• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SOCIAL LIFE OF SOCIETY ECONOMICS IN UNFOLDMENT AREA IN KABUPATEN MURATARA IN SUB-PROVINCE OF RUPIT

KABUPATEN MURATARA

Azmi Annisa Irradhiyah*Drs. Helfia Edial, MT**Rika Despica, S.Pd, M.Si**

* Student of Geography Departement of STKIP PGRI Sumbar

**Lecturer of Geography Departement of STKIP PGRI Sumbar

ABSTRACT

This study aims to get the data, manage, analyze and discuss about the Social Life of Society Economics in Unfoldment Area in Kabupaten Muratara in Sub-Province of Rupit Kabupaten Muratara (North of Musi Rawas) seen from: 1) job, 2) Income, 3) Land Use, 4) Social relations.

This type of research is classified in descriptive studies. The population in this study is the total number of households in sub-district of Muara Rupit and Lawang village District of Rupit Muratara. Sample of respondents was taken by proportional random sampling technique (3%) with a total sample of 96 households. The technique of data analysis was using analysis with a percentage formula. The technique of collecting data used questionnaires and instruments.

The research found that: 1) Social life of society economics in the unfoldment area of the District Muratara towards work is very useful for people in the District Rupit which could be seen from the job was better than before, 2) Social life of society economics in the unfoldment area in sub- province of Muratara towards income is very beneficial for society income in the District of Rupit can be seen from a better income than ever before, in this unfoldment it was really influenced the economic level, 3) Social life of society economics in the unfoldment area of the District Muratara on land use very affecting to local communities, in land use, there is a positive impact and negative in the District Rupit, 4) Social life of society economics in the unfoldment area of the District Muratara on social relations was useful to the local communities in the District of Rupit Muratara district very well.

Key Words : Job, Income, Land Use, Social Relations.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republikyang dalam pelaksanaan pemerintahannya dibagi atas daerah-daerah Propinsi dan daerah Propinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Propinsi, Kabupatan dan Kota mempunyai pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan. Pemerintah daerahberhak menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan- peraturan lainuntuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantuan (Wijoyo, 2013)

Pemekaran wilayah secara intensif saat ini telah berkembang di Indonesia sebagai salah satu jalan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti dalam bidang ekonomi, keuangan pelayanan publik dan aparatur pemerintah desa termasuk

(3)

juga mencakup aspek sosial politi, batas wilayah maupun keamanan serta menjadi pilar utama pembangunan pada jangka panjang (Wijoyo, 2013)

.

Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau beberapa daerah yang bersanding atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih.

Pemekaran daerah dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan, yaitu 10 tahun untuk provinsi, 7 tahun untuk kabupaten/kota dan 5 tahun untuk kecamatan. Pembentukan daerah ditetapkan dengan undang-undang yang isinya antara lain mencakup nama, cakupan wilayah, batas, ibukota, kewenangan menyelenggarakan urusan pemerintahan, penunjukkan penjabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan kepegawaian, pendanan dan dokumen, serta perangkat daerah (Abdullah , 2011: 10).

Pembentukan suatu daerah harus memenuhi syarat administratif, teknis dan fisik kewilayahan. Syarat administratif untuk provinsi meliputi adaanya:

1. Persetujuan dari DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Wali Kota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi.

2. Persetujuan DPRD dan Gubernur Provinsi induk.

3. Rekomendasi Menteri dalam Negeri.

Sementara itu, syarat administritif untuk Kabupaten/Kota meliputi adanya:

1. Persetujuan dari DPRD dan Bupati/Wali Kota yang bersangkutan.

2. Persetujuan DPRD Provinsi dan Gubernur.

3. Rekomendasi Menteri dalam Negeri.

Persetujuan DPRD dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk keputusan DPRD, yang diproses berdasarkan pernyataan aspirasi sebagian besar masyarakat setempat sedangkan persetujuan Gubernur didasarkan pada hasil kajian tim yang khusus dibentuk oleh pemerintah Provinsi bersangkutan. Tim dimaksud mengikut- sertakan tenaga ahli sesuai kebutuhan (Abdullah, 2011:11 ).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pembentukan daerah pada dasarnya bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pembentukan daerah dapat berupa pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih, atau penggabungan daerah yang bersandingan, atau penggabungan beberapa daerah (UUD 1945).

