• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN

N/A
N/A
dea meriana

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN Disusun untuk memenuhi mata kuliah pengawasan pendidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Murtadhlo, M.Pd & Dr. Nunuk Hariyanti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN 2023

1. Khofidatur Rofiah 21010714008 2. Dwenda Army S 21010714011 3. Putri Adellia 21010714012 4. Sari Dwi Mulyani 21010714013 5. Tiara Agil S 21010714018 6. Sofi Yulia 21010714026 7. Dea Meriana Cristi 21010714034 8. Dwi Oktavia 21010714051

(2)

2

KAJIAN TEORI A. Konsep Pengawas Pendidikan

1. Pengertian Pengawas Pendidikan

Secara etimologi, kata pengawas merupakan istilah yang dalam bahasa inggris berarti supervisor, yang terdiri dari dua kata yaitu super dan visor, artinya adalah orang yang bertugas melakukan kegiatan supervisi.

Secara lebih lanjut bahwa pengawas pendidikan atau supervisor adalah salah satu tenaga kependidikan, yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan meliputi guru, rektor, dekan, ketua program, direktur, kepada sekolah dan personel lainnya di sekolah dyang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Aktivitas pengawas pendidikan di sekolah adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah satuan pendidikan di sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Penilaian tersebut digunakan untuk penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah (Pendidikan, n.d.).

Ada pula beberapa pendapat ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengawas pendidikan yaitu Alarcao, yang menyatakan bahwa supervisor adalah orang yang menciptakan kondisi bagi guru untuk merefleksikan dan bertindak secara kolaboratif, dengan cara menanyakan dan kritis dengan semangat investigasi, yang benar-benar diperlukan saat ini. Mereka tidak harus menjadi peneliti dalam bidang akademis yang sebenarnya, tetapi harus memiliki semangat investigasi dan harus mampu malaksanakan studi penelitian dalam skala kecil, menuju pencapaian inovasi dan transformasi (RAHMAN ABD, 2021).

Pendapat tersebut kemudian dipertegas kembali di pertegas oleh Barr yang mana menguraikan tentang kemampuan pengawas dalam pendidikan bahwa pengawas harus memiliki kemampuan untuk menganalisa situasi pengajaran dan untuk menemukan penyebab kemingkinan pekerjaan yang buruk dengan tingkat keahlian tertentu, mereka harus mmeiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat lembaga yang dibenainya. Seseorang yang diberi tugas tersebut disebut pengawas harus benar-benar memahami perannya dan memiliki keahlian dalam bidang pengawasan dalam usaha memberikan layanan kepala sekolah, guru dan personil sekolag baik secara individual maupun secara kelompok dalam upaya perbaikan proses pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan ersonil sekolah agar pembelajaran dapat ditingkatkan (Dedi Iskandar, 2016).

Pengertian pengawas pendidikan pada setiap ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda hal ini disesuaiakan dengan bagaiamana para ahli tersebut memandang pengawas pendidikan pada diri individunya, dijelaskan pula bhawa pengawas pendidikan yang memiliki gelar apapun, harus membina lebih agresif dalam peningkatan pengajaran. Mereka harus menunjukkan kompetensi yang lebih memadai dalam pengaturan yang benar-benar kooperatif dan terlibat dalam membangun sistem evaluasi pendidikan dan memandu proses perbaikan. pengawas pendidikan juga

(3)

3

dapat juga disebut sebagai pengawas sekolah yang artinya adalah Pengawas Sekolah/Madrasah yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan (Sudrajat, 2015).

2. Urgensi Pengawas Pendidikan

Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang berlaku dalam lingkungan pendidikan formal dari tingkat pendidikan pra-sekolah, sekolah dasar hingga sekolah menengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 21 tahun 2010 dijelaskan bahwa tugas pokok pengawas sekolah dalam bidang supervisi manajerial dan akademik meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

Guna menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan, peranan Pengawas Pendidikan menjadi sangat penting karena untuk mengontrol, menilai dan mengevaluasi jalannya proses pendidikan menjadi tugas dan wewenang pengawas. Dengan demikian pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan untuk menjadikan sekolah lebih maju dan bermutu. Mutu pendidikan yang dicapai suatu lembaga pendidikan merupakan pencerminan bahwa lembaga tersebut dikelola dengan baik.

Peranan pengawas juga penting, maka seorang pengawas sekolah seharusnya handal dan berkualitas, artinya seorang pengawas sekolah harys meguasai tugas profesinya. Oleh karena itu pengawas harus diberdayakan seoptimal mungkin. Di samping itu, untuk menunjang otonomi bidang pendidikan, kualitas, fungsi dan peranan pengawas harus ditingkatkan mengingat jumlah maupun latar belakang pengawas yang ada masih sangat beragam, baik dilihat dari ijazah yang dimiliki maupun kinerjanya. Hal ini sangat penting, karena pada kenyataannya saat ini masih banyak pengawas yang kurang memahami tentang tugas dan perannya, atau masih terbelenggu oleh paradigma lama.

Dalam paradigma lama, pengawas lebih banyak melakukan pengawasan dan pemeriksaan dalam bidang administrasi, seperti:

memeriksa Rencana Pembelajaran (RP), daftar nilai, dan administrasi Kepala Sekolah / kelas yang lain. Dalam paradigma baru, terdapat pergeseran fungsi. Tugas pengawas tidak hanya bersifat administrasi, tetapi lebih bayak pada upaya peningkatan profesionalisme guru, sehingga peran pengawas sekolah sudah meluas pada peningkatan sistem pendidikan secara menyeluruh. Dengan keterbatasan yang ada, maka sasaran dari kepengawasan belum dapat dicapai secara optimal.

3. Prinsip Pelaksanaan Pengawas Pendidikan

Prinsip adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh seorang pengawas dalam menjalankan tugas kepengawasannya (Topik 15_Supervisi Dan Pengawasan (4), n.d.). Hal ini penting, sebab kegiatan kepengawasan

(4)

4

yang dilakukan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip kepengawasan tersebut akan dapat mengurangi kualitas keberhasilan kegiatan tersebut.

Berbagai prinsip umum yang harus diperhatikan oleh seorang pengawas dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Trust artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan dalam pola hubungan kepercayaan antara pihak sekolah dengan pihak pengawas sekolah sehingga hasil pengawasannya dapat dipercaya.

b. Realistic artinya kegiatan pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan berdasarkan data eksisting sekolah.

c. Utility artinya proses dan hasil pengawasan harus bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah binaannya.

d. Supporting, Networking dan Collaborating artinya seluruh aktivitas pengawasan pada hakikatnya merupakan dukungan terhadap upaya sekolah menggalang jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan seluruh stakeholder.

e. Testable, artinya hasil pengawasan harus mampu menggambarkan kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.

Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.

Prinsip-prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kode etik pengawas satuan pendidikan. Kode etik yang dimaksud minimal berisi sembilan hal berikut ini.

a. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas satuan pendidikan senantiasa berlandaskan Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Pengawas satuan pendidikan senantiasa merasa bangga dalam mengemban tugas sebagai pengawas.

c. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas.

d. Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pengawas.

e. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi pengawas.

f. Pengawas satuan pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja dalam melaksanakan tugas profresional pengawas.

(5)

5

g. Pengawas satuan pendidikan mampu menampilkan keberadaan dirinya sebagai supervisor profesional dan tokoh yang diteladani.

h. Pengawas satuan pendidikan sigap dan terampil dalam menanggapi dan membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder sekolah binaannya

i. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap stakeholder sekolah binaannya maupun terhadap koleganya.

B. Peran Pengawas Pendidikan

1. Peran Pengawas Pendidikan dalam Menigkatkan Mutu Pendidikan Pengawas pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Alarcão (2007:110) menyatakan bahwa, Pengawas adalah orang yang menciptakan kondisi bagi guru untuk berefleksi dan bertindak secara kolaboratif dengan cara bertanya dalam mencapai inovasi dan transformasi. Pemikiran tersebut diartikan bahwa supervisor adalah orang yang menciptakan kondisi bagi guru untuk merefleksikan dan bertindak secara kolaboratif, dengan cara menanyakan dan kritis dengan semangat investigasi, yang benar-benar diperlukan saat ini (Moreira, 2015).

Pada dasarnya, tugas pengawas sekolah dalam lingkup pendidikan yaitu meningkatkan kinerja guru, agara guru dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Dalam kedudukannya sebagai pelakasana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah yang ditunjuk, pengawas sekolah harus memahami, menghayati dan terampil di bidang tugasnya. Sarifah Rahma (2018:184) menyatakan bahwa Tugas Pengawas adalah membina pendidik di lembaga pendidikan yang telah ditunjuk (Rahmah, 2018). Hal tersebut dapat diartikan bahwa tugas utamanya adalah melakukan pembinaan, dan bentuk pembinaan tidak hanya dalam hal proses pembelajaran saja, termasuk juga metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Kesemua hal tersebut harus menjadi pantauan dan berada di bawah pembinaan seorang supervisor. Pembinaan tidak hanya sebatas pertemuan biasa, namun harus berkelanjutan. Dalam istilah lain, sekolah adalah tempat seorang supervisor berada dan menjadi sekolah binaannya. Selain tugas pokok dan fungsi yang dimiliki oleh pengawas, pengawas juga memiliki peranan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Secara garis besar peran pengawas pendidikan tertulis dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 55 bahwa “pengawasan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan”. Kemudian, Dharma (2008:4) mengemukakan bahwa pengawas sekolah atau pengawas pendidikan hendaknya berperan sebagai:

(1) Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya. (2) Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya. (3) Konsultan pendidikan di sekolah binaannya. (4) Konselor

(6)

6

bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah. (5) Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah.

Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama dalam program pendidikan nasional pada saat ini. Peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas berat dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Mutu pendidikan tidak akan berhasil jika dicapai karena faktor guru saja. Tenaga pendidikan lainya seperti pengawas juga memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Disadari ataupun tidak disadari, mutu pengawasan akan mempengaruhi mutu guru, mutu guru akan mempengaruhi mutu proses pembelajaran, proses pembelajaran yang bermutu akan menghasilkan murid yang bermutu, dan pada akhirnya jika semua bersinergi akan mempengaruhi mutu pendidikan secara keseluruhan. Pengawas yang bermutu adalah pengawas yang dapat memberikan bantuan peningkatan mutu pembelajaran bagi guru. Guru yang bermutu adalah guru yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam menyerap pelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan.

2. Tugas & Tanggung Jawab Pengawas Pendidikan dalam Mengawasi &

Memberikan Bimbingan Kepada Guru & Staff Sekolah

Pada dasarnya, tugas pengawas sekolah dalam lingkup pendidikan yaitu meningkatkan kinerja guru, agara guru dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Dalam kedudukannya sebagai pelakasana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah yang ditunjuk, pengawas sekolah harus memahami, menghayati dan terampil di bidang tugasnya. Menurut PP Nomor 57 tahun 2021 pasal 30 menjelaskan bahwa pengawasan kegiatan pendidikan merupaka pemantauan, supervise, serta evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Adapun tujuan dalam pengawasan kegiatan digunakan untuk memastikan pelaksanaan pendidikan yang transparan dan akuntabel serta peningkatan kualitas proses dan hasil belajar berkelanjutan (Indonesia, 2021). Menurut Glickman, Gordon &

RossGordon (2007:11) menyatakan bahwa, Supervisor have certain eduational tasks at their disposal that enable teachers to evaluate and modify their instruction those supervisory tasksthat have such potential to affect teacher development are direct assistance, group development, profesional development, curriculum development, and action research.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pengawas memiliki tugas tertentu dalam pendidikan yang memungkinkan guru untuk mengevaluasi dan merubah cara mengajar mereka. Tugas-tugas pengawasan yang memiliki potensi tersebut mampu mempengaruhi perkembangan guru meliputi: bantuan langsung, pengembangan kelompok, pengembangan profesional, pengembangan kurikulum, dan penelitian tindakan (Dedi Iskandar, 2016).

(7)

7

Selain itu, tindak lanjut ke depan, tugas pokok pengawas pendidikan sebagai supervisor pendidikan baik supervisi akademik maupun manajerial terdiri atas lima bidang, meliputi:

a. Monitoring/pemantauan, meliputi: memantau penjaminan standar mutu pendidikan, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyaraka, memantau data statistik kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

b. Supervisi, meliputi: mensupervisi kinerja sekoah, kinerja kepala sekolah dan aspek lainnya.

c. Peniliaian, meliputi: penilaian, pengolahan dan analisa data atas hasil belajar/bimbingan siswa dan kaitannya dengan faktor guru, mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa, melaksanakan analisis kompresif hasil penilaian sebagai bahan untuk melakukan inovasi pendidikan di sekolah binaan.

d. Pembinaan/pengembangan, meliputi: memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru, membina pelaksanaan pengelolaan sekolah, kepala sekolah dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, kepada orang tua siswa dankomite sekolah.

e. Pelaporan dan tindak lanjut, meliputi: melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan/atau Nasional.

Adapun tugas pengawasan akademik merupakan tugas pengawas sekolah yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan dan pelatihan profesional guru pada aspek kompetensi guru dan tugas pokok guru (Kemendikbud, 2017).

Sedangkan pada pengawasan manajerial merupakan tugas pengawas sekolah yang meliputi kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain pada aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah dalam mendukung terlaksananya proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa tugas pokok tersebut maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pengawas meliputi:

a. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.

b. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.

c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar/bimbing¬an siswa.

(8)

8

d. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.

e. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar/bimbingan siswa.

f. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian ijazah.

g. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan stakeholder pendidikan.

h. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.

i. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.

j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan

3. Peran Pengawas Pendidikan dalam Meningkatkan Hubungan antara Sekolah & Masyarakat

Wiles & Bondi (1986:103) menjelaskan tentang peran pengawas bahwa, We have observed that this important educational role sits at the juncture of most communication and decision making in school setting.

Supervisor link district office with school and classroom. They also represent a highly aducated profesional who can provide resource and knowledge to teachers and other leaders in the school system. Pendapat Wiles & Bondi tersebut dapat diartikan bahwa peran penting pendidikan terletak pada komunikasi dan pengambilan keputusan dalam mengatur sekolah. Supervisor atau pengawas merupakan penghubung antara kantor distrik dengan sekolah dan kelas. Mereka juga mewakili pendidik profesional yang lebih tinggi yang dapat memberikan sumber daya dan pengetahuan bagi guru serta kepala sekolah.

Secara garis besar peran pengawas pendidikan tertulis dalam Permendikbudristek Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal, SPM merupakan kebijakan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar pendidikan yang berhak diperoleh dan diterima Peserta Didik. Adapun tujuan dari SPM adalah memberikan bantuan atau panduan kepada Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan dasar Peserta Didik sesuai dengan jenjang dan jalur Pendidikan (Makarim, 2022). SPM Pendidikan wajib menerapkan prinsip sebagi berikut:

(9)

9 a. Kesesuaian kewenangan b. Ketersediaan

c. Keterjangkauan d. Kesinambungan e. Keterukuran f. Ketepatan sasaran

SPM mengatur jenis dan penerima pelayanan dasar; Mutu pelayanan dasar; pencapaian SPM Pendidikan; dan pelaporan serta evaluasi sebagai ruang lingkupnya. Dalam pelayanan dasar dalam area kabupaten/kota terdiri dari :

a. Pendidikan Usia Dini b. Pendidikan Dasar c. Pendidikan Kesetaraan

SPM Pendidikan yang ada di dalam daerah provinsi terdiri dari Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus. Pendidikan Dasar yang ada pada kabupaten/kota merupakan reprenstasi dari sekolah dasar(SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sedangkan pada provinsi merupakan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Mutu pelayanan dasar SPM merupakan alat ukur kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan serta dalam pemenuhannya yang sesuai dengan standar teknis pelayanan dasar. Cakupan mutu pelayana dasar dalam SPM antara lain :

a. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa

b. Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan c. Tata cara pemenuhan standar

Ada 4 standar yang harus dipenuhi dalam mengukur jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa antara lain :

1) Standar satuan pendidikan. Adapun standar ini terdiri dari beberapa sub standar yaitu :

a. Standar kompetensi lulusan b. Standar isi

c. Standar proses

d. Standar sarana dan prasarana e. Standar pengelolaan

f. Standar pembiayaan

g. Standar penilaian pendidikan.

2) Kualitas dan pemerataan hasil peserta didik 3) Partisipasi dan pemerataan peserta didik 4) Kualitas dan pemerataan layanan

(10)

10

Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam Permendikbudristek Nomor 32 Tahun 2022 menyatakan bahwa dalam menetapkan standar tersebut terdiri dari :

a. Jenis pendidik dan tenaga kependidikan b. Kualitas pendidik dan tenaga kependidikan c. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan

Hal tersebut juga disesuaikan dengan jenjang pendidikan mulai dari TK PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

1) Kualifikasi pengawas pada jenjang TK PAUD antara lain :

a. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) Kependidikan dari Perguruan Tinggi terakreditasi b. Berasal dari guru

c. Memiliki sertifikat pendidik

d. Memiliki tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak

2) Kualifikasi pengawas pada jenjang Sekolah Dasar (SD) antara lain : a. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah Diploma empat (D-IV)

atau Sarjana (S1) Kependidikan dari Perguruan Tinggi terakreditasi b. Berasal dari guru

c. Memiliki sertifikat pendidik

d. Memiliki tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak

3) Kualifikasi pengawas pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain :

a. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah magister (S2) kependidikan dengan basis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada Perguruan Tinggi terakreditasi

b. Berasal dari guru

c. Memiliki sertifikat pendidik

d. Memiliki tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak

4) Kualifikasi pengawas pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) antara lain :

a. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah magister (S2) kependidikan dengan basis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada Perguruan Tinggi terakreditasi

b. Berasal dari guru

c. Memiliki sertifikat pendidik

d. Memiliki tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak

(11)

11

5) Kualifikasi pengawas pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain :

a. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah magister (S2) kependidikan dengan basis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada Perguruan Tinggi terakreditasi

b. Berasal dari guru

c. Memiliki sertifikat pendidik

d. Memiliki tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak.

Adapun jumlah pengawas sekolah diukur dengan rasio pengawas sekolah terhadap jumlah sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan yang ada.

4. Peran Pengawas dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1998, ketika terjadi reformasi pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi, dan pendidikan menjadi salah satu bidang yang didelegasikan kepada pemerintah daerah. MBS adalah model pengelolaan lembaga pendidikan yang di dasarkan pada pemberdayaan sekolah, yang memungkinkan sekolah untuk mengelola pendidikan sesuai karteristiknya, dengan memperhatikan kondisi dan potensi di sekitarnya. Pemerintah hanya memberikan standar minimal, pengembangan serta pengayaan setiap aspek harus disesuaikan dengan karekteristik khas lembaga.

Pengawas sekolah memiliki peran penting dalam pembinaan lembaga pendidikan yang mnerapkan MBS. Peran Supervisor sebagai konduktor pengelolaan sangat penting, dimana Ia harus mampu meraih semua personal yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan proses pendidikan. Kaitannya dengan MBS, pengawas harus mengupayakan kondisi sekolah yang berkinerja tinggi dengan tingkat pelibatan semua unsur terkait secra optimal. Dalam hal ini peran supervisor adalah sebagai katalisator dan fasilitator pemberdayaan sekolah sebagai pusat pembuatan keputusan pendidikan.

Penjaminan mutu proses pelayanan pendidikan menjadi tanggung jawab pengawas. Supervisi yang dilakukan hendaknya mesti bisa menjaga kualitas program yang diusulkan sekolah selaras dengan tujuan pendidikan nasional, rasional dan mendidik. Pengawas harus menjaga relevansi operasionalisasi kurikulum di sekolah, mengawasi pengelolaan sumber daya dan proses kerja sama sekolah, serta mengawasi implementasi kebijakan yang diputuskan pemerintah pusat dan daerah.

Dalam MBS, terdapat beberapa sumber penting yang bisa digunakan oleh para pengelola yang harus diperhatikan oleh pengawas, yaitu kekuasaan, informasi, pengetahuan dan keterampilan, serta imbalan.

Pengawas harus memiliki bekal informasi, pengetahuan, keterampilan,

(12)

12

kekuasaan, dan kemampuan memotivasi untuk mendorong tingkat pelibatan personal atau pihak yang terkait dengan sekolah dalam manajemen sekolah.

Pengawas harus dapat menjelaskan informasi lingkungan organisasi, strategi pencapaian tujuan manajemen pendidikan yang diterapkan, cara dan sistem kerja, serta prasyarat performansi kepada pihak-pihak lain secara proporsional dan komprehensif. Dengan jelasnya informasi, pihak tersebut akan ikut tergerak andil dan efektif dalam pencapaian tujuan.

Pengawas juga harus bisa mendistribusikan sumber daya yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan secara adil dan merata, tidak hanya ke sekolah tetapi juga ke wilayah di mana sekolah itu berada. Hal ini bertujuan agar terdapat citra yang sama dari masyarakat atas bentuk dan proses pelayanan pendidikan di sekolah, seperti penerapan sekolah inti yang membina (Surya, 2016).

Pengawas memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya di sekolahnya, maka dari itu diharapkan seorang pengawas memiliki sikap demokratis sebagai pemimpin. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk berperan serta dalam mengikuti berbagai pelatihan sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kebutuhan guru (Warman et al., 2021). Berikut merupakan contoh peran pengawasan kepala sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah:

a. Kepala sekolah dapat melakukan pendekatan yang edukatif pada guru dan seluruh warga sekolah dengan sikap kekuluargaan, agar terciptanya lingkungan sekolah yang dinamis dan harmonis;

b. Pengawas dapat melakukan evaluasi pada program yang telah di jalankan dengan tmelakukan tiga tahap evaluasi yakni: awal pelaksanaan program, tengah dan akhir pelaksanaan program, agar bisa mengetahui kondisi awal pelaksanaan, perkembangan, kendala dan hasil program tersebut;

c. Untuk melakukan pengawasan terhadap pendidik, kepala sekolah melakukan beberapa Tindakan yakni :

1) Melakukan penilaian kinerja guru (PKG) yang meliputi penilaian pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Hasil penilaian tersebut kemudian diumumkan di depan seluruh pendidik agar yang memiliki nilai tinggi lebih termotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkannya, dan yang memiliki nilai rendah termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

2) Melakukan pembinaan dan kegiatan refleksi untuk meningkatkan kinerja pendidik. Jika ada pendidik yang masih melanggar peraturan, kepala sekolah akan memberikan teguran secara lisan dengan melakukan pertemuan individual. Jika teguran secara lisan tidak diindahkan, kepala sekolah akan memberikan teguran secara tertulis.

Semua tindakan ini dilakukan untuk memastikan kinerja pendidik

(13)

13

tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

d. Untuk mengawasi tenaga kependidikan, langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

1) Memberikan pembinaan atau refleksi seperti yang dilakukan pada pendidik.

2) Melakukan pemeriksaan berkala terhadap tugas administrasi yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

3) Memberikan teguran baik secara lisan maupun tulisan seperti pada pengawasan terhadap pendidik.

Semua tindakan ini dilakukan untuk memastikan kinerja tenaga kependidikan tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah.

e. Melakukan pengawasan di bidang kesiswaan, guru piket melakukan absensi harian pada awal dan akhir pelajaran. Selain itu, BP/BK turut melakukan pengawasan untuk memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan bimbingan khusus.

f. Sementara itu, dalam melakukan pengawasan terhadap masyarakat seperti orang tua siswa dan komite sekolah, diterapkan rambu-rambu yang telah disepakati sebelumnya (Setiawan et al., 2022).

C. Kompetensi Pengawas Pendidikan

1. Definisi dan Konsep Kompetensi Pengawas Pendidikan

Pengawasan pendidikan merupakan seseorang yang diberi tugas yang mana memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pembinaan dan penilaian dalam menjalankan pengawasan pendidikan.

Pengawasan pendidikan perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan pada sekolah yang diawasinya.

Atas dasar itu maka kegiatan pengawasan harus ditujukan pada perilaku dan perkembangan siswa sebagai bagian utama dari kompetensi, kurikulum/mata pelajaran, kualitas belajar mengajar, penilaian/evaluasi.

Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pengawas pendidikan, setiap pengawas harus memiliki kemampuan tertentu yang berbeda dengan tenaga kependidikan lainnya. Kemampuan tersebut dinamakan kompetensi. Kompetensi adalah kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, kecakapan yang dimiliki oleh setiap individu. Pengawas sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. According to Hendarman (2015), “the presence of supervisors specifically in the education unit is to provide motivation and facilitate educators in overcoming various problems, especially in the implementation of learning because supervisors are actually co-educators in improving learning” (Rusdiana et al., 2020). Nana (2001:70) mengemukakan rumusan kompetensi pengawas pendidikan memiliki 3 aspek, yaitu :

(14)

14

1) Kemampuan, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, perilaku, yang menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam melaksanakan tugas 2) Ciri dan karakteristik yang disebutkan dalam aspek pertama yaitu seperti

tampil nyata (manifest) dalam tindakan, perilaku, dan unjuk kerjanya 3) Hasil dari perolehan kerja yang memnuhi suatu kriteria standar kualitas

tertentu (Asep, 2016)

Wiles & Bondi (1986:17-23) menyatakan bahwa bidang-bidang khusus kompetensi pengawas dalam lingkup pendidikan, antara lain : Supervisors are developer people, supervisors are curriculum developer, supervisors are instructional specialist, supervisors are human relations workers, supervisors are staff deve-lopers, super-visors are adminis-trators, supervisors are managers of change, supervisiors are evaluators.

Berdasarkan bidang kompetensi yang dimiliki pengawas tersebut dapat disimpulkan bahwa: Pertama, pengawas memiliki kemampuan untuk membuat siswa menjadi lebih maju. Kedua, pengawas memiliki peluang untuk mempengaruhi pengembangan kurikulum. Ketiga, peran pengawas dalam pendidikan memiliki sekurang-kurang nya tiga dimensi, meliputi:

penelitian, komunikasi dan pengajaran. Keempat, pengawas harus peka terhadap kebutuhan dari berbagai kelompok klien yang berinteraksi dengan mereka, sebagai pendengar yang sangat baik namun tidak hanya mendengar apa yang telah dikatakan melainkan juga apa yang dilakukan. Kelima, pengawas seharusnga memiliki suatu model pelatihan bagi para guru yang telah direncanakan, seperti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru menjadi seorang instruktur. Keenam, pengawas sebagai seorang pengelola dalam pendidikan seharusnya mampu untuk bersosialisasi dengan para pengelola pendidikan. Ketujuh, pengawas saat ini sering kali di anggap sebagai manajer perubahan yang berarti dan dianggap layak dalam tindakan-tindakannya. Kedelapan, menilai kinerja guru, hasil program, teks dan materi pembelajaran, kinerja konsultan, dan analisis pengujian merupakan bagian dari peran evaluasi (Iskandar, 2017).

Dasar hukum tentang kepengawasan yakni Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 Tanggal 28 Maret 2007 berbunyi sebagai berikut :

Standar Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut : a. Kualifikasi Pengawas Sekolah

1) Kualifikasi Pengawas Taman Kanak- Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut : a) Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat D-IV

kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi

b) Pengalaman kerja guru TK/RA minimal 4 tahun untuk menjadi pengawas

c) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan

(15)

15

d) Memenuhi kompetensi pengawas melalui uji kompetensi (seleksi pengawas)

2) Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs ), Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut (Roman Prayuda, 2014):

a) Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan berbasis sarjana S1 dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi

b) Guru SMP/ MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relavan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMP/ MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya

c) Guru SMA/ MA bersertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relavan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/ MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya

d) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan

e) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi (seleksi pengawas)

f) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan 2. Standar Kompetensi Pengawas Pendidikan

Sesuai dengan apa yang tertuang dalam Permendiknas No. 19 Thn.

2017 yang mencakup tengtang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Dalam peraturan yang telah ditetapkan Permendiknas terdapat enam dimensi kompetensi yang perlu dikuasai oleh seorang pengawas, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervise akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial (Undang- undang, 2007). Kompetensi tersbut memiliki penjabaran sub bab yang perlu dipahami dan diterapkan oleh pengawas, yang secara rinci adalah sebagai berikut (Ariana, 2016):

a. Kompetensi Kepribadian

1) Bertanggungjawab terhadap tugas sebagai pengawas satuan pendidikan.

2) Memiliki pemikiran yang luas atau kreatif dalam bekerja serta mampu memcahkan masalah pribadi maupun tugas dan jabatannya.

3) Memiliki rasa ingin tahu terkait sebuah hal baru yang bersinggungan dengan pendidikan

4) Membangun motivasi kerja bagi dirinya serta bagi stakeholder pendidikan

b. Kompetensi Supervisi Manajerial

(16)

16

1) Menguasai metode, teknik serta prinsip-prinsip supervisi guna menigkatkan mutu pendidikan sekolah

2) Menyusun peogran kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah

3) Menyusun metode kerja dan instrument untuk keperluan tatalaksana tugas pokok dan fungsi supervisi di sekolah

4) Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan kemjudian menindaklanjutinya sebagai perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah

5) Membin kepala sekolah dalam pengelolaan dan adminitrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen penongkatan mutu pendidikan di sekolah

6) Membina kepala sekola serta para tenagan pendidika dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah

7) Mengajak guru dan kepala sekolah untuk merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya guna memnumkan kelebihan maupun kekurangan dalam pelaksanaan tugas pokoknya di sekolah

8) Mengamati pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasilnya guna membantu kepala sekolah dalam memeprsiapkan akreditasi sekolah

c. Kompetensi Supervisi Akademik

1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan pada setiap bidang pengembangan TK/RA atau pelajaran di sekolah/madrasah

2) Memahami konsep, prinsip, teori dan teknologi, karakteristik serta kecenderungan perkembangan

3) Proses pembelajaran/bimbingan pada setiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah

4) Menuntun guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandasakan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar dan prinsip- prinsip pengembangan kurikulum

5) Menuntun guru dalam menentukan dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangakan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah 6) Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran sekolah/madrasah

7) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium dan/atau di lapangan) guna mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah 8) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan

dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas

(17)

17

pembelajaran/bimbingan pada setiap bidang pengembangan TK/RA dan sekolah/madrasah

9) Membrikan masukan motivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan pada setiap bidang pengembangan TK/RA dan sekolah/madrasah

d. Kompetnsi Evaluasi Pendidikan

1) Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan sekolah

2) Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pebelajaran/bimbingan pada setiap bidang pengembangan TK/RA atau sekolah/madrasah

3) Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan di TK/RA dan sekolah/madrasah

4) Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya sebagai perbaikan mutu pembelaajran/bimbingan di TK/RA atau sekolah/madrasah

5) Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan di TK/RA dan sekolah/madrasah

6) Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah/madrasah

e. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan

1) Menguasai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dalam pendidikan

2) Menentukan masalah kepengawasan yang penting untuk diteliti guna keperluan tugas pengawasan atau pengembangan karirnya sebagai pengawas

3) Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif atau kuantitatif

4) Melaksanakan penelitian pendidikan guna menyelesaikan sebuah masalah pendidikan dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok dan tanggungjawabnya

5) Mengolah dan menhanalisis data hasil penelitian pendidikan secara kualitatif maupun kuantitatif

6) Menulis karya tulis ilmiah (PTS) dalam bidang pendidikan atau bidang kepengawasan serta memanfaatkannya untuk perbaikan pendidikan

7) Menyusun pedoman/panduan atau buku modul yang diperlukan guna melaksanakan tugas kepengawasan

8) Membimbing guru dalam penelitian Tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaan di sekolah/madrasah

f. Kompetensi Sosial

(18)

18

1) Bekerjasama dengan berbagai pihak atau stakeholder guna meningkatkan kualitas diri utnuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

2) Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan atau forum komunikasi pengawas

Dengan adanya standar kompetensi sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pengawas terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang dapat direfleksikan dalam pola pikir dan Tindakan salama menjalankan tugasnya, maka pengawas dapat mengukur dan menilai kinerja pengawas pendidikan dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan dan supervisi (Haris, 2018).

3. Kompetensi Pengawasan Pendidikan kepada Guru

Kompetensi dalam kamus bahasa indonesia adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu) atau kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Kompetensi dalam kamus bahasa indonesia secara umum adalah kemampuan dalam memutuskan atau menentukan sesuatu secara gramatika baik abstrak atau batiniah. Kompetensi harus dimiliki pengawas sekolah. Adapun pengertian dari pengawas sekolah adalah mengawasi sekolah dalam managerial sekolah, administrasi, supervisi guru, pengembangan kompetensi guru dan meningkatkan propesional guru. Sedangkan kompetensi pengawas pendidikan adalah kemampuan yang dimiliki oleh pengawas dan berperan penting dalam memajukan dunia pendidikan. Pendidikan sekolah tidak akan maju dengan signifikan kalau tidak ada peran dari pengawas pendidikan.

Peran pengawas sekolah sangat diharapkan oleh satuan pendidikan. Oleh karena itu pengawas sekolah harus mempunyai kompentensi yang dimiliki oleh pengawas sekolah. Pengawas sekolah diantaranya supervisi guru di satuan pendidikan. Supervisi guru bertujuan untuk memberikan pembinaan dan arahan demi meningkatkan profesinalitas guru. Dan untuk kompetensi pengawas pendidikan terdapat dalam Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2017 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat enam dimensi kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengawas (Ariana, 2016).

Kompetensi pengawas sangat berpengaruh terhadap kompetensi profesional tenaga pendidik di Indonesia, artinya dengan semakin baiknya kompetensi pengawas maka kompetensi profesionalisme tenaga pendidik khususnya tenaga pendidik yang ada di indonesia akan semakin meningkat.

Guru merupakan salah satu pilar atau komponen yang dinamis dalam mencapai tujuan pendidikan serta untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Pendekatan yang berorientasi pada perbaikan kompetensi dibarengi dengan sertifikasi diharapkan mampu mengangkat mutu pendidikan secara berarti. Dan peran sertifikasi guru yang diberikan setelah seseorang dinyatakan lulus, maka harapan dari pemerintah terjadi

(19)

19

peningkatan kompetensi yang dimilikinya. Sehingga terjadi mutu dan kualitas pembelajaran yang baik, dan tercapainya tujuan pendidikan Nasional. Keberhasilan guru pendidikan dalam mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kondisi siswa, kondisi guru maupun kondisi sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran pendidikan.

Kemungkinan besar yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah faktor kondisi guru dimana kompetensi dan kinerja guru merupakan kemampuan guru untuk mencapai hasil yang positif dari tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, maka pencapaian kompetensi pengawas merupakan suatu keharusan dalam kinerja guru. Sebab tanpa adanya kompetensi pengawas pendidikan maka jaminan kepada stakeholder tidak mungkin terpenuhi secara optimal. Upaya peningkatan kualitas pendidikan untuk mengangkat dari keterpurukan tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak dibarengi dengan upaya penegakan standar penyelenggaraan pendidikan, standar pelayanan pendidikan serta standar kompetensi guru, standar lulusan dan standar tenaga kependidikan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi profesionalisme guru pendidikan adalah kompetensi pengawas yang peranannya sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik. Pengawas hendaknya berperan sebagai konsultan pendidikan yang senantiasa menjadi pendamping bagi guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Lebih dari itu kehadiran pengawas harus menjadi agen dan pelopor dalam inovasi pendidikan di sekolah binaannya. Kinerja pengawas salah satunya harus dilihat dari kemajuankemajuan yang dicapai oleh sekolah binaannya. Dalam konteks itu maka mutu pendidikan di sekolah yang dibinanya akan banyak tergantung kepada kemampuan profesional tenaga pengawas. Pengawas pendidikan berfungsi sebagai supervisor, baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu kemampuan profesional guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas berkewajiban membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif. Pembinaan dan pengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas pokok pengawas sekolah. Sehingga tenaga pengawas harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang lebih unggul dari guru dan kepala sekolah. Dan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya. Peran pengawasan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan supervisi yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi, kolaboratif, artistik, interpretatif, dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran (Mahyudin, 2017).

Tetapi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan belum sepenuhnya meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut merupakan dampak dari tugas dan fungsi kepala sekolah yang belum maksimal, khususnya pengawas sekolah dalam memberikan

(20)

20

motivasi, bimbingan, dan arahan dalam persiapan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh para guru di sekolah. Kepala sekolah dan pengawas sekolah sebenarnya sudah menugaskan para guru untuk membuat laporan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun guru selalu meminta petunjuk bagaimana membuat RPP dan evaluasi hasil belajar yang benar. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah dan pengawas sekolah harus selalu memberikan bimbingan kepada guru baik itu diminta atau tidak diminta. Pembinaan guru bukan hanya tanggung jawab pengawas sekolah, tetapi juga tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah. Tugas pokok kepala sekolah yang tidak terpisahkan dari kompetensinya sebagai kepala sekolah adalah kepemimpinan manajerial dan kepemimpinan instruksional. Hal ini untuk mengetahui seluruh proses pembelajaran, pendampingan guru, dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah kompetensi kepemimpinan kepala sekolah sebagai bagian dari kepala sekolah mendukung peningkatan kinerja dan motivasi guru pendidikan. Kinerja dan motivasi guru berkaitan erat dengan profesionalisme guru. Penguasaan kompetensi guru merupakan bagian yang krusial karena dapat menentukan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kinerja guru merupakan penyajian hasil kerja yang dilakukan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik profesional. Guru yang profesional akan sangat menentukan kualitas pendidikan karena guru adalah orang yang selalu bersinggungan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Mewujudkan guru yang memiliki tinggi. Kinerja tidak hanya ditentukan oleh kompetensi pengawas dan kepala sekolah saja namun juga dibutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan pendidikan (Arman et al., 2016).

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

Ariana, R. (2016). Jurnal PPendidikan. 1–23.

Arman, Thalib, S. B., & Manda, D. (2016). The effect of school supervisors competence and school principals competence on work motivation and performance of Junior High School teachers in Maros Regency, Indonesia.

International Journal of Environmental and Science Education, 11(15), 7309–

7317.

Asep, P. (2016). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Dasar Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 16(3), 278–287.

Dedi Iskandar, U. B. W. (2016). Peran pengawas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan SMP di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2), 179–195.

Haris, I. (2018). manajemen kepengawasan fungsional pendidikan. In Nucl. Phys.

(Vol. 13, Issue 1).

Indonesia, P. R. (2021). Standar Nasional Pendidikan. 102501.

Iskandar, D. (2017). Peran Pengawas Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Smp Di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal

Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2), 179.

https://doi.org/10.21831/jpipfip.v9i2.12918

Mahyudin, A. (2017). Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Pengawas Dapat Meningkatkan Kompetensi Profesional Tenaga Pendidik Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan : Studi pada SD Negeri di Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Indonesian Journal of Education Management and Administration Review, 1(1), 79–87.

Makarim, N. A. (2022). Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan.

Moreira, M. A. (2015). A supervisão pedagógica como prática de transformação: O lugar das narrativas profissionais. Revista Eletrônica de Educação, 9(3), 48–

63. https://doi.org/10.14244/198271991380

Pendidikan, M. K. (n.d.). Manajemen kepengawasan pendidikan.

Rahmah, S. (2018). Pengawas Sekolah Penentu Kualitas Pendidikan. Jurnal Tarbiyah, 25(2). https://doi.org/10.30829/tar.v25i2.378

RAHMAN ABD. (2021). Supervisi Dan Pengawasan Dalam Pendidikan. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 12(2), 1–16.

Roman Prayuda. (2014). Kompetensi dan Tugas Pokok Pengawas serta Penilaiannya.

Rusdiana, A., Huda, N., Muin, A., & Kodir, A. (2020). The Effectiveness of

(22)

22

Educational Supervision in Increasing the Teacher’s Professional Competence in the Covid-19 Pandemic Period. International Journal of Innovation, Creativity and Change., 14(5), 918–942.

Setiawan, M. R., Sudrajat, A., & Tedjawiani, I. (2022). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Mutu Sekolah (Studi Deskriptif tentang Peran Kepala Sekolah dalam MBS Pada SMPN 3 dan SMPN 4 Malangbong).

JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(5), 1335–1346.

https://doi.org/10.54371/jiip.v5i5.553

Sudrajat, A. (2015). Buku Kerja Pengawas Sekolah (Vol. 53, Issue 9).

Surya, P. (2016). Profesionalisasi pengawas pendidikan dalam konteks otonomi daerah. Jurnal Aspirasi (Trial), 2(2), 177–190.

http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/441 Topik 15_Supervisi dan Pengawasan (4). (n.d.).

Undang-undang. (2007). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. 1–18.

Warman, W., Poernomo, S. A., Januar, S., & Amon, L. (2021). Leadership Style and Principal Supervision in Improving Teacher Performance at State High Schools in Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province, Indonesia.

EduLine: Journal of Education and Learning Innovation, 2(1), 17–24.

https://doi.org/10.35877/454ri.eduline581

(23)

23

TABEL PERAN KELOMPOK 5

“PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN”

NO NAMA NIM PERAN DALAM KELOMPOK 1. Khofidatur Rofiah 21010714008 1. Urgensi Pengawas

Pendidikan

2. Prinsip Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan 2. Dwenda Army S 21010714011 1. Kompetensi Pengawasan

Pendidikan kepada Guru 3. Putri Adellia 21010714012 1. Pengertian Pengawas

Pendidikan

2. Mengedit Keranga Konseptual

3. Mengedit Kajian Teori 4. Sari Dwi Mulyani 21010714013 Definisi dan Konsep Kompetensi

Pengawas Pendidikan

5. Tiara Agil S 21010714018 Standar Kompetensi Pengawas Pendidikan

6. Sofi Yulia 21010714026 Peran Pengawas dalam Manajemen Berbasis Sekolah

7. Dea Meriana Cristi 21010714034 Peran Pengawas Pendidikan dalam Menigkatkan Mutu Pendidikan 8. Dwi Oktavia 21010714051 1. Tugas & Tanggung Jawab

Pengawas Pendidikan dalam Mengawasi & Memberikan Bimbingan Kepada Guru &

Staff Sekolah

2. Peran Pengawas Pendidikan dalam Meningkatkan

Hubungan anatra Sekolah &

Masyarakat

(24)

KERANGKA KONSEPTUAL

“PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN”

PERAN DAN KOMPETENSI PENGAWAS PENDIDIKAN

Kompetensi Pengawas Pendidikan

Kompetensi Pengawasan Pendidikan kepada Guru

Standar Kompetensi

Pengawas Pendidikan

Definisi dan Konsep Kompetensi Pengawas Pendidikan

Peran Pengawas Pendidikan

Peran Pengawas

dalam Manajemen

Berbasis Sekolah

Peran Pengawas Pendidikan

dalam Meningkat

kan Hubungan

antara Sekolah

dan Masyarakat

Tugas dan Tanggung

Jawab Pengawas Pendidikan

dalam Mengawasi

dan Memberikan

Bimbingan Kepada Guru

dan Staff Sekolah

Peran Pengawas Pendidikan

dalam Meningkatk

an Mutu Pendidikan

Konsep Pengawas Pendidikan

Prinsip Pelaksanaan

Pengawas Pendidikan

Urgensi Pengawas Pendidikan

Pengertian Pengawas Pendidikan

(25)

25

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Kisi-Kisi USBN PKn SMP/MTs Tahun Pelajaran 2017/2018 | 1 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN

Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah jenjang menengah yang serupa dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan waktu pendidikannya biasanya ditempuh dalam waktu selama 3

(4) Buku teks pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), serta sekolah

(2) Buku teks pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs),

(5) Buku teks pelajaran Bahasa Indonesia sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini,

(5) Buku teks pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), serta sekolah

12 Tahun 2007 Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah/Madrasah Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan