• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika Pembahasan

Dalam dokumen PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK (Halaman 42-53)

BAB I PENDAHULUAN

H. Sistematika Pembahasan

4) Membicarakan atau mendiskusikan dengan teman sejawat

5) menganalisis kasus negatif yaitu kasus yang menjadi penunjang (bukan kasus inti yang diteliti) 6) Menggunakan bahan referensi

7) Mengadakan member check.47

Adapun teknik yang akan penulis gunakan dalam menjaga keabsahan data penelitian ini adalah teknik triangulasi, yaitu berusaha memadukan dan mencocokkan informasi dengan fakta yang ada secara berulang -ulang sehingga dapat terjamin keabsahan data dengan sesungguh - sungguhnya.

A. Gambaran Umu m Lokasi Penelitian

1. Sejarah Lahirnya Madrasah Ibtidaiyah Nurmadani NW MI Nurmadani NW merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Pondok pesantren Nurmadani Montong Sapah.

Berdirinya Madrasah Ibtida’iyah Nurmadani NW Montong Sapah berawal dari adanya keinginan dari masyarakat sekitar untuk mendirikan lembaga pendidika formal mengingat majelis ta’lim yang dirintis oleh TGH. L. Ibrahim M. Thayyib.

Majelis ta’lim ini mulai dirintis pada tahun 80-an. Melihat perkembangan lembaga pendidikan saat itu, pimpinan majelis ta’lim yang didukung secara penuh oleh masyarakat maka dibentuklah Yayasan yang diberi nama Yayasan Madrasah Ibtida’iyah Nurmadani NW yang terletak di Dusun Montong Sapah. Yayasan tersebut diresmikan pada tanggal 26 Juli 1983 dengan Nomor Piagam: 83.199/MTs/1983 sehhingga saat itu secara resmi Yayasan Nurmadani NW berdiri48.

Pada tahap selanjutnya pada tahun 2004, pengurus yayasan dibawah dukungan masyarakat setempat mer asakan

48 Selayang Pandang Ponpes Nurmadani N W, d ikut ip t a ngga l 20 Agu st us 2019

perlunya membentuk suatu lembaga pendidikan yang bisa mengakomudir kebutuhan masyarakat yang kental dengan nuansa Islam, maka dibentuklah MI Nurmadani NW untuk memenuhi hasrat para wali murid yang menginginkan anak -anak mereka sekolah secara formal di MI (Madrasah Ibtidaiyah), inspirasi inipun didukung oleh tokoh -tokoh masyarakat sekitar dan langsung disampaikan ke pimpinan yayasan melalui panitia pengajian, disamping itu juga adanya peluang yang diberikan oleh Departemen Agama pada saat itu kepada setiap yayasan untuk mendirikan lembaga pendidikan formal untuk menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun sesuai dengan yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

Dengan demikian maka tokoh masyarakat, wali murid, panitia pengajian segera mengajak ketua yaya san untuk bermusyawarah membentuk suatu lembaga formal yakni Madrasah Ibtidaiyah agar anak -anak mereka menguasai berbagai macam pengetahuan agama.

Ketua yayasan pun menerima dengan antusias, beliau kemudian mengajak beberapa tokoh yang akan mengurus lembaga tersebut.

Berdasarkan kesepakatan hasil musyawarah, maka pada tanggal 1 Juli 2004 secara resmi lembaga tersebut dibuka dan pada awalnya MI Nurmadani NW memiliki siswa/santri baru

sejumlah 42 orang. Selanjutnya empat belas bulan kemudian yakni tanggal 11 September 2005 dikeluarkannya ijin operasional lembaga tersebut oleh Departemen Agama yang langsung ditandatangani pada waktu itu oleh Kepala Kantor Departemen Agama dengan nomor piagam MI Nurmadani NW No. 70 Tahun 2005 dengan status Terdaftar49.

2. Letak Geografis MI Nurmadani NW

MI Nurmadani NW terletak di dusun Montong Sapah Montong Sapah Kecamatan Ganti Lombok Tengah. Dusun ini pada awalnya merupakan dusun biasa seperti dusun pada umumnya, namun keberadaan seorang ustadz yang saat ini menjadi kepala sekola h memberi nuansa baru dan merubah keberadaan dusun yang ampak biasa ini menjadi pusat ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu umum.

Sesungguhnya kondisi geografis lokasi MI Nurmadani NW cukup representatif karena terletak di tengah -tengah persawahan dengan kondisi tanah yang berbukit namun sangat subur sehingga nampak nuansa alami.

Jarak lokasi MI Nurmadani NW dengan ibu kota kabupaten  20 km sedangkan jaraknya dengan ibukota provinsi sekitar 45 km.

49 Bapak Nasipud in, ( Kepa la Seko la h MI Nurmada ni N W Mo nt o ng Sapah), wawancara t angga l 20 Agu st us 2019

Adapun batas-batas wilayah lokasi MI Nurmadani NW adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan sawah;

Sebelah Timur berbatasan dengan Sepakat;

Sebelah Selatan berbatasan dengan sawah; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ganti50

MI Nurmadani NW berjarak sekitar 1 km di sebelah utara jalan raya Praya menuju Lombok Timur.

Dengan kondisi geografis yang kondusif ini, MI Nurmadani NW cukup mudah dijangkau oleh baik pejalan kaki maupun dengan kendaraan roda dua dan roda empat karena jalan menuju lokasi cukup luas untuk dilewati oleh kendaraan, deng an demikian MI Nurmadani NW merupakan salah satu lembaga yang terletak di lokasi yang strategis untuk dijadikan tempat berkonsentrasi, belajar dan mencari ilmu. Letaknya pun tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga sangat memungkinkan untuk dapat berlangsungnya proses belajar mengajar yang khusyu’ dan concern.

50 Selayang Pandang Ponpes Nurmadani NW , d ikut ip t a ngga l 20 Agu st us 2019

3. Struktur Organisasi MI Nurmadani NW

MI Nurmadani NW sebagai salah satu pendidikan formal yang menggunakan kurikulum nasional juga menerapkan mekanisme dan organisasi kerja layaknya sekolah lain pada yaitu dengan adanya struktur organisasi memiliki fungsi dan tugas masing-masing.

Struktur organisasi MI Nurmadani NW dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 1

STRUKTUR ORGANISASI

MI NURMADANI NW MONTONG SAPAH51

51 Papan Data Struktur Organi sasi MI Nurmadani NW , d ikut ip t angga l 20 Sept ember 2019

KETUA YAYASAN

KEPALA SEKOLAH

WAKASEK.

BAG. KESISWAAN

WAKASEK.

BAG. KURIKULUM WAKASEK.

BID. HUMAS

KEPALA TU

G U R U

S I S W A

MASYARAKAT

O S I S

4. Keadaan Guru di MI Nurmadani NW

Guru yang mengajar pada MI Nurmadani NW berjumlah 16 orang yang memegang materi masing-masing. Dibawah ini menyajikan data guru sebagai berikut:

Tabel 2.1

Data Dew an Guru MI Nurmadani NW Montong Sapah Tahun Pelajaran 2019/202052

No. N a m a G u r u J a b a t a n 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Nasipudin, M.Pd.

Sahnan

Istianah, A.Ma.

Arsyad, A.Ma.

Qurratul Aini, A.Ma.

Lalu Moh. Damir Anwar, A.Ma.

Syamsul Hadi, A.Ma.

Zaenal Abidin Januardi Hayati, S.Pd.I Nasrullah Jumahar

Anang Hapipudin Husyaini

Abdul Gafur

Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru

5. Keadaan Sisw a di MI Nurmadani NW

Siswa yang belajar di MI Nurmadani NW khususnya Kelas IV terdiri dari 2 5 orang seperti nampak pada tabel berikut:

52 Buku Lapor Bulan MI Nurm adani N W , d ikut ip t angga l 20 Agu st us 2019

Tabel 2.2

Data Sisw a Kelas IV MI Nurmadani NW Montong Sapah Tahun Pelajaran 2019/202053

No. Nama Sisw a Jenis Kelamin

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Ahmad Iwan Sukmawahyudi Agung

Abdussahman Khairul Anam Mujahidin Sabila Sukron Solihin Ilhamudin Burhanudin Jalaludin Kariawan Budi Satriadi Ahmad Tamrin Lili Suriani Miftahul Jannah Widiawati Liana Siti Saudah Muawanah Novia

Endang Ernawati Diana Putri

Septi Dian Ayu Lestari

Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan

Dari tabel di atas nampak bahwa siswa di MI Nurmadani NW terdiri dari 14 orang siswa dan 11 orang siswi.

53 Ibid.,

6. Keadaan Gedung (Ruangan), Sarana dan Prasarana MI Nurmadani NW

1. Ruang Kelas

Ruang kelas (ruang belajar) tempat berlangsungnya proses belajar mengajar secara keseluruhan berjumlah tiga lokal, tiap lokal berisi antara 22 – 32 orang siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.3

Data Lokal (Kelas) dan Jumlah Sisw a MI Nurmadani NW Montong Sapah Tahun Pelajaran 2019/202054

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 11 12 23

2. II 14 8 22

3. III 11 8 19

4. IV 14 11 25

5. V 12 10 22

6. VI 9 11 20

Jumlah 71 60 131

Dari tabel di atas nampak bahwa jumlah siswa kelas IV cukup banyak yakni terdiri dari 25 orang.

2. Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru dan Ruang Tata Usaha

Ruangan-ruangan ini dikemas dengan baik dan rapi sehingga keberadaannya sangat proporsional digunakan sebagai

54 Ibid.,

tempat masing-masing yakni kepala sekolah, para guru dan pegawai Tata Usaha55.

3. Ruang BP

Ruangan ini merupakan ruangan yang dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa ataupun wali murid yang menemukan masalah dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di MI Nurmadani NW56.

4. Perpustakaan

Untuk memenuhi kebutuhan bagi guru maupun siswa untuk membaca maka disiapkan perpustakaan yang sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang ingin mengembangkan minat baca. Perpustakaan MI Nurmadani NW terdiri dari satu lokal yang diisi oleh berbagai buku bacaan maupun kitab - kitab yang dipelajari oleh siswa57

5. Mushalla

Musholla ini digunakan sebagai tempat sholat berjamaah maupun untuk melakukan praktek-praktek ibadah lainnya khususnya bagi materi 58.

55 Ibid.,

56 Ibid.,

57 Ibid.,

58 Ibid.,

6. Lapangan

Lapangan terletak di sebelah utara sekolah, dimanfaatkan untuk apel bendera, olah raga dan berbagai macam kegiatan lain yang membutuhkan tempat yang luas dan terbuka59

7. Tempat Parkir

Tempat parkir ini berada di sebelah timur aula milik Yayasan. Lokal tempat parkir ini cukup kondusif, aman dan rapi60.

8. Alat Tulis Menulis dan Perkantoran

Alat tulis dan peralatan kantor yang di miliki MI Nurmadani NW dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4

Keadaan Alat Tulis Menulis dan Perkantoran di MI Nurmadani NW Montong Sapah Tahun Pelajaran

2019/202061

No. Nama Alat Kuantitas Kondisi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11.

Meja Guru Kursi Guru Meja Siswa Kursi Siswa Lemari Komputer Printer Brangkas White board

Buku perpustakaan Black board

Dan lain-lain

6 6 94 94 2 1 1 1 9 578

5

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

59 Ibid.,

60 Ibid.,

61 Ibid.,

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa keberadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Nurmadani NW akan sangat mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar guru dengan siswa terutama dalam rangka meningkatkan motovasi belajar siswa.

B. Upaya Orang Tua dalam Membiasakan Ana k Melaksanakan Ibadah Sholat

Orang tua merupakan penanggung jawab pertama dan utama dalam keluarga, yang bertugas dan wajib mengarahkan kehidupan anaknya agar ia menjadi pribadi yang sesuai dengan tuntunan dan tuntutan ajaran Alloh dan RasulNya.

Salah satu kewajiban yang menjadi tanggung jawab orang tua adalah menanamkan kebiasaan melaksanakan/menunaikan ibadah sholat pada anak. Kewajiban ini merupakan perintah dari Rasulullah SAW yang memerintahkan kepada orang tua anak (bahkan) untuk memukul anak apabila dalam usia 7 (tujuh) tahun anak belum mau melaksanakan ibadh sholat. Ini artinya bahwa ibadah sholat merupakan ibadah yang sangat urgen untuk diindahkan oleh semua umat Islam yang harus mulai diajarkan dan dan dibiasakan pada anak sejak mereka masih kecil.

Beberapa hal yang perlu diperhat ikan oleh orang tua dalam membiasakan anak-anak mereka melaksanakan ibadah sholat antara lain:

1. Menjadi Dirinya Usw ah bagi Ana k

Sebagaimana yang Rasulullah SAW perintahkan, bahwa sholat merupakan tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat maka secara otomatis dia menjadi orang yang mendirikan dan menegakkan agama, namun sebaliknya barang siapa yang meninggalkan sholat, maka dia digambarkan seperti orang yang merusak agama. Oleh karenanya apa yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah SAW sebagai rahmat dan uswah bagi seluruh alam yang wajib diikuti langkah -langkahnya.

Dalam sisi lain setiap manusia dijadikan sebagai pemimpin (setidaknya) bagi dirinya sendiri, disamping orang - orang tertentu juga menjadi menjadi pemimpin bagi orang lain, setidaknya menjadi pemimpin dalam keluarga di dalam rumah tangga, bahkan menjadi pemimpin di desa, bahkan di sebuah negara. Dalam konisi ini setiap orang wajib menjadikan dirinya sebagai suritauladan bagi diri pribadi dan orang lain, begitu juga dengan orang tua , mereka justru menjadi pribadi yang sangat utama dan urgent bagi anak-anaknya dalam rangka menjaga muru’ah dan keselamatan seluruh keluarga, hal ini merupakan salah satu langkah mem proteksi keluarga terutama anak dari hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah, yang dapat menjerumuskan anak dan keluarga pada murka dan azab Allah SWT, sebagaimana disampaikan dalam firman Allah SWT :













































“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 62.

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap orang wajib memelihara diri dan keluarga (anak-anak) nya dari siksa Allah SWT, salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga diri dan keluarga (anak -anaknya) tersebut adalah dengan menanamkan kebiasaan dan latihan serta memerintahkan kepada anak untuk selalu melaksanakan ibadah sholat setiap waktu, setidaknya sholat rawatib (lima kali sehari semalam) .

Dalam sebuah wawancara dengan orang (tua wali murid) salah seorang siswa perihal bagaimana melakukan pembiasaan pelaksanaan ibadah sholat kepada anak, dikatakan bahwa:

“Sebagai orang tua kami selalu memberi contoh dan suri tauladan yang baik kepada anak -anak kami, karena bagaimanapun kami sebagai orang tua adalah orang pertama yang akan dicontoh oleh anak -anak, orang yang pertama kali akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh, khususnya dalam

62 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahan, Ka la m Mu lia, Jak art a, 1978, ha l. 787

menunaikan membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sholat.63

Dari komentar orang tua siswa di atas menunjukkan bahwa keberadaan orang tua dalam membiasakan anak melaksanakan ibadah sholat adalah menjadi kunci dalam menanamkan nilai-nilai kesalehan kepada anak agar anak menjadi pribadi yang Islami, yakni pribadi yang secara intensif menjalankan nlai-nilai Islam yang salah satunya adalah mendirikan sholat lima waktu.

Dalam wawancara dengan salah seorang siswa kelas IV MI Nurmadani NW Montong Sapah perihal upaya orang tua dalam menanamkan kebiasaan sholat pada anak dijelaskan sebagai berikut:

“bapak dan ibu sering melatih saya sholat, kadang -kadang di rumah, sering juga diajak sholat berjamaah, di rumah maupun di masjid, saya dilatih dan disuruh menghafal bacaan-bacaan sholat, dikasitau juga cara embgerjakannya, cara takbir, cara ruku’, cara sujud, kalau di sekolah yang melatih adalah pak guru, sedangkan di majid dilatih juga oleh ustadz yang mengajar ngaji”.64

Dari penjelasan siswa di atas menunjukkan bahw a orang tua siswa benar-benar memperhatikan ibadah sholat anak. Hal

63 Sumira h (o rang t ua siswa), wawancara t angga l 6 Sept ember 2019

64 Sabila (S iswa ke la s IV MI Nurmad a ni), wawanc ara t angga l 7 Sept ember 2019

itun dilakukan melalui pembiasaan dan latihan sholat yang intensif dilakukan baik di rumah maupun di masjid. Disamping itu juga orang tua mengarahkan anak -anak mereka untuk mematangkan latihan ibadah sholat mereka di sekolah dengan bimbingan guru, sebagaimana diungkapkan oleh Bp Burhan:

“Dalam rangka menanamkan kebiasaan sholat pada anak, kami selaku guru pendidikan Agama Islam melatih anak setiap pelajaran agama Islam, selain itu itu juga, setiap hari jumat kami mengadakan kegiatan IMTAQ, nah kegiatan IMTAQ ini sebagian besar kami arahkan pada kegiatan memperkuat kapasitas dan kemampuan anak dalam memahami dan mempraktekkan ibadah sholat, sebab sebagai sebuah lembaga pendidikan Islamm, MI Nurmadani NW harus dapat mengambil bagian dalam menanamkan kebiasaan -kebiasaan baik pada anak yng bernuansa Islam, apalagi sholat, sebagai kewajiban setiap muslim, maka dengan sangat serius kami memperhatikan ibadah sholat anak. Bahkan tidak hanya di s ekolah, kami bekerja sama dengan orang tua siswa untuk memonitor ibadah sholat siswa, sebab kekhawatiran kita terhadap perkembangan media informasi ini adalah anak -anak lebih cenderung disibukkan dengan main HP, nonton Youtube dan sebagainy yang sangat mungkin membuat anak menjadi lupa diri akan kewajibannya melaksanakan ibadah sholat, apalagi akhir -akhir ini tayangan-

tayangan di stasiun televisi, seakan -akan sngaja menayangkan acara-acara yang menarik untuk ditonton pada jam -jam sholat, dan hal ini sudah barang tentu tidak memberi efek positif kepada anak, akan tetapi sebaliknya akan merusak kebiasaan ibadah sholat anak. Oleh karenanya, kami disamping mengajak siswa membiasakan diri mengerjakan sholat di sekolah, kami juga menyampaikan kepada wali murid aga r mereka mengawasi kehidupan anak agar jangan sama sekali meninggalkan ibadah sholat, apalagi disebabkan oleh tontonan/kegiatan yang tiadk penting”65

2. Melakukan dakw ah bil-hal

Dakwah merupakan salah satu kewajiban setiap manusia, karena Alloh SWT menjadikan setiap manusia sebagai khalifah fil-ardh. Sebagai khalifah fil ardh, setiap manusia wajib

menyampaikan dakwah baik kepada dirinya sendiri, kepada keluarga maupun kepada orang lain.

Salah satu bentuk dakwah yang harus dilakukan seseorang dalam keluarga a dalah menjadikan dirinya sebagai da’i (penyampai pesan dari Alloh SWT). Dalam kapasitasnya sebagai penyampai pesan dalam keluarga, orang tua harus mampu melakukan dakwah bil hal (menjadikan dirinya sebagai pengajak keluarga dalam melaksanakan segala kebaik an), yang

65 Bapak Nasipud in ( Kepa la Seko la h MI Nurmad a ni), wawa nc ara t angga l 7 Sept ember 2019

dalam hal ini adalah mengajak keluarganya khususnya anak untuk memperhatikan dan menunaikan ibadah sholat. Dalam hal ini kewajiban orang tua adalah mengajak anak mereka untuk melihat, mengikuti dan bahkan secara bersama -sama melaksanakan ibadah sholat secara berjamaah, baik di rumah maupun di mesjid, hal ini merupakan suatu bentuk dakwah bil hal orang tua terhadap anaknya agar anak merasa terpanggil

untuk membiasakan diri menjalankan ibadah sholat sehingga sholat itu menjadi ibadah yang menjadi ke butuhan setiap hari, bukan dimaknai sebagai kewajiban, artinya apabila anak meninggalkan sholat maka ia akan merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang wali (orang tua) murid:

“Sesungguhnya sholat merupakan iba dah yang menjadi cerminan sikap dan tingkah laku bagi seseorang. Orang yang baik dalam melaksanakan sholat biasnya akan baik dalam setiap aktifitasnya, baik secara pribadi, sosial maupun aktifitas khususnya berhadapan dengan Allah, sehingga ibadah sholat i ni perlu menjadi sorotan yang utama bagi orang tua untuk dijadikan sebagai media anak membiasakan diri melakukan aktifitas-aktifitas yang lain dengan disiplin, oleh karena itu ibadah sholat ini kami tekankan kepada anak -anak agar dalam diri mereka tertanam rasa butuh terhadap ibadah ini karena

bagaimanapun, ibadah sholat akan mewarnai sebagian besar hidup anak dan bahkan keluarga secara keseluruhan”66

Dari komentar wali santri siswa di atas nampak jelas upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam rangka memberi dorongan maupun ajakan (dakwah bil hal) kepada anak, hasilnya pun cukup maksimal karena orang tua merupakan suritauladan utama bagi anak dalam bersikap dan melaksanakan berbagai hal yang dapat mewarnai perjalanan hidup mereka.

Dalam hal ini peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa kelas IV MI Nurmadani NW Montong Sapah, dalam hal orang tuanya yang memberi contoh dan menanamkan kebiasaan anak dalam melakukan ibadah shol at dikatakan bahwa:

“orang tua saya saya lihat sholat tiap hari kadang di rumah, terkadang juga di masjid. Setiap orang ua saya sholat saya diajak juga sholat supaya menjadi anak yang saleh”67

3. Menerapkan al-wa’d dan al-wa’id

Dalam rangka menanamkan kebiasaan melaksanakan ibadah sholat dengan tekun, penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab yang besar kepada anak, sekaligus memberi nuansa gembira bagi anak yang rajin melaksanakan ibadah sholat, maka orang tua melakukan pendekatan khusus yakni memberi

66 Bapak Burha n (o rang t ua siswa siswa ke la s IV MI Nurmada ni N W ) wawa ncara t angga l 6 Sept ember 2019

67 Agu ng (S iswa ke las IV MI Nur mada ni), wawancara t angga l 7 Sept ember 2019

penghargaan bagi anak yang rutin (tidak meninggalkan ibadah) sholat dan sebaliknya memberikan hukuman ringan kepada anak yang malas atau acap kali meninggalkan ibadah sholat, hal ini dilakukan oleh sebahagian besar orang tua yang inten sif memonitor aktifitas anak mereka dalam menjalankan ibadah.

Hal ini dikatakan oleh seorang wali santri bahwa:

Untuk menanamkan disiplin kepada anak dalam melaksanakan ibadah sholat, kami melakukan pengawasan yang ketat dengan memperhatikan aktifitas ibad ah sholat mereka setiap saat, apa bila anak -anak kami melaksanakan sholat dengan rajin dan antusias, maka kami berikan penghargaan kepada mereka. Penghargaan yang kami berikan yang sederhana saja seperti kata-kata pujian ataupun sanjungan agar mereka merasa dihargai ketika mereka melaksanakan aktifitas dengan baik. Sementara bagi anak -anak kami yang agak malas (terkadang mengulur-ulur waktu atau meninggalkan sholat) kami berikan hukuman yang ringan seperti mencubit betisnya pelan-pelan, hal ini kami lakukan terutama pada anak kami yang sudah berumur 10 tahun, karena Rasulullah SAW menganjurkan hal demikian68

68 Bapak Burha n (o rang t ua siswa Ke la s IV MI Nur mada ni N W) wawa ncara t angga l 6 Sept ember 2019

Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa orang tua dalam menanamkan kebiasaan melaksanakan ibadah sholat dilakukan dengan benar-benar terorganisir dan cukup disiplin

4. Memberi pandangan (paradigma ) kepada anak tentang pentingnya ibadah sholat

Ibadah sholat merupakan ibadah multi action, dalam arti bahwa praktik ibadah ini tidak hanya melibatkan fisik saja untuk berdiri, rukuk, duduk maupun sujud, akan teta pi ibadah sholat memberi santapan dan sekaligus penyegaran terhadap prohani orang yang melaksanakannya.

Sesungguhnya ibadah sholat akan membentuk pribadi yang sehat baik secara jasmani maupun rohani. Kesehatan jasmani yang dibentuk oleh ibadah sholat karen a ibadah ini melibatkan fisik dengan gerakan -gerakan yang membuat raga (badan) menjadi terolah sementara bacaan -bacaan dan konsentrasi (kekhusyu’an) akan membentuk pribadi yang baik, pribadi yang Islami karena ibadah sholat yang baik akan mewarnai pola tingkah laku dan kejernihan bathin seseorang.

Hal ini dikatakan oleh seorang wali siswa yang mengungkapkan bahwa:

“Ibadah sholat merupakan ibadah kompleks yang dilakukan oleh umat Islam, ibadah sholat tidak hanya membuat tubuh menjadi sehat karena gereakan -gerakan yang dilakukan

Dalam dokumen PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK (Halaman 42-53)

Dokumen terkait