan adalah daerah yang berperan sebagai sentra pengambilan, pengembalgbiakan, dan/atau pemanfaatan potensi sumber daya hayati Laut.

30. Sumber Daya Ikan adalah potensi semua jenis ikan.

31. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

32. Usaha kelautan dan perikanan adalah kegiatan produksi dan/atau jasa yang mendayagunakan sumber daya kelautan dan perikanan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan

33. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan

(14)

Ruang dengan RTR.

34. Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKKPR adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.

35. Pemangku Kepentingan adalah Orang atau pihak yang memiliki kepentingan dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang yang meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Masyarakat.

36. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok Orang termasuk Masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau Pemangku Kepentingan nonpemerintah lain dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang.

37. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang secara resmi bermukim di desa atau kelurahan yang berbatasan dengan wilayah pesisir atau masyarakat yang secara resmi bermukim dekat dengan wilayah pesisir dan sebagian warganya memiliki profesi yang berkaitan dengan perekonomian pesisir.

38. Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang secara turun-temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara Kesatuan Republik Indonesia karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

39. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tertentu.

40. Masyarakat Tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu

(15)

yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional.

41. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

42. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

43. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

44. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang.

45. Gubernur adalah Gubernur Maluku.

46. Bupati adalah Bupati Maluku Tengah, Bupati Seram Bagian Barat, Bupati Seram Bagian Timur, Bupati Buru dan Bupati Buru Selatan.

47. Walikota adalah Walikota Ambon.

1.6. Kedudukan RTR KSN

Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. (UU 26/2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana diubah dalam UU 11/2021 tentang Cipta Kerja, PP 21/2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan PP 13/2017 tentang Perubahan Atas PP 26/2008 tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional).

Dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional, kedudukan RTR KSN dapat ditunjukkan pada

(16)

Gambar 1.1. Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang (Sumber: PP 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang)

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Pasal 5 ayat 3 huruf a mengamanatkan, bahwa RTR Kawasan Strategis Nasional merupakan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. RTR KSN disusun sesuai dengan kepentingan KSN. Muatan RTR KSN ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi aturan terkait dengan hal-hal spesifik di luar kewenangan pemerintah daerah. Muatan pada KSN merupakan dasar pertimbangan utama dalam penyusunan muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/kota. RTR KSN juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam penyelenggaran penataan ruang.

RTR Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 tentang RTRWN pada Lampiran X ditetapkan sebagai KSN dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi.

Dengan demikian RTR Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda sebagai rencana rinci merupakan operasionalisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Oleh karenanya, penyusunan RTR KSN

(17)

Kawasan Laut Banda mengacu pada RTRW Nasional serta menjadi acuan bagi penetapan rencana tata ruang di wilayah Provinsi Maluku maupun rencana tata ruang Kabupaten/Kota yang terletak/menjadi bagian wilayah administrasi dalam wilayah perencanaan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda.

1.7. Peran, Fungsi dan Manfaat RTR KSN

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Laut Banda berperan sebagai alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan alat koordinasi pelaksanaan pembangunan Kawasan Strategis Nasional untuk menjamin pendayagunaan sumber daya alam yang bernilai strategis nasional secara tepat dan pengelolaan sumber daya alam teknologi tinggi dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Fungsi RTR KSN antara lain:

a. sebagai alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;

b. sebagai acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan KSN; dan

c. sebagai dasar arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSN..

Manfaat RTR KSN antara lain:

a. untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkup KSN;

b. untuk mewujudkan keserasian pembangunan KSN dengan wilayah sekitarnya serta wilayah provinsi dan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan

c. untuk menjamin terwujudnya tata ruang KSN yang berkualitas.

1.8. Masa Berlaku RTR KSN

Berdasarkan Peraturan Menteri ATR KBPN Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan, Peninjauan Kembali, dan Revisi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

(18)

Nasional, dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara, pasal (16) yaitu :

1. RTR KSN berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak peraturan presiden tentang RTR KSN diundangkan.

2. RTR KSN dapat ditinjau kembali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.9. Keluaran

Hasil dari setiap tahapan kegiatan, meliputi:

1. Materi Teknis penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kawasan Laut Banda yang terdiri atas Buku Fakta dan Analisis serta Buku Rencana Tata Ruang;

2. Dokumen Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kawasan Laut Banda;

3. Dokumen KLHS Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kawasan Laut Banda dilengkapi dengan pendokumentasian (sekurang-kurangnya berupa SK Pokja, Berita Acara Konsultasi Publik, dan sertifikasi tenaga ahli) yang siap sebagai syarat permohonan Pravalidasi KLHS;

4. Executive Summary, menggambarkan profil KSN Kawasan Laut Banda hingga perumusan konsepsi Rencana Tata Ruang KSN Kawasan Laut Banda yang didesain secara ringkas dan menarik;

5. Album peta digital yang memuat peta dasar, peta tematik, dan peta rencana yang digunakan dalam penyusunan RTR KSN Kawasan Laut Banda, termasuk peta pendukung dokumen KLHS RTR KSN Kawasan Laut Banda;

6. Video profil singkat dan menarik yang sekurang-kurangnya memuat profil KSN Kawasan Laut Banda (nilai penting dan isu strategis, kondisi fisik dan lingkungan, kondisi perekonomian, kondisi sosial- kependudukan, sarana dan prasarana, dan gambaran wilayah lainnya) dan gambaran umum konsepsi muatan RTR KSN Kawasan Laut Banda; dan

(19)

7. Dokumen pelaporan (hardcopy dan softcopy dan external harddisk yang berisi dokumen lengkap selama pengerjaan penyusunan RTR KSN Kawasan Laut Banda).

1.10. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan meliputi:

Bab 1 Pendahuluan

Bab 1 Pendahuluan meliputi latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, dasar hukum, istilah dan definisi, kedudukan RTR KSN, peran, fungsi dan manfaat, masa berlaku dan garis besar keluaran substansi dan produk pekerjaan.

Bab 2 Tinjauan Kebijakan dan Arahan Penataan Ruang Pengembangan Kawasan

Bab 2 Tinjauan Umum Kebijakan meliputi peraturan perundang- undangan terkait rencana tata ruang kawasan strategis nasional serta amanat kebijakan nasional dan daerah terhadap Kawasan Strategis Nasional kawasan Laut Banda.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi membahas terkait pendekatan pelaksanaan pekerjaan serta metodologi setiap tahapan pelaksanaan kegiatan.

Bab 4 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan

Bab 4 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan membahas terkait program kerja yang dituangkan dalam jadwal pelaksanaan kegiatan, mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung yang terlibat serta keluaran pelaporan dan kelengkapan lainnya yang dipersyaratkan dalam KAK.

Bab 5 Usulan Delineasi dan Isu Pembangunan Berkelanjutan

Bab 5 Usulan Delineasi dan Isu Pembangunan Berkelanjutan membahas terkait proses penentuan usulan delineasi awal KSN Kawasan Laut Banda dan longlist Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan KLHS RTR KSN Kawasan Laut Banda.

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu amanat di dalam UU 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, yang menyebutkan “Penyelenggaraan

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu amanat di dalam UU 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, yang menyebutkan “Penyelenggaraan

Pemenuhan nilai 30% yang tertuang dalam Undang-Undang RI No 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang belum dipenuhi oleh pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar, begitu pula

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 14 ayat (3) huruf c dan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Pasal 159

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KawasanStrategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan

bahwa sehubungan dengan maksud huruf a di atas sesuai amanat pasal 26 dan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Daerah Kabupaten

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN merupakan