DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……… ii
BAB I PENDAHULUAN ……….………….1
A. Latar Belakang ……….…...1
B. Rumusan Masalah ……….……..3
BAB II PEMBAHASAN ………..…….3
A. Pengaturan Posbakum Pengadilan………..……….4
B. Tugas dan Fungsi Posbakum Dalam Memberikan Pelayanan Hukum Kepada Para Pencari Keadilan ………..…..7
C. Mekanisme Pemberian Layanan di Posbakum Pengadilan Negeri …….9
BAB III PENUTUP ………. 11
A. Kesimpulan ……….…...11
B. Saran ………...11
PAPER
PERAN POS BANTUAN HUKUM DALAM PEMBERI BANTUAN HUKUM PADA PENGADILAN NEGERI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan tentang hukum dan juga bagi sebagian masyarakat hukum adalah hal yang awam diketahui, begitu juga ditambah apabila masyarakat dengan kondisi pendidikan yang rendah disertai dengan kondisi ekonomi yang terbatas tentu mempunyai keterbatasan dalam hal mengakses bantuan hukum, maka untuk mengatasi ketimpangan tersebut diperlukan wadah dalam memberikan bantuan hukum bagi siapa saja masyakarat yang membutuhkan karena sejatinya setiap masyarakat sama di hadapan hukum dan tetaplah memiliki hak asasi dalam mencari keadilan hukum.
Dalam proses pemberian bantuan hukum di Indonesia terhadap masyarakat tidak mampu pemerintah melalui peraturan perundang-undangan mempunyai kebijakan hukum untuk memberikan bantuan hukum secara cuma- cuma bagi para pencari keadilan yang tidak mampu, sebagaimana yang diatur dalam pasal 56 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, pasal 68 B dan 68 C UU No. 49 Tahun 2009 Tentang Peradilanan Umum. Pengaturan mengenai Pelayanan Bantuan Hukum juga terdapat pada pasal 60 B dan 60 C UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama dan pasal 144 C dan 144 D UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Selanjutnya melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, pemerintah menjamin hak-hak masyarakat untuk memperoleh
kedudukan yang sama di muka hukum. Selain itu, Undang-Undang tersebut menjadi payung hukum bagi lembaga bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum kepada setiap masyarakat tidak mampu.1 Pemberian bantuan hukum bertujuan menjamin dan memenuhi hak bagi Penerima Bantuan Hukum yaitu masyarakat dalam wilayah Negara Republik Indonesia secara merata untuk mendapatkan akses keadilan serta mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan di dalam hukum dalam rangka mewujudkan peradilan yang efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.2
Mahkamah Agung sebagai Institusi yang berwenang dalam memeriksa dan mengadili setiap permasalahan hukum secara khusus dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan, memwujudkan Pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di Pengadilan meliputi Layanan Pembebasan Biaya Perkara, Sidang di Luar Gedung Pengadilan, dan Posbakum Pengadilan di lingkungan Badan Peradilan dibawahnya yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Tata Usaha Negara. 3
Pelayanan hukum Pembebasan Biaya Perkara adalah pertanggungan biaya proses berperkara di Pengadilan yang di bebakna kepada Negara sehingga setiap pencari keadilan yang tidak mampu secara ekonomi dapat berpekara secara cuma- cuma, layanan Pembebasan Biaya Perkara berlaku pada tingkat pertama tingkat Banding, tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali. 4 Kemudian Sidang di Luar Gedung Pengadilan yang hanya berlaku pada tingkat pertama adalah sidang yang dilaksanakan secara tetap, berkala atau sewaktu-waktu oleh Pengadilan di suatu tempat yang ada di dalam wilayah hukumnya tetapi di luar ternpat kedudukan gedung Pengadilan dalam bentuk Sidang Keliling atau Sidang di Tempat Sidang Tetap. 5
1 Pasal 1 UU No 11 Tahun 2016 tentang Bantuan Hukum
2 Pasal 3 UU No 11 Tahun 2016 tentang Bantuan Hukum
3 Pasal 1 ayat (1) Perma No 1Tahun 2014 Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
4 Pasal 1 ayat (2) dan (4) Perma No 1 Tahun 2014
5 Pasal 1 ayat (5) Perma No 1 Tahun 2014
Sementara Pos Bantuan Hukum disebut Posbakum Pengadilan adalah layanan yang dibentuk oleh dan ada pada setiap Pengadilan tingkat pertama untuk memberikan layanan hukum berupa inforrnasi, konsultasi, dan advis hukum serta pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang Kekuasaan Kehakiman, Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara. 6
Maka berangakat dari penjelasan diatas penulis dalam Paper ini akan khusus membahas mengenai Posbakum Pengadilan yang menjadi salah satu wujud Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya dalammemberikan pelayanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan
B. DASAR HUKUM
Terdapat beberapa peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan bantuan hukum di Indonesia antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;
2. Peraturan Mahkamah Agung RI (Perma) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan; dan
3. Surat Keputusan Dirjen Badilum Nomor 52/DJU/SK/HK.006/5/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.
C. Rumusan Masalah?
1. Bagaimana pengaturan Posbakum Pengadilan?
2. Apa yang menjadi tugas dan fungsi Posbakum dalam memberikan pelayanan bantuan hukum kepada Para Pencari Keadilan?
3. Bagaimana mekanisme pemberian layanan hukum di Posbakum?
6pasal 1 ayat 6 perma 1 tahun 2014
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengaturan Posbakum Pengadilan
Petugas Posbakum Pengadilan adalah Pemberi layanan di Posbakum Pengadilan yang merupakan Advokat, Sarjana Hukum, dan Sarjana Syari'ah yang berasal dari Lembaga Pemberi Layanan Posbakurn Pengadilan yang bekerjasama dengan Pengadilan dan bertugas sesuai dengan kesepakatan jam layanan Posbakum Pengadilan di dalam perjanjian kerjasama tersebut.7 Lembaga Pemberi Layanan Posbakum Pengadilan adalah lembaga masyarakat sipil penyedia advokasi hukum dan atau unit kerja advokasi hukum pada organisasi profesi advokat dan atau lembaga konsultasi dan bantuan hukum di perguruan tinggi. 8 singkatnya setiap Pengadilan dalam mewujudkan Layanan Posbakum untuk membantu masyarakat para pencari keadilan bekerja sama dengan kantor hukum atau Lembaga hukum.
Selanjutnya berkaitan dengan petunjuk teknis pelaksanaan Perma Nomor 1 Tahun 2014 tersebut, maka Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (Ditjen Badilum) mengeluarkan Surat Keputusan Dirjen Badilum Nomor 52/DJU/SK/HK.006/5/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.
Setiap orang atau sekelompok orang yang tidak mampu secara ekonomi dan/ atau tidak memiliki akses pada informasi dan konsultasi hukum yang memerlukan layanan berupa pemberian inforrnasi, konsultasi, advis hukum, atau bantuan pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan, dapat menerima layanan
7Pasal 1 ayat 7 Perma Nomor 1 Tahun 2014
8 Pasal 1 ayat 8 Perma Nomor 1 Tahun 2014
pada Posbakum Pengadilan, setiap orang atau sekolompok orang adalah penggugat/pemohon, tergugat/termohon, terdakwa, dan saksi, kemudiantidak mampu yang dimaksud diatas dibuktikan dengan: 9
a. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/Lurah;
b. Surat Keterangan Tunjangan Sosial lainnya;
c. Surat pernyataan tidak mampu membayar jasa advokat yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon layanan Posbakum Pengadilan dan disetujui oleh Petugas Posbakum Pengadilan, apabila Pemohon layanan Posbakum Pengadilan tidak memiliki dokumen sebagaimana disebut dalam huruf a atau b.
Adapun pembetukan dan pelaksanaan Posbakum Pengadilan adalah sebagai berikut :
Pada setiap Pengadilan dibentuk Posbakum Pengadilan, pembetukan tersebut dilakukan secara bertahap. Tahapan pembentukan Posbakum Pengadilan akan disesuaikan dengan perencanaan dan penganggaran di masing-masing Direktorat Jenderal dan Badan Urusan Admistrasi.10 Dalam prakteknya setiap tahun akan dibuka kesempatan baru untuk Kelembagaan (Lembaga masyarakat sipil penyedia advokasi hukum dan/atau unit kerja advokasi hukum pada Organisasi Profesi advokat dan/atau Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi) yang berada pada wilayah hukum Pemberi layanan Posbakum Pengadilan (Pengadilan) agar dapat mendaftar untuk menjalin Kerjasama dalam mengelola Posbakum Pengadilan, Pengumuman tersebut tersedia pada media informasi Pengadilan seperti website, beberapa Kelembagaan yang berminat harus melengkapi terelebih dahulu beberapa persyaratan (pasal 27 Perma 1 tahun 2014) dan mengikuti proses pemilihan. Setelah didapatkan kelembagaan yang terpilih maka dilakukan kerjasama antara kelembagaan dengan Pengadilan melalui suatu perjanjian kerjasama yang berlakuk dan dievaluasi sesuai tahun anggaran, biasanya
9 Pasal 22 Perma Nomor 1 Tahun 2014
10 Pasal 23 ayat (1), (2), (3) Perma Nomor 1 Tahun 2014
dalam bentuk MOU (Memori of Understanding) sebagai bentuk kerjasama dan tanggung jawab dalam Pemberian Layanan Hukum Posbakum Pengadilan kepada Para Pencari Keadilan. 11
Kerjasama dimaksud diatas dapat dilakukan Pengadilan dengan lebih dari satu lembaga, 12 Walau dalam hal ini sejauh sebatas pengetahuan penulis biasanya hanya satu Lembaga yang menjalin kerjasama dengan Pengadilan dalam mengelola Posbakum Pengadilan. Selanjutnya yang perlu diingat juga apabila terdapat kondisi Pengadilan yang dalam wilayah hukumnya tidak terdapat Lembaga, sementara dapat bekerjasama secara perorangan dengan Advokat. Advokat dapat membentuk tim yang terdiri dari Sarjana Hukum atau Sarjana Syariah yang berada di bawah tanggung jawab advokat dalam hal kerjasama perorangan. Dalam hal Pengadilan tidak dapat melakukan kerja sarna dengan advokat maka Pengadilan sementara dapat bekerjasama secara perorangan dengan Sarjana Hukum dan Sarjana Syariah dan dilakukan melalui suatu perjanjian kerjasama yang berlaku dan dievaluasi untuk satu tahun anggaran saja. 13
Pengadilan menyediakan dan mengelola ruangan dan sarana/prasarana untuk Posbakum Pengadilan sesuai kemampuan dengan memperhatikan akses untuk penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia, kemudian Pengadilan harus menyediakan akses bagi terdakwa yang sedang ditempatkan pada ruang tahanan Pengadilan untuk bisa mengakses layanan Posbakum Pengadilan.
Bagi Pengadilan yang belum memiliki anggaran untuk membiayai kerjasama kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan Posbakum Pengadilan, tetap berkewajiban menyediakan ruangan Posbakum Pengadilan. 14
Posbakum Pengadilan beroperasi sesuai dengan ketentuan Pengadilan pada hari dan jam kerja Pengadilan kemudian Ketua Pengadilan akan mengatur jadwal dan jumlah Petugas Posbakum Pengadilan setiap harinya, pengaturan jadwal dan
11 Pasal 26 ayat 6 Perma Nomor 1 Tahun 2014
12 Padal 26 ayat (3) Perma Nomor 1 Tahun 2014
13 Pasal 26 ayat (7) Perma Nomor 1 Tahun 2014
14 Pasal 23 ayat (5), (6) , (7) Perma Nomor 1 Tahun 2014
jumlah Petugas Posbakum Pengadilan tersebut disusun dalam MOU antara Lembaga bantuan hukum dengan Pengadilan. 15
B. Tugas Dan Fungsi Posbakum Dalam Memberikan Pelayanan Hukum Kepada Para Pencari Keadilan
Posbakum di Pengadilan memberikan manfaat yang sangat besar bagi para pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena melalui program ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa informasi, konsultasi, dan advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum, berupa surat permohonan, gugatan, dan pledoi jika diperlukan pada saat pendampingan hukum yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara di pengadilan.
Adapun layanan yang diberikan Posbakum Pengadilan sesuai Pasal 25 Perma 1 Tahun 2014, berupa :
a. Pemberian informasi, konsultansi, atau advis hukum ; b. Bantuan pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan;
c. Penyediaan informasi daftar Organisasi Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam UU No 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum atau Organisasi bantuan hukum atau advokat lainnya yang dapat memberikan bantuan hukum cuma-cuma.
Selain itu ada juga Advokat pada Posbakum dapat menjadi Pendampingan Hukum bagi terdakwa atau tersangka sesuai amanat dalam Pasal 54 KUHAP untuk kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam KUHAP, demikian diikuti dalam Pasal 56 ayat (1) KUHAP bahwa Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai Penasihat
15 Pasal 24 Perma Nomor 1 Tahun 2014
hukum sendiri. Pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka. Setiap Penujukan Penasihat Hukum yang ditunjuk tersebut dalam bertindak memberikan bantuannya dengan cuma-cuma. Penunjukan Penasihat Hukum ini dilakukan oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara terdakwa tersebut.
Kemudian Adapun kewajiban pemberi layanan Posbakum Pengadilan dan/atau Petugas Posbakum Pengadilan sesuai Pasal 28 Perma No 1 Tahun 2014, sebagai berikut:
1. Memberikan layanan yang professional dan bertanggung jawab.
Professinoal yang dimaksud adalah bersungguh-sungguh dalam memberikan layanan berdasarkan keahlian, kompetensi, wawasan dan tingkat Pendidikan Pemebri Layana Posbakum Pengadilan sebagai orang yang telah memilik izin advokat atau gelar Sarjana Hukum atau gelar Sarajana Syariah. Kemudian bertanggung jawab yang dimaksud adalah memberikan layanan yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan hukum, baik hukum materiil maupun hukum formil secara sebaik baiknya dan bersedia menanggung akibat dari pelaksanaan layanan yang diberikan.
2. Memberikan informasi hukum dan informasi lain yang terkait secara jelas dan akurat.
3. Memberikan konsultasi atau advis hukum yang seimbang dan komprehensif. Seimbang yang dimaksud adalah mengutamakan kepentingan Penerima Layanan Posbakum Pengadilan untuk mencapai keadilan, tanpa menjatuhkan pihak lain atau menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan secara hukum. Sedangkan komprehensif yang dimaksud adalah memberikan konsultasi atau avdvis hukum yang memperhatikan segala aspek dari hukum materill maupun hukum formil sehingga Penerima Layanan Posbakum Pengdailan dapat mencapai keadilan yang sebaik-baiknya dalam menjalankan perkarannya.
4. Dalam hal Pengdilan bekerjasama dengan Lembaga Pemberi Layanan Posbakum Pengadilan, pembuatan dokumen hukum yang dilakukan oleh Sarjana Hukum atau Sarjan Syariah wajib mendapatkan persetujuan
tertulis lebih dahulu dari Advokat padas Lembaga Pemberi Layanan Posabakum Pengadilan yang bersangkutan sebelum diserahkan kepada Penerima Layanan Posbakum Pengadilan.
5. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Penerima Layanan Posbakum Pengadilan.
6. Menjalankan prinsip-prinsip perlindungan terhadap penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia.
7. Menghindari konflik kepentingan dengan Penerima Layanan Posbakum Pengadilan.
8. Membuat laporan dan mendokumentasikan berkas Penerima Layanan Posbakum Pengadilan untuk diserahkan kepada Ketua Pengadilan
9. Bekerjasama dengan petugas Pengadilan yang ditunjuk Ketua Pengadilan dalam menjaga dan memelihara ketertiban penyelenggaraan dan sarana dan prasrana Posbakum Pengadilan.
10. Kepala Lembaga Pemberi Layanan Posbakum Pengadilan melakukam pengawasan bersama-sama dengan ketua Pengadilan terhadap kualitas layanan yang diberikan Petugas Posbakum Pengadilan dari lembaganya.
C. Mekanisme Pemberian Layanan di Posbakum Pengadilan Negeri
1. Orang atau sekelompok orang selanjutnya disebut Pemohon yang mengajukan permohonan layanan hukum kepada Posbakum Pengadilan Negeri dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan memberikan persyaratan yang diperlukan;
Formulir yang perlu diisi ini adalah formulir yang akan laporkan kepada Pengadilan Negeri dan formulir yang akan menjadi data yang akan disimpan oleh Posbakum tersendiri.
2. Pemohon yang sudah mengisi formulir dan memenuhi persyaratan dapat langsung menerima layanan Posbakum Pengadilan Negeri;
3. Pemberi Layanan Posbakum Pengadilan Negeri akan mengkompilasi berkas perkara Penerima layanan Posbakum Pengadilan Negeri sebagai dokumentasi Pengadilan yang terdiri dari :
a. Formulir permohonan;
b. Dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Poin 1 (satu) c. Kronologis perkara seperti tanggal dan agenda persidangan;
d. Dokumen hukum yang telah dibuat di Posbakum Pengadilan Negeri;
e. Pernyataan telah diberikannya layanan yang ditandatangani oleh petugas Posbakum Pengadilan Negeri dan Penerima Layanan Posbakum Pengadilan Negeri;
4. Apabila Penerima Layanan Posbakum Pengadilan Negeri tidak sanggup membayar biaya perkara, maka Petugas Posbakum Pengadilan Negeri akan memberikan formulir permohonan pembebasan biaya perkara untuk diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri;
5. Apabila Penerima Layanan Posbakum Pengadilan Negeri memerlukan bantuan hukum berupa pendampingan di sidang Pengadilan Negeri, maka petugas Posbakum Pengadilan Negeri akan memberikan informasi mengenai prosedur bantuan hukum di Pengadilan Negeri dan daftar Organisasi Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, atau organisasi bantuan hukum atau advokat lainnya yang dapat memberikan bantuan hukum cuma-cuma;
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
layanan posbakum di pengadilan sangat bermanfaat bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang hukum. Informasi mengenai layanan bantuan hukum dan persyaratan formiil yang cukup mudah dipenuhi oleh masyarakat ketika ingin menggunakan layanan bantuan hukum di pengadilan, serta seringkali oleh pegawai di meja registrasi perkara memberikan advis kepada masyarakrat tidak mampu untuk memilih layanan bantuan hukum daripada beracara dengan biaya sendiri, membuat masyarakat mudah mengakses layanan bantuan hukum dan merasa terbantu dalam menyelesaikan perkaranya di pengadilan;
B. Saran
Dalam pelaksanaan pelayanan Posbakum yang sudah berjalan sebagaimana peraturan perundang-undangan dan perma hendaknya tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku, agar tetap terciptanya pelayanan hukum bagi para pencari keadilan yang berasaskan keadilan, sederhana, cepat dan biaya ringan, non diskriminatif sehingga terwujud peradilan yang efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.