Proses pembentukan daerah sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah menyatakan bahwa pembentukan daerah didasari pada 3 (tiga) persyaratan, yakni administratif, teknis dan fisik kewilayahan. Persyaratan administratif didasarkan atas aspirasi sebagian besar masyarakat setempat untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan melakukan kajian daerah terhadap rencana pembentukan daerah. Persyaratan secara teknis didasarkan pada faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan keamanan, dan faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Adapun faktor lain tersebut meliputi pertimbangan kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan.

Persyaratan fisik kewilayahan dalam pembentukan daerah meliputi cakupan wilayah, lokasi calon ibukota, sarana dan prasarana pemerintahan (Susanti, 2004).

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 23-24 Februari 2016 terlihat bahwa akibat terjadinya pemekaran di Kabupaten Muratara seringkali menimbulkan permasalahan dalam penggunaan lahan. Dalam penggunaan lahan ini sebagian besar penduduk di Muratara kehilangan pekerjaan atau pun rumahnya yang telah di alih fungsikan untuk bangunan kantor pemerintah. Permasalahan yang telihat di Kecamatan Rupit akibat pemekaran Kabupaten, yaitu pekerjaan masyarakat yang beralih ke profesi lain akibat lahan yang di alih fungsikan untuk kantor-kantor, sehingga mereka kehilangan pekerjaan, pendapatan masyarakat yang tidak merata akibat pekerjaannya yang belum tersedia, hubungan sosial masyarakat yang dulunya berinteraksi sangat baik dan pada akhirnya akan terpisah karena penggusuran rumah, transportasi masyarakat, penggunaan lahan masyarakat untuk membangun kontor

(4)

sehingga rumah masyarakat tergungsur, dan hubungan sosial masyarakat yang terputus.

Penelitian ini lebih difokuskan untuk mencari tahu tentang pekerjaan, pendapatan, penggunaan lahan dan hubungan sosial di Kecamatan Rupit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mengungkapkannya dengan suatu penelitian dengan judul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Wilayah Pemekaran Kabupaten Muratara Di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan dalam pendahuluan di atas, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif karena menurut Arikunto (2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terjadi atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Dalam menggunakan metode deskriptif ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data atau informasi yang diperlukan yaitu pengamatan atau observasi dan wawancara.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga (KK) yang berada diwilayah pemukiman kecamatan Rupit dengan jumlah 10.136 KK. Wilayah penelitian dibatasi pada Kelurahan Muara Rupit dan Desa Lawang Agung karena pada wilayah tersebut dekat dengan pemekaran dan lebih banyak penduduknya dibandingkan dengan wilayah yang lain. Sampel responden dalam penelitian ini yaitu Kelurahan dan Desa yang diambil secara proportional random sampling, yaitu sebanyak 96 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket serta dokumentasi. Sedangkan untuk beberapa hal yang tidak mungkin dikumpulkan dengan angket atau kuisioner maka penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung terhadap objek penelitian dilapangan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mentabulasi data ke dalam bentuk tabel distribusi

2. Mengolah data tersebut dengan menggunakan rumus formula frekuensi

dengan melihat presentase jawaban responden dari hasil tabulasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pekerjaan Masyarakat di Wilayah pemekaran Kabupaten Muratara Pekerjaan masyarakat di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, sangat bermanfaat bagi masyarakat dapat dilihat dari pekerjaan yang lebih baik dan semakin bertambahnya lowongan pekerjaan dan mengakibatkan keinginan masyarakat untuk mendapatakan pekerjaan yang lebih layak atau lebih baik dari sebelumnya. Setelah pemekaran Kabupaten pekerjaan tetap masyarakat sangat meningkat dari sebelumnya 76 responden (79,17%) menyatakan tetap, karena adanya pengaruh dari pemekaran tersebut peluang pekerjaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan Mulyadi (2008) dimana menyatakan jenis mata pencaharian utama seseorang dalam macam pekerjaan yang dilakukan pekerja tersebut. Jenis pekerjaan utama biasanya digolongkan: a) tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya, b) tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaa, c) tenaga tata usaha dan tenaga sejenisnya, d) tenaga usaha penjualan, e) tenaga usaha jasa, f) tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan, g) tenaga produksi, operator alat angkutan dan pekerja kasar.

Mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang menjadi suatu pokok penghidupan bagi masyarakat.

2. Pendapatan Masyarakat di Wilayah pemekaran Kabupaten Muratara Pendapatan masyarakat di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, dilihat dari pendapatan masyarakat, sesudah pemekaran Kabupaten Muratara rata-rata masyarakat memiliki pendapatan yang tetap, pada pemekaran Kabupaten ini sangat mempengaruhi pada pendapatan masyarakat karena jika masyarakat tidak memiliki pekerjaan yang tetap maka masyarakat tidak akan memiliki pendapatan yang

(5)

tetap. Setelah pemekaran sebagian dari masyarakat mendapatkan pendapatan yang lebih baik dari sebelumnya 71 responden (73,95%) menyatakan ada, karena dengan adanya pengaruh dari pemekaran tersebut peluang masyarakat sangat mudah untuk menghasilkan pendapatan yang tetap, pada pemekaran ini sangat mempengaruhi tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan Sheraden (2006:23) menyatakan pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu. Ini disebut sebagai arus mengalirnya (Flow) uang. Pendapatan seseorang bisa dilihat dari tiga sumber utama, 1) perusahaan, 2) aset, 3) santunan (transfer).

3. Penggunaan Lahan Masyarakat di Wilayah pemekaran Kabupaten Muratara

Tabel IV. 22 : Distribusi Frekuensi Dampak Penggunaan Lahan Sebelum dan Sesudah Pemekaran

No Pengguna an Lahan

Luas (ha) Presentase (%) Sebelu

m

Sesuda h

Sebe lum

Sesud ah 1 Perumah

an

12,091 7,013 4,51 2,62 2 Perkebun

an

26,201 21,531 9,80 8,04

3 Hutan 215,39

2

215,39 2

80,5 0

80,50

4 Mini

Market

3,053 1,535 1,14 0,58 5 Perkantor

an

5,147 2,041 1,92 0,77 6 Luas

Jalan

9,35 20,081 3,50 7,50 Jumlah 267,59

3

267,59 3 Sumber : BPS Rupit 2016

Dari data dan grafik di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan sebelum dan sesudah pemekaran di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, dapat dilihat dari rata-rata perumahan sebelum pemekaran (4,51%), perkebunan sebelum pemekaran (9,80%), hutan (80,50%), mini market sebelum pemekaran (1,14%), perkantoran sebelum pemekaran (1,92%), luas jalan sebelum pemekaran (3,50%). Perumahan sesudah pemekaran (2,62%), perkebunan sesudah pemakaran (8,04%), hutan sesudah

pemekaran (80,50%), mini market sesudah pemekaran (0,58%), perkantoran sesudah pemekaran (0,77%), luas jalan sesudah pemakaran (7,50%).

Penggunaan lahan sebelum dan sesudah pemekaran di Kecamatan Rupit dapat dilihat dari lahan perumahan sebelum pemekaran 12,091 ha (4,51%), setelah pemekaran 7,013 ha (2,62%) pada penggunaan lahan perumahan ini mengalami penurunan setelah pemekaran.

Perkebunan sebelum pemekaran 26,201 ha (9,80%), setelah pemekaran 21,531 ha (8,04%) mengalami penurunan setelah pemekaran. Hutan sebelum pemekaran 215,392 ha (80,50%), hutan setelah pemekaran 215,392 ha (80,50%) mengalami penurunan setelah pemekaran. Mini market sebelum pemekaran 3,053 ha (1,14%), mini market setelah pemekaran 1,535 ha (0,58%) mengalami penurunan setelah pemekaran, perkantoran sebelum pemekaran 5,147 ha (1,92%), perkantoran setelah pemekaran 2,041 ha (0,77%) mengalami penurunan setelah pemekaran, luas jalan sebelum pemekaran 9,35 ha (3,50%), luas jalan setelah pemekaran 20,081 ha (7,50%) mengalami penurunan setelah pemekaran. Jadi, penggunaan lahan di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara mengalami perubahan setelah pemekaran karena banyak lahan yang digunakan untuk membangun gedung perkantoran, mini market dan luas jalan.

Hal ini sesuai dengan Purwanto (2012) penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha melakukan perencanaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan keruangan disuatu wilayah.

4. Hubungan Sosial Masyarakat di Wilayah pemekaran Kabupaten Muratara

Hubungan sosial di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, hubungan sosial antar individu sangat baik, pada pemekaran Kabupaten ini tidak ada dampak pada hubungan sosial antar individu dan menurut mereka biasa saja, menurut masyarakat setempat pada hubungan sosial antar individu itu, pandai-pandai kita untuk bisa berinteraksi dengan tetangga maupun dengan keluarga. Berselisih dengan tetangga itu kadang- kadang terjadi, karena masyarakat mengatakan perselisihan itu hal yang biasa dan akan diselesaikan secara kekeluargaan supaya bisa

(6)

terjalin silaturahmi dengan baik antar tetangga.

Dari segi individu dengan kelompok tidak berdampak pada pemekaran tersebut mereka menyatakan biasa saja karena, hubungan individu dengan kelompok itu bisa saja terjalin dengan baik atau buruknya, itu tergantung pada hubungan antar tetangga, bagi mereka pada pemekaran ini tidak ada dampak pada hal yang negatif.

Hal ini sesuai dengan Setiadi dan Kolip (2011) menyatakan hubungan sosial diartikan sebagai hubungan yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, antara kelompok dan kelompok dalam bentuk kerja sama, persaingan maupun pertikaian. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan-tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

KESIMPULAN

1. Pekerjaan masyarakat di wilayah pemekaran Kabupaten Muratara di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara dilihat dari pekerjaan tetap masyarakat sangat meningkat dari sebelumnya, karena adanya pengaruh dari pemekaran tersebut peluang pekerjaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

2. Pendapatan masyarakat di wilayah pemekaran Kabupaten Muratara di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara dilihat dari pendapatan tetap masyarakat sangat meningkat dari sebelumnya, karena dengan adanya pengaruh dari pemekaran tersebut peluang masyarakat sangat mudah untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik lagi.

3. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pemekaran Kabupaten Muratara terhadap penggunaan lahan di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara dilihat dari tabel dan grafik, penggunaan lahan setelah pemekaran sangat menurun dari sebelumnya. Karena, banyak lahan yang digunakan untuk membangun perkantoran, mini market, warung nasi dan lain sebagainya.

4. Hubungan sosial masyarakat di wilayah pemekaran Kabupaten Muratara di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara dilihat hubungan social antar individu sangat baik, pada pemekaran Kabupaten ini tidak ada dampak pada hubungan sosial antar individu dan menurut mereka biasa saja.

Saran

1. Diharapkan bagi pemerintah, khususnya Kecamatan Rupit beserta jajaran baik itu RW, RT dan Kepala Keluarga hendaknya mampu bekerjasama dengan instansi dan pihak-pihak yang berpengaruh dalam pelaksana pemekaran Kabupaten, mampu menjaga hubungan sosial antar masyarakat dan pekerjaan yang lebih baik lagi di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara.

2. Diharapkan bagi pemerintah dan masyarakat untuk bias berperan aktif dalam pemekaran Kabupaten supaya bisa lebih maju lagi dan berkembang, agar Kabupaten bisa lebih baik dari Kabupaten lainnya.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menindak lanjuti penelitian ini sehingga hasil penelitian ini lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. (2011). Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: PT.

Raja Grafindo.

Mulyadi. S. (2008). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sheraden. (2006). Aset Untuk Orang Miskin.

Jakarta: Raja Grafindo.

Susanti. (2014). Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Di

Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Ekonomi Pembangunan No 2, Juli 2014. Hal 250-251

Wijoyo, Tri Banjir Adi. (2013). Pemekaran Desa Ditinjau Dari Aspek Otonomi Daerah Di Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur. Skripsi.

(7)

Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Setiadi, Elly dan Kolip, Usman. (2011).

Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Segala Pemecahan. Jakarta:

Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Harga lokan batang alin lebih tinggi sedikit dibanding lokan-lokan lainnya namun untuk mendapatkan jenis lokan batang alin penyelam harus menggunakan teknik yaitu penyelam harus