• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN NILAI-NILAI ISLAM PROGRESIF

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN NILAI-NILAI ISLAM PROGRESIF "

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan kuesioner untuk agen sosialisasi, skala inisiatif pengembangan diri, skala nilai-nilai Islam yang maju dan skala religiusitas. Saat mengolah data, ditemukan bahwa keyakinan umum terhadap nilai-nilai Islam progresif mempengaruhi inisiatif pertumbuhan diri. Secara keseluruhan, tingkat keyakinan siswa terhadap nilai-nilai Islam progresif relatif rendah (M = 0,90, skor tertinggi = 2).

Kesimpulannya, sosialisasi berkelanjutan tentang nilai-nilai Islam yang berkemajuan masih diperlukan, terutama oleh dosen-dosen keislaman dari perguruan tinggi yang dari penelitian ini baru teridentifikasi kontribusi sebesar 10,09% (masih lebih rendah dari orang tua dan guru sekolah menengah). Keempat nilai Islam tersebut disebut oleh Amir sebagai “nilai-nilai Islam yang berkemajuan” (nilai-nilai Islam yang mendorong perubahan menuju kemajuan). Jika dikaitkan dengan misi Muhammadiyah yang berkemajuan, maka dapat dikatakan bahwa keyakinan masyarakat terhadap nilai-nilai Islam yang berkemajuan dapat memotivasi orang tersebut untuk menjadi pribadi yang berkemajuan.

Penelitian tentang hubungan antara nilai-nilai Islam yang berkemajuan dengan inisiatif pengembangan diri, sepanjang pengetahuan peneliti, belum pernah secara khusus dilakukan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Diantara keempat nilai Islam progresif tersebut, terdapat nilai-nilai tertentu yang lebih dominan dalam mendorong mahasiswa PTM untuk memperbaiki diri. Dari mana atau dari siapa mahasiswa PTM belajar atau memperoleh nilai-nilai Islam yang berkemajuan tersebut.

Mengidentifikasi nilai-nilai Islam progresif manakah yang paling kuat dalam mendorong inisiatif pengembangan diri bagi mahasiswa PTM.

TINJAUAN PUSTAKA

Riset Pertumbuhan Diri dan nilai-nilai dari Agama (State of the Art) Pentingnya mengembangkan diri bagi sestiap orang sudah tidak diragukan

Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana pendidikan Islam yang diperoleh cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan diri sebagaimana Muhammadiyah berupaya menciptakan sumber daya manusia yang berkemajuan. Semangat dan kemampuan untuk membuat kemajuan dalam penelitian ditinjau berdasarkan konsep inisiatif pertumbuhan diri yang dikembangkan oleh Robitschek (1998). Sedangkan nilai-nilai keislaman dikaji melalui nilai-nilai Islam progresif yang dikembangkan oleh penulis (Amir, 2017) dari ayat-ayat Alquran dan juga dari perspektif religiusitas.

Robitschek menyatakan bahwa inisiatif pertumbuhan diri (IPD) adalah kemampuan seseorang untuk mencari peluang untuk tumbuh (tumbuh) sebagai pribadi dan melibatkan diri secara sengaja dalam proses perubahan diri (Robitschek, et.al, 2012). Dalam hal ini, pengembangan diri sengaja dibangun oleh individu untuk mencapai tujuan perubahan diri yang telah mereka tetapkan. Perubahan diri yang disengaja (intentional self-change) Pertumbuhan diri tidak terjadi secara kebetulan, melainkan dilakukan dengan sengaja, yang ditandai dengan suatu tujuan, yaitu tercapainya perubahan pada suatu tujuan tertentu, menurut yang dipilih.

Orientasi individu terhadap perubahan dan pertumbuhan diri ini dapat berlaku pada semua bidang kehidupan, karena menurut Robitschek, proses pertumbuhan diri sama untuk semua bidang kehidupan. Dalam proses pertumbuhan diri, langkah-langkah yang dilalui seseorang adalah: mempersiapkan perubahan (readiness for change), menetapkan tujuan perubahan dan merencanakan cara mencapainya (planning), menggunakan berbagai sumber sebagai referensi (using resources), dan memperkenalkan perubahan terencana (perilaku yang disengaja) (Robitschek et al., 2012). Nilai-nilai Islam progresif yang dimaksud adalah ajaran Islam yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk maju dan melakukan perubahan guna memperbaiki kehidupannya.

Keempat nilai keislaman tersebut bersumber dari ayat-ayat Alquran yang dianggap relevan untuk mendorong inisiatif pertumbuhan diri (Amir, 2017). Seorang muslim yang beragama idealnya memiliki dan meyakini nilai-nilai Islam yang berkemajuan yang dapat mendorongnya untuk berinisiatif menjadikan dirinya lebih maju. Kemandirian juga harus selalu dikembangkan melalui pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber yang diberikan Tuhan.

Agama (sebagai institusi) yang menjadi landasan religiusitas, menawarkan cara-cara tertentu dalam proses penelitian ini, baik berupa kegiatan ritual maupun kegiatan keagamaan lainnya. Ketuhanan harus diwujudkan dalam amalan atau perilaku nyata dan dilakukan dengan niat ketaatan, ketundukan, penuh ketaqwaan, yang disebut perilaku ibadah. Amalan keagamaan inilah yang dilakukan dengan tujuan ketaatan, ketundukan dan ketakwaan kepada Allah semata, yang akan mempengaruhi bentuk pengalaman pribadi yang sangat berarti bagi individu, berupa perasaan bahagia, tenteram, rasa kedekatan. kepada Tuhan dan merasa terlindungi (Razak et al., 2011).

Sosialisasi Nilai

Religiusitas meliputi dimensi perasaan (pengalaman pribadi), pemikiran (keyakinan), dan perilaku yang bersumber dari pencarian Tuhan Yang Maha Suci. Keyakinan (aqidah), amalan (ibadah) dan pengalaman keagamaan adalah tiga konsep penting keagamaan yang dihubungkan dalam satu kesatuan. Terkait dengan sosialisasi nilai-nilai yang terpancar dari Islam di PTM, dengan adanya dakwah Islam yang berkemajuan yang dicanangkan oleh Muhammadiyah diharapkan para dosen di PTM khususnya dosen pengampu mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan menjadi agen utama sosialisasi. dalam mempelajari nilai-nilai yang terkait dengan kemajuan ini.

Kerangka Berpikir

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan atau penelitian tahap ketiga dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan (Amir, 2017). Dari proses identifikasi tersebut, diperoleh empat nilai (yang disebutnya nilai-nilai Islam Progresif) yang relevan dengan konsep inisiatif pertumbuhan diri Robitschek. Pada tahap II dilakukan penelitian lapangan terhadap mahasiswa dari Unand dan UI, serta beberapa mahasiswa UHAMKA untuk melihat pengaruh nilai-nilai Islami yang berkemajuan tersebut terhadap inisiatif pertumbuhan diri.

Tahapan ini juga memasukkan variabel religiusitas untuk melihat pengaruhnya terhadap inisiatif pertumbuhan diri dan nilai-nilai Islam yang berkemajuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas dan nilai-nilai Islam yang berkemajuan terbukti berperan dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk memajukan dirinya. Penelitian ini merupakan tahap III yaitu melakukan penelitian khusus terhadap mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia Barat, Tengah dan Timur.

Fase ini juga akan sekaligus mengkaji sumber daya agen untuk mengasosiasikan nilai-nilai progresif tersebut dengan mahasiswa PTM. Hal ini bertujuan untuk mengungkap sejauh mana peran pendidikan AIK dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam yang berkemajuan yang menumbuhkan semangat kemajuan pada diri siswa. Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi kepada perguruan tinggi di bawah Muhammadiyah dan Aisyiyah mengenai nilai-nilai penting yang harus ditanamkan kepada mahasiswa agar menjadi pribadi yang maju.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan Penelitian
  • Alur Penelitian
  • Subyek Penelitian
  • Alat Ukur
    • Sosialisasi Nilai Islam Progresif
  • Hasil Penelitian
    • Pengaruh Nilai Islam Progresif terhadap Inisiatif Pertumbuhan Diri
    • Pengaruh Masing-masing Nilai Islam Progresif terhadap Inisiatif Pertumbuhan Diri
    • Hubungan Religiusitas dan Nilai Islam Progresif
    • Sosialisasi nilai Islam progesif
  • Pembahasan

Nilai-nilai Islam yang berkemajuan adalah nilai-nilai yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an yang mendorong kemajuan dan pertumbuhan diri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai-nilai Islami yang berkemajuan terhadap inisiatif pengembangan diri mahasiswa PTM. Dalam hal ini ingin melihat sejauh mana pengaruh nilai-nilai Islam yang berkemajuan tersebut terhadap kemampuan untuk maju dan berkembang, dalam hal ini kemampuan untuk berkembang dilihat dari konstruk inisiatif pertumbuhan diri.

Diantara keempat nilai Islam progresif tersebut, apakah ada nilai yang lebih dominan dalam mendorong inisiatif pertumbuhan diri? Akan dianalisis pula sejauh mana kontribusi agama dalam mendorong atau memotivasi keyakinan terhadap nilai-nilai Islam yang berkemajuan, serta mendorong penguatan inisiatif pertumbuhan diri. Hasil analisis data penelitian dari 285 mahasiswa PTM terungkap bahwa nilai-nilai Islam progresif berpengaruh terhadap inisiatif pertumbuhan diri (r = 0,254; r2 = 0,064; p < 0,01) dengan kontribusi sebesar 6,4%.

Analisis bagian ini menjawab pertanyaan penelitian nomor 2 yang mengacu pada nilai-nilai Islam progresif mana yang paling besar pengaruhnya terhadap inisiatif pengembangan diri mahasiswa PTM. Dari rentang skor 0 hingga 2, skor rata-rata keseluruhan untuk empat nilai Islam progresif adalah 0,90. Mengingat nilai-nilai Islam yang berkemajuan merupakan nilai-nilai yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an, maka diharapkan religiusitas seseorang akan mendorong keyakinannya terhadap nilai-nilai Islam yang berkemajuan tersebut.

Sosialisasi nilai-nilai Islam yang berkemajuan dalam penelitian ini berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa PTM tentang sumber nilai-nilai yang dimaksud yaitu bahwa keempat nilai tersebut bersumber dari ajaran Islam. Selanjutnya, sosialisasi nilai-nilai Islam berkemajuan juga melibatkan agen-agen yang berperan dalam mengajarkan nilai-nilai tersebut. Berikut hasil agen sosialisasi yang berperan dalam memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan pada mahasiswa PTM.

Bila dirunut dari sisi profil atau gambaran nilai Islami progresif siswa ini, dapat diketahui bahwa “keyakinan pada kemampuan diri sendiri” merupakan nilai yang memiliki peringkat tertinggi. Sementara itu, nilai Islam progresif “berpikir logis” paling sedikit digunakan sebagai pedoman, tetapi “berpikir logis” menunjukkan korelasi yang signifikan dengan inisiatif pertumbuhan diri. Terkait dengan hubungan antara religiusitas dan nilai-nilai Islam yang berkemajuan dengan inisiatif pertumbuhan diri, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan.

Artinya, religiusitas lebih berperan dalam mendorong inisiatif pertumbuhan diri ketimbang mendorong penguatan iman pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan. Tingkat inisiatif pertumbuhan diri ini hanya sedikit dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam progresif, terutama pemikiran logis dan perbaikan diri yang aktif.

Tabel 3.1. Subyek Penelitian berdasarkan jenis kelamin dan semester
Tabel 3.1. Subyek Penelitian berdasarkan jenis kelamin dan semester

DAFTAR PUSTAKA

Religiosity/spirituality and prosocial behavior among Chinese Christian adolescents: the mediating role of values ​​and gratitude. The influence of personal growth initiatives and coping styles on career exploration and occupational identity.

Gambar

Tabel 3.1. Subyek Penelitian berdasarkan jenis kelamin dan semester
Tabel 4.1. Gambaran nilai Islam progresif
Tabel 4.2. Pengetahuan  tentang nilai Islam progresif bersumber dari  ajaran  Islam
Tabel 4.3. Agen Sosialisasi Nilai Islam Progresif

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan tradisi punggahan ramadhan di Desa Batu Meranti, mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam