PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Kendala apa yang dihadapi orang tua ketika mengajar anak-anak mereka untuk berdoa?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan paradigma sekaligus konsep bagi orang tua untuk memotivasi anaknya membiasakan diri beribadah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu membentuk anak dengan maksud mengamalkan ajaran agama khususnya shalat.
Ruang Lingkup Penelitian
Telaah Pustaka
Hasil penelitian ini adalah 1) kebiasaan sholat berjamaah dengan kategori rendah sebanyak 17 siswa atau 20%, sedangkan skor sedang sebanyak 51 siswa atau 61%, dan skor tinggi sebanyak 16 siswa atau 19%. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan sholat berjamaah siswa kelas IV MIN IV Sukoharjo berada pada kategori sedang.
Kerangka Teori
Dalam konsep Alquran dijelaskan bahwa orang tua adalah pemegang amanah yang pada akhirnya akan dimintai pertanggung jawaban. Orang tua harus mampu menciptakan lingkungan yang islami di rumah agar anak cenderung pada agama. Mengenalkan kebiasaan sholat pada anak, Muhammad Zein menjelaskan ada tiga cara yang mudah dilakukan orang tua, yaitu.
Melibatkan anak kecil dalam ibadah sangat penting, orang tua harus membiasakan anak sholat ketika waktu sholat tiba, anak tidak boleh bermain sembarangan, tetapi orang tua harus membimbing anaknya untuk mengikuti ibadah sholat. Agar anak mengikuti shalat orang tuanya adalah langkah-langkah yang harus dilakukan: ketika orang tua berwudhu, anak juga membasuh muka, tangan dan kakinya. Jika anak belum tidur, anak dapat digendong sambil berdoa, orang tua membacakan dengan keras agar anak dapat mendengarnya.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, orang tua dapat dengan mudah mengajarkan sholat dan wudhu karena anak sudah terbiasa dengan rutinitas sholat dan wudhu bersama orang tuanya sejak dini. Jadi pendidikan anak tidak hanya dengan teori saja, tetapi langsung anak dan orang tua mempraktekkan kegiatan ibadah. Setelah anak berusia tujuh tahun, orang tua wajib memerintahkan anaknya untuk shalat.
Namun, orang tua hendaknya memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan salat dan ibadah lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di MI Nurmadani NW Montong Sapah, khususnya mengenai peran orang tua dalam mengajarkan anak melaksanakan shalat fardhu. Namun, jika peneliti bayangan diperlukan, penulis akan menggunakan peneliti bayangan. Peneliti bayangan ini diperlukan untuk mencari data yang benar-benar terjamin keakuratannya karena ada kemungkinan subyektifitas sumber data yang mungkin karena kedekatan hubungan dan sebagainya dengan peneliti. Pemilihan sumber data ini berangkat dari pertimbangan bahwa data yang diharapkan dapat diperoleh sepenuhnya dari sumber-sumber tersebut, karena merekalah sumber data utama, yaitu berbagai data dan informasi tentang pelaksanaan manasik sholat yang dilakukan oleh anak penyandang disabilitas. panduan. dan pengawasan orang tua.
Dalam hal ini yang menjadi responden adalah siswa dan orang tua siswa MI Nurmadani NW Montong Sapah. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengumpulkan data tentang peran orang tua dalam membiasakan anak sholat, khususnya siswa MI Nurmadani NW Montong Sapah. Setelah data terkumpul, data diklasifikasikan dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, kemudian menyusun, menjelaskan dan menganalisis data, karena data yang terkumpul berupa data kualitatif maka analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Analisis data yang akan dilakukan dengan demikian mencakup dua model, yaitu model induktif dan model deduktif. Pengecekan keabsahan data atau dikenal dengan istilah kredibilitas data digunakan dalam penelitian ini untuk membuktikan kesesuaian antara pengamatan dengan kenyataan di lapangan, terlepas dari apakah data yang diperoleh sesuai dengan fakta di lapangan atau tidak.
Sistematika Pembahasan
Salah satu kewajiban yang menjadi tanggung jawab orang tua adalah menanamkan pada anak kebiasaan melaksanakan/melaksanakan ibadah sholat. Penjelasan siswa di atas menunjukkan bahwa orang tua sangat memperhatikan ibadah sholat anak. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa orang tua yang membiasakan diri melakukan salat dilakukan dengan benar-benar teratur dan disiplin.
Kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk membiasakan diri melakukan ibadah sholat. Langkah yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian orang tua dalam membiasakan anaknya shalat adalah memberikan pandangan (paradigma) kepada anak tentang pentingnya shalat. Kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk mengamalkan doa. Anak-anak untuk membiasakan diri melaksanakan shalat.
Faktor lain yang berpengaruh yang menjadi kendala bagi orang tua untuk menanamkan kebiasaan shalat pada anaknya adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman orang tua. Sebisa mungkin, orang tua menjadikan dirinya uswatun hasanah (teladan/teladan) bagi anaknya.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Upaya Orang Tua dalam Membiasakan Anak
Artinya shalat merupakan ibadah yang sangat urgen untuk disimak oleh seluruh umat Islam, yang harus diajarkan dan dibiasakan pada anak sejak kecil. Dari komentar orang tua kepada siswa di atas menunjukkan bahwa keberadaan orang tua dalam mengajarkan anak shalat merupakan kunci dalam menanamkan nilai-nilai ketakwaan pada anak agar anak menjadi pribadi yang islami yaitu pribadi yang intensif menjalankan nilai-nilai keislaman. , salah satunya adalah mendirikan shalat lima waktu. Bahkan tidak hanya di sekolah, kami bekerja sama dengan orang tua siswa untuk memantau salat siswa, karena kekhawatiran kami dengan berkembangnya media informasi ini adalah anak-anak lebih asyik bermain handphone, menonton Youtube dan sebagainya. pada , yang sangat mungkin membuat anak-anak lupa diri tentang kewajibannya untuk melakukan sholat, terutama akhir-akhir ini -siaran-.
Dalam hal ini kewajiban orang tua adalah mengajak anaknya untuk menonton, mengikuti bahkan bersama-sama melaksanakan sholat berjamaah, baik di rumah maupun di masjid, hal ini merupakan bentuk dakwah bil hal bagi orang tua kepada anaknya. anak, agar anak merasa dirinya terpanggil. Untuk menanamkan kebiasaan shalat yang rajin, dengan penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap anak, serta memberikan keceriaan bagi anak yang rajin shalat, orang tua melakukan pendekatan khusus, yaitu memberi. Ibadah sholat merupakan ibadah yang kompleks yang dilakukan oleh umat muslim, ibadah sholat tidak hanya menyehatkan tubuh karena gerakan yang dilakukan.
Anak-anak usia SD/Madrasah Ibtidaiyah harus memiliki pandangan tentang keutamaan salat, karena dengan memberikan pandangan melalui dongeng atau cerita dari kisah-kisah keteladanan, maka akan tergerak hati dan perasaannya menjadi semangat melaksanakan salat. bahkan akan selalu mengingat waktu-waktu sholat” 70. Dari komentar orang tua/wali siswa di atas, terlihat bahwa mereka sangat intensif dalam memberikan wawasan dan paradigma positif tentang pentingnya sholat dalam kehidupan sehari-hari.
Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Dengan demikian jelas bahwa keberadaan orang tua mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan sikap dan kebiasaan anak. Upaya orang tua untuk membiasakan anaknya shalat dilakukan melalui beberapa langkah, diantaranya orang tua menjadikan dirinya uswah atau panutan bagi anaknya. Orang tua yang mampu memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya akan menuai hasil dari kerja keras mereka.
Demikian pula, upaya orang tua untuk memotivasi anak-anak mereka untuk melakukan shalat menghadapi kendala. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, ditemukan beberapa hambatan, diantaranya berupa faktor kebiasaan yang kurang positif bagi sebagian orang tua. Paradigma berpikir orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap upaya pembentukan kepribadian anak, orang tua yang memiliki wawasan berpikir yang luas akan mempengaruhi cara berpikirnya.
Orang tua secara langsung maupun tidak langsung melakukan dakwah bil-hal, yaitu memberi contoh dalam sikap dan kebiasaan sehari-hari ketika melakukan ibadah sholat. Rendahnya pemahaman dan paradigma (cakrawala berpikir) orang tua merupakan kemampuan orang tua yang kurang optimal dalam menanamkan keyakinan atau cara berpikir kepada anaknya.
PEMBAHASAN
Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Selain itu kendala lainnya adalah kondisi lingkungan sekitar yang kurang memotivasi yaitu adanya lingkungan sosial dan kebiasaan masyarakat sekitar yang tidak mendukung pelaksanaan kegiatan keagamaan khususnya pelaksanaan ibadah sholat. Oleh karena itu, dituntut agar orang tua menumbuhkan wawasan berpikir dan memperkaya konsep kehidupan yang inovatif, positif dan dinamis, sehingga mampu mewarnai paradigma berpikir anak, yang dalam hal ini dapat memberikan wawasan bagaimana membiasakan diri. berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Berikan reward kepada anak yang rajin dan intensif dalam melaksanakan salat dan sebaliknya berikan peringatan atau hukuman ringan kepada anak yang malas dalam menyelenggarakan salat.
Berikan atau tanamkan pada anak paradigma berpikir yang baik dan positif agar motivasi tertanam dalam jiwa mereka untuk selalu beribadah. Faktor kebiasaan buruk orang tua yaitu orang tua tidak rajin memperhatikan diri sendiri untuk rajin melaksanakan ibadah sholat, sehingga anak terbiasa mengikuti kebiasaan orang tua tersebut. Keadaan lingkungan (lingkungan sosial) yang tidak mendukung merupakan faktor teman atau tetangga yang tidak memberikan pengaruh (motivasi) yang baik terhadap pembentukan kebiasaan anak dalam mengejar shalat.
Setiap muslim harus benar-benar memperhatikan ibadah sholat karena itu adalah ibadah fardhu 'ain yang tidak hanya dilakukan tetapi yang lebih penting harus ditetapkan / ditegakkan dengan aturan yang benar. Orang tua yang ingin anaknya menjadi generasi yang taat beribadah harus menyadari sepenuhnya bahwa keteladanan dan pendidikan keluarga merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengatasi masalah ini.
PENUTUP
Saran
RI, Al-Quran en zijn vertaling, Al-Quran Printing Complex Al-Quran, (Medina: Khadim Al Haramain asy Syarifain Raja Fahd, 1987). Zakiyah Daradjat, Spiritual Science of Religion, (Jakarta, Crescent Star, 2001) Az Zakiquddin, At-Tharghib Wa Tarhib, I, (Egypte: Mustafa Al Bab, 2013) Jalaluddin As Suyuti, Al Jami'ush Shagir, (Thk) An - Nunitsik (tt). Zakiyah Drajat, Spiritual Science of Religion, Jakarta, Crescent Star 1990, Cet XII, blz. 137 Mukti Ali, Factors of Islamic Broadcasting, (Yogyakarta, Nida Foundation, 2011).
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2010) Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, Pen Foundation.