• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peran kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN TERHADAP SISWA SMP N I SIBERUT SELATAN

KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

JURNAL

Oleh:

Lina Kristina 09070100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN TERHADAP SISWA SMP N I SIBERUT SELATAN

KEBUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Lina Kristina,Liza Husnita M.Pd2, Rinel Fitlayeni MA3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

This research was about the role of headmasters to improve the students’ discipline at SMP N 1 Siberut Selatan. The aim of this research was to: 1) reveal the factors triggering the students to break the rules applied at SMP N 1 Siberut Selatan, 2) figure out the role of headmaster to overcome the problem and improve the students’ discipline at SMP N 1 Siberut Selatan. To conduct this research, the structural functional theory developed by George Ritzer was applied. This was a descriptive research which used qualitative approach. The informants of the research were a headmaster, three teachers and seven students breaking the rules. The data was collected through observation, interview and documentation. The data gathered was analyzed descriptively by involving several steps including collecting the data, reducing the data, presenting the data and drawing conclusion. The result of the research showed that the factors triggering the students to break the rules were: 1) the students’ houses were far from school, 2) the lack of means of transportation, and 3) the students’ lack of awareness of the rules. In order to improve the students’ discipline, the headmaster: 1) motivated the teachers or the class teachers, 2) socialized the school rules to the students, and 3) gave punishment to the students breaking the rules. Based on these results, it was concluded that the factors triggering the students to break the rules were the distance between their house and school, transportation and their awareness.

Meanwhile, the roles of the headmaster to improve the students’ discipline were motivating the teachers, socializing the rules to the students, and giving punishment to those breaking the rules.

Keyword: Research, Discipline

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

PENDAHULUAN

Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan ditingkat sekolah.Kepala sekolah penanggung jawab atas terlaksananya proses pendidikan disekolah dalam mencapai tujuanya. Kepala sekolah adalah pemimpin yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah (Wahjosumidjo 1995:

366).Kepala sekolah harus dapat mendayagunakan semua sumber untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2003 yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Tanggung jawab formal kepala sekolah dalam hal ini juga yaitu mengadakan pengendalian kehadiran para siswa, kebebasan mengemukakan pendapat, menghormati proses hak-hak seluruh siswa secara tepat dan penerapan disiplin..Artinya Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa.Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat penting dalam

kegiatan belajar yang nyaman dan kondusif. Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan kelas akan menjadi kurang kondusif dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran siswa. (Wahjosumidjo 1995:241)

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah :

1. Untuk mendeskripsikan penyebab siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan yang ada di SMP N I Siberut Selatan

2. Untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam mengatasi pelanggaran kedisiplinan terhadap siswa SMP N I Siberut Selatan

TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsional Struktural yang di kembangkan oleh Parsons .Fungsional Struktural adalah struktur–struktur sosial atau lembaga- lembaga masyarakat berskla besar, antar hubungan, dan yang memaksa kepada para aktor dan berfokus pada fungsi-fungsi sosial dari pada motif- motif individual.Ada beberapa perbedaan di dalam karya awalnya dan karyanya kemudian. Dalam hal ini Parsons membahas fungsional struktur dengan empat inperatif fungsional untuk semua sistem ―tindakan‖, skema AGIL-nya yang terkenal. Fungsi adalah kompleks kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan-kebutuhan sistem itu.Parsons percaya bahwa ada empat

(4)

imperatif fungsional yang perlu bagi semua system, adaptation (adaptasi) (A), goul attainment (pencapaian tujuan) (G), integration (integrasi) (I), dan latancy (latensi) (L).Secara bersama-sama, keempat emperatif fungsional itu dikenal sebagai skema AGIL.

1. Adaptasi (adaptation) (A)

Suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat stuasional eksternal.Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu kurangnya kedisiplinan siswa, maka dengan teori yang diarapkan siswa mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekolah dan mampu untuk mematuhi aturan-aturan yang ada disekolah.

Kurannya kedisiplinan siswa disebabkan karana sebagian siswa belum mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekolahnya sehingga siswa belum mampu untuk mematuhi aturan-aturan yang ada disekolah.

2. Pencapaian tujuan(goul attainment)(G)

Suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.Permasalah yang diteliti yaitu masih kurangnya kedisiplinan siswa terhadap aturan yang berlaku disekolah.Dalam suatu lembaga pendidikan memiliki suatu tujuan.apabila seorang siswa belum mampu untuk mematuhi aturan yang berlaku disekolah maka proses bebajar tergangu, sehingga tujuan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.

1. Integrasi (integration)(I)

Suatu sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian dari

komponennya. Ia juga harus mengola hubungan diantara emperatif fungsional lainnya (A,G,L). Dalam suatu lembaga pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu untuk menjalin hubungan dengan baik bersama anggota/bawahanya.Dalam hal ini kepala sekolah sudah berusaha untuk memperhatikan bawahanya/staf dan siswanya. Namun sampai saat ini seorang siswa belum mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan dan tata tertib sekolah sehingga samapai saat ini masih banyaknya siswa yang terlambat masuk jam pelajaran.

2. Latensi (Pemeliharaan pola) (L) Suatu system harus menyediakan, memelihara, dan memperbaharuhi baik motivasi individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan menopang individu itu.

Mitfa Thoha (1995:40) mengemukakan bahwa peranan adalah istilah pinjaman dari panggung teater untuk mencoba menjelaskan apa saja yang biasanya dimainkan oleh seorang aktor. Konsep peranan berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam kedudukan (posisi) tertentu, ia menggambarkan perilaku yang diharapkan dari padanya, jika ia menduduki jabatan baik dalam sistem masyarakat, maupun dalam sistem organisasi. Penelitian yang relevan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Adapun studi yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti penelitian yang dilakukan oleh :

Fifi Andri Yulia (2012) yang judul‖ Peran Kepala Sekolah dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran

(5)

pada IPS di SMPN Kec. Koto Baru Kabupaten Dharmasraya‖.Tujuan penelitian adalah Mengungkapkan Pelaksanaan Supervisi yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Guru IPS SMP N Kecamatan Koto Baru.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran atau perangkat pembelajaran mulai dari pembuatan program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Sebelum guru IPS disupervisi guru hanya melihat atau meniru perangkat pembelajaran kepada guru IPS di sekolah lain dan juga melihat dari internet, jadi dengan adanya supervisi guru telah termotivasi dalam melaksanakan tugas guru dan tanggung jawabnya dengan baik.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2010: 60).

Sedangkan tipe penelitian ini adalah deskriptif merupakan untuk menggambar secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulankan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian yang akan terjadi dan melaporkan keadaan objek

atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Teknik pengumpulan Informan adalah orang yang memberikan informasi situasi dan kondisi dalam penelitian.Informasi dalam penelitian ini diambil dengan secara purposive sampling (penunjukan) yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2010: 33).

HASIL PENELITIAN

A.Faktor penyebab siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di SMP N I Siberut Selatan

Faktor yang menjadi penyebab siswa melakukan pelanggaran adalah, jauhnya jarak rumah siswa dengan sekolah.Jauhnya jarak rumah siswa menjadi faktor yang membuat siswa sering terlambat masuk sekolah, dan dengan jauhnya jarak rumah siswa menjadi alasan bagi siswa untuk selalu datang kesekolah dengan tidak tepat waktu.Kemudian kurangnya transportasi juga menjadi salah satu penyebab siswa sering terlambat, karna mayoritas siswa yang sekolah di SMP N I Siberut Selatan bertempat tinggal jauh dari sekolah. Jika ditempuh dengan jalan kaki dapat mencapai sekitar 2—3 km atau satu jam untuk menuju sekolah. Kurangnya kesadaraan siswa dalam mentaati aturan yang berlaku disekolah SMP N I Siberut selatan

1. Jauhnya jarak rumah siswa dengan sekolah

Jahunya jarak rumah siswa dengan sekolah merupakan salah satu

(6)

penyebab siswa sering terlambat.

Rata-rata siswa yang sekolah di SMP N I Siberut Selatan merupakan siswa yang bertempat tinggal jauh dari sekolah, jarak rumah siswa dengan sekolah dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama satu jam lebih atau dapat ditempuh sejauh 2-3 km.

Hal ini menyebabkan siswa sering terlambat masuk jam pelajaran, sebagian siswa sudah memiliki kendaraan pribadi sehingga siswa mampu mentaati peraturan sekolah namun hal tersebut belum tentu dapat diperbolehkan oleh orang tuanya, namun sebagian siswa tidak memiliki kendaraan hal ini lah yang menyebabkan siswa sering terlambat masuk jam pelajaran.

Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa salah satu penyebab siswa melakukan pelanggaran atau terlambat masuk jam pelajaran karna jarak rumah siswa jauh dari sekolah. Jarak rumah siswa dengan sekolah dapat ditempuh sekitar 2-3 km, siswa harus bisa mengatur waktu sendiri untuk menuju sekolah.

Siswa yang sekolah di SMP N I Siberut Selatan rata-rata berasal dari daerah-daerah dan tinggal dipusat kota tanpa didampingi oleh orang tua.

Jauhnya jarak rumah siswa menjadi alasan bagi siswa untuk melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di sekolah seperti terlambat masuk pada jam pelajaran. Apabila siswa mampu untuk mengatur waktu, maka siswa tersebut tidak akan terlambat. Seharusnya siswa berangkat dari rumah pukul 07.00 Wib pagi sampai di sekolah sekitar pukul 08.00 Wib, sementara pada hari senin bel berbunyi pukul 07.15 Wib karna akan diadakan upacara bendera dan hari

selasa sampai hari sabtu masuk pukul 07.30 Wib.

2. Kurangnya Alat Transportasi Transportasi merupakan pemindahan dari tempat satu dengan ketempat yang lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Salah satu penyebab terjadinya pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di SMP N I Siberut Selatan oleh siswa yaitu kurangnya transportasi.

Pada umumnya siswa SMP N I Siberut Selatan belum memiliki kendaraan yang membantu mereka untuk menuju sekolah.Meskipun sebagian kecil siswa-siswi sudah memiliki kendaraan pribadi.Namun sebagian besar siswa masih belum memiliki kendaraan pribadi.Bahkan kendaraan umum di Muara Siberut belum ada sampai saat ini, sehingga siswa sulit untuk mencapai sekolah dengan tepat waktu.

3. Kurangnya kesadaran siswa Disiplin merupakan suatu sikap yang harus ditanam dalam diri seorang siswa, dengan berlaku disiplin berarti siswa tersebut bertanggung jawab terhadap diri dan perbuatan yang dilakukan.Prinsip ini mengharuskan setiap warga sekolah untuk selalu taat asas, patuh dan konsisten terhadap aturan yang dibuat dan disepakati bersama.Artinya kedisiplinan yang dilakukan tersebut merupakan perwujudan dari sikap dan tindakan kukuh pada hukum dan menghargai

(7)

waktu, karena terdorong oleh semangat berani berbuat. Kurangnya kesadaran siswa dalam mematuhi aturan disekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Jika dilihat dari kesadaran siswa dalam mematuhi aturan disekolah, masih banyak yang belum disiplin.

Kurangnya kesadaran siswa dalam mematuhi aturan yang berlaku disekolah dapat menghambat proses belajar. Terjadinya pelanggaran disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa untuk mematuhi aturan yang berlaku disekolah.Siswa sering terlambat datang kesekolah karna siswa tersebut memang sengaja datang terlambat siswa menganggap aturan yang ada disekolah itu dianggap biasa aja.Sehingga siswa selalu mengabaikan aturan di sekolah terutama bagi siswa yang laki-laki.

B. Peran kepala sekolah dalam mengatasi pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di SMP N I Siberut Selatan

Dalam hal ini kepala sekolah sangat dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi pelanggaran yang terjadi disekolah.Peran kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dibidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan . Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus diperhatikan tentang apa yang terjadi pada peserta didik disekolah.

Dari penelitian yang dilakukan dilapangan ada beberapa hal yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi terjadinya pelanggaran yang

terjadi disekolah.Diantaranya kepala sekolah motivasi kepada guru-guru atau wali kelas, melakukan sosialisasi siswa tentang betapa pentingnya menerapkan kedisiplinan dalam diri.Dan memberikan ganjaran kepada siswa yang berbentuk mendidik.

1. Memberikan Motivasi Kepada Guru-Guru atau Wali Kelas

Menurut Nursyamsi (2003:99) bahwa motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang dibangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingka laku menuju satu sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh individu, dengan kata lain motivasi mengacu kepada faktor yang menggerakan dan mengarahkan prilaku. Sedangkan menurut Alex Sobur (2003:268) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu alas an atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melalui tindakan atau bersikap tertentu. Dalam proses belajar sangat diperlukan sehingga seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Salah satu peran yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu memberikan motivasi kepada guru- guru, membimbing karakter guru- guru, dengan begitu guru-guru akan termotivasi dalam mengarahkan siswa- siswinya.

2. Memberikan sosialisasi kepada siswa

Sosialisasi merupakan suatu proses yang diikuti secara aktif oleh

(8)

pihak yang mensosialisasikan dan yang disosialisasikan. Pihak yang melaksanakan sosialisasi harus meluangkan waktu serta memiliki komitmen untuk melakukan transfer nilai dan norma, sedangkan pihak yang disosialisasikan juga mesti terbuka, menerima dan bersedia menyesuaikan prilakunya dengan nilai dan norma tersebut. Tanpa peran aktif keduanya, proses sosialisasi tidak akan berlangsung dengan baik.

Peran lain yang dilakukan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu memberikan sosialisasi kepada siswa dalam bentuk arahan yang dilakukan saat siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah SMP N I Siberut Selatan. Adapun isi sosialisasi yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dan lebih disiplin terhadap peraturan sekolah. Dengan memberikan sosialisasi kepala sekolah berharap supaya siswa dapat memahami dan dapat menjalankan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah, dan bukan hanya di sekolah tapi dimana dia berada karna ketika siswa mampu menjalankan aturan dengan disiplin maka akan membawa dampak positif bagi siswa tersebut.

3. Memberikan sanksi kepada siswa Setiap sekolah memiliki aturan yang diperlakukan untuk siswa guna untuk mendidik dan mendisiplinkan siswa-siswinya.Sanksi merupakan salah satu bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar aturan-aturan yang diterapkan disekolah.Tujuan dari sanksi tersebut merupakan hukuman

yang diberikan guna untuk mendisiplinkan siswa-siswi.

Adapun sanksi yang diberikan kepala sekolah yaitu membersihkan lingkungan sekolah, menghormati bendera dan lain-lain.Bentuk sanksi yang diberikan kepala sekolah yaitu sanksi-sanksi yang berbentuk mendidik.Karna tujuan dari sanksi yang diberikan kepala sekolah atau pihak sekolah tersebut yaitu supaya siswa tidak lagi mengulangi perbuatanya yang tidak sesuai dengan aturan sekolah.Dengan memberikan sanksi kepala sekolah berharap supaya siswa mampu untuk mengikuti aturan dan tata tertib sekolah.

KESIMPULAN

1. Faktor Penyebab siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di SMP N I Siberut Selatan Beberapa hal yang dapat meyebabkan siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku disekolah di antaranya yaitu kurangnya kesadaran siswa terhadap disiplin itu sendiri, (1) Jarak rumah siswa jauh dengan sekolah. Jarak rumah siswa dengan sekolah dapat menjadi penyebab siswa terlambat masuk jam pelajaran, karena mayoritas siswa tinggal jauh dengan sekolah sehingga siswa harus mampu untuk menempuh perjalanan sejauh 2-3 km untuk menuju sekolah,(2) Kurangnya alat transportasi siswa. Kurangnya alat transportasi menjadi alasan bagi siswa untuk terlambat masuk jam pelajaran, siswa harus mampu untuk melewati jarak rumah dengan sekolah tanpa alat transportasi dan hanya berjalan kaki (3) dan Kurangnya kesadaran siswa.

Kurangnya kesadaran siswa dalam

(9)

mematuhi aturan sekolah merupakan penyebab utama siswa untuk terlambat. Jika siswa mampu untuk mematuhi dan mampu untuk menyesuaikan diri terhadap aturan sekolah maka siswa tidak akan melakukan pelanggaran yang berulang.

2. Peran kepala sekolah dalam mengatasi pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di SMP N I siberut Selatan

Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi pelanggaran terhadap pelanggaran yaitu (1) Wali kelas atau guru diefektifkan, artinya kepala sekolah memberikan motivasi dan mengefektifkan guru atau wali kelas masing-masing siswa, sehingga dengan bersama-sama dapat memperhatikan siswa yang belum mampu untuk mematuhi aturan yang berlaku disekolah, (2) Memberikan sosialisasi terhadap siswa tentang pentingnya disiplin. Dengan memberikan sosialisasi kepala sekolah berharap siswa mampu untuk mematuhi aturan sekolah dan lebih

disiplin lagi terhadap aturan yang berlaku, dan yang terakhir yaitu (3) memberikan sanksi terhadap siswa sesuai dengan aturan yang diberlakukan di sekolah.Dengan memberikan sanksi pihak sekolah berharap siswa tidak lagi mengulangi perbuatannya yang tidak sesuai dengan aturan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

George, Ritzer. 2012. Teori sosiologi.

Jakarta : Pustaka Pelajar.

Gunawan.2012. Pendidikan Karakter.

Bandung: Alfabeta

Mitfa, Thoha. Pengertian Dasar Peranan. Jakarta.

Wahjosumidjo. 1995. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Rineka Cipta.

Sumber Skripsi

Fifi Andri Yulia. 2012. Peran Kepala Sekolah dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran pada IPS di SMPN Kec. Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.Skripsi.

Padang. FIS. UNP

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh

Selain itu peran kepala sekolah ialah untuk menciptakan suasana yang baik dan harmonis kepala sekolah selalu membiasakan kepada seluruh warga sekolah

Kepala sekolah mampu menjalankan peran sebagai seorang manajer dengan indikator sebagai berikut:(1) mampu menyusun RAPBS; (2) mampu mengembangkan organisasi sekolah

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi di SMP Negeri 2 Lumbung Kabupaten Ciamis tentang Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Educator

Kedua kebetulan saya baru menjabat sebagai kepala sekolah selama dua tahun, dan sebelum menjabat sebagai kepala sekolah saya melihat beberapa permasalahan pelanggaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin di SMA Unggulan Harapan Ummat adalah: (a) memantau, kepala sekolah aktif memantau peserta didik, guru, sarana

Kepala Sekolah Menjadi Perencana Berdasarkan hasil penelitian dan didukung sang wawancara dengan kepala sekolah peran kepala sekolah menjadi perencana buat menaikkan kedisiplinan

Peran kepala sekolah sebagai EMASLIM dalam meningkatkan kualitas sekolah berdasarkan analisis video