• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN AKTIF GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA (STUDI KASUS DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN AKTIF GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA (STUDI KASUS DI "

Copied!
116
0
0

Teks penuh

Zubaedi, M.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi. SELPI HERNAWATI, NIM Judul skripsinya adalah “Peran Aktif Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa (Studi Kasus di Mts Darusalam Kota Bengkulu)” Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Identifikasi Masalah

Dampak peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam menangani kenakalan siswa di Mts Darusalam kota Bengkulu.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran tentang cara-cara yang harus dilaksanakan dalam upaya penanggulangan kejahatan siswa dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan penanggulangan kejahatan siswa melalui peran aktif guru khususnya guru agama Islam. guru pendidikan agama. Hasil penelitian ini praktis berguna sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak (orang tua, guru dan masyarakat) tentang tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah kenakalan siswa.

SISTEMATIKA PENULISAN

Pengertian guru Pendidikan Agama Islam secara singkat adalah pendidik yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain mempunyai beberapa peran tersebut, guru Pendidikan Agama Islam juga mempunyai tugas yang harus dilaksanakan demi pengembangan mutu pendidikan peserta didik.

Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pendidik dan Pengajar

Sesuai dengan isi muatan pembelajaran pendidikan agama Islam, maka pendidikan agama Islam dalam praktiknya menuntut guru untuk memahami secara utuh bagaimana seorang pendidik 41Umar Yahya “Peran Pendidik Agama Islam Dalam Mengatasi Kriminalitas Siswa Keluarga Broken Home di MTS Darul Falah Tulung Agung" 2019 hal.21. Dalam hal ini, guru pendidikan agama Islam pada jenjang menengah harus mempunyai kualifikasi pendidikan minimal pendidikan Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) sesuai mata pelajaran yang diajarkan/diajarkan dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Menafsirkan materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam. Menganalisis materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam.

Kenakalan Siswa

Sedangkan predikat abnormal diterjemahkan dalam pengertian sosiologis yang dapat dijelaskan sebagai berikut: sosiopat yaitu perilaku menyimpang secara sosial, tidak mampu. Perilaku menyimpang jenis ini seringkali bergejala karena tampaknya disertai dengan berbagai konflik intrapsikis yang bersifat kronis dan memecah belah. Hal ini merupakan bentuk perilaku menyimpang yang pada umumnya dilakukan oleh anak dalam klasifikasi normal, yang sangat dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional, baik situasi berupa rangsangan sosial maupun tekanan teman sebaya, yang kesemuanya menimbulkan dampak negatif. pengaruh tekanan dan koersif terhadap terbentuknya perilaku menyimpang.

Perbuatan menyimpang dan kriminal pada remaja yaitu dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang yang tersistematisasi, berupa organisasi kelompok teman sebaya yang berperilaku seragam yaitu dalam melakukan kenakalan atau penyimpangan. Secara umum segala perilaku siswa yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku di masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah dan keluarga) dapat disebut perilaku menyimpang.

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu yang Relevan

Disertasi Atika Oktaviani Palupi, NIM Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Religiusitas Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal”. 59 Atika Oktaviani Palupi, “Pengaruh Religiusitas Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Kabupaten Slawi Tegal”, Skripsi: Universitas Negeri Semarang Tahun 2017. Skripsi Fella Eka Febriana, mahasiswi NIM Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Sosial dan Ilmu Sosial Politik Universitas Jember Tahun 2016 dengan judul “Peran Orang Tua Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja (Penelitian Deskriptif di Desa Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap kenakalan remaja di MTs Walisongo Sidowani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara perhatian orang tua terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas VIII A dan VIII B MTs Walisongo Sidowani.60 4.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian langsung pada objeknya, terutama dalam upaya mengumpulkan data dan berbagai informasi. Jenis penelitian yang dipilih penulis adalah penelitian kualitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena atau peristiwa sosial. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati.

Dalam penelitian kualitatif eksploratif yang baik, ada subjek dan objek yang menjadi objek penelitiannya. Subyek penelitiannya adalah lingkungan sekolah dan peran aktif guru pendidikan agama Islam dalam menangani kenakalan siswa.

Metode Pengumpulan Data

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengamati dan menyelidiki bentuk-bentuk kejahatan yang dilakukan oleh pelajar Mts Darusalam Kota Bengkulu. Selain itu, pada tahap proses observasi dan penelitian, penulis mengungkap implikasi penanggulangan terkait kejahatan pelajar. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur atau disebut juga wawancara bebas.

Menurut Afrizal, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana orang yang diwawancarai bebas menjawab pertanyaan peneliti sebagai pewawancara. 65 Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang peran aktif guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan valid mengenai perolehan siswa. . perilaku dan cara serta strategi mengatasi kenakalan siswa. Di sini dokumentasi pendukung data adalah dokumentasi hasil wawancara terkait bentuk peran aktif guru, daftar siswa yang melakukan pelanggaran atau pelanggaran, data siswa, data sekolah dan lain-lain.

Teknik Analisis Data

Deskripasi Wilayah Penelitian

Dan sejak bulan Mei 2010 hingga saat ini, Pondok Pesantren Darussalam dipimpin oleh seorang ulama muda yaitu Dr. 37 tahun berdirinya Pondok Pesantren Darussalam sejak lahir hingga saat ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan ini mampu bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan zaman/zaman, dan Pondok Pesantren Darussalam juga merupakan salah satu Pondok Pesantren tertua yang ada di Provinsi Bengkulu. Pondok Pesantren Darussalam juga menyelenggarakan pendidikan formal, Pondok Pesantren Darussalam mempunyai 3 jenjang pendidikan madrasah yaitu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang kesemuanya telah berstatus terakreditasi.

Setelah perjalanannya mengalami pasang surut selama beberapa tahun terakhir, Yayasan Pendidikan Darussalam dan Pondok Pesantren Darussalam kini maju ke depan. Visi MTs Darussalam adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tabel 1.4                    Data Ruangan penunjang
Tabel 1.4 Data Ruangan penunjang

Bagaimana Bentuk-bentuk kenakalan siswa di MTs Darusalam Kota Bengkulu

Bentuk kenakalan yang dilakukan siswa di Mts Darusalam antara lain selain tidak berseragam dalam berpakaian, terlambat ke sekolah, bolos sekolah. Bolos sekolah merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh siswa di Mts Darusalam yang malas datang ke sekolah dan malas mengikuti pelajaran di kelas. Kasus kenakalan tidak bersekolah seperti ini sering dilakukan oleh sebagian siswa di MTs Darusalam. Pada tahun ajaran 2018/2019, terdapat beberapa siswa yang tidak masuk sekolah lebih dari delapan kali.

Dari hasil wawancara dengan siswa MTs Darusalam terlihat bahwa yang menyebabkan mereka tidak bersekolah adalah karena ingin bermain dan malas. Dari penjelasan kepala Madrasah Darusalam MT bahwa guru hendaknya memperhatikan psikologi seorang siswa ketika memberikan hukuman.

Sedangkan bentuk pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru Akidah Akhlak dengan memberikan rangsangan berupa cerita untuk membangkitkan semangat siswa MTs Darusalam. Sebagai guru dalam pengendalian kejahatan siswa, guru bidang studi Akidah Akhlak juga diharapkan dapat menyampaikan materi terkait kehidupan di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Peranan sebagai acuan perilaku siswa ini terlihat setelah mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak di sekolah.

Seorang guru bidang Aqidah Akhlak menekankan penerapan ilmu agama dan akhlak dalam kehidupan siswa sehari-hari dalam pembentukan kepribadian siswa. Peran guru dalam bidang kajian akhlak aqid sebagai teladan kesehariannya sudah baik, memberikan sosok yang patut diteladani, baik dari segi cara berpakaian, berpenampilan rapi dan bertutur kata yang baik dan sopan.

Faktor penyebab adanya kenakalan siswa di Mts Darusalam

Setelah menelpon siswa bermasalah di Mts Darusalam, saya melihat ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku tidak sesuai aturan atau nakal, karena tidak memahami aturan yang berlaku di sekolah dan di kelas. Kelakuan buruk siswa Mts Darussalam antara lain disebabkan oleh siswa yang ikut-ikutan dengan teman-temannya, antara lain tidak masuk sekolah atau membolos, terlambat masuk kelas, dan membuat keributan di dalam kelas. Tingginya angka pelajar yang melakukan pelanggaran di Mts Darusalam disebabkan karena pengaruh dari temannya sendiri.

Bahkan siswa yang terlambat pun sering kali tetap berada di depan sekolah saat bel berbunyi dan berangkat ke sekolah, akibatnya mereka terlambat.” 83. Lingkungan dalam masyarakat merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi proses pembentukan mental dan pola pikir siswa, sehingga dapat menimbulkan kenakalan siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Kenakalan yang terjadi dalam konteks pelanggaran peraturan yang dilakukan siswa di sekolah ini, masih dalam taraf wajar dan tidak merugikan orang lain, hal tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman siswa dalam menyikapi peraturan dan hukuman yang berlaku yang tidak berlaku. menimbulkan efek jera; (2) Kenakalan remaja yang dilakukan siswa Mts Darusalam antara lain disebabkan oleh pergaulan siswa dengan teman-temannya antara lain tidak masuk sekolah atau bolos sekolah, terlambat masuk kelas, juga berisik di kelas, faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja Peristiwa yang terjadi di Gunung Darusalam ini disebabkan oleh faktor niat dan pergaulan siswa itu sendiri dengan teman-temannya. Peran guru PAI dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai motivator, teladan, penyampai informasi, dan pembaharu kelas dalam upaya memberikan pelayanan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa dan masyarakat. Selain mengajar dan memberikan informasi materi pembelajaran, guru PAI di Mts Darusalam Kota Bengkulu juga berperan sebagai motivator dan teladan bagi siswa.

Guru PAI memotivasi siswa untuk selalu semangat belajar, dan juga berpesan kepada siswa untuk tidak melanggar peraturan sekolah. Nasehat dan motivasi guru PAI Mts Darusalam ini memberikan dampak positif bagi siswa agar siswa selalu bersemangat, jangan lupa berprestasi.

Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 1.4                    Data Ruangan penunjang

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi pembelajaran Logika dan Algoritma dengan menggunakan metode Computer Based Instruction (CBI) ini dibuat untuk memudahkan pengguna dalam pemahaman belajar