• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

SANTI AFRIANI NPM: 11060177

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

Peran Orang Tua pada Perkembangan Anak di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kenagarian Koto Berapak Kecamatan Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan Oleh

Santi Afriani

Program Studi Bimbingan Dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

ABSTRACT

This reseacrh is motivated by the parents who do not play a role in child development.

The purpose of this study describes the role of parent-oriented: 1). Task development of children in institutions Early Childhood Education (ECD), 2). The process of the development of children in institutions Early Childhood Education (ECD), 3). Development of children in institutions Early Childhood Education (ECD).

This research is descriptive quantitative research. The population is parents ECD Al- Huda. Total sampling technique was used, a sample of 40 people. Data collection tool was questionnaires. Data was analyzed by percentage technique.

The result of this research revealed that parents role in their child development in institutions Early Childhood Education is in very good criteria. This results based on subvariable:

1). Task development of children in institutions Early Childhood Education (ECD), 2). The process of the development of children in institutions Early Childhood Education (ECD) and 3).

Developments of children in institutions Early Childhood Education (ECD) are in good criteria.

Based on the these findings were recommended to the stakeholders that parents to be able to improve and maintain a role in developing study habits seen from the physical-motor, cognitive , language, social, emotional and moral development. So that children continue to get a satisfactory score in studying.

Keywords: the role of parents and the child's development PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lain.

Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif. hal ini berbeda dengan pendapat Yusuf (2005: 1) bahwa “Pendidikan merupakan usaha sadar dalam dalam memanusiakan manusia muda secara utuh, penuh dan menyeluruh dengan

menarik, menyenangkan dan

mengembirakan”.

Sedangkan menurut Syah (2002: 1)

“Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka”. Jadi, jelaslah bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran baik secara formal maupun informal yang bertujuan untuk merubah manusia menjadi yang lebih baik serta untuk mengembangkan potensi manusia.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting dilaksanakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.

Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya, karena perkembangan

1

(3)

berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmaniah maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan.

Menurut UU no 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 14 (Latif dkk, 2013 : 4) menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, baik pendidikan secara formal di sekolah maupun secara nonformal.

Berdasarkan penjelasan di atas, kepeduliann orang tua sangat dibutuhkan terhadap perkembangan anak khususnya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tidak sedikit orang tua yang turut mengantarkan anaknya ke sekolah.

Kehadiran orang tua di sekolah meskipun tidak formal secara otomatis telah menjalin komunikasi dengan guru-guru di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Komunikasi orang tua dengan guru di sekolah ini menjadi jembatan yang sangat bermanfaat bagi tumbuh – kembang anak.

komunikasi tersebut akan membuka kerjasama antara guru dan orang tua dalam mengoptimalkan pengalaman pendidikan yang diperoleh anak.

Bagi orang tua mengirim anak-anak ke sekolah sudah merupakan suatu kewajiban yang disertai harapan-harapan agar anak dapat memperoleh wawasan mengenai dunia baru dalam bermain, memiliki teman dalam belajar dan bermain, ilmu yang pada intinya untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang baik. Kalau dilihat dari sisi seorang anak, pada awalnya pergi ke sekolah adalah suatu aktifitas baru yang biasa mereka dapatkan di sekitar rumah dan orang tua, lingkungan yang biasa mereka rasakan aman baik di rumah dan dunia yang sudah mereka kenal sejak lahir, yang tidak banyak berhubungan dengan dunia luar.

Bronfenbrenner (Patmonodewo, 2000:

45), “Menjelaskan perkembangan anak yang dihubungkan pada interaksi anak dengan

adalah lingkungan yang pertama. Dengan meningkatnya usia, anak akan mengenal teman sebaya di luar rumah atau dari lingkungan lingkungan tetangga.

Selanjutnya anak akan masuk lingkungan sekolah, di mana mereka akan mengenal teman sebaya, orang dewasa dan tugas-tugas di sekolah.

Sering kita temui hari-hari pertama anak di Play Group atau TK diiringi dengan tangis. Mereka memiliki ketakutan, kecemasan, kekhawatiran akan situasi baru, wawasan baru, lingkungan baru, tuntutan baru. Sebab itu perlu bagi orang tua mempersiapkan mereka dengan baik secara mental untuk masuk ke sekolah.

Menurut Athey (Suyadi dan Ulfah 2013 : 157) ada lima jenis orang tua anak PAUD, yaitu :

1. Orang tua yang berusaha mengenal dan mencoba memperluas pengalaman belajar anaknya.

2. Orang tua yang ingin bekerja dengan guru di kelas di mana dia melihat metode guru kurang cocok untuk anaknya.

3. Orang tua yang hadir di sekolah sepanjang hari tetapi tidak aktif di kelas.

4. Orang tua yang mengadakan kontrak di sekolah mengantar dan menjemput anaknya di sekolah serta sering kali menghadiri pertemuan orang tua.

5. Orang tua yang tidak mengantar dan menjemput sendiri anaknya ke sekolah bahkan juga tidak mengadakan kontrak dengan sekolah.

Orang tua maupun guru selalu berharap agar anak didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal. Walaupun demikian pada kenyataanya tidak mudah menjalin kerja sama antara kedua belah pihak tersebut.

Baik orang tua maupun guru sering kali tidak memiliki pandangan yang sama terhadap pendidikan, khususnya dalam mendisiplin anak, hubungan antara anak dan orang dewasa, serta anak laki-laki dan perempuan.

Menurut Heinz (Patmonodewo, 2000:124) menjelaskan bahwa ada tiga hal yang penting apabila orang tua dan pihak sekolah dapat terjalin kerja sama yaitu konsep diri orang tua dan anak akan

(4)

meningkat, motivasi belajar anak meningkat, dan prestasi yang dicapai anak akan meningkat. Menurut Morisson (Patmonodewo, 2000:124) pengertian keterlibatan orang tua adalah proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka guna keuntungan mereka sendiri, anak-anak dan program yang dijalankan anak.

Morisson (Patmonodewo, 2000: 125) mengemukakan bentuk keterlibatan orang tua yaitu

1. Orientasi pada tugas

Orientasi pada tugas adalah orientasi yang paling sering dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan sebagai staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak melakukan kunjungan luar. Bentuk partisipasi para orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan oleh guru. Bentuk partisipasi lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah orang tua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah.

2. Orientasi pada proses

Orientasi pada proses adalah partisipasi orang tua didorong untuk mau berpatisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan, antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya.

3. Orientasi pada perkembangan

Orientasi pada perkembangan adalah orientasi yang membantu orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anak, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan keterlibatan orang tua.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa di dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan dukungan dari orang tua apalagi dalam

Pendidikan Anak Usia Dini, orang tua sangat besar perannya pada perkembangan anak. Untuk itu peneliti mengangkat judul

“Peran Orang Tua pada Perkembangan Anak di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kenagarian Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah penelitian ini adalah :

1. Peran orang tua yang berorientasi pada tugas pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

2. Peran orang tua yang berorientasi pada proses pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

3. Peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Peran Orang Tua pada Perkembangan Anak di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”?

Berdasarkan rumusan masalah maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan :

1. Peran orang tua yang berorientasi pada tugas pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

2. Peran orang tua yang berorientasi pada proses pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

3. Peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Orang Tua

Bagi orang tua penelitian ini berguna sebagai pedoman pada masa yang akan datang karena dengan penelitian ini, orang tua bisa mengetahui manfaat dari pentingnya kerjasama dengan pihak sekolah diantaranya dapat meningkatkan motivasi belajar anak.

(5)

tercapainya perkembangan anak ke arah yang optimal.

3. Pengelola PAUD

Sebagai bahan dan pedoman dalam menjalin kerja sama dengan orang tua anak agar perkembangan anak dapat berkembang dengan baik dan sebagai pertimbangan dalam penerimaan murid baru nantinya untuk lebih menekankan orang tua untuk ikut berperan dalam proses pendidikan.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Sebagai pertimbangan pengembangan ilmu BK di dalam perkuliahan tentang peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)

5. Peneliti

Untuk menambah wawasan serta dapat meningkatkan pengetahuan tentang peran orang tua terhadap perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

6. Peneliti Lebih Lanjut

Sebagai pedoman bagi mahasiswa yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sebagai data dasar bagi perkembangan sistem pendidikan serta menambah ilmu pengetahuan terhadap masyarakat dan mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah PAUD Al-Huda di Kenagarian Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena fenomena awal peneliti temukan di PAUD Al-Huda yaitu berdasarkan observasi dan wawancara sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di PAUD Al-Huda tentang “Peran Orang Tua pada Perkembangan Anak di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Musfiqon (2012:59) penelitian kuantitatif adalah “Penelitian yang difokuskan pada kajian fenomena

Menurut Darmawan (2013:37) penelitian kuantitatif adalah” Suatu proes menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.

Lehmann (Yusuf, 2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Iskandar (Musfiqon, 2012:61) penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang memberikan uraian mengenai gejala, fenomena, atau fakta yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, tanpa bermaksud menghubungkan atau membandingkan.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak-anak PAUD AL- Huda dikenagarian koto berapak kecamatan bayang pesisir selatan. Musfiqon (2012:89) populasi adalah totalitas objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan dan benda yang mempunyai kesamaan sifat. Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi objek penelitian.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling karena, peneliti merujuk kepada pendapat Arikunto (2002:134) bahwa “apabila populasi kurang dari seratus maka semuanya dijadikan sampel.

Berhubungan populasi peneliti hanya berjumlah 40 orang tua murid yang berada di PAUD Al-huda pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di Kenagarian Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka semuanya dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan mengunakan rumus persentase. Rumusan yang digunakan untuk menganalisi data Menurut Sudijono (2014:

43) persentase dapat dihitung dengan rumus:

P =F N X 100

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan

(6)

Anak Usia Dini (PAUD) dapat diketahui secara umum berada pada kriteria baik. Ini dapat dilihat dari pengolahan data berdasarkan sub variabel :

1. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Tugas

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua yang berorientasi pada tugas dilihat dari segi membantu mengumpulkan dana berada pada kriteria baik, Peran orang tua yang berorientasi pada tugas dilihat dari segi membantu mengawasi anak apabila anak melakukan kunjungan luar berada pada kriteria sangat baik, dan Peran orang tua yang berorientasi pada tugas dilihat dari segi membantu anak dalam tugas-tugas sekolah berada pada kriteria baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientasi pada tugas dari berbagai setiap indikator berada pada kriteria baik. Ini merupakan suatu hal yang baik untuk orang tua yang telah berperan terhadap tugas-tugas yang ada di sekolah.

2. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Proses

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua yang berorientasi pada proses dilihat dari segi memberikan saran/masukan dalam proses pendidikan berada pada kriteria baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientasi pada proses berada pada kategori baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientasi pada proses berada pada kriteria baik. Ini merupakan hasil yang sangat bagus karena orang tua sudah mampu untuk memberikan saran/masukan kepada pihak sekolah dalam pencapaian perkembangan anak

3. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Perkembangan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan keterampilan fisik-motorik berada pada kriteria sangat baik, peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan

keterampilan kognitif berada pada kriteria baik, peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan keterampilan bahasa berada pada kriteria baik, peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan keterampilan social berada pada kriteria baik, peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan keterampilan emosi berada pada kriteria cukup baik, dan peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan dilihat dari segi mengembangkan keterampilan moral berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan anak berada pada kriteria baik. Berarti orang tua sangat berorientasi pada perkembangan anak sehingga anak bisa mencapai perkembangan yang baik.

PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelitian tentang peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum berada pada kriteria baik diketahui bahwa berada pada kriteria baik. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap sub variabel yang menunjukkan bahwa

1. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Tugas

Dari data yang dikumpulkan mengenai peran orang tua yang berorientasi pada tugas berada pada kriteria baik.

Menurut Morrison (Patmonodewo, 2000: 125)

peran orang tua yang berorientasi pada tugas adalah orientasi yang paling sering dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan sebagai staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak melakukan kunjungan luar. Bentuk partisipasi para orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan oleh guru. Bentuk partisipasi lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah orang tua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah.

(7)

banyak. Orang tua sebaiknya diberi kesempatan terlebih dahulu untuk mengamati anak di dalam kelas sebelum mereka bekerja dengan anak. Orang tua dapat mencatat apa yang diamatinya menurut Allen dan Hart (Patmonodewo, 2000:129).

2. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Proses

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua yang berorientasi pada proses berada pada kriteria baik.

Morrison (Patmonodewo, 2000: 125) peran orang tua yang berorientasi pada proses adalah partisipasi orang tua didorong untuk mau berpatisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan, antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientasi pada proses berada pada kriteria baik. Ini merupakan hasil yang sangat bagus karena orang tua sudah mampu untuk memberikan saran/masukan kepada pihak sekolah dalam pencapaian perkembangan anak

3. Peran Orang tua yang Berorientasi pada Perkembangan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan berada pada kriteria baik.

Menurut Morrison (Patmonodewo, 2000: 125) peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan adalah orientasi yang membantu orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anak, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan keterlibatan orang tua.

Prayitno (2005: 104) mengemukakan bahwa pada umur tiga sampai lima tahun

bergerak dari aktifitas satu ke aktifitas lainnya, keterampilan motorik terutama motorik kasar berkembang cepat menyebabkan anak senang naik sepeda roda tiga, berlari dan memanjat.kemampuan mempergunakan bahasa memungkinkan anak lebih banyak menampilkan idea atau imajinasi-imajinasi melalui gambar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang berorientsi pada perkembangan anak berada pada kriteria baik. Berarti orang tua sangat berorientasi pada perkembangan anak sehingga anak bisa mencapai perkembangan yang baik.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan mengenai peran orang tua pada perkembangan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum terdapat 23 orang tua anak berada pada kriteria baik, selanjutnya dapat dilihat dari berbagai sub variabel :

1. Peran orang tua yang berorientasi pada tugas terdapat 20 orang tua anak berada pada kriteria baik.

2. Peran orang tua yang berorientasi pada proses terdapat 20 orang tua anak berada pada kriteria baik.

3. Peran orang tua yang berorientasi pada perkembangan terdapat 27 orang tua anak berada pada kriteria baik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Orang Tua

Bagi orang tua untuk lebih meningkatkan peran pada perkembangan anak agar anak bisa merasa diberikan dorongan, motivasi dalam belajar sehingga perkembangan anak lebih optimal dan anak bisa mendapatkan prestasi yang baik, dan untuk orang tua yang belum berperan di sekolah agar lebih mendekatkan diri dengan anak agar anak tidak merasa sendiri. Selain itu bisa juga diadakan bimbingan dan konseling kelompok dengan menggunakan topic tugas mengenai keterampilan fisik- motorik, keterampilan kognitif,

(8)

keterampilan bahasa, keterampilan sosial, keterampilan emosi, dan keterampilan moral.

2. Guru

Lebih menjalin erat hubungan yang baik dengan orang tua agar orang tua mau bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah lainnya dalam menciptakan perkembangan anak yang lebih baik.

3. Pengelola PAUD

Untuk lebih menekankan orang tua terhadap peran di sekolah agar perkembangan anak lebih optimal dan untuk bisa menajalin hubungan baik kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua terhadap pencapaian perkembangan anak.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Sebagai pertimbangan pengembangan ilmu BK di masyarakat dan untuk menerapkan didalam perkuliahan.

5. Peneliti lebih lanjut

Sebagai pedoman bagi mahasiswa yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dan sebagai data dasar bagi perkembangan sistem pendidikan guna terciptanya SDM yang berkualitas serta menambah ilmu pengetahuan terhadap masyarakat dan mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset

Musfiqon. (2012). Panduan Lengkap Metodologi

Penelitian Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Latif, Dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan

Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Patmonodewo, Soemiarti. (2000) Pendidikan Anak

Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Suyadi dan Ulfah Maulidya. (2013). Konsep Dasar

PAUD. Yogyakarta : Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar.

Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A. Muri (2005). Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam membina etika bermasyarakat pada anak remaja dan faktor penghambat dan pendukung yang di hadapi orang tua

oleh karena itu orang tua harus memberikan pendidikan bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga ilmu agama, karena tempat pendidikan yang pertama adalah lingkungan keluarga, pendidikan