JURNAL
W sl\f -*'7
l/,rl': W
Oleh:
MIA TAMILA
NPM:12060168
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
24fi
Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini Di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong
Gadang Kecamatan Kuranji Padang
Oleh:
Mia Tamila*
Weni Yulastri, M.Pd**
Ryan Hidayat Rafiola M.Pd, Kons**
*Student
**Lecturers
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research of parents who less to assist parents in early childhood moral development. The purpose of this research was to describe: 1. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from in the consistent in educating, 2. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from attitudes of parents in the family, 3. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from the appreciation and practice of the religion affiliation professed. The design of this research was quantitative-descriptive research. Sample in this research the parents who have children in PAUD Sayang Ibu. The technique of taking the sample of this research was total sampling technique. The instrument of this research was questionnaire and then the data will analysis by percentage formula. The result of this research was to explain that in general the efforts of parents in helping the moral development of early childhood are in good enough category with indicator: 1. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from in the consistent in educating for enough category, 2. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from attitudes of parents in the family for enough category, 3. Efforts to assist parents in early childhood moral development seen from the appreciation and practice of the religion affiliation professed for enough category. This research is recommended to parents to further improve consistency in attitude, the appreciation and practice of the religion professed.
Keywords: The efforts of parents, Moral development, Early childhood Pendahuluan
Masa usia dini adalah salah satu fase yang dijalani oleh manusia. Masa ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian anak dan penanaman budi pekerti maupun moral anak.
Anak usia dini belum memiliki kemampuan untuk berpikir dan memilih mana yang baik
dan mana yang buruk. Pentingnya masa ini sehingga sering disebut dengan masa usia emas (the golden age). Namun, disisi lain anak usia dini berada pada masa kritis, yang mana masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa berikutnya.
Masa kritis merupakan masa dimana seseorang anak membutuhkan rangsangan- rangsangan yang tepat untuk mencapai 1
kematangan yang sempurna. Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya. Apabila pada masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat pada bentuk latihan atau proses belajar maka di perkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya.
Misalnya, secara fisiologis anak sudah cukup berkembang dan mampu berlatih berbicara namun demikian rangsangan yang diperoleh dari lingkungan sangat kurang baik akibatnya anak mengalami kesulitan untuk berbicara.
Rangsangan dari lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak usia dini terutama terhadap perkembangan moral anak. Menurut Santrock (2007: 117)
“Perkembangan moral adalah perubahan, penalaran, perasaan dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah”.
Perkembangan moral memiliki dimensi interpersonal, yang mengatur aktivitas seseorang dalam interaksi sosial dengan mengatur dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyesuaian konflik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral anak antara lain: 1) orang tua dan guru sebagai model, 2) perubahan dalam lingkungan, 3) struktur kepribadian, 4) kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan salah, 5) peran rasa bersalah dan rasa malu, dan 6) peran interaksi sosial.
Menurut Yusuf (2009: 133)
“Perkembangan moral seorang anak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak-anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungan, terutama dari orang tuanya”. Jadi, orang tua yang sangat berpengaruh dan bertanggung jawab dalam membantu anak terhadap perkembangannya.
Tugas orang tua adalah sebagai guru atau pendidik utama bagi anak dalam membantu perkembangan moral anak dengan cara memberikan rangsangan dan pengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik biologis maupun psikologis anak yang kelak juga sangat berpengaruh pada kualitas hidup anak. Lebih lanjut, menurut Yusuf (2009: 133) dalam mengembangkan moral anak, peranan orang tua sangatlah penting,
terutama pada waktu masih kecil. Ada beberapa upaya orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, diantaranya sebagai berikut: 1) konsisten dalam mendidik anak, 2) sikap orang tua dalam keluarga, 3) penghayatan dan pengalaman agama yang dianut, 4) sikap dan konsisten orang tua dalam menerapkan norma (Yusuf, 2009: 133).
Jadi, orang tua harus menampilkan sikap yang baik sehingga bisa menjadi teladan bagi anak, setelah itu baru anak dikenalkan dengan kebiasaan yang baik, misalnya: dilatih menggunakan bahasa yang sopan, bersikap jujur, mengajarkan sikap saling menghargai, rendah hati dan suka menolong sesama, bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan dan dikenalkan dengan tata cara beribadah dan pergi ke mesjid. Anak akan memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, dia akan belajar untuk mengenal nilai-nilai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang dimulai pada tanggal 28 Oktober 2015 sampai 8 November 2015 terlihat adanya orang tua yang suka menghukum bila anaknya berbuat salah daripada bersikap hangat ataupun mendengarkan penjelasan anak, kemudian adanya orang tua yang tidak memberikan teladan yang baik seperti berkata kasar dan
bertengkar dihadapan anak,
ketidakkonsistenan orang tua dalam mendidik anak contohnya ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Adanya orang tua yang kurang mengontrol perkembangan anaknya karena kesibukan dalam bekerja. Selain itu, pola asuh orang tua yang belum sesuai dengan perkembangan moral anak bahkan orang tua cenderung bersikap otoriter serta ditemukan ada beberapa orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah sehingga kurang memiliki pengetahuan tentang sikap orang tua dalam membantu perkembangan moral anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan salah seorang guru di PAUD Sayang Ibu pada tanggal 11 Desember 2015 terungkap bahwa adanya beberapa anak yang sangat susah untuk diatur, suka berkata kotor, mencari perhatian, suka mengganggu dan memukul temannya. Hal ini terjadi terutama pada anak yang memiliki orang tua dan lingkungan tempat tinggalnya tidak mencerminkan perilaku yang baik sehingga anak meniru hal tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang“.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005: 83)
“Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.
Selanjutnya, Arikunto (2010: 54) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian non hipotesis dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu”.
Adapun tempat lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji Padang.
Alasan peneliti memilih di Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji Padang adalah karena ditemukan adanya permasalahan yang peneliti temukan pada orang tua yang memiliki anak PAUD Sayang Ibu Kelurahann Korong Gadang, Kecamatan Kuranji Padang, penelitian ini direncanakan akan dilakukan sekitar bulan Januari tahun 2017.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu orang tua yang memiliki anak PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji Padang. Sampel dari
penelitian ini sebanyak 44 orang. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang langsung diperoleh dari responden atau yang menjadi subjek penelitian. Yusuf (2005: 133) menyebutkan “Variabel interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih atau jumlahnya dan satuan ukuran mempunyai unit sama”. Jadi, data yang akan di intervalkan dalam penelitian ini adalah upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang.
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Angket yang telah dikumpulkan dari orang tua yang menjadi subjek penelitian kemudian diolah dengan langkah-langkah di bawah ini:
1. Verifikasi data 2. Deskripsi data
a. Penskoran b. Pengkategorian
c. Perumusan Kriterium Sturgess
d. Mencari presentase untuk setiap data atau total skor pernyataan subjek penelitian dengan rumus presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2005:
365) sebagai berikut:
P = × 100%
Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang, hasil penelitian akan dibahas berdasarkan sub variabel dan indikator yaitu:
1. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Konsisten dalam Mendidik
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari konsisten dalam mendidik berada pada kategori cukup baik yaitu 18 (40,91%) orang tua. Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari konsisten dalam mendidik. Artinya, antara kedua orang tua perlu adanya kesepakatan dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009: 133) menyatakan “Konsisten dalam mendidik anak berarti Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak”. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua perlu memiliki konsistensi dalam mendidik anak, agar anak tidak mengalami konflik pada dirinya karena perbedaan orang tua dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Untuk itu, jangan sampai perbedaan itu menjadi alasan anak untuk tidak melakukan apa yang tidak diinginkan oleh orang tuanya.
2. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Memiliki Sikap dan Perlakuan yang Sama
Dilihat dari indikator orang tua memiliki sikap dan perlakuan yang sama berada pada kategori cukup baik yaitu 18 (40,91%) orang tua. Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari orang tua memiliki sikap dan perlakuan yang sama.
Artinya, orang tua perlu adanya
kesepakatan yang jelas tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan anaknya baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Menurut Mutiah (2010: 86-87) “Dari ucapan dan tingkah laku orang tua yang konsisten, anak akan memperoleh perasaan aman, seperti: memberikan janji kepada anak dan kemudian janji tersebut dipenuhi.
Anak mengetahui apa yang diharapkan dari hubungan antarmanusia, serta membangun pengertian yang jelas tentang suatu yang benar ataupun yang salah”.
Maksud dari pendapat di atas yaitu dengan adanya persamaan perkataan dan perbuatan antara kedua orang tua maka anak akan memperoleh rasa aman sehingga anak mendapat pemahaman yang jelas tentang perkataan atau perbuatan yang benar ataupun salah sehingga nilai-nilai yang diterapkan oleh orang tua dapat terinternalisasi dalam kepribadian anak.
3. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Konsisten dalam Menerapkan Norma/Aturan
Dilihat dari indikator orang tua konsisten dalam menerapkan norma/aturan berada pada kategori kurang baik yaitu 23 (52,27%) orang tua. Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari orang tua konsisten dalam menerapkan norma/aturan.
Artinya, orang tua harus benar-benar memperhatikan tingkah laku anak apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan norma/aturan yang ada. Tidak hanya memperhatikan, tetapi orang tua juga harus memiliki dan menampilkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan norma/aturan yang ada.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009: 133) mengatakan “Orang tua yang konsisten dalam menerapkan norma/aturan adalah orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari perilaku berbohong atau tidak
jujur. Apabila orang tua mengajarkan kepada anak, agar berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab atau taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan perilaku sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya dan akan menggunakan ketidak konsistenan (ketidakajegan) orang tua itu sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang diinginkan oleh orang tuanya, bahkan mungkin dia akan berperilaku seperti orang tuanya”.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua seharusnya menjadi panutan bagi anaknya dalam berperilaku atau bertutur kata. Anak-anak yang berada pada masa golden age (0-5 tahun) akan meniru/menyerap apapun perbuatan dan perilaku yang orang tua lakukan di hadapan anak sebagai suatu stimulus, anak meresponnya dalam bentuk skema dan pola informasi yang mereka bangun dalam pikiran, lalu mengeluarkannya dalam bentuk respon kongkrit.
4. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Sikap Orang tua dalam Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari sikap orang tua dalam keluarga berada cukup baik yaitu 24 (54,55%) orang tua. Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari sikap orang tua dalam keluarga. Artinya, orang tua perlu berhati-hati dalam menampilkan sikap seperti apa didepan anak. Secara tidak sadar orang tua bisa saja menampilkan sikap yang kurang baik kepada anak. Meniru kebiasaan hidup orang tua adalah suatu hal yang sering anak lakukan, karena memang pada masa perkembangannya, anak selalu ingin menuruti apa yang orang tua lakukan.
Memang dalam kenyataannya anak suka
meniru sikap dan perilaku orang tua dalam keluarga.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mutiah (2010: 86) “Melalui pengamatan oleh anak terhadap berbagai perilaku atau sikap yang ditampilkan secara berulang- ulang dalam keluarga, interaksi antara ayah-ibu, kakak dan orang dewasa lainnya anak akan belajar dan mencoba menirunya”.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua seharusnya benar-benar menjadi figur ideal bagi anak. Karena segala kebiasaan mulai dari ucapan, tindakan atau tingkah laku orang tua selalu akan ditirunya dan menjadi kebiasaan anak pula.
Apabila orang tua melakukan kebiasaan yang baik mulai dari ucapan, tindakan atau tingkah laku maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik begitu juga sebaliknya.
5. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Memberikan Contoh dan Teladan yang Baik bagi Anak
Dilihat dari indikator orang tua memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak berada pada kategori cukup baik dan kurang baik yaitu 15 orang tua (34,09%). Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari orang tua memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak.
Artinya, orang tua dituntut untuk bekerja keras memberikan contoh dan dalam berperilaku dengan begitu anak akan mudah mengingatnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2014: 53) “Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak”.
Keteladanan dan kebiasaan yang orang tua
tampilkan dalam bersikap dan berperilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua sudah seharusnya menjadi contoh atau suri teladan bagi anaknya dalam ucapan dan perbuatan agar anak terbiasa melakukan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menjadi perilaku orang tua akan ditirunya. Salah satu praktek pemberian teladan yang baik bagi anak adalah kesamaan antara ucapan dan perbuatan.
6. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Menanamkan Sikap Disiplin kepada Anak
Dilihat dari indikator orang tua menanamkan sikap disiplin kepada anak berada pada kategori cukup baik yaitu 20 orang tua (45,45%). Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari orang tua menanamkan sikap disiplin kepada anak.
Artinya, sebelum orang tua anak mengerti tentang peraturan orang tua harus memberikan pemahaman dan penjelasan kepada anak tindakan yang benar dan tindakan yang salah. Bila perlu gunakan hukuman dan beri pujian untuk mendorong anak bersikap disiplin.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mursid (2015: 81) “Melalui disiplin, anak belajar untuk bersikap dan berperilaku yang baik seperti yang diharapkan oleh masyarakat lingkungan sekitarnya. Anak diberi penjelasan dan arahan serta diberi tahu maksud dan tujuan yang tercantum dalam peraturan sehingga anak mamppu mengerti tentang apa yang diharapkan oleh lembaga terkait.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua perlu membiasakan anak untuk bersikap disiplin sejak dini, agar anak dapat mengendalikan tingkah lakunya.
Selain itu, disiplin juga akan menyadarkan anak bahwa ia mampu menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dan tidak
diharuskan melakukan apa yang orang tua tentukan.
7. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Penghayatan dan Pengamalan Agama yang dianut
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari penghayatan dan pengalaman agama yang dianut berada baik yaitu 24 orang tua (54,55%). Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat dari penghayatan dan pengalaman agama yang dianut. Artinya, orang tua perlu menciptakan lingkungan yang dapat memberikan rangsangan pada perkembangan keberagamaan anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009: 133) menyatakan “Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut berarti orang tua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk di sini panutan dalam mengamalkan ajaran agama”. Untuk itu orang tua perlu menciptakan iklim yang religius (agamis), dengan memberikan bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
Maksud dari pendapat di atas yaitu pada mulanya sikap beragama anak dibentuk dirumah jadi orang tua perlu memberikan pendidikan dan pengalaman beragama kepada anak sejak kecil dengan mengajak anak melakukan aktivitas keagamaan dan melibatkan anak secara aktif misalnya mengikuti pendidikan ekstra kurikuler di mesjid atau TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) dan mengajak anak sholat di mesjid. Jika perlu, ajak anak mengikuti perlombaan keagamaan seperti lomba adzan, lomba hafalan surat pendek dan lain sebagainya. Dari pengalaman tersebut diharapkan berkembangnya rasa kesadaran moral dan sosial anak.
8. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Mengajarkan Anak tentang Nilai-nilai Agama
Dilihat dari indikator orang tua mengajarkan anak tentang nilai-nilai agama berada pada kategori cukup baik yaitu 22 orang tua (50,00%). Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat orang tua mengajarkan anak tentang nilai- nilai agama. Artinya, orang tua perlu menstimulasi agar rasa keberagamaan tumbuh pada diri anak dengan memberikan latihan-latihan keagamaan. Fitrah rasa keberagamaan anak harus dikembangkan supaya rasa keberagamaan itu melekat dengan kuat pada anak saat mereka telah dewasa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suryana (2013: 192) “Cara penanaman nilai-nilai agama yaitu mengenalkan Tuhan, mengenalkan ibadah kepada Allah SWT dan menanamkan akhlak yang baik.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua seharusnya mengajarkan nilai- nilai agama sejak dini pada anak. Dengan adanya fitrah keagamaan yang dimiliki oleh anak, dengan adanya bimbingan, pelatihan dan pembiasaan pelaksanaan kegiatan keagamaan maka akan mengembangkan rasa keberagamaan pada dirinya.
9. Upaya Orang tua dalam Membantu Perkembangan Moral Anak Usia Dini dilihat dari Orang tua Membiasakan Anak Melakukan Ibadah
Dilihat dari indikator orang tua membiasakan anak melakukan ibadah berada pada kategori cukup baik yaitu 24 orang tua (54,55%). Ini membuktikan bahwa adanya orang tua yang belum maksimal dalam membantu perkembangan moral anak usia dini dilihat orang tua membiasakan anak melakukan ibadah.
Artinya, orang tua harus mengarahkan anak untuk selalu mengerjakan segala
perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suyadi (2010: 135) menyatakan
“Pembinaan ketaatan beribadah jauh lebih efektif melalui pembiasaan dan keteladanan dari kedua orang tuanya”.
Sebab, anak usia dini belum mampu menangkap penjelasan logis-transendental secara optimal.
Maksud dari pendapat di atas yaitu orang tua perlu membiasakan anak praktek ibadah secara langsung setahap demi setahap misalnya mengerjakan shalat harus tepat pada waktunya, supaya anak mudah untuk mengerti waktu-waktu beribadah.
Kebiasaan baik yang dilakukan dalam keluarga yang dicontohkan orang tua lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik pula bagi anak-anaknya, sedangkan kebiasaan buruk yang dilakukan dalam keluarga yang dicontohkan orang tua lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang buruk pula bagi anak-anaknya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang peneliti peroleh dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang secara umum berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan pengolahan data tiap indikator maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang dilihat dari konsisten dalam mendidik berada pada kategori cukup baik.
b. Upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang dilihat dari sikap orang tua dalam keluarga berada pada kategori cukup baik.
c. Upaya orang tua dalam membantu perkembangan moral anak usia dini di
PAUD Sayang Ibu Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang dilihat dari penghayatan dan pengamalan agama yang dianut berada pada kategori cukup baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran kepada:
a. Orang tua, agar lebih konsisten dalam mendidik dan memiliki kesepakatan dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Orang tua seharusnya benar-benar menjadi contoh dan teladan bagi anak karena segala kebiasaan mulai dari ucapan, tindakan atau tingkah laku orang tua selalu akan ditirunya dan menjadi kebiasaan anak pula. Selain itu, orang tua perlu memberikan pendidikan dan pengalaman beragama kepada anak sejak kecil dengan mengajak anak melakukan aktivitas keagamaan dan melibatkan anak secara aktif.
b. Guru PAUD, diharapkan untuk memperhatikan perkembangan moral dan kebutuhan anak usia dini dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang sesuai serta menciptakan suasana yang dapat membantu perkembangan moral anak.
c. Kepala Sekolah PAUD, diharapkan untuk dapat mengembangkan program pengembangan moral anak usia dini.
d. Peneliti selanjutnya, agar dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dalam aspek yang lebih luas.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, Syaiful. Djamarah. 2014. Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media.
Santrock. John, W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini (Edisi Kedua). Padang: UNP Press Padang..
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press.
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosdakarya.