• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam

Dalam dokumen PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK (Halaman 64-72)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam

C. Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Memotivasi

hidupnya selalu terarah. Namun demikian apabila orang tua tidak secara pro aktif memberi perhatian kepada anak -anaknya, maka inilah salah satu sebab yang melatar belakangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa”71.

Dari komentar di atas difahami bahwa kebiasaan baik atau buruk orang tua akan mewarnai baik atau buruknya sifat anak, begitu juga dengan pembiasaan melaksanakan ibadah sholat, jika orang tua selalu memperhatikan waktu sholat dan selalu tepat waktu dalam melaksanakan ibadah sholat, dan setiap kali orang tua menunaikan ibadah sholat tepat pada waktunya maka dengan sendirinya anak akan ikut serta mempraktekkan apa yang dicontohkan oleh orang tuanya, sebaliknya jika pembiasaan malas dan sikap acuh tak acuh selalu ditampilkan oleh orang tua, maka anak pun akan seperti demikian.

2. Kondisi lingkungan sekitar yang kurang motivatif

Dalam sebuah teori pendidikan yakni teori empirisme yang mengatakan bahwa perkembangan seorang anak sangat ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan yang membentuknya, maka akan baik pula hasil bentukannya, akan tetapi buruk atau tidak benar lingkungan yang membentuknya,

71 Mirpa ha n (o rang t ua siswa), wawancara tangga l 6 Sept ember 2019

maka akan sangat mungkin terbentuknya pribadi atau jiwa yang juga tidak benar.

Orang tua, keluarga, teman bergaul, bahkan lingkungan alam yang tidak kondusif akan turut mewarnai pola dan tingkah laku siswa yang juga tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan, oleh karena itu keberadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya bagi pengembangan sikap dan kebiasaan anak. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang wali santri, bahwa:

“Lingkungan tempat tinggal ternyata memberi pengaruh yang cukup besar pada pembentukan sikap d an watak anak-anak kami, sehingga kami merasa bersyukur dengan keberadaan lingkungan yang mendukung terlaksanakannya praktek -praktek ibadah terutama ibadah sholat. Kebiasaan masyarakat yang sering melaksanakan sholat jamaah di masjid membawa imbas pada anak-anak kami, mereka turut tertarik untuk sholat di masjid, inilah salah satu hal yang kami syukuri dari keberadaan lingkungan kami”72

Dari komentar di atas menunjukkan bahwa keberadaan lingkungan memang tidak bisa dinafikan, karena tingkah laku seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh lingkungannya.

72 Mirpa ha n (o rang t ua siswa), wawancara tangga l 6 Sept ember 2019

3. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman orang tua

Orang tua merupakan orang terdekat yang selalu menjalin komunikasi dengan anak, orang tua menjadi pemrogram, pengatur, pelaksana, dan bahkan menjadi pemantau dan evaluator segala tindakan anak terutama di rumah. Pengetahuan dan pemahaman yang memadai yang dimiliki orang tua akan cukup berpengaruh pada aspek tingkah laku anak karena pemahaman dan pengetahuan yang cukup membuka peluang bagi orang tua untuk mengintensif kan dan memperhatikan pendidikan anak, baik pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan di sekolah dan juga pendidikan dalam masyarakat.

Hal ini diungkapkan oleh Abdurrahim, salah seorang wali siswa dengan komentarnya”

“Orang tua yang cerdas biasanya akan melahirkan dan atau paling tidak membentuk anak -anak yang juga cerdas, sebaliknya orang tua yang IQ -nya lemah biasanya akan mewariskan IQ yang juga lemah, orang tua yang selalu membiasakan hidup disiplin kepada anak akan melahirkan dan membentuk anak-anak yang juga berdisiplin dalam hidupnya, sebaliknya orang tua yang membiasakan hidupnya urag -uragan akan membentuk jiwa anak yang juga urag-uragan”73.

73 Abdurrahim (o rang t ua sisw a) wawancara t angga l 8 Sept ember 2019

Dengan demikian jelas bahwa keberadaan orang tua memberi pengaruh yang cukup kuat pada perkembangan sikap dan kebiasaan anak.

Dalam bab sebelumnya telah disampaikan beberapa hal yang menjadi kajian dalam skripsi ini. Berikut akan dipaparkan kajian dari temuan pada penelitian sebagai berikut:

A. Upaya orang tua dalam membiasakan ana k melaksana kan sholat

Upaya orang tua dalam membiasakan anak melaksanakan sholat dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya orang tua menjadikan dirinya sebagai uswah atau suri tauladan bagi anak - anaknya. Orang tua yang mampu membe ri contoh baik pada anak- anaknya akan menuai hasil dari usaha jerih payahnya. Anak merupakan asset penting bagi orang tua, anak yang sholih dan cerdas akan menjadikan orang tua dan keluarga bahkan masyarakat menjadi bangga, sebaliknya anak yang jumud dan terhambat perkembangan kejiwaan maupun intelektualnya akan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat sehingga diharapkan orang tua menjadi produser yang mampu memproduksi cikal bakal anak yang sholih dan cerdas.

Langkah lain yang diterapkan adalah orang tu a berupaya semaksimal mungkin menjalankan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya. Hal ini merupakan salah satu bentuk dakwah bil hal orang tua kepada anaknya.

Sebagai contoh sederhana, ketika azan subuh dikomandangkan, maka alangkah terpujinya kalau oran g tua serta merta terbangun, mengambil air wudhu’ dan menunaikan ibadah sholat, demikian juga dengan waktu -waktu yang lain. Melakukan dakwah bil hal ini sangat penting dilakukan oleh orang tua, kebiasaan baik yang sering dilakukan oleh orang tua akan dilih at dan diikuti oleh anak, sebaliknya kebiasaan kurang terpuji yang sering dilakukan orang tua akan menimbulkan kebiasaan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ditanamkan orang tua, oleh karena itu orang tua hendaknya menanamkan dan membiasakan anak melatih dan mempraktekkan amal sholih dalam aktifitas kehidupannya, itulah pentingnya orang tua selalu bertindak baik dan terpuji untuk dijadikan sebagai panutan, karena dengan kebiasaan yang dilakukan orang tua tersebut akan melekat menjadi kebiasaan anak.

Langkah efektif lainnya yang perlu dilakukan orang tua adalah memberi penghargaan atau sanjungan seperlunya kepada anak mereka yang tekun menjalankan kebiasaaan -kebiasaan baik terutama tekun dalam melaksanakan ibadah sholat, hal ini penting dilakukan agar anak merasa termotivasi dalam melaksanakan aktifitas ibadahnya setiap saat. Demikian juga dengan anak yang

malas, merasa enggan untuk membiasakan diri melakukan kegiatan - kegiatan/praktek-praktek akhlaq yang terpuji khususunya sholat, orang tua hendaknya mamp u memberikan semacam hukuman ringan kepada anaknya tersebut, karena bagaimanapun keberadaan anak yang sejak kecil mulai bermalas -malasan dan enggan melaksanakan kewajiban menunaikan ibadah sholat sudah merupakan gambaran sederhana ketidaktepatan tingkah la ku anak, oleh karena itu hukuman ini perlu diberikan oleh orang tua sebagai sarana mengingatkan dan memberi ancaman kepada anak supaya dalam diri anak tertanam jiwa kedisiplinan yang tinggi.

Langkah yang tidak kurang pentingnya menjadi perhatian orang tua dalam membiasakan anak melaksanakan ibadah sholat adalah dengan memberi pandangan (paradigma) kepada anak tentang pentingnya ibadah sholat.

Pemberian paradigma dimaksudkan penulis adalah sebagai salah satu taukid atau penguat atau sebagai sebuah pendekat an dalam memotivasi anak agar memiliki antusiasme untuk melaksanakan aktifitas tertentu. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua dengan memberikan gambaran-gambaran tentang kisah-kisah tauladan dalam sejarah dan bahkan melakukan modifikasi terhadap kisah tauladan agar dalam diri anak motivasi interinsik, karena dengan cerita-cerita tersebut akan menggugah perhatian anak untuk mencoba mempraktekkan apa yang dikisahkan orang tuanya.

B. Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Memotivasi Anak Agar Terbiasa M elaksanakan Ibadah Sholat

Dalam menjalankan aktifitas, tentunya setiap orang mesti dihadapkan dengan dua afaktor, yakni faktor pendukung dan faktor penghambat. Demikian pula halnya dengan upaya orang tua dalam memberi motivasi anak dalam melaksanakan ibada h sholat, pun mengalami kendala-kendala. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, ditemukan beberapa kendala antara lain berupa faktor kebiasaan kurang positif sebagian orang tua.

Disamping itu kendala lain yang dihadapi adalah kondisi lingkungan sekitar yang kurang motivatif artinya keberadaan lingkungan pergaulan dan kebiasaan masyarakat di sekitar yang kurang menunjang terlaksananya kegiatan -kegiatan keagamaan terutama pelaksanaan ibadah sholat.

Lingkungan yang baik biasanya menciptakan pribadi yang baik karena pembiasaan yang ditanamkan oleh lingkungan memberi nuansa positif bagi lingkungan.

Faktor lain yang cukup berpengaruh yang menjadi kendala orang tua menanamkan kebiasaan ibadah sholat pada anak adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman orang tua.

Paradigma berfikir orang tua sangat besar pengaruhnya dalam upaya pembentukan kepribadian anak, orang tua yang luas cakrawala berfikirnya akan memberikan pengrauh cara berfikir

yang luas pula pada anak-anaknya, demikian sebaliknya, orang tua yang sempit cakrawala berfikirnya akan mewariskan atau mencontohkan cara berfikir yang juga tidak luas. Oleh karenanya orang tua dituntut untuk memupuk cakrawala berfikir dan memperkaya konsep -konsep hidup yang inovatif, positif dan dinamis sehingga akan mampu memberi warna pada paradigma berfikir anak yang dalam hal ini dalam memberi wawasan tentang bagaimana membiasakan diri menunaikan ibadah sholat dalam kehidupan sehari-hari.

A. Kesi mpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai kajian yang penulis lakukan dalam tulisan ini, maka disimpulkan beberapa hal meliputi:

1. Upaya orang tua dalam membiasakan anak -anak mereka tekun melaksanakan ibadah sholat dilakukan melalui beberapa cara antara lain:

a. Sedapat mungkin orang tua m enjadikan dirinya sebagai uswatun hasanah (suri tauladan/panutan) kepada anak-anaknya.

b. Orang tua secara langsung maupun tidak langsung melakukan dakwah bil - hal yakni memberi contoh dalam sikap dan kebiasaan sehari -hari dalam menjalankan ibadah sholat. Kebi asaan orang tua ini diharapkan dapat diikuti oleh anak.

c. Memberi penghargaan pada anak yang tekun dan intensif dalam menjalankan ibadah sholat dan sebaliknya memberi peringatan atau hukuman ringan bagi anak yang malas menjalankan ibadah sholat.

d. Memberi atau menanamkan paradigma berfikir yang baik dan positif bagi anak agar dalam jiwa mereka tertanam motivasi untuk selalu melaksanakan ibadah sholat.

melaksanakan ibadah sholat meliputi:

a. Faktor kebiasaan kurang baik orang tua yakni orang tua tidak telaten memperhatikan dirinya untuk tekun melaksanakan ibadah sholat yang berakibat anak akan terbiasa mengikuti kebiasaan orang tua tersebut.

b. Kondisi lingkungan sekitar (lingkungan pergaulan) ya ng tidak mendukung yaitu faktor teman atau tetangga yang tidak memberi pengaruh baik (motivasi) bagi pembentukan kebiasaan anak dalam menekuni ibadah sholat.

c. Rendahnya pemahaman dan paradigma (cakrawala berfikir) orang tua yaitu kemampuan orang tua yang ku rang maksimal dalam memberi pandangan atau cara berfikir kepada anak -anaknya.

B. Saran

Dari berbagai temuan di lapangan dan hasil penelitian, maka beberapa saran yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Setiap umat Muslim hendaknya memperhatikan betul-betul ibadah sholat karena ibadah ini merupakan ibadah fardhu ‘ain yang bukan hanya sekedar dilaksanakan, tetapi lebih -lebih harus didirikan/ditegakkan dengan kaidah - kaidah yang benar.

2. Orang tua yang ingin anak -anaknya menjadi generasi yang taat menj alankan ibadah sholat harus menyadari sepenuhnya bahwa suri tauladan dan pendidikan keluarga merupakan sarana yang sangat efektif dalam menjembatani persoalan tersebut.

sehingga orang tua harus benar-benar memperhatikan tabiat dan kebiasaan baik anak khususnya berkaitan dengan ibadah sholat.

Quddus, Islam Multi Dimensi , Lengge Prentika, (Yogyakarta: 2007) Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Ghalia Indonesia: 2015 )

Maulana Muhammad Ali, Islamologi, R Kealam HM Bachrun, (Jakarta: PT Iktiar Baru Vanbeur, 2010)

H.Endang Saefudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama , (Surabaya: Bina Ilmu, 2009)

Fathiyah Hasan Sulaiman, Konsep Pendidikan Al -Ghazali, (Jakarta: P3M, 2016) Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1999)

Soejono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta : CV Rajawali, 2012)

Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral, dan Spiritual Anak Dalam Keluarga Muslim, Terjemahan Ibnu Murdah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, t.t,)

Depag. RI, Al Quran dan Terjemahannya, Komplek Percetakan Al Quran Al Quran, (Madinah:

Khadim Al Haramain asy Syarifain Raja Fahd, 1987)

Maulana Musa Ahmad Olgar, Mendidik Anak Secara Islami, Terjemahan Supriyanto Abdullah Hidayat, (Ash-Shaff, Yogyakarta, 2010)

Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, Sumbangsih Offset Papringan, (Yogyakarta, 2011)

Yuni Nur Kayati, Anakku Sayang Ibumu Ingin Bicara, (Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2009)

Syeikh Abdul Aziz, Abdullah bin Baz, Fatwa-Fatwa Penting Tentang Shalat, (Darul Faiiziina Lin Nasyr, Riyadh, 2009)

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta, Bulan Bintang , 2001) Az Zakiquddin, At- Tharghib Wa Tarhib, I, (Mesir: Musthafa Al Bab, 2013) Jalaluddin As Suyuti, Al Jami’ush Shagir,(Thk) An-Nunitsik (tt)

H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Jakarta, Attahiriyah, Cet ke 17, 2014)

Dr Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang 1990, Cet XII, hal 137 Mukti Ali, Faktor-faktor Penyiaran Islam, (Yogyakarta, Yayasan Nida, 2011)

Murtadha Muttahari, Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama, (Bandung, Mizan, 2000)

Prof Dr Umar Muhammad Al Taumy Al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa Dr Hasan Langgung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1999)

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Tarsito, 2010) Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Pen. UGM, (Yogyakarta: 2009) Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2019 )

Kuntjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017)

Lincoln YS, : Guba, Naturalistic Inquiry , (America: Beverli Hills, 2005) Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Kalam Mulia, Jakarta, 1978)

Dalam dokumen PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK (Halaman 64-72)

Dokumen terkait