• Tidak ada hasil yang ditemukan

,, "pv - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan ",, "pv - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK

YAIYG

AKAN MEI{YAMPAIKAN TERMASALAHAN KEPADA GURU BK DI SMK NEGERI

2

PADAI{G

,, "pv

DqNISYA DWI HABTI NPM.

12060280

PROGRAM STUDI BIMBINGAFI KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

DAIY

ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADAI\G

2016

IP

(2)

PROFILES OF ANXIETY STUDENTS THAT WILL DELIVER THE PROBLEMS TO COUNSELOR IN SMK NEGERI 2 PADANG

By:

Denisya Dwi Harti

Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si.

Ryan Hidayat Rafiola, M.Pd., Kons.

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research was motivated by the learners who have anxiety when it will submit the problem to counselor. The purpose of this research is 1) Describe the anxiety profile of learners who will convey the problem to counselor, seen from the physiological level, 2) Describe the anxiety profile of learners who will convey the problem to counselor seen from a psychological level.This research is quantitative descriptive. Based on the results of research on anxiety learners who will submit problems to counseling teacher at SMK Negeri 2 Padang can be concluded as follows: general anxiety learners who will convey the problem to counselor is in the category is quite high (52%), and in particular that : 1) In terms of sub variable physiological level, anxiety learners who will convey the problem to counselor is in the category is quite high (41.3%), 2) In terms of sub-variables of psychological anxiety level learners who will convey the problem to be counselor the category is quite high (51.3%).

It can be concluded that learners who experience anxiety when it will submit problems to counselor at SMK Negeri 2 Padang by category is high enough the need to get help from the counselor through approaches that are more complex, so that learners change from KES-T to KES.

Keywords :Anxiety, Student, counselor.

PENDAHULUAN

Safaria dan Saputra (2012: 49) mengatakan bahwa segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan, konflik merupakan salah satu sumber munculnya rasa cemas.

Seperti adanya ancaman fisik, ancaman terhadap haga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan juga dapat menumbuhkan kecemasan.

Saparinah dan Markam (Asmi, 2012: 3) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan tidak berdaya, perasaan tidak aman tanpa sebab yang jelas. Hawari (Asmi, 2012: 3) menambahkan bahawa cemas atau keluhan yang sering dialami oleh gangguan kecemasan antara lain (1) cemas, khawatir, firasat buruk, mudah tersinggung, (2) merasa tegang, tidak tenang, gelisah,

mudah terkejut, (3) takut sendiri, (4) gangguan pola tidur, (5) keluhan-keluhan psikosomatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya adalah bentuk dari respon dari kecemasan pada fisiologis seseorang yang mengalami kecemasan.

Aizid (2015: 7) mengatakan bahwa secara umum kecemasan dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu fisiologis dan psikologis.

Pada tingkat fisiologis kecemasan sudah mempengaruhi atau terwujud sebagai gejala- gejala fisik, terutama di fungsi sistem saraf, seperti tidak dapat tidur, jantung berdebar- debar, gemetar, perut mual, dan lain-lain.

Sedangkan pada tingkatan psikologis,

(3)

kecemasan terwujud sebagai gejala-gejala kejiawaan, seperti tegang, bingung, khawatir, susah berkonsentrai, perasaan tidak menentu, dan lain-lain.

Siti Sundari (Asmi, 2012: 4) menyatakan adanya kecemasan maka satu atau lebih organ-organ dalam tubuh akan meningkat fungsinya, sehingga dapat menimbulkan peningkatan jumlah asam lambung dala memompa darah sehingga jantung berdebar-debar, keluar keringat yang berlebihan, gemetar, sering buang air dan sirkulasi darah tidak teratur. Dalam kondisi cemas sering individu mengalami rasa sakit yang berkaitan dengan organ-organ tubuh yang meningkat fungsinya secara tidak wajar, misalnya ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, nafas sesak, mual dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat mengalami kecemasan individu dapat mengalami dua macam reaksi yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Dari kedua aspek ini dapat dibedakan antara individu yang mengalami kecemasan dengan yang tidak mengalami kecemasan.

Peserta didik yang berada pada masa transisi, yang sangat membutuhkan bantuan dari orang dewasa dalam hal ini adalah guru secara umum dan guru BK secara khusus. Peserta didik harus mampu mengkomunikasikan permasalahan yang dirasakan selama melaksanakan tugas-tugas perkembangan sebagai remaja. Ketika komunikasi antara guru dengan peserta didik tidak dilakukan, maka peserta didik akan kehilangan arah, kehilangan jati diri dan sulit menemukan tujuan hidup yang sedang dibangun dan akibatnya akan menjadikan peserta didik malas ke sekolah, tidak semangat belajar, bertindak kriminal, anarkis dan sebagainya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis selama melakukan Praktek Lapangan Sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015 ada peserta didik yang takut untuk menemui guru BK ketika mereka mengalami masalah, adanya

peserta didik yang menjadi bingung dalam mengambil sikap untuk menceritakannya atau menahannya saja, ada peserta didik yang susah tidur ketika berniat ingin menyampaikan permasalahannya, jantungnya berdebar-debar ketika akan menemui guru yang bersangkutan, ada peserta didik yang tidak fokus dalam belajar saat mendapat panggilan dari guru BK, ada peserta didik yang anggota tubuhnya dingin dan berkeringat ketika bertatap muka dengan guru BK, adanya peserta didik yang gemetar saat ditanyai oleh guru BK, adanya peserta didik yang tiba-tiba sakit kepala ketika sudah berhadapan dengan guru BK, adanya peserta didik yang menghindar ketika akan berpapasan dengan guru BK.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Profil kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK dilihat dari tingkat fisiologis.

2. Profil kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK dilihat dari tingkat psikologis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Menurut Yusuf (2007:83) “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena sacara detail”.

Populasi dari penelitian ini adalah mencakup seluruh siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Padang yang berjumlah 388 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan Random Sampling dengan sampel penelitian 150 responden.

Sumber data adalah orang atau subjek yang dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diungkap oleh peneliti.

Menurut Mahmud (2011: 146) data dibedakan atas dua macam , yaitu data primer data sekunder.

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

(4)

lapangan dari sumber asli oleh peneliti, data primer disebut juga dengan data asli karena diperoleh langsung dari peserta didik di lapangan, dalam hal ini data primer bersumber dari peserta didik kelas XI di SMK Negeri 2 Padang. Sedangkan Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang ada, data sekunder ini disebut juga dengan data tersedia, diperoleh dari pihak guru BK yang ada di SMK Negeri 2 Padang dengan cara meminta data-data peserta didik yang masih aktif sekolah pada kelas XI tersebut.

Hal ini diperoleh dari pihak sekolah.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan jenis dan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu angket.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Umum

Apa yang ditemukan oleh peneliti setelah melakukan pengolahan data mampu menjelaskan bahwa peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalah kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang. Hal ini dapat dilihat di dalam tabel, bahwa ada 78 orang peserta didik dari 150 responden yang mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan kepada guru BK dengan persentase 52%. Lebih dari 50% dari responden mengalami kecemasan pada kategori cukup tinggi.

2. Deskripsi Khusus

a. Kecemasan Peserta didik yang akan menyampaikan Permasalahan kepada Guru BK di SMK Negeri 2 Padang Dilihat dari Tingkat Fisiologis

1) Indikator Gangguan Tidur Pada indikator gangguan tidur sebanyak 49 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan kepada guru BK yang cukup tinggi (32.7 percent).

Gangguan tidur akan terjadi apabila individu mengalami kecemasan sehingga tubuh memberikan respon dengan

menunjukkan reaksi fisik tersebut.

Menurut Priest (Safaria dan Saputra, 2015: 55) mengatakan ada beberapa reaksi fisik yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami kecemasan yaitu, salah satunya adalah gelisah dan sulit tidur.

2) Jantung Berdebar-Debar

Pada indikator berdebar- debar sebanyak 50 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang tinggi (33.3 percent).

Ketika kecemasan terjadi, otak akan terpacu untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan di pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar( Aizid, 2015: 73).

Inilah yang dirasakan oleh 50 orang peserta didik ketika menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang.

3) Indikator Gemetar

Pada indicator gemetar sebanyak 41 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang cukup tinggi (27.3 percent),

Ketika terjadi kecemasan pada seseorang, rasa takut dan gugup terekspresikan secara berlebihan yang ditampilkan melalui gemetar di kaki, lengan, maupun di bagian tubuh yang lain (Aizid, 2015:75).

4) Indikator Perut Mual

Pada indicator perut mual sebanyak 35 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan kepada guru BK yang cukup tinggi (23.3 percent),

5) Indikator berkeringat

Pada indicator berkeringat sebanyak 35 peserta didik mengalami kecemasan dalam

(5)

menyampaikan permasalahan yang tinggi (23.3 percent),

Berdasarkan penjelasan di atas, apa yang penulis temukan berdasarkan pengolahan data membuktikan bahwa memang ada peserta didik yang mengalami gangguan tidur, jantung berdebar- debar, gemetar, perut mual dan berkeringat ketika menyampaikan permasalahan kepada guru BK.

b. Kecemasan Peserta didik yang akan menyampaikan Permasalahan kepada Guru BK di SMK Negeri 2 Padang Dilihat dari Tingkat Psikologis

1) Indikator Tegang

Pada indikator tegang sebanyak 42 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang cukup tinggi (28 percent),

2)Indikator Bingung

Pada indikator bingung sebanyak 37 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang tinggi (24.7 persent),

3) Indikator Khawatir

Pada indikator khawatir sebanyak 59 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang tinggi (39.3 percent)

4) Indikator Susah Berkonsentrasi Pada indikator susah berkonsentrasi sebayak 72 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang rendah (48 percent),

5) Indikator Takut

Pada indikator takut sebayak 52 peserta didik mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan yang cukup tinggi (34.7 percent),

Berdasarkan penjelasan di atas, apa yang penulis temukan berdasarkan pengolahan data membuktikan bahwa memang ada

peserta didik yang mengalami kecemasan yang dilihat dari tingkat psikologis dengan indikator tegang, bingung, khawatir, susah berkonsentrasi dan takut. Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat psikologis, peserta didik yang mengalami kecemasan dalam menyampaikan permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi dengan persentase 57,3 %.

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang secara umum berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 78 orang dari 150 responden atau 52 %. Jika dilihat secara khusus berdasarkan tingkatnya adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang dilihat dari tingkat fisiologisnya berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik sebanyak 62 orang dari 150 responden atau 41,3%. Kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang pada tingkat fisiologis adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari indikator gangguan tidur, kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 49 orang dari 150 responden atau 32,7%.

b. Dilihat dari indikator jantung berdebar-debar, kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan

(6)

kepada guru BK berada pada kategori tinggi, dengan jumlah peserta didik 50 orang dari 150 responden atau 33,3%.

c. Dilihat dari indikator gemetar, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 41 orang dari 150 responden atau 27,3%.

d. Dilihat dari indikator perut mual, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 35 orang dari 150 responden atau 23,3%.

e. Dilihat dari indikator berkeringat, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori tinggi, dengan jumlah peserta didik 35 orang dari 150 responden atau 23,3%.

2. Kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang dilihat dari tingkat psikologinya berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik sebanyak 77 orang dari 150 responden atau 51,3%. Kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK di SMK Negeri 2 Padang pada tingkat psikologis berdasarkan indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari indikator tegang, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 42 orang dari 150 responden atau 28.0%.

b. Dilihat dari indikator bingung, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori tinggi, dengan jumlah peserta didik 36 orang dari 150 responden atau 37,3%.

c. Dilihat dari indikator khawatir, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori tinggi, dengan jumlah peserta didik 59 orang dari 150 responden atau 39,3%.

d. Dilihat dari indikator susah berkonsentrasi, kecemasan peserta didik yang akan menyampaikan permasalahan kepada guru BK berada pada kategori rendah, dengan jumlah peserta didik 72 orang dari 150 responden atau 48%.

e. Dilihat dari indikator takut, kecemasan peserta didik yang

akan menyampaikan

permasalahan kepada guru BK berada pada kategori cukup tinggi, dengan jumlah peserta didik 32 orang dari 150 responden atau 34,7%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian

Untuk hasil penelitian, peneliti ingin mengajukan saran kepada peserta didik dan guru BK di SMK Negeri 2 Padang yaitu sebagai berikut:

a. Peserta didik, hendaklah lebih bersemangat lagi, agar tidak lagi mengalami kesulitan dalam belajar dan jangan sampai kondisi dan keadaan menghambat kegiatan belajar di sekolah.

b. Guru BK, hendaknya mampu lebih mensosialisasikan lagi

(7)

kegiatan bimbingan dan konseling kepada semua peserta didik di SMK Negeri 2 Padang, agar lebih meningkatkan upaya dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam seluruh bidang bimbingan.

Sehingga tidak ada peserta didik yang mengalami

kecemasan dalam

menyampaikan permasalahan yang dihadapi kepada guru BK.

c. Pengelola program studi BK, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu lulusan dalam mengaplikasikan ilmu di lapangan dan masukan dalam pengembangan mata kuliah yang berhubungan dengan model-model konseling serta pendektan-pendekatan yang mampu membantu terjalinnya hubungan yang baik antara calon guru BK dengan peserta didik.

d. Dinas Pendidikan Kota Padang, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik melalui guru- guru yang terampil dan kreatif dalam menghadapi peserta didik.

e. Bagi peneliti, sebagai calon guru BK agar dapat mempersiapkan diri terjun ke lapangan sebagai guru BK yang profesional untuk mendalami tugas-tugas perkembangan peserta didik agar menemukan cara pendekatan yang tepat dalam menghadapi peserta didik yang membutuhkan bantuan.

f. Peneliti selanjutnya untuk peneliti selanjutnya mahasiswa program studi bimbingan dan konseling agar dapat dilanjutkan tentang kecemasan peserta didik dari aspek yang lain maka semua permasalahan

yang dialami peserta didik bisa terentaskan dengan baik KEPUSTAKAAN

Aizid, Rizem. 2015. Melawan Stress dan Depresi (Dahsyatnya Mukjizat Al- Quran Menumpas Segala Gangguan Jiwa). Yogyakarta:

Saufa.

Asmi, Eli. 2012. Profil Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Penyelesaian Skripsi BK STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2008 (Studi terhadap Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2008). Skripsi. Padang.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra.

2012. Manajemen Emosi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi Penelitian Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan“Bagaimanakah profil prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sudah menikah dengan belum menikah Studi kajian