• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran orang tua dalam mengontrol pengaruh musik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran orang tua dalam mengontrol pengaruh musik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

0

PERAN ORANG TUA DALAM MENGONTROL PENGARUH MUSIK POP KONTEN DEWASA TERHADAP PERILAKU ANAK DI

JORONG TAMPANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Oleh :

PUTRI RAHMADANI 09070186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

1

PERAN ORANG TUA DALAM MENGONTROL PENGARUH MUSIK POP KONTEN DEWASA TERHADAP PERILAKU ANAK

DI JORONG TAMPANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

Putri Rahmadani1, Firdaus2, Erningsih3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Putri Rahmadani (NIM: 09070186), Peran Orang Tua Dalam Mengontrol Pengaruh Musik Pop Konten Dewasa Terhadap Perilaku Anak di Jorong Tampang, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2014

Peran orang tua dalam mengontrol pengaruh musik pop konten dewasa terhadap anak merupakan hal yang perlu dilakukan, karena dapat dilihat konten hiburan musik zaman sekarang tidak lepas dari bertemakan tentang percintaan, perselingkuhan, keputusasaan yang kurang mendidik bagi anak-anak, berupa lirik, video maupun dari gaya berpakaian yang mempengaruhi pada perilaku anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak dan mendeskripsikan peran orang tua dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak di Jorong Tampang, Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di Jorong Tampang, Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman. Informan dalam penelitian ini meliputi orang tua berjumlah 12 orang dan anak-anak jumlah 8 orang melalui metode studi dokumen berupa foto dan data statistik Kantor Wali Nagari Tarung-Tarung, observasi dan wawancara. Dari data yang terkumpul dianalisis dengan model interaktif Miles dan Hurberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Musik pop konten dewasa yang bertemakan percintaan baik dari segi lirik, video, dan pakaian mempengaruhi pada perilaku, cara berpakaian, dan cara berkomunikasi anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Sehingga diperlukannya peran orang tua dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa terhadap anak untuk lebih selektif dalam memilih konten yang dilihat maupun didengar oleh anak yang sesuai agar mereka berperilaku sesuai dengan usianya.

.Kata Kunci : Peran, Musik, Perilaku, dan anak

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

2

PERAN ORANG TUA DALAM MENGONTROL PENGARUH MUSIK POP KONTEN DEWASA TERHADAP PERILAKU ANAK

DI JORONG TAMPANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

Putri Rahmadani1, Firdaus2, Erningsih3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Putri Rahmadani ( NIM : 09,070,186 ), The Role of Parents in Control the Effect of Pop Music Adult Content to Behavior of children in Jorong Tampang, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Thesis, Sociology of Education Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2014.

The role of parents in controlling the influence of pop music adult content to children is important to do, because we can see that content of contemporary music cannot be separated from the theme of love, romance, infidelity, despair that less educated for children, such as lyrics, videos and styles of dress that affect to behavior of children become precocious children. The aims of this study are to describe the influence of pop music adult content on children's behavior and describe the role of parents in controlling the influence of the use pop music adult content on children's behavior in Jorong Tampang, Nagari Tarung – Tarung, kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman. This study used a qualitative research approach with descriptive type. The location of this study in Jorong Tampang, Nagari Tarung- Tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman. The number of informants in this study include 12 parents and 8 children through document study methods such as photo and statistics of Wali Nagari tarung- tarung office, observation and interviews. From The collacted data analyzed with an interactive model of Miles and Hurberman are data collection , data reduction , data display and conclusion. The goals of the study showed that: pop music adult content –themed of love and romance in terms of lyric, videos, and styles of dressing influences to behavior , how to dress , and how the way of children comunication become precocious children. Thus, the role of parents is important in controlling the influence of the use pop music adult content to children to be more selective in choosing content were seen and heard by the children that appropriate with them, so their behavior appropriately with their age.

Key words : Role, music, behavior . and Child

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

3 PENDAHULUAN

Musik hampir selalu digunakan untuk bermacam-macam upacara, bahkan untuk merayakan atau memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan pribadi seseorang yang hampir selalu diisi dengan musik, yang merupakan warisan budaya dalam menggambarkan jalan kehidupan setiap orang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan masalah emosi, persahabatan, kebahagiaan, percintaan, dan rasa kebencian yang ditujukan pada seseorang maupun dirinya sendiri. Seperti setiap tanggal 17 Agustus 1945, semua siswa Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) secara bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya yang merupakan karya musik kebudayaan umat manusia di Indonesia (Sylado, 1983: 7).

Kiranya sejak tahun 1990-an saat itu acara musik yang berkembang cukup beragam. Dimana jenis musik pop konten dewasa dan anak-anak saling bersinergi satu sama lain, yakni Iwan Fals, Ebiet G.

Ade dan masih banyak musisi lainnya di jalur musik pop konten dewasa. Selain itu dalam berita Padang Ekspres mengatakan bahwa pada tahun 1990-an ini merupakan masa-masa keemasan bagi lagu anak-anak.

Karena lagu anak-anak masih diproduksi secara periodic (berkala yaitu pada waktu- waktu tertentu), seperti Dunia Anak, Tralala-trilili, Ci-Luk-Ba, Kring-Kring Olala, dan masih banyak lagi dimunculkan lagu-lagu anak yang cukup baik untuk anak-anak. Karena lagu-lagu yang mereka nyanyikan masih syarat akan tentang nila- nilai pendidikan dan suasana kegembiraan (Deva, 2013: 28).

Namun kondisi yang terjadi saat sekarang ini adalah tergesernya lagu anak- anak dengan lagu-lagu ciri khas konten dewasa. Hal ini sangat disayangkan, dilihat pada anak-anak zaman sekarang lebih senang pada lagu-lagu konten dewasa yang tidak sesuai dengan seusianya. Sebab anak- anak merupakan khalayak yang rentan (mudah terpengaruh). Selain itu anak-anak

bisa meimitasikan apa yang didengarnya dari orang lain dan meidentifikasi (menyamakan) yaitu berupa dorongan untuk menjadi sama yang cenderung sifatnya tidak sadar bagi anak (Gerungan, 1978: 62-71).

Berdasarkan observasi awal penelitian tanggal 20 September 2013 di daerah Jorong Tampang Kecamatan Rao

Kabupaten Pasaman. Yang

manakebanyakan anak-anak di Jorong Tampang ini mereka lebih tertarik menyanyikan lagu-lagu gaya masa kini (trend) seperti lagu Dilema, Love Is You yang dinyanyikan oleh Grilband Cherry Belle, Cari Jodoh yang dinyanyikan oleh Grupband Wali, dan masih banyak lainnya yang lebih cocok dinyanyikan oleh orang dewasa, namun kenyataannya yang dilihat pada masyarakat Jorong Tampang tidak demikian, bahkan anak-anak mulai dari Tanam Kanak-kanak (TK) sampai anak- anak Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP), mereka tahu dan hafal dalam menyanyikan lagu tersebut sehingga menyebabkan perilaku anak-anak di daerah tersebut menjadi cepat dewasa.

Oleh sebab itu keluarga atau orang tua merupakan lembaga pertama dan utama yang memberikan pendidikan kepada anak-anaknya baik secara lahir maupun batin yaitu pada masa awal sosialisasi bagaimana seorang anak itu tumbuh dan berkembang sebagai makhluk sosial (Karsidi, 2005: 49-50). Dan berfungsi tidak hanya terbatas pada penerus keturunan dan kebutuhan materi saja, tetapi berperan sebagai pengawas, mendidik, melindungi dan mengontrol pa yang didengar dan dilihat oleh anak- anaknya.

Fokus penelitian ini ialah Bagaimana kontrol orang tua pada anak dalam dari pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa di Jorong Tampang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman?

Sedangkan Tujuan Penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan pengaruh musik pop konten dewasa terhadap

(5)

4 perilaku anak daan mendeskripsikan peran orang tua dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak di Jorong Tampang Kecamatan Rao kabupaten Pasama.

Adapun teori yang digunakn ialah teori stuktural fungsional yang dikemukakan oleh Talcot Parson yang meliharaan keteraturan didalam sistem sosial dengan proses sosialisasi dan kontrol sosial yang merupakan mekanisme utama yang memungkinkan sistem sosial mempertahankan keseimbangannya, yaitu bagaimana cara sistem mengontrolnya (Ritzer & Goodman, 2003: 124-127).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Sedangakan tipe penelitian ini merupakan deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) dalam buku Basrowi dan Suwandi mendefenisikan mentodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata- kata lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2012: 1).

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis data dalam melakukan penelitian yaitu ata primer adalah data yang didapatkan langsung atau diperoleh langsung dari objek penelitian baik melalui informan yang didapat dari observasi dan wawancara (Sugiyono, 2012: 62). Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara dari orang tua yang mempunyai anak yang suka menyanyikan musik pop konten dewasa dan anak-anak yang suka menyanyikan musik pop konten dewasa yang bertema cinta sebagai informan.

Dan data SekunderData sekunder adalah data pendukung dari data primer yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi dan relevan dengan penelitian (Sugiyono, 2012: 62). Adapun data sekunder yaitu berupa data-data statistik yang didapat dari Kantor Wali Nagari

Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman yang sesuai dengan data penelitian. Serta berupa foto beberapa anak-anak yang meniru beberapa aktris musik pop konten dewasa bertema cinta.

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam melakukan analisis data dan mengelolah data, maka digunakan beberapa metode dan alat pengumpulan data yaitu observasi nonpartisipasi wawancara mendalam, dan studi dekumen berupa foto dan data-data yang diperoleh dari Kantor Wali Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman karena ini merupakan tujuan utama penelitian untuk mendapatkan data.

Informan penelitian dalam penelitian kualitatif ini berkaitan dengan langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperoleh, karena ini merupakan hal yang paling penting dalam menentukan dan mendapatkan informasi penelitian (Bungin, 2007: 107). Didalam menentukan dan menemukan informan penelitian kualitatif informan yang digunakan ialah, dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan keriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian dengan kata lain besarnya key person yang digunakan sebagai informan sesuai dengan struktur sosial saat pengumpulan data dilakukan (Bungin, 2007: 107-108). Adapun informan penelitian ini berjumlah 20 orang diantaranya orang tua berjumlah 12 orang dan anak-anak dari umur 6-12 tahun berjumlah 8 orang.

Data yang diperoleh dari lapangan tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak dilanjutkan dengan analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan sewaktu penelitian berlangsung dengan maksud, apabila ada data yang kurang agar dilengkapi dan untuk memahami data-data yang terungkap untuk dapat diverifikasikan (Basrowi &

Suwandi, 2008: 192-194). Yang dimaksud yaitu masing-masing orang tua anak menjadi garda (melindungi) terdepan

(6)

5 dalam mengawasi anak agar lebih selektif dalam memilihkan musik yang sesuai dengan usia anak. Miles dan Huberman (1984) menggemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sehingga datanya sudah jenuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Musik Pop Konten Dewasa Terhadap Perilaku Anak

Bahwa melalui musik dapat melatih ingatannya dalam perkembangan kosa kata, dan melatih daya pendengarannya terhadap anak.

Terkadang mereka dapat mengekspresikan lagu-lagu dalam keadaan tertentu. Dan setiap lagu yang mereka nyanyikan pasti berhubungan dengan apa yang mereka rasakan, dilihat dan didengar yang akan mempengaruhi pada perilaku anak tersebut.

1. Membentuk Perilaku Anak

Musik ialah gambaran dari bentuk perilaku sosial manusia serta merupakan salah satu bahasa yang universal dimana otak manusia dapat berkembang dan merespon terhadap musik yang menyertakan emosi dalam wujud perilaku.

a. Perilaku Terhadap Teman Sebaya ketika pada saat mereka melakukan berbagai permainan dalam menyanyikan atau mendengarkan

musik yang bernuansa

perselingkuhan, maka perilaku dan emosinya pun berubah seakan-akan mereka merasa terbawa oleh peristiwa tersebut.

b. Perilaku Dengan Lawan Jenis Mengerti artinya pacaran atau rasa suka kepada lawan jenisnya dengan berperilaku centil dan suka bergaya atau mengungkapkan perasaanny melalui perantara misalnya Hp.

2. Cara Berpakaian

Dimana pakaian para aktri penyanyi musik pop konten dewaa yang kebanyakan memperilahtkan aurat serta bentuk lekukan tubuh yang terlihat seksi.

3. Dalam Berkumunikai

Seperti perkataanrasa suka pada lawan jenis, pelukan, ciuman, bahkan sampai pada perkataan ciuman bibirmu yang mana perkataan dari syair lirik musik tersebut kurang layak bagi anak-anak.

B. Peran Orang Tua dalam Mengontrol Pengaruh Penggunaan Musik Pop Konten Dewasa Terhadap Perilaku Anak

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik, mengarahkan dan mengontrol anaknya kepada hal yang semestinya menjadi dunia mereka. Apalagi sifat anak yang cenderung meniru apa yang dilihat dan didengarnya yang sebenarnya tidak sesuai dengan usianya seperti halnya dari pengaruh hiburan musik pop konten dewasa yang dapat dilihat dari segi lirik, pakaian, dan video yang kurang mendidik khusunya bagi anak-anak. Belum terlambat untuk membuat mereka bersikap sesuai umur mereka, biarkan mereka bermain dan berekspresi, namun tetap dengan adanya pengawasa, pembatas dari orang tua dalam mengontrol perilaku anak dari pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa, seperti:

1. Peran dalam Mengontrol Pembentukan Perilaku Anak

yaitu dengan cara memberikan nasehat, contoh atau gambaran. Sehingga mereka dapat belajar dalam menilai bahwa perilaku tersebut merupakan hal yang tidak baik dilakukan apalagi untuk anak- anak seusia mereka.

2. Peran dalam Mengontrol Cara Berpakaian

Yaitu dalam memilihkan baju yang sesuai dengan anaknya, baik dengan cara menasehati, membelikan baju yang sesuai dengan jiwa anak-anak mereka. Yang tidak hanya terlihat seksi tetapi sopan, indah dipandang dan tidak menimbulkan tindakan asusila karena pakaian merupakan cerminan seseorang dan juga sebagai pelindung. Jadi alangkah baiknya pakaian itu terlihat sopan, baik dan biasa- biasa saja agar tidak mengundang perbuatan yang tidak diinginkan.

(7)

6 3. Peran dalam Mengkontrol Cara

Berkomunikasi

Misalnya dengan kata-kata lembut maka anak akan lebih terbuka kepada orang tuanya maupun dengan kata-kata sedikit keras, namun dengan bijak agar anak-anak di Jorong Tampang tidak meniru perkataan apa yang disampaikan pada musik pop konten dewasa yang dimana kurang mendidik khususnya bagi anak-anak.

C. Pembahasan

Hal ini sesuai dengan analisis Talcott Parsons yaitu teori Fungsionalisme Struktutural yang dikenal dengan skema AGIL. Diantaranya adalah Adaptation (Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), Integration (Integrasi), dan (Keadaan Laten) Latency (Suhendi &

Wahyu, 2001: 105-106). Yang dapat dijelaskan berikut ini.

1.

Adaptation (Adaptasi) dimana anak mulai menyesuaikan diri pada tuntutan lingkungan, peran orang tua seperti menasehati dengan nada sedikit keras, dan memberi hukuman dengan ekspresi marah dalam menjelaskan mengenai musik pop konten dewasa bahwa itu tidak baik bagi perkembangan kepribadiannya sebab dapat dilihat kata-kata dari musik pop konten dewasa kurang mendidik sehingga diperlukannya penyesuai terhadap jiwa anak-anak yang dimana penuh masa bersenang-senang.

2.

Goal Attainment (Pencapaian Tujuan) ialah dengan adanya kontrol, hukuman serta arahan dan pembatas pada musik pop konten dewasa yang dilakukan oleh orang tua sehingga seorang anak bertindak dengan tujuan tertentu yang terarah, sehingga mereka berusaha untuk berperilaku dalam melakukan perbuatan yang menyebabkan orang tuanya merasa senang.

3.

Integration (Integrasi), dimana peran orang tua ialah mengatur antarhubungan orang tua dengan anak agar anak tidak mendengarkan dan melihat musik pop konten dewasa

dengan cara melalui pemberian nasehat, arahan, dan membatasi dalam penggunaan musik pop konten dewasa kepada anak agar anak tidak mendengarkan maupun melihat musik konten yang tidak sesuai dengan anak, sehingga anak berperilaku sebagaimana layaknya anak-anak.

4.

Latency (Keadaan Laten) dimana semua perbuatan serta perilaku anak banyak didasarkan atas respon atau tanggapan dari oarang lain (dari luar dirinya), dalam hal ini peran orang tua ialah dengan cara memelihara, memperbaiki baik itu dengan cara memotivasi anak bahwa musik pop konten dewasa yang menceritakan suatu percintaan, hubungan sepasang kekasih atau lawan jenis tersebut tidak baik untuk ditiru bagi anak-anak, karena secara tidak lngsung akan menyebabkan mereka memahami sesuatu hal yang belum sepatasnya bagi mereka nantinya.

Jadi dapat ditarik disimpulannya bahwa hiburan musik pop konten dewasa yang berkembang secara beragam yaitu melalui munculnya jenis musik pop konten dewasa yang bertemakan perselingkuhan, keputus asaan, percintaan, dan sebagainya yang sebagian besar disukai oleh kalangan anak-anak. Yang dimana fungsi ini tidak berjalan semestinya, maka hal ini yang harus didekatkan dengan masyarakat luas khususnya kepada orang tua yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai wadah awal tempat berlangsungnya sosialisasi anak (Soekanto, 2009: 1). Yang mana mempunyai peran penting dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten-konten dewasa dengan berbagai cara seperti membatasi, mengontrol, mendidik, menjelaskan, mengarahkan, pemberian contoh-contoh dari perilaku pengaruh dari musik pop konten dewasa dan sebagainya.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Jorong Tampang Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman tentang peran orang tua dalam mengontrol

(8)

7 perilaku anak dari pengaruh musik pop konten dewasa, dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan, menjelaskan, dan melihat pengaruh dari musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak dan peran orang tua dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa terhadap anak. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dapat dilihat pengaruh musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak dalam kehidupan masyarakat di Jorong Tampang karena:

1. Membentuk perilaku anak menjadi lebih cepat dewasa dengan berperilaku bukan sesuai dengan usianya tetapi mereka berperilaku layaknya orang dewasa yaitu berperilaku centil ketika melihat lawan jenis yang menarik bagi mereka, baik terhadap teman sebaya maupun lawan jenis.

2. Cara dalam berpakaian anak yang mana yang memperlihatkan bentuk tubuh serta dengan rok pendek yang terlihat seksi kurang sopan apabila ditiru oleh anak.

3. Dalam berkomunikasi yang mana kata- kata seperti pelukan, ciuman yang kurang cocok diucapkan oleh anak.

Sedangkan bagaimana peran orang tua dalam mengontrol pengaruh penggunaan musik pop konten dewasa terhadap perilaku anak dapat dilihat sebagai berikut:

1. Peran orang tua dalam mengontrol perilaku anak yaitu dengan cara menasehati serta dengan memberikan gambaran perilaku pengaruh dari musik pop konten dewasa bahwa perilaku itu tidak baik untuk ditiru.

2. Peran orang tua dalam mengontrol cara berpakaian yang baik serta sopan baik dengan cara memilih baju yang dipakai oleh anak.

3. Peran orang tua dalam mengontrol cara berkomunikasi yang sopan kepada orang lain maupun kepada orang tuanya sendiri.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas diusulkan beberapa saran yang dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat di Jorong Tampang, bahwa hiburan musik pop konten dewasa mempengaruhi pada perilaku anak-anak menjadi cepat dewasa sebelum waktunya apabila dikonsumsi secara berlebihan tanpa adanya kontrol atau pembatas dari orang tua anak yang menyukai musik pop konten dewasa di Jorong Tampang Nagari Tarung- Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman diantara lain:

1. Seharusnya masyarakat maupun pemuda-pemudi ikut berpartisipasi dalam mengarahkan dan menghidupkan permainan anak-anak seperti halnya permainan dansa dengan lagu potong bebek angsa.

2. Selain itu Melibatkan peran serta orang tua untuk mengawasi, membatasi, dan mengontrol konten yang dilihat dan didengar oleh anaknya.

3. Selanjutnya kepada mahasiswa/i dan peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melanjutkan penelitian ini. Apa yang penulis ungkapkan dalam tulisan ini hanya sebagian kecil dari realitas kehidupan masyarakat di Jorong Tampang Kecamatan Rao karena masih banyak masalah yang ada yang harus diteliti.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana Busroh, Hamzah, Jamalus. 1992. Musik II

(Untuk SPG Kelas I, II, III). Jakarta:

Offset N. V. “Masa Baru” Bandung Departemen Pendidikan Nasional. 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Jamalus. 1981. Musik 4. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Karsidi, Ravik. 2005. Sosiologi Pendidikan.

Surakarta: Kerjasama Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)

(9)

8

Referensi

Dokumen terkait

Peran orang tua dalam mendukung keberhasilan pembelajaran Al - Qur’anHadits adalahsuatu kemampuan orang tua dalam memberikan dukungan terhadap anak dalam

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